Mau Sampai Kapan Pakai Handanovic, Inter?

spot_img

Samir Handanovic mungkin layak disebut sebagai salah satu kiper terhebat di dunia. Dia yang sudah bergabung dengan Inter Milan sejak tahun 2012, sebelumnya juga sudah menjadi andalan Udinese. Sejak didatangkan klub Zebra pada tahun 2004, dia memang lebih dulu sering dipinjamkan. Usia yang masih terlalu muda ketika itu layak dijadikan alasan mengapa dia harus mendapat jam terbang dan mencari pengalaman di klub luar.

Hingga tepat pada tahun 2007, Udinese tertarik untuk memulangkannya. Potensi nya ketika itu sudah terlihat sangat matang. Bahkan, meski Udinese kedatangan kiper Venezuela Rafael Romo, Handanovic tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai kiper nomor satu.

Pada musim 2009/10, Handanovic menjadi kiper dengan jumlah penampilan terbanyak, yaitu 40. Meski tak mampu membawa Udinese melesat mulus ke papan atas klasemen, 130 penyelamatan yang dilakukan Handanovic ketika itu jelas sangat berarti bagi klub yang bermarkas di Stadion Friuli.

Berlanjut pada musim berikutnya, Handanovic masih menjadi kiper utama Udinese. Bahkan, dia resmi mengganti nomor punggung yang sebelumnya 22 menjadi nomor 1. Berkat penampilan gemilangnya ketika itu, Handanovic resmi masuk ke skuad terbaik Serie A musim 2010/11.

Menyusul penampilan apiknya di bawah mistar Udinese, Handanovic lantas memainkan musim terakhirnya pada 2011/12, setelah Inter Milan tertarik untuk menariknya sebagai pengganti Julio Cesar.

Tepat pada Juli 2012, Gino Pozzo yang merupakan putra dari pemilik Udinese Giampaolo Pozzo, mengonfirmasi bahwa kesepakatan untuk transfer Handanovic ke Inter Milan telah resmi dicapai dengan klub asal kota Milan membayar dana senilai 11 juta euro atau setara 186 miliar rupiah.

Namun sial bagi Handanovic. Saat dia pertama kali mendaratkan kaki di Stadion Giuseppe Meazza, Inter tengah mengalami masa peralihan. I Nerazzurri yang sebelumnya dikawal oleh bek-bek hebat semacam Cristian Chivu, Marco Materazzi, hingga Walter Samuel, ketika itu Handanovic hanya mendapat pengawalan dari Hugo Campagnaro, Juan Jesus, dan Rolando. Dengan lini pertahanan yang berbeda jauh dari era sebelumnya, Inter gagal bersaing di peringkat tiga besar dalam rentang waktu 2012 sampai 2018.

Kendati demikian, penampilan Handanovic dalam rentang masa buruk Inter justru tergolong baik. Dia selalu mendapat sorotan dan disebut sebagai salah satu pemain terbaik Inter yang tengah mengalami masa kelam dalam sejarah.

Eks kiper Inter Milan, Francesco Toldo, bahkan tak sungkan untuk memberi pujian setinggi langit kepada Handanovic.

“Handanovic benar-benar luar biasa! Dia membawa tim terus bertahan dengan penyelamatan-penyelamatan mengangumkan. Dia layak mendapat pujian karena tidak pernah putus asa,” ujar Toldo (via tribal-football)

Setelah mengalami masa yang tidak terlalu baik, Inter akhirnya melakukan perombakan dengan menerima kedatangan Suning Group yang ingin mengakuisisi klub dari tangan Erick Thohir. Pembenahan dilakukan secara bertahap hingga memunculkan Inter sebagai salah satu kandidat Juara Serie A saat ini. Dari mulai pelatih hingga pemain inti, Inter berhasil mendatangkan sejumlah pesohor lapangan.

Untuk Handanovic, dia juga resmi menjabat sebagai kapten, usia Mauro Icardi resmi meninggalkan klub setelah mendapat konflik berkepanjangan.

Apa yang telah dilakukan Inter pada akhirnya berhasil membuat perubahan. Bersama Antonio Conte, Inter untuk pertama kalinya sukses menduduki posisi runner up setelah sebelumnya tak pernah masuk ke posisi tiga besar. Handanovic dan kawan-kawan juga berhasil masuk ke final Liga Europa meski pada akhirnya tumbang di tangan Sevilla.

Namun semakin kesini, Inter yang sudah mulai berkembang, justru menempatkan Handanovic sebagai pemain yang mengalami penurunan performa. Dia yang diplot sebagai kapten malah tampak kerap melakukan kesalahan.

Salah satu kesalahan yang paling sering dilakukan Handanovic adalah berdiri mematung ketika bola datang menghampiri. Handanovic seolah keberatan untuk sekadar melentingkan tubuh atau terbang seraya merentangkan tangan guna menghalau tembakan yang meluncur. Dia hanya terpaku dan kerap membiarkan bola masuk ke dalam gawang begitu saja.

Sekali lagi, akibat dari penurunan performa Handanovic, khususnya ketika dia hanya bengong melihat bola, rangkaian kritik tajam pun terus menghujam. Dia sering disalahkan karena meski barisan pertahanan sudah berusaha keras untuk menghalau serangan, Handanovic yang kemudian menjadi palang pintu terakhir malah terdiam dan membiarkan bola lolos.

Apa yang menjadi masalah Handanovic tampak bersumber dari satu masalah, yaitu usia yang sudah uzur. Tahun ini, Handanovic akan berusia 37 tahun. Bukan usia yang muda lagi bagi seorang pesepakbola. Maka, ditengah kritik yang terus dilayangkan penggemar, Inter diminta untuk segera mengganti posisi Handanovic dengan kiper yang lebih muda dan tentunya punya kualitas setara.

Sebastian Frey, yang merupakan salah satu kiper kenamaan dunia, juga memiliki pendapat yang sama.

“Inter harus mencari penerus Handanovic. Mereka harus mencari kiper yang sudah siap dan matang secara pengalaman karena mereka menargetkan untuk juara di tahun-tahun berikutnya,” kata Frey (via fede nerazzurra)

Ketika melihat kelemahan yang dimiliki Inter pada sektor penjaga gawang, para penggemar Inter yang menginginkan klub kesayangan kembali bisa mengangkat trofi juga jadi sedikit optimis. Mereka ingin kiper yang lebih muda dan berkualitas, serta bisa diandalkan dalam waktu yang lama.

Kritik yang terus ditujukan kepada sang kiper pada akhirnya memunculkan kabar bahwa sudah ada sejumlah kiper yang dinilai siap untuk gantikan posisi Handanovic. Melansir dari situs khelnow, nama pertama yang pantas menggantikan posisi Handanovic adalah Rui Patricio.

Rui Patricio bisa dijadikan sebagai solusi jangka pendek bagi Inter. Dia merupakan sosok kiper berpengalaman yang akan sangat cocok bila ditempatkan di lini belakang Inter. Harganya relatif murah. Selain itu, bila bicara skil, maka kiper asal Portugal itu sudah membuktikannya dalam banyak momen.

Berikutnya ada nama Thomas Strakosha. Thomas Strakosha merupakan kiper yang kini membela Lazio. Di usianya yang baru menginjak 25 tahun, Thomas Strakosha dinilai bisa terus berkembang. Apalagi, dia sudah akrab dengan kompetisi Serie A. Strakosha memiliki persentase penyelamatan yang cukup baik. Dia mampu menguasai areanya dengan baik dan sekali lagi, akan sangat cocok bila diplot sebagai pengganti Handanovic.

Lalu ada nama Unai Simon. Dia merupakan kiper andalan tim Spanyol, Athletic Bilbao. Dia dianggap sebagai kiper yang sangat cocok dengan gaya Inter. Di usia 23 tahun, dia juga dianggap sebagai kiper masa depan timnas Spanyol. Bila Inter cukup jeli dalam mengintai bakatnya, Unai Simon bisa sangat berguna bagi skuad I Nerazzurri.

Nama yang tak kalah tenar adalah Andre Onana. Andre Onana sudah banyak diincar oleh banyak klub Eropa, termasuk FC Barcelona yang menginginkan dia kembali. Andre Onana sukses menjadi andalan Ajax Amsterdam di bawah mistar dan kini, bila Inter berani bersaing untuk mendapatkan jasanya, maka bukan tak mungkin bila Andre Onana bakal menjadi primadona di kota Milan.

Nama terakhir yang dinilai cocok untuk gantikan posisi Handanovic dibawah mistar Inter Milan adalah Predrag Rajkovic. Dia disebut sebagai berlian muda untuk klub Ligue One, Stade Reims, menyusul performanya yang menakjubkan. Predrag Rajkovic yang bertinggi 192 cm disebut memiliki refleks yang brilian, percaya diri tinggi, dan kecerdasan mengagumkan.

Dengan deretan kiper berbakat tersebut, Inter bisa segera mencari pengganti serius Samir Handanovic di bawah mistar gawang. Bila tidak, maka, mau sampai kapan pakai Handanovic, Inter?

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=e8AxA6AmlLM[/embedyt]

 

Sumber referensi: getfootballnewsitaly, world today news, khelnow, fede nerazzurra, fandom 

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru