Pada semifinal leg 2 Piala AFF 2020, terjadi fenomena yang membuat geger jagad media sosial. Pemain Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam menghampiri pemain Singapura, Faris Ramli yang gagal mengeksekusi penalti. Padahal itu adalah peluang berharga yang bisa bikin Singapura lolos ke partai final.
Kejadian Asnawi yang seperti sedang nembak cewek itu pun ramai, dan menghasilkan meme-meme yang beragam. Namun terlepas dari itu semua, apa yang dilakukan Asnawi ini kerap disebut sebagai shithousery. Lalu apakah itu memang shithousery? Pun apakah dengan begitu Asnawi jadi tidak beretika?
Sebetulnya, apa yang dilakukan Asnawi itu sudah jamak dilakukan oleh pesepakbola lainnya. Orang, memang biasa menyebutnya sebagai shithousery. Meski istilah tersebut sejatinya masih samar-samar.
Kuch STY dilaporkan cukup marah melihat kelakuan Asnawi seusai pemain Singapura gagal mencetak goal melalui titik putih, kuch STY bahkan memberi peringatan jika hal itu kembali terulang Asnawi akan dicoret dari tim nasional. pic.twitter.com/VKRlIyCRds
— Extra Time Indonesia (@idextratime) December 27, 2021
Apa Itu Shithousery?
Shithousery bisa dikatakan sebagai bullying, psywar, dan sejenisnya. Hampir mirip seperti sebuah seni “gelap” yang digunakan di lapangan sepak bola, mulai dari mengejek, kontak fisik, mencemooh ke wasit sampai dengan membuang-buang waktu.
Secara umum, dalam kedoknya yang paling sederhana, shithousery adalah upaya untuk mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidak adil dalam sepak bola. Tapi dari mana ungkapan itu berasal?
Liverpool English Dictionary Tony Crowley menelusuri istilah itu kembali ke bahasa gaul di Inggris yang digunakan pada medio 1960-an. The Concise New Partridge Dictionary of Slang mengibaratkan “shithousery” dengan definisi “individu yang sangat tidak menyenangkan” dan “seorang pengecut”.
Bentuk lain shithousery juga sering terjadi di lapangan setiap pertandingan berlangsung bagaimana pemain saling duel dan saling mencemooh dengan mulut yang ditutupi, kita mungkin sering melihat pesepakbola yang kerap menutup mulut saat bicara di lapangan.
Sesungguhnya apa sih alasan mereka melakukan itu? Menutup mulut digunakan sebagai taktik dalam banyak olahraga, terutama tenis dan bulutangkis. Tapi, para pemain sepak bola menggunakannya dalam konteks yang jauh lebih luas.
Dilansir dari berbagai sumber, ada berbagai alasan mengapa pesepakbola menutup mulutnya saat berbicara.
Pertama, agar lawan tidak mengerti satu kata pun dari strategi yang sedang dibahas. Kedua, untuk menghindari kamera agar media tidak menyulap suku kata yang keluar dari mulut pesepak bola dengan cara seenaknya.
Yang ketiga, menutup mulut sambil berbicara membatasi suara kita dari orang-orang di sekitar. Ini membuat orang yang posisinya agak jauh dari kita tidak dapat mendengar apa yang dikatakan. Selain itu, saat berbicara dengan wasit menjadi lebih mudah lantaran wasit bisa memahami dan merahasiakan perspektif anda tentang tindakan yang dimaksud.
Konsultan Hubungan Publik terkenal Phil Hall, yang telah bekerja dengan beberapa klub semisal Manchester City, West Ham, dan Crystal Palace dan sejumlah nama besar lainnya di Liga Premier mengatakan, tidak ada yang menyarankan untuk menutupi mulut untuk melindungi rencana vital tim.
Apakah Sebab Utama Pemain Bola Sepak Menutup Mulut Ketika Berkomunikasi? – https://t.co/7fbGozvfj9 pic.twitter.com/S2DqHLMgfi
— Semuanya BOLA (@mysemuanyabola) October 25, 2018
Terlepas dari alasan-alasan yang menyebabkan pemain menutupi mulutnya dengan tangan mereka, banyak terjadi selipan cemoohan antar satu pemain dengan pemain lainya bahkan sampai menjurus ke rasisme.
Ada usul jika pemain yang menutupi mulut saat berbicara harus disanksi. Usul itu dilontarkan Clarence Seedorf, dalam pertemuan dengan anggota Dewan Eropa di Strasbourg, Prancis.
Mantan pemain Belanda itu menyoroti kasus rasisme, yang banyak merebak dari kalangan pemain sendiri. Seedorf menilai, kebiasaan pesepakbola menutupi mulutnya saat bicara harus dihentikan. Demi memerangi rasisme, setiap pesepakbola diminta transparan saat bicara di lapangan.
Siapa Saja Yang Melakukan Shithousery?
Martin Keown, legenda Arsenal pernah melakukan hal yang sama dengan Asnawi. Saat itu, Arsenal berjumpa Manchester United di Old Trafford pada Liga Inggris musim 2003/2004. Ketika itu Keown mengejek tepat didepan muka Van Nistelrooy usai gagal mengeksekusi penalti. Atas Tindakan yang melegenda tersebut Keown dijatuhi sanksi tiga pekan larangan pertandingan usai kejadian tersebut.
Let’s hope Utd and Arsenal channel their inner Martin Keown tonight and are full of shithousery to give us the bookings we need! pic.twitter.com/pXdZHlmbmq
— Card Betting (@CardBetting) September 30, 2019
Tandukan melegenda dari Zinedine Zidane kepada Marco Materazzi juga bagian dari shithousery di final Piala Dunia 2006. Hal itu dipicu percakapan antar keduanya karena Materazzi berkata menginginkan saudara perempuan Zidane.
Padahal ketika itu Zidane hanya menawarkan jerseynya karena kesal terhadap Materazzi karena tempelan ketatnya selama pertandingan. Alhasil Zidane terkena hukuman kartu merah dan sanksi oleh FIFA.
Marco Materazzi puts history behind him as “I’m supporting Zinedine Zidane” in #UCLfinal https://t.co/dSGqCnIKq6 pic.twitter.com/o6KYClz8Dp
— Football España (@footballespana_) May 28, 2016
Apa yang dilakukan Messi kepada Yerry Mina ketika Argentina bertemu dengan Kolombia di babak semifinal Copa America 2021 juga tak jauh berbeda. Setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal, pertandingan berlanjut hingga babak adu penalti.
Dari sisi Kolombia, Yerry Mina, Davinson Sanchez dan Edwin Cardona gagal mengeksekusi bola. Di antara nama-nama yang disebutkan itu, Lionel Messi tampak paling bersemangat ketika melihat Yerry Mina gagal.
Langganan pemenang Ballon d’Or itu, terdengar berteriak “Baila Ahora” (Bahasa Spanyol untuk Dance Now) setelah upaya Mina diselamatkan oleh Emiliano Martinez. Entah apa yang mendasari tindakan Messi, sehingga sampai-sampai harus melompat dan mengibaskan tangannya ke udara. Tapi yang jelas teriakan atau umpatan sebetulnya adalah reaksi yang wajar dari letupan emosi manusia.
VIDEO: Lionel Messi spotted brutally mocking Everton’s Yerry Mina after he missed his penalty. 😂
Who knew Messi had a dark side! 👀
Watch: https://t.co/jqA2Zcnw9R pic.twitter.com/A9ZnblNgvB
— FootballFunnys (@FootballFunnnys) July 7, 2021
Shithousery juga ada yang dilakukan secara tim, seperti para pemain PSG yang beramai-ramai meniru selebrasi Erling Haaland. Selebrasi tersebut mereka lakukan setelah pertandingan usai yang biang keroknya adalah sang bintang, Neymar.
Setelah mencetak gol pertama PSG pada menit ke-28, mantan punggawa Barcelona tersebut mengikuti gaya selebrasi Haaland. Kejadian itu lahir Ketika Dortmund bersua PSG di Paris pada Liga Champions musim 2020.
Kala itu PSG berhasil menyingkirkan Dortmund dengan agregat 3-2, walaupun sebelumnya Dortmund menang di leg pertama dengan skor 2-1 berkat 2 gol dari Haaland. Sikap Haaland setelah mencetak 2 gol itulah yang membakar emosi pemain pemain PSG sehingga mereka melakukan selebrasi secara massal gaya khas “namaste” dari Haaland.
Lack of class?
Kylian Mbappe and PSG celebrated reaching the Champions League quarter-finals by mimicking Erling Braut Haaland’s celebration https://t.co/jjsqTqYpzi pic.twitter.com/MrDNc6npvZ
— BBC Sport (@BBCSport) March 12, 2020
Sumber Referensi : voi.id, theguardian, planetfootball,


