Mengapa Liverpool Mendadak Boros di Bursa Transfer?

spot_img

Dulu Liverpool dikenal sebagai klub yang lihai berdansa di bursa transfer. Jarang keluar duit besar, tapi selalu dapat pemain yang pas, tepat, dan kadang malah jadi pusat permainan. Sampai-sampai, bos besar Liverpool, John Henry terus-terusan disebut pemilik pelit lah, kikir lah, bahkan dinilai nggak peduli sama prestasi klub.

Tapi FSG tetap mbudeg. Satu per satu pemain murah terus dipoles. Dari Philippe Coutinho hingga Diogo Jota. Semua membuktikan kelasnya tanpa bandrol mewah. Tapi musim panas 2025 ini, ada aroma yang berbeda dari Anfield. Klub yang biasanya irit macam anak kost di akhir bulan, kini malah jor-joran bak konglomerat yang baru pulang dari Vegas. 

Liverpool bahkan tak segan memecahkan rekor transfer klub untuk mendatangkan bocah 22 tahun bernama Florian Wirtz. Pemain yang seumur-umur baru main di Bundesliga yang persaingannya nggak seberapa itu. Lantas, apa yang mengubah strategi transfer Liverpool? 

Geliat Transfer Liverpool

Namun, sebelum membahas itu, mari kita kupas seboros apa sih Liverpool di musim panas 2025? Hingga narasi ini ditulis, setidaknya Liverpool sudah mendatangkan lima pemain baru. Nama-nama besar langsung digaet dengan harga tak main-main. 

Florian Wirtz, wonderkid Bayer Leverkusen, ditebus hingga 137 juta euro sudah dengan bonus. Sebetulnya, Bayer Leverkusen menuntut 150 juta euro. Namun, The Reds beruntung ada diskon akhir musim yang diberikan klub Jerman tersebut.

Milos Kerkez merapat dari Bournemouth seharga 46 juta euro. Dirinya diperkirakan akan menjadi pesaing kuat dari Andrew Robertson yang mulai angin-anginan. Lalu, di sektor kanan ada rekan setim Wirtz di Leverkusen, Jeremie Frimpong. Ia didatangkan untuk menambal lubang yang ditinggalkan Trent Alexander-Arnold. Frimpong ditebus dengan mahar 40 juta euro.

Sisanya, cuma dua penjaga gawang yang akan bersaing untuk memperebutkan posisi kiper ketiga. Mereka adalah Armin Pecsi dan Freddie Woodman. Jika Woodman didapat dengan cara gratis, maka Pecsi hanya menghabiskan biaya sekitar 2 juta euro. Total, kurang lebih Liverpool sudah menghabiskan 223 juta euro. Itu jadi yang terbanyak selama lima tahun terakhir.

Masih Mau Nambah 

Apakah Liverpool sudah cukup dengan pemain-pemain itu? Belum. Kabarnya Arne Slot ingin menambah satu atau dua pemain lagi. Sektor bek dan striker nomor sembilan kabarnya jadi prioritas.

Di posisi bek, nama Marc Guehi kabarnya jadi yang teratas. Dilansir Express, bek andalan Timnas Inggris itu dianggap cocok untuk memperkuat lini belakang The Reds yang sedang dalam proses regenerasi. Liverpool siap menyaingi beberapa klub top lain yang juga mengincarnya, usai sang pemain tampil menawan di Euro 2024. Kabarnya, Liverpool membutuhkan 60 juta pound untuk melancarkan transfer ini.

Sementara di posisi striker, kabarnya muncul dua nama, yakni Alexander Isak dan Viktor Gyokeres. Namun, Arne Slot kabarnya lebih memprioritaskan Isak ketimbang Gyokeres. Sialnya, Newcastle United enggan melepas sang pemain begitu saja. Isak adalah tulang punggung lini serang The Magpies. Maka dari itu, mereka akan mempertahankannya mati-matian. Liverpool pun mulai mencari alternatif lain.

Uangnya Memang Ada

Tapi tenang, ini bukan aksi impulsif karena lapar mata. Ada alasan yang bikin FSG, yang selama ini dihujat fans karena pelitnya kayak tetangga yang ogah bagi sambal, akhirnya buka dompet. Setelah badai pandemi COVID-19 yang sempat membuat neraca keuangan banyak klub megap-megap, Liverpool kini kembali berdiri di atas pondasi keuangan yang jauh lebih stabil. 

Apalagi, setelah Liverpool memutuskan untuk menahan uang transfer pemain di musim 2024/25. Ya, musim lalu, Liverpool tercatat hanya mendatangkan Giorgi Mamardashvili dan Federico Chiesa. Keduanya tak sampai 50 juta euro. Saking ngiritnya, Liverpool bahkan surplus soal urusan jual beli pemain. Makanya musim ini berani boros. Kan anggaran dua tahun dijadikan satu.

