Mengenal Ragam Evolusi Formasi Dalam Sepakbola

spot_img

Sepakbola seringkali disebut sebagai permainan indah. Ada banyak taktik dan kreativitas yang bisa ditelusuri. Dari mulai cara bertahan hingga menyerang, semua bisa dimainkan dengan cara yang membuat penggemar terpukau.

Salah satu pakar taktik sepakbola, Johan Cruyff, mengaku bila sepakbola adalah seni yang begitu nyata. Dalam hal ini, dia mengaku mengerti tentang banyak cara untuk menciptakan sebuah permainan indah.

“Mungkin ada banyak pemain yang memiliki teknik lebih baik dariku, atau mungkin lebih cepat dan lebih bugar dariku. Namun bukan itu poinnya. Inti dari permainan ini adalah taktik. Taktik bisa memberikan wawasan, keberanian, kepercayaan diri, sampai memenangkan pertandingan,” ujar Cruyff (via sportskeeda)

Dalam era sepakbola modern, apa yang dikatakan Cruyff memang benar adanya. Dikatakan, formasi yang direncanakan seorang pelatih masih lebih berarti ketimbang permainan sepakbola itu sendiri. Apa yang kita lihat selama 90 menit di lapangan adalah sebagian kecil dari pemikiran hebat dan panjang dari seorang juru taktik.

Bicara tentang taktik dalam sepakbola, ada sejarah panjang yang mengiringi berbagai macam formasi yang sering digunakan saat ini.

Melansir dari laman sportskeeda, sekitar tahun 1880 an, banyak klub sepakbola yang menggunakan formasi 1-1-8. Formasi yang dianggap tidak seimbang dan hanya menekankan pada lini serang. Dalam formasi tersebut, pertahanan memang tidak terlalu dipikirkan. Mereka hanya menempatkan satu bek tengah, satu gelandang, dan delapan pemain menyerang.

Meski formasi tersebut saat ini dianggap aneh, di era tersebut, itu telah menjadi andalan kebanyakan klub sepakbola. Di era tersebut, sepakbola memang tentang menyerang. Orang-orang Inggris jaman dahulu memang memainkan sepakbola dengan tujuan mencetak gol sebanyak-banyaknya. Tak peduli berapa kali gawang mereka kebobolan, yang terpenting, mereka harus mencetak gol lebih banyak dari yang diciptakan lawan.

Sistem dari formasi tersebut adalah, pemain yang berada di belakang dan ditengah hanya memiliki tugas untuk menyapu bola ke depan gawang untuk kemudian dimanfaatkan oleh para pemain depan. Jadi, tidak ada build up penyerangan, transisi dari belakang ke depan, sampai umpan-umpan pendek.

Tim yang memakai formasi tersebut hanya memfokuskan para pemain depan untuk terus mendribel bola dan mencetak gol sebanyak-banyaknya.

Dari formasi 1-1-8, kemudian terdapat variasi 1-2-7 yang pada akhirnya menjadi formasi paling populer di kalangan seluruh tim sepakbola yang tersebar di dunia. Meski aturan offside sudah dibentuk, namun pada saat itu belum terlalu ketat seperti sekarang.

Timnas Inggris, yang menjalani laga Internasional pertama melawan timnas Skotlandia, ketika itu menggunakan formasi 1-2-7. Dari formasi itu, pemain belakang yang berdiri sendiri mulai diminta untuk bekerja sama dengan dua gelandang yang ditempatkan di tengah. Meski masih mengusung konsep menyapu bola ke depan, menempatkan dua gelandang di tengah disebut telah memberikan sedikit warna dalam sebuah taktik sepakbola.

Luar biasanya lagi, timnas Skotlandia yang menjadi lawan, secara mengejutkan menerapkan formasi 2-2-6. Dengan keberadaan dua bek, dua gelandang, dan ‘hanya’ enam pemain depan, mereka berhasil meredam permainan Inggris yang begitu brutal.

Skotlandia melalui skema dua bek dianggap lebih kreatif dan tidak membosankan. Melalui formasi tersebut, Skotlandia juga dianggap lebih mudah dalam menerapkan sistem umpan pendek. Jarang sekali ada umpan jauh dan sapu bola ke depan ketika bola mengarah ke lini pertahanan.

Lagi, dari situ, dari formasi yang berhasil meredam permainan Inggris, Skotlandia mulai membuat klub-klub yang berkompetisi di negaranya akrab dengan sistem 2-2-6.

Tepat di tahun 1877, ketika dua tim Skotlandia, Glasgow dan Sheffield, bertemu, kedua tim menampilkan permainan yang disebut paling indah pada masanya. Skema 2-2-6 yang diterapkan kedua tim mampu menciptakan sebuah permainan indah dalam sepakbola. Keduanya berhasil meminimalisir umpan jauh dengan menyiapkan taktik untuk bisa membawa bola ke depan dengan menggunakan umpan-umpan pendek.

Seiring berjalannya waktu, formasi tersebut dianggap memiliki kelemahan, berupa lini pertahanan yang rapuh. Selain itu aturan offside yang mulai berkembang juga membuat banyak klub mulai meninggalkan skema tersebut.

Pelatih Arsenal, Herbert Chapman, kemudian menjadi pihak yang merevolusi formasi sepakbola dengan menerapkan skema 3-2-2-3. Formasi ini dijuluki WM karena membentuk pola kedua huruf tersebut. Formasi ini disebut sebut sebagai formula pertama yang menempatkan pemain belakang dan depan dalam jumlah yang sama.

Pertahanan, lini tengah, hingga depan dianggap seimbang, dengan lini tengah dianggap sebagai poros permainan. Empat pemain yang berada di tengah berhak atas kontrol permainan.

Dengan formasi tersebut, Herbert Chapman berhasil menjadikan Arsenal sebagai tim tersukses pada masanya. Raihan lima gelar Divisi Satu dan sepasang Piala FA pada periode 1931 hingga 1939 bisa menjadi bukti dari betapa briliannya formasi ini.

Setelah formasi tersebut populer, barulah Brazil pada tahun 1950-an mulai memperkenalkan skema empat bek. Ketika itu, tim Samba berhasil memenangkan trofi Piala Dunia 1958 dengan menggunakan formasi 4-2-4. Formasi ini jelas melebihkan kekuatan bertahan dan menyerang. Empat pemain belakang diminta untuk menjaga lini pertahanan dengan baik, dan empat pemain depan diminta untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya. Sementara dua pemain tengah ditugaskan sebagai penghubung antara lini belakang dan lini depan.

Namun karena dianggap sebagai formasi yang terlihat lemah di lini tengah, sehingga mereka tidak bisa berlama-lama menguasai bola dan mengatur tempo permainan, formasi ini akan berubah menjadi 3-3-4 ketika menyerang dan 4-3-3 ketika bertahan.

Dianggap sebagai yang paling ideal dan mampu memenuhi kebutuhan banyak klub, skema 4-2-4 dikenal sebagai yang menjadi tonggak formasi modern sepakbola, yang masa berlakunya masih ada hingga detik ini.

Salah satu formasi paling populer saat ini, yang disebut sebagai buah dari skema 4-2-4 adalah formasi 4-4-2. Semua tentu mengenal formasi ini. Banyak pelatih hebat yang menggunakan formasi ini, termasuk duo Italia yang begitu tersohor, Arrigo Sacchi dan Fabio Capello.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=ST2fGcI3xTM[/embedyt]

 

Sumber refensi: sportskeeda, gantigol, rookieroad, goal 

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru