Ada kalanya Real Madrid jadi tim yang mendominasi Timnas Spanyol. Namun, terkadang pula pemain Madrid hanyalah minoritas di tim La Furia Roja. Di Euro 2020 maupun Piala Dunia 2022 contohnya, timnas Spanyol tak lagi banyak dihuni pemain dari Madrid.
Menjawab keadaan seperti itu, dapat ditarik benang kusutnya kenapa bisa terjadi seperti itu. Kenapa pemain Los Blancos jarang nongol lagi di timnas Spanyol. Apakah di tubuh Real Madrid kini tak lagi ramah dengan para pemain Spanyol?
Daftar Isi
Real Madrid Adalah Representasi “Spanyol”
Real Madrid dari dulu adalah sebuah klub besar yang merepresentasikan Spanyol di mata dunia. Berbagai gelar dan prestasi yang membawa nama Spanyol telah lama mereka ukirkan.
Tak jarang juga di level timnas. Para pemain mereka juga kerap mendominasi. Raul, Morientes, Salgado, hingga Casillas adalah beberapa contoh “ikon” representasi Madrid sebagai pemilik “sah” tanah Matador. Mereka adalah “ikon” yang tak tergantikan di skuad Madrid, meskipun pada zamannya banyak bintang asing berdatangan.
Casillas, Hierro, Redondo, Morientes, Karanka, Guti, Salgado, Roberto Carlos, Raúl. McManaman y Geremi.
Once inicial del #RealMadrid antes del partido que le enfrentó al Dinamo de Kiev en Liga de Campeones, hace 20 años. #EFEfototeca pic.twitter.com/Yz9pFXfiHZ
— EFE LaFototeca (@EFELafototeca) March 14, 2020
Namun, zaman telah berubah, hegemoni pemain Madrid di timnas Spanyol perlahan memudar. Madrid sebenarnya juga bergerak dengan pengembangan akademi mudanya lewat La Fabrica. Sempat beberapa kali juga menelurkan beberapa pemain berbakat.
Namun, nama La Fabrica sempat kalah pamor dengan akademi sang rival Barcelona, La Masia yang sukses menelurkan pemain bintang di timnas Spanyol macam Puyol, Xavi, Iniesta, Piqué, Alba, maupun Busquets. Dan itu membuat seolah-olah “Barcelona sentris” hadir di skuad Spanyol. Gelar Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012 adalah bukti di mana amunisi La Masia mendominasi La Furia Roja.
Spain won Euro 2008 14 years ago today.
They followed it up by winning the 2010 World Cup and Euro 2012 🏆🏆🏆 pic.twitter.com/uDhkKcuHLF
— B/R Football (@brfootball) June 29, 2022
2017/18 Pernah Pemain Madrid Banyak Di Timnas
Kejatuhan prestasi Spanyol pasca 2012 menjadi awal dari lunturnya dominasi pemain Barca di Spanyol. Namun sebaliknya, Spanyol di era awal Luis Enrique sempat didominasi oleh para pemain dari Real Madrid.
The future of Real Madrid. ⚪️
The future of Spain. 🇪🇸Isco and Marco Asensio are running the show at the Bernabéu. pic.twitter.com/MSQ00Tgiwk
— Download the Squawka Live app (@Squawka_Live) September 2, 2017
Seperti apa yang terjadi di laga UEFA Nations League 2018. Ketika membantai Kroasia 6-0, pemain Madrid macam Nacho, Carvajal, Isco, Ceballos, Asensio maupun Ramos mendominasi starting eleven.
FT: #Spain 6-0 #Croatia. Spain destroy the 2018 #WorldCup finalists in an emphatic attacking display in the #UEFA #NationsLeague. #ESPCRO Match stats: https://t.co/OoshE9vUFe pic.twitter.com/M7Y22zwFMY
— Flashscore.com (@Flashscorecom) September 11, 2018
Hal itu tentu ada penyebabnya. Ya, itu soal keramahan kepada para pemain asli Spanyol. Di saat Barca pada fase transisi bintang La Masia-nya yang sudah makin menua, mereka tak lagi ramah dengan pemain asli Spanyol. Tim asuhan Ernesto Valverde ketika itu hanya memiliki tujuh pemain berdarah Spanyol di skuad utama mereka.
Berbeda dengan Real Madrid. Di era itu, mereka masih setia memberi kesempatan kepada para pemain lokalnya. Ada total 11 pemain Spanyol yang silih berganti diberi kepercayaan menjadi starter oleh pelatihnya saat itu, Julen Lopetegui maupun pelatih berikutnya Santiago Solari.
🤔 ¿De quién es la culpa en este Real Madrid que no funciona con ningún entrenador?
❌ Ni Lopetegui
❌ Ni Solari
❌ Ni Zidane pic.twitter.com/zfG5clsLlj— Diario AS (@diarioas) April 29, 2019
Kebijakan Klub, Banyak Pemain Asing yang Dibeli
Tak dipungkiri, hal itu terjadi di zaman Madrid dilatih oleh pelatih asal Spanyol. Di era Zidane, Madrid malah sempat bermasalah dengan kuota pemain asli Spanyol.
Ketika itu di musim 2020/21, Madrid butuh tambahan ekstra pemain Spanyol di Liga Champions selain 7 pemain Spanyol yang tersedia. Karena hal itu berbenturan dengan aturan di mana klub-klub yang berlaga di Liga Champions maupun Liga Europa diharuskan memiliki minimal 8 pemain lokal.
Pada dasarnya, mereka punya banyak stok pemain Spanyol. Namun, mereka malah meminjamkannya, seperti Borja Mayoral, Brahim Diaz, maupun Ceballos. Karena itu mereka kelabakan dan akhirnya terpaksa harus memenuhi kuota pemain dengan beberapa pemain dari Castilla yang hanya jadi pemanis bangku cadangan.
Di masa itu, hal yang sangat berimbas pada kurangnya peran pemain Spanyol adalah pembelian pemain asing. Sejak perekrutan Brahim Díaz pada Januari 2019, Madrid sebenarnya telah merekrut 8 pemain lagi. Namun, semuanya adalah pemain asing. Hazard, Jovic, Mendy, Militao, Rodrygo, Reinier, Kubo, dan Areola adalah beberapa rekrutan asing Madrid yang menelan total biaya hingga 330 juta euro atau sekitar Rp5,6 triliun.
Per cobrir la seva absència s’ha fitxat: Vinícius, Courtois, Odriozola, Mariano, Brahim, Hazard, Jovic, Militao, Mendy i Rodrygo per 518,25 M€. 2 ja no hi son i només Mendy i Courtois s’han fet amb un lloc a l’equip. pic.twitter.com/YU7KVRXZGB
— Albert Petit (@apetit17) January 21, 2021
Faktor Selera Pelatih
Begitupun di era Ancelotti. Mereka bahkan makin tak ramah dengan pemain Spanyol. Di musim pertamanya saja, pada 2021/22 Ancelotti sudah berani mendepak beberapa pemain Spanyol. Ramos ke PSG, sementara Brahim Diaz, Borja Mayoral, maupun Odriozola yang kembali dari masa peminjaman malah kembali dipinjamkan.
Sergio Ramos has revealed that Neymar convinced him to join Paris Saint-Germain after leaving Real Madrid. #SLInt 😮
MORE: https://t.co/6w40oJR4gi pic.twitter.com/8cY8s9dU34
— Soccer Laduma (@Soccer_Laduma) July 19, 2021
Sementara itu beberapa pemain asing semakin tumbuh subur di Santiago Bernabeu. Ini sebenarnya masalah selera pelatih, baik Zidane maupun Ancelotti sudah mengambil langkah yang penuh resiko. Namun mereka berani bertanggung jawab pada keputusan itu dengan sebuah prestasi.
Ancelotti di musim keduanya pun kembali mendepak beberapa pemain Spanyol. Salah satunya Isco. Di sisi lain, di tangan Ancelotti banyak pemain asing yang hadir ke Bernabeu, dari Alaba, Rudiger, Camavinga, Tchouameni, maupun Endrick Felipe.
Estamos falando de Vinicius Júnior ir pra cima por tudo que ocorreu. Mas não podemos esquecer que temos no time Militão, Rudiger, Alaba, Mendy, Tchouameni, Camavinga e Rodrygo.
Todos pretos e que também merecem respeito, como qualquer ser humano.
CHEGA! ✊🏿 pic.twitter.com/CZsW4a9ban
— MADRIDISTAS (@MADRlDISTAS) September 18, 2022
Hadirnya beberapa pemain asing tersebut, otomatis memberikan persaingan kepada para pemain asli Spanyol. Terkadang sering juga pemain tersebut akhirnya kalah saing dan kurang mendapatkan kesempatan menit bermain lebih dari Ancelotti. Mungkin kini hanya Carvajal maupun Asensio yang terkadang jadi starter di bawah Ancelotti.
Selain itu baik Nacho, Ceballos, Vallejo, Vazquez, maupun Odriozola sering hanya jadi pelapis atau supersub. Dari segi pemenuhan kuota pemain Spanyol pun, terkadang mengalami masalah. Tatkala suatu saat dari total 7 pemain Spanyol tersebut ada yang absen. Alhasil, para pemain Castilla-lah yang kembali dipanggil sebagai pelengkap.
La mejor radiografía de los banquillos en Valdebebas. Davide Ancelotti, ya preparado para dar el salto. Raúl, muy valorado en el club, con ofertas y futuro en el Primer Equipo. Arbeloa, para coger el relevo en el Castilla. Y más. De @AlfredoMatillaG 🔝https://t.co/y8Ym7mAVGx
— Rodra (@Rodra10_97) December 26, 2022
Arah Baru Kebijakan Castilla (La Fabrica)
Berkaitan dengan produk La Fabrica yang hanya jadi pelengkap tersebut, sangat erat hubungannya dengan arah kebijakan Real Madrid dalam proyek pengembangan La Fabrica yang kini telah berubah.
Mereka kini lebih memilih menjual para lulusan terbaiknya dengan opsi pembelian kembali setelah gacor. Seperti apa yang dialami oleh Carvajal ketika dulu dijual ke Leverkusen dan dibeli kembali setelah gacor.
Berbeda dengan cara peminjaman yang selama ini dilakukan. Karena beberapa jebolan La Fabrica yang dipinjamkan, kemudian kembali ke Madrid dalam keadaan tanpa perkembangan.
🚨 Arbeloa & Raúl are highly valued by Real Madrid. Ancelotti’s contract ends in 2024, their results with La Fábrica & Castilla have them as options to be the Italian’s successor. @marca pic.twitter.com/PpYZr1DTTe
— Madrid Xtra (@MadridXtra) December 20, 2022
Tim Castilla yang kini diasuh Raul Gonzalez sebenarnya gacor di Divisi Segunda B. Mereka kini berada di papan atas. Para pemainnya macam Sergio Arribas, Alvaro Rodriguez, maupun Rafa Marin semuanya dipandang memiliki potensi untuk tampil di La Liga.
Real Madrid Castilla this season so far:
☑️17 games
✅10 wins
⚖️5 draws
❌2 defeats
⚽️28 goals scored
🛑16 goals conceded
🥉3rd in the league (only 1 point less than the leader)
🥈joint 2nd team with the most goals scored
🔥current streak of 11 games in a row without losing pic.twitter.com/sNZkvOweUq— Real Madrid Fabrica (@FabricaMadrid) December 23, 2022
Namun jika melihat selera Ancelotti, urung dipastikan para pemain gacor di Castilla tersebut dapat promosi dengan mulus ke skuad utama. Lantas, dengan semakin menuanya para darah Spanyol yang ada di skuad Madrid, dan tentu performanya akan semakin menurun, apakah Madrid sudah siap dengan rencana regenerasi para pemain asli Spanyol-nya?
https://youtu.be/FsxA68NV8cE
Sumber Referensi : footballespana, therealchamps, managingmadrid, en.as, footballespana