Mengutip situs Transfermarkt, Liverpool hanya mengeluarkan uang sekitar 42 juta euro. Namun, berhasil meraup untung dari hasil penjualan pemain sebesar 47 juta euro. Liverpool otomatis untung 5 juta euro musim lalu. Selain bisnis pemain yang sukses, Liverpool juga mendapat banyak pemasukan dari penjualan tiket yang selalu habis di setiap pekannya.

Bahkan, FSG sebagai pemilik memanfaatkan kekuatan merek Liverpool sebagai bagian dari strategi bisnis global mereka. Mereka membuat klub ini jadi “mesin uang” yang terus berputar. Dan ketika arus pendapatan stabil, tekanan finansial menurun. Klub tak perlu lagi worry tentang keseimbangan finansial.

Misi Dominasi

Alasan lain adalah target klub yang sudah ditingkatkan. Sebelum akhirnya juara Premier League di musim 2024/25, Liverpool kayak mulai kehabisan bensin. Waktu rival-rival macam Manchester City, Arsenal, sampai Aston Villa udah upgrade jadi mobil sport, Liverpool masih ngandelin mesin lama yang mulai batuk-batuk dan rewel minta dijual. 

Dari sini muncul pertanyaan baru. “Kenapa mesti beli pemain baru jika pemain lama aja udah bisa kasih gelar juara?” Jawabannya simpel. Karena Liverpool tak hanya ingin jadi juara pengganti di saat Manchester City sedang sakit. Liverpool ingin jadi klub yang lebih baik dari mereka. The Reds bukan cuma mau juara, tapi juga mendominasi Inggris, bahkan Eropa.

Maka dari itu, kedalaman skuad harus diperbaiki. Dari beberapa musim terakhir, kedalaman skuad terus jadi masalah di kubu The Reds. Kalau pemain inti cedera atau kelelahan, yang masuk dari bangku cadangan seringnya gak bisa jaga standar permainan. Itu yang menyebabkan Liverpool gagal meraih quadruple musim lalu.

Arne Slot percaya, jika mau mendominasi di Inggris dan Eropa, kedalaman skuad harus bagus. Tahu sendiri kan, jadwal kompetisi makin padat. Arne harus pandai-pandai merotasi pemain. Maka dari itu, butuh tambahan pemain yang sesuai dengan skema permainan yang ia usung. Bukan asal beli pemain macam klub London yang onoh. Jadi, mahal tak apa, asal Slot senang.

Investasi Jangka Panjang

Masih berkaitan dengan misi dominasi. Yang mungkin kalian tidak sadar, biar mahal, pemain yang didatangkan Liverpool itu mayoritas pemain-pemain muda. Usianya di bawah 25 tahun. Jeremie Frimpong berusia 24 tahun, Milos Kerkez berusia 21 tahun, dan Florian Wirtz masih berusia 22 tahun. 

Semua nama itu bukan hanya muda secara usia, tapi juga punya nilai jual tinggi untuk masa depan, baik secara performa maupun potensi komersial. Strategi ini juga sejalan dengan perubahan identitas klub di bawah arahan manajer Arne Slot dan struktur direksi yang lebih modern. Liverpool tampaknya ingin meniru model klub seperti Real Madrid atau Borussia Dortmund. 

Liverpool tak hanya membeli pemain matang, tapi juga membentuk generasi emas lewat perekrutan yang tepat di usia muda. Tujuannya bukan cuma bersaing satu musim, tapi membangun dominasi jangka panjang baik di Premier League maupun Eropa. Untuk mencapai itu, Liverpool harus merelakan ratusan juta euro. Manchester City pun dulu gitu kan?

Supply and Demand

Tapi untuk pemain kaliber Florian Wirtz kemahalan nggak sih? Pemain yang cuma tampil di Bundesliga, langsung dihargai segitu? Ada penjelasan soal ini. Kita akan memakai teori supply and demand. Supply adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia di pasar. Sedangkan demand adalah berapa banyak orang yang mau beli barang atau jasa tersebut.

Wirtz adalah gelandang serang, berusia muda, dan memiliki bakat yang luar biasa. Pemain serupa dengannya sangat minim di pasaran. Coba kalian lihat di bursa transfer. Gelandang serang yang memiliki kualitas setara dengannya, usianya muda, dan berstatus “on sale” ada berapa? Tak lebih dari lima. Sedangkan, yang butuh pemain kayak Wirtz itu banyak.

Selain Liverpool, tercatat ada empat klub berbeda yang menginginkan jasa Wirtz musim panas ini. Mereka adalah Bayern Munchen, Real Madrid, Manchester City, dan Arsenal. Ditambah, Bayer Leverkusen tak punya urgensi untuk menjual Wirtz. 

Ibarat barang antik, suka-suka Leverkusen deh mau jual Wirtz berapa. Siapa yang menawar paling tinggi, mereka yang mendapatkannya. Pada dasarnya, ada beberapa faktor yang mendorong Liverpool untuk jor-joran di bursa transfer musim panas ini. Intinya sih, selalu ada harga yang dibayar untuk mencapai tujuan baru. 

Sumber: BBC, Goal, The Guardian, The Athletic, Express

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru