Mengapa Pemain Spanyol Tak Lagi Banyak di Real Madrid?

spot_img

Ada kalanya Real Madrid jadi tim yang mendominasi Timnas Spanyol. Namun, terkadang pula pemain Madrid hanyalah minoritas di tim La Furia Roja. Di Euro 2020 maupun Piala Dunia 2022 contohnya, timnas Spanyol tak lagi banyak dihuni pemain dari Madrid.

Menjawab keadaan seperti itu, dapat ditarik benang kusutnya kenapa bisa terjadi seperti itu. Kenapa pemain Los Blancos jarang nongol lagi di timnas Spanyol. Apakah di tubuh Real Madrid kini tak lagi ramah dengan para pemain Spanyol?

Real Madrid Adalah Representasi “Spanyol”

Real Madrid dari dulu adalah sebuah klub besar yang merepresentasikan Spanyol di mata dunia. Berbagai gelar dan prestasi yang membawa nama Spanyol telah lama mereka ukirkan.

Tak jarang juga di level timnas. Para pemain mereka juga kerap mendominasi. Raul, Morientes, Salgado, hingga Casillas adalah beberapa contoh “ikon” representasi Madrid sebagai pemilik “sah” tanah Matador. Mereka adalah “ikon” yang tak tergantikan di skuad Madrid, meskipun pada zamannya banyak bintang asing berdatangan.

Namun, zaman telah berubah, hegemoni pemain Madrid di timnas Spanyol perlahan memudar. Madrid sebenarnya juga bergerak dengan pengembangan akademi mudanya lewat La Fabrica. Sempat beberapa kali juga menelurkan beberapa pemain berbakat.

Namun, nama La Fabrica sempat kalah pamor dengan akademi sang rival Barcelona, La Masia yang sukses menelurkan pemain bintang di timnas Spanyol macam Puyol, Xavi, Iniesta, Piqué, Alba, maupun Busquets. Dan itu membuat seolah-olah “Barcelona sentris” hadir di skuad Spanyol. Gelar Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012 adalah bukti di mana amunisi La Masia mendominasi La Furia Roja.

2017/18 Pernah Pemain Madrid Banyak Di Timnas

Kejatuhan prestasi Spanyol pasca 2012 menjadi awal dari lunturnya dominasi pemain Barca di Spanyol. Namun sebaliknya, Spanyol di era awal Luis Enrique sempat didominasi oleh para pemain dari Real Madrid.

Seperti apa yang terjadi di laga UEFA Nations League 2018. Ketika membantai Kroasia 6-0, pemain Madrid macam Nacho, Carvajal, Isco, Ceballos, Asensio maupun Ramos mendominasi starting eleven.

Hal itu tentu ada penyebabnya. Ya, itu soal keramahan kepada para pemain asli Spanyol. Di saat Barca pada fase transisi bintang La Masia-nya yang sudah makin menua, mereka tak lagi ramah dengan pemain asli Spanyol. Tim asuhan Ernesto Valverde ketika itu hanya memiliki tujuh pemain berdarah Spanyol di skuad utama mereka.

Berbeda dengan Real Madrid. Di era itu, mereka masih setia memberi kesempatan kepada para pemain lokalnya. Ada total 11 pemain Spanyol yang silih berganti diberi kepercayaan menjadi starter oleh pelatihnya saat itu, Julen Lopetegui maupun pelatih berikutnya Santiago Solari.

Kebijakan Klub, Banyak Pemain Asing yang Dibeli

Tak dipungkiri, hal itu terjadi di zaman Madrid dilatih oleh pelatih asal Spanyol. Di era Zidane, Madrid malah sempat bermasalah dengan kuota pemain asli Spanyol.

Ketika itu di musim 2020/21, Madrid butuh tambahan ekstra pemain Spanyol di Liga Champions selain 7 pemain Spanyol yang tersedia. Karena hal itu berbenturan dengan aturan di mana klub-klub yang berlaga di Liga Champions maupun Liga Europa diharuskan memiliki minimal 8 pemain lokal.

Pada dasarnya, mereka punya banyak stok pemain Spanyol. Namun, mereka malah meminjamkannya, seperti Borja Mayoral, Brahim Diaz, maupun Ceballos. Karena itu mereka kelabakan dan akhirnya terpaksa harus memenuhi kuota pemain dengan beberapa pemain dari Castilla yang hanya jadi pemanis bangku cadangan.

Di masa itu, hal yang sangat berimbas pada kurangnya peran pemain Spanyol adalah pembelian pemain asing. Sejak perekrutan Brahim Díaz pada Januari 2019, Madrid sebenarnya telah merekrut 8 pemain lagi. Namun, semuanya adalah pemain asing. Hazard, Jovic, Mendy, Militao, Rodrygo, Reinier, Kubo, dan Areola adalah beberapa rekrutan asing Madrid yang menelan total biaya hingga 330 juta euro atau sekitar Rp5,6 triliun.

Faktor Selera Pelatih

Begitupun di era Ancelotti. Mereka bahkan makin tak ramah dengan pemain Spanyol. Di musim pertamanya saja, pada 2021/22 Ancelotti sudah berani mendepak beberapa pemain Spanyol. Ramos ke PSG, sementara Brahim Diaz, Borja Mayoral, maupun Odriozola yang kembali dari masa peminjaman malah kembali dipinjamkan.

Sementara itu beberapa pemain asing semakin tumbuh subur di Santiago Bernabeu. Ini sebenarnya masalah selera pelatih, baik Zidane maupun Ancelotti sudah mengambil langkah yang penuh resiko. Namun mereka berani bertanggung jawab pada keputusan itu dengan sebuah prestasi.

Ancelotti di musim keduanya pun kembali mendepak beberapa pemain Spanyol. Salah satunya Isco. Di sisi lain, di tangan Ancelotti banyak pemain asing yang hadir ke Bernabeu, dari Alaba, Rudiger, Camavinga, Tchouameni, maupun Endrick Felipe.

Hadirnya beberapa pemain asing tersebut, otomatis memberikan persaingan kepada para pemain asli Spanyol. Terkadang sering juga pemain tersebut akhirnya kalah saing dan kurang mendapatkan kesempatan menit bermain lebih dari Ancelotti. Mungkin kini hanya Carvajal maupun Asensio yang terkadang jadi starter di bawah Ancelotti.

Selain itu baik Nacho, Ceballos, Vallejo, Vazquez, maupun Odriozola sering hanya jadi pelapis atau supersub. Dari segi pemenuhan kuota pemain Spanyol pun, terkadang mengalami masalah. Tatkala suatu saat dari total 7 pemain Spanyol tersebut ada yang absen. Alhasil, para pemain Castilla-lah yang kembali dipanggil sebagai pelengkap.

Arah Baru Kebijakan Castilla (La Fabrica)

Berkaitan dengan produk La Fabrica yang hanya jadi pelengkap tersebut, sangat erat hubungannya dengan arah kebijakan Real Madrid dalam proyek pengembangan La Fabrica yang kini telah berubah.

Mereka kini lebih memilih menjual para lulusan terbaiknya dengan opsi pembelian kembali setelah gacor. Seperti apa yang dialami oleh Carvajal ketika dulu dijual ke Leverkusen dan dibeli kembali setelah gacor.

Berbeda dengan cara peminjaman yang selama ini dilakukan. Karena beberapa jebolan La Fabrica yang dipinjamkan, kemudian kembali ke Madrid dalam keadaan tanpa perkembangan.

Tim Castilla yang kini diasuh Raul Gonzalez sebenarnya gacor di Divisi Segunda B. Mereka kini berada di papan atas. Para pemainnya macam Sergio Arribas, Alvaro Rodriguez, maupun Rafa Marin semuanya dipandang memiliki potensi untuk tampil di La Liga.

Namun jika melihat selera Ancelotti, urung dipastikan para pemain gacor di Castilla tersebut dapat promosi dengan mulus ke skuad utama. Lantas, dengan semakin menuanya para darah Spanyol yang ada di skuad Madrid, dan  tentu performanya akan semakin menurun, apakah Madrid sudah siap dengan rencana regenerasi para pemain asli Spanyol-nya?

https://youtu.be/FsxA68NV8cE

Sumber Referensi : footballespana, therealchamps, managingmadrid, en.as, footballespana

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru