Mendadak 4 Besar La Liga! Dongeng Ajaib Real Sociedad

spot_img

Bak sebuah dongeng ajaib ketika klub kecil dari kota pinggiran di utara Spanyol, San Sebastian mampu mengguncang kancah sepakbola Spanyol di musim 2002/03. Klub itu bernama Real Sociedad.

Dengan entitas suku Basque yang kuat sama halnya seperti Athletic Bilbao. Kini Sociedad di musim ini tak henti-hentinya bermimpi di siang bolong. Karena mimpi indah musim 2002/03 itu sangatlah dirindukan dan terus diharapkan akan terulang kembali musim ini.

Jadi Kebanggaan Basque

Sebelum beranjak pada kegacoran Sociedad musim ini, mari bernostalgia sejenak menyelami seluk beluk Real Sociedad. Bagi yang belum tahu tentang akar sejarahnya, singkatnya klub ini didirikan pada 1909. Dijuluki sebagai La Real, Sociedad adalah salah satu klub sepak bola tertua dan paling dihormati di Spanyol.

Mereka berbasis di Kota San Sebastian dan bermarkas di Anoeta stadium. Klub ini pernah merasakan era kejayaan di tahun 1981 sampai 1983 dengan menggondol dua kali gelar La Liga dan satu gelar Piala Super Spanyol. Gelar Copa Del Rey di tahun 1909, 1987, dan terakhir si 2020, juga menjadi pelengkap torehan gelar mereka.

Dari segi budayanya, tak luput dari budaya suku Basque. Asal tahu saja, ada banyak klub La Liga yang menjadi bagian daripada Basque, bukan hanya Sociedad tapi ada Athletic Bilbao, Eibar, Osasuna, maupun Alaves. Akan tetapi yang terlihat mendominasi hanya ada dua, yakni Sociedad dan Bilbao. “Basque Derby” sering menjadi tajuk kala keduanya bertemu.

Aura persahabatan antar kedua fans awalnya terjalin cukup apik. Bahkan tak jarang kedua suporter duduk bareng di tribun. Namun, ada sedikit konflik ketika kesepakatan yang terjalin sejak tahun 1912 antar keduanya terkhianati.

Sociedad, dianggap mengkhianati perjanjian ketika tak boleh membeli pemain dari luar Basque. Itu terjadi pada 1989 ketika Sociedad membeli pemain Irlandia dari Liverpool, John Aldridge. Dari situlah terjadi sedikit percikan hubungan keduannya. Sampai akhirnya mereka berdua saling klaim “siapa yang lebih Basque”

Runner Up La Liga Di 2002/03

Dari segi gelar sebagai perwakilan Basque, memang Sociedad kalah jauh dari Bilbao. Namun, jika diingat di era 2000-an, nama Sociedad lebih melambung tinggi. Hal itu berkat pencapaiannya yang mengejutkan di La Liga musim 2002/03 ketika berhasil menjadi runner up.

Cerita sejarah pun dituliskan rapi ketika itu. Sebuah tim yang disulap menjadi superior oleh pelatih asal Prancis, Raynald Denoueix. Pelatih yang sebelumnya sukses bersama Nantes itu, padahal baru menjalani debut pertamanya di tanah Matador.

Hasilnya pun mengejutkan, Denoueix mampu menemukan formula mengesankan duet subur Darko Kovacevic dan Nihat Kahveci di lini depan. Tak lupa kunci sukses La Real ketika itu juga ada nama Xabi Alonso dan mantan kiper Liverpool, Sander Westerveld.

Gelar juara La Liga Sociedad musim itu diambang genggaman. Namun akhirnya pupus di tiga pertandingan terakhir. Masih berada di puncak klasemen, Sociedad akhirnya malah terjegal oleh Valencia dan Celta Vigo, jelang pekan terakhir.

Dan akhirnya, di partai terakhir Real Madrid era Galacticos mampu memanfaatkan kelengahan itu untuk meraih gelar La Liga musim itu. Tau siapa yang dikalahkan Madrid di pekan terakhir La Liga ketika itu? Ya, itu adalah rival Sociedad, Athletic Bilbao.

Momen 34 Tahun Copa Del Rey 2019/20

Jauh setelah itu, friksi kecil antara dua klub Basque tersebut kembali memanas ketika keduanya menjalani partai final Copa Del Rey musim 2019/20. Itu adalah musim penuh pertama pelatih baru Sociedad, Imanol Alguacil. Pelatih akademi muda Sociedad yang promosi di pertengahan musim 2018/19.

Bayangkan, setelah puasa gelar selama 34 tahun, Alguacil mampu membawa La Real merasakan kembali rasanya mengangkat trofi. Yang lebih spesialnya, dengan mengalahkan sang rival Bilbao dengan skor 1-0 lewat gol Oyarzabal.

Selain itu, Alguacil juga mengembalikan Sociