Bicara Soal Tato akhir akhir ini muncul kabar bahwa di Tiongkok melarang penggunaan tato di masyarakatnya. Hal ini berdampak juga pada atlet terutama sepakbola yang merasakan dampak pelarangan ini. Pemain Sepakbola asal Tiongkok diminta menyembunyikan tato mereka bahkan diminta menghapusnya. tato sendiri sudah barang tentu menjadi tren di Sepakbola tidak hanya di benua Asia, bahkan Eropa dan Amerika sebagian besar pemain sepakbola bertato.
Sejarah Tato di China
Tato secara garis besar seni mewarnai dan menggambar di bagian tubuh manusia yang ada sejak antara 3000 tahun sebelum masehi, dimana tato ditemukan di suku suku bangsa seperti indian Amerika, Polinesia Asia, dan Suku suku di daerah Mesir kuno. Keberadaan tato waktu itu sebagai penanda atau simbol kebanggaan tersendiri bagi kelompok maupun pribadi pembuat tato
Seni tato kuno Tiongkok telah ditampilkan dalam Sastra Cina, Sejak Dinasti Zhou dari 1045 SM sampai 256 SM di dataran Tiongkok Kuno tato dikaitkan dengan kelompok atau penjahat, bandit atau gangster. pelabelan tato sebagai citra buruk seperti penjahat/ gangster ternyata sudah melekat sejak dahulu, tak khayal jika di sebagian daratan Asia hal itu dianggap tabu bagi khalayak umum.
Tato sebenarnya memiliki pasar yang besar di Tiongkok. Bahkan sempat membuat liputan khusus terkait perkembangan tato di Negeri Tirai Bambu. Sialnya, sekalipun diminati berbagai kalangan, tato tetap menjadi simbol mafia dan kriminal. Berbagai liputan, baik dari media Tiongkok atau luar negeri, selalu ada dua argumen yang diberikan ketika penduduk Tiongkok ditanya soal tato jawabanya adalah Keren dan Penjahat. Kedua kata itu hampir selalu keluar dari satu mulut warga. Stigma ini perlahan mulai pudar, bagaimana tato mengalami perubahan makna dari lambang kriminal dan juga pekerja seksual menjadi mode.
Hal demikian turut serta menjalar gaya hidup anak anak muda di Tiongkok, baik laki laki maupun perempuan mereka banyak bertato guna menunjukan jati dirinya bahwa tato itu keren dan penuh makna. Seiring berjalanya waktu lewat beberapa kebijkaan ideologis Tiongkok, tato lama kelamaan menjadi sasaran tembak akan stigma negatif dan dampak buruknya bagi kelangsungan hidup masayarakat Tiongkok secara keseluruhn.
Berbagai kebijakan muncul diantaranya penyempitan/pengurangan pekerja bertato, dengan tidak meloloskan seleksi bagi orang bertato di Tiongkok di sektor sektor pekerjaan pemerintah. Bahkan di acara acara resmi pemerintah baik itu di televisi maupun di event event lainya.
Terkadang orang orang bertato di Tiongkok sengaja menutupi bagian bagian tubuh mereka ketika tampil di mastyarakat luas, bahkan ada yang sampai mulai memprogram proses penghapusan tatonya. Pengaruh kebijakan berdasarkan nilai nilai kebudayaan terus digalakan bahkan sampai di parlemen. Partai Komunis Tiongkok tegas melakukan pelaragan terhadap tato melalui undang undang yang ada karena tidak sesuai dengan ajaran Konfusianisme yang mereka anut.
Konfusianisme
Asal usul Konfusianisme berakar pada kondisi Tiongkok ketika itu dalam kondisi masyarakat yang terpecah belah saling curiga dan absen kepemimpinan yang kuat, muncul seorang filsuf besar bernama Konfusius, sekitar (551- 479 SM), yang ajarannya di kemudian hari menjadi sumber dari kebudayaan bangsa Tiongkok serta sejumlah bangsa di Asia Timur dan Tenggara.
Konfusius sangat pihatin menyaksikan negara yang dilanda kekacauan terus-menerus dan nasib rakyatnya yang praktis tanpa harapan dan kepastian hidup. Menurut Konfusius, pemerinah dan masyarakat akan tenteram kembali jika semua pihak mau melakukan koreksi diri dari perbuatan tercela, mengatur segala sesuatu secara proporsional dan bertingkah laku menurut kemampuan masing-masing.
Konfusianisme lebih menitikberatkan pada masalah-masalah duniawi yang dialami dan dihadapi manusia sehari-hari, berkisar pada falsafah hidup manusia. Untuk semua itu harus dikeluarkan tata aturan, hukum, serta perlu mempertahankan adat-istiadat nenek-moyang.
Tiongkok bisa sukses karena dikelola oleh pemimpin yang disaring menggunakan sistem politik meritokrasi yang berakar dari filsafat konfusianisme. https://t.co/T4tjgS9W7z
— Historia.id (@historia_id) June 27, 2019
Masyarakat harus mematuhi segala peraturan dan hukum yang ditetapkan pemerintah, serta tetap menjalankan adat kebiasaan sebagaimana mestinya. Di lain pihak penguasa harus melaksanakan roda pemerintahan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Inti ajaran Konfusius terletak pada etika dan moral yang mengatur hubungan antar manusia sesuai dengan status masing-masing, pedoman bagi setiap orang untuk bersikap dan bertindak dalam bekerja dan menjalani kehidupan.
Tato secara jelas bertentangan dengan ajaran tersebut, banyak sektor yang berimbas pada pertentangan tato dan Konfusianisme. tato banyak tersebar di berbagai sektor, dunia hiburan , dunia politik, bahkan dunia olahraga. Para atlet yang menggunakan tato di china tergolong banyak, seiring berkembanganya zaman yang serba canggih ini. Banyak olahragawan di Tiongkok yang bertato khususnya di Sepakbola.
Tato di kalangan atlet Sepakbola Tiongkok kian marak dalam beberapa tahun terakhir. Pemain terkenal China, termasuk bek internasional Zhang Linpeng, sebelumnya telah diberitahu untuk menutupi tubuh saat tampil untuk tim nasional dan klub Guangzhou FC. Akibatnya Linpeng terkena hukuman larangan bermain dua laga, para fans-pun kesal karena tidak adanya kejelasan ketika itu kenapa bintang mereka tidak dimainkan, alasan cedera yang diutarakan pelatih, dicurigai sebagai kebohongan oleh fans.
Remove your tattoos, Beijing tells Chinese football players https://t.co/v8kY4tf1dc
— South China Morning Post (@SCMPNews) December 30, 2021
Pemerintah Komunis China juga mencoba membendung tren tato tersebut dikalangan fans maupun masyarakat secara luas. Sebab, tato dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai dan moral yang dianut negara komunis tersebut. Begitu pula di sepak bola, pembendungan itu terjadi karena intervensi dari pemerintah agar para pemain menutupi tato mereka di timnas saat bertanding membela negara mereka.
Setelah pemerintah bergerak untuk memaksa pemain sepak bola untuk menutupi tato mereka pada tahun 2018, arahan baru dari Administrasi Umum Olahraga (GAS) telah menetapkan larangan langsung pada tato, dan bahkan meminta para pemain untuk menghapusnya sama sekali.
Dalam sebuah pernyataan, GAS ( Administrasi Umum Olahraga ) mengatakan tim nasional Tiongkok di semua tingkatan harus secara ketat menerapkan persyaratan baru pelarangan tato atas nama memberi contoh yang baik bagi masyarakat. Tim nasional dan atlet tim nasional U23 dilarang keras memiliki tato baru, dan mereka yang sudah memiliki tato disarankan untuk menghapusnya sendiri.
Larangan tato itu memang tidak resmi diberlakukan CFA ( China Football Association ) di timnas Tiongkok. Namun, pelarangan itu menjadi semacam aturan main tidak formal yang harus ditaati para pemain di skuat tersebut. Pelarangan tersebut tidak serta merta disetujui oleh Fans, banyak Fans yang kontra berpendapat akan kebijakan pelarangan tersebut. Sejumlah fans suporter timnas Tiongkok diberitakan kesal lantaran pelarangan yang menurut mereka tidak penting.
Melalui akun media sosial seperti Twitter, para fan mengkritik bahwa CFA seharusnya lebih peduli tentang peningkatan kualitas timnya ketimbang mengurusi hal remeh macam tato sejumlah pemain. timnas Tiongkok yang saat ini nyaris susah lolos ke piala dunia Qatar 2022 menjadi bukti bahwa pelarangan tersebut tidak berkolerasi terhadap prestasi sepakbola Tiongkok, namun, proses tidak akan menghianati hasil, gagal ditahun ini mungkin adalah awal kebangkitan restrukturisasi persepakbolaan di Tiongkok.
China resmi melarang para pemain untuk menggunakan tato di anggota badannya. Sehingga pemain yang bermain untuk Timnas China diwajibkan menghapus atau menutup tatonya sebagai bentuk “contoh yang baik terhadap masyarakat” pic.twitter.com/MrDyDS0mf0
— Regista (@registaco) December 30, 2021
Langkah Tiongkok dalam Pengembangan Sepakbola
Perombakan besar besaran di Tiongkok bukan tanpa strategi, grand desain sudah tersusun rapi pemerintah Tiongkok demi membangun persepakbolaan di negeri tirai bambu tersebut. Perintah ini datang langsung dari Presiden Xi Jinping yang merupakan penggemar berat sepakbola. Beberapa langkah strategis dan cenderung revolusioner kemudian mulai disusun untuk menghasilkan apa yang diinginkannya, yakni sebuah prestasi.
Langkah pertama tentu dimulai dari fondasi, jika merujuk pada sepakbola maka itu adalah pembinaan. Tidak tanggung-tanggung pemerintah langsung memasukkan kurikulum sepakbola di pendidikan mereka. Itu artinya semua anak sekolah di Cina, suka tidak suka, wajib mempelajari dan bermain sepakbola.
Untuk mendukung hal tersebut infrastruktur kemudian juga mulai dibangun. Banyak Stadion Stadion baru, tempat pemusatan latian baru, serta sport science. Dengan perkembangan yang dilakukan pemerintah Tiongkok, Investor banyak yang melirik proyek besar tersebut, bahkan beberapa taipan taipan bersedia menginvestkan pundi pundi dolarnya ke dalam dunia sepakbola Tiongkok.
Sebagai contoh adanya pembelian secara besar besaran klub klub di Liga Super China, Ghuanzhou Evergrande, Shanghai Shenhua, Jiangsu Sunning, mereka memborong pemain pemain Eropa dengan gaji tinggi, semacam Hulk, Ramires, Oscar, bahkan sampai saat ini banyak pemain pemain top Eropa ingin merumput di Liga Tiongkok. Liga Super China menjadi awal muara terciptanya bintang bintang masa depan Tiongkok
Ini Daftar Lengkap Klub, Liga, dan Pemain Eropa yang Dicintai di China https://t.co/ZwWAM7VUJu pic.twitter.com/SkhzGXMlJX
— INDOSPORT (@indosportdotcom) February 25, 2017
Dengan segala ketertinggalanya di bidang sepakbola, pemerintah beserta masyarakatnya berproses meletakan pondasi yang terarah menuju blue print yang sudah dirancang sedemikian rupa, menuju sukses dibidang politik , ekonomi, bahkan olahraga dimulai, Tiongkok sekarang sudah menjadi negara yang ditakuti di dunia. Sektor sektor yang dibenahi kemudian didukung masyarakat/wilayah yang besar, serta nilai nilai budaya termasuk konfusianisme tetap dipegang teguh dalam melangkah ke depan. bukan tidak mungkin Tiongkok akan menjadi negara adidaya pada suatu waktu, begitu juga Sepakbolanya, mungkin akan menjadi langganan peserta Piala Dunia di tahun tahun medatang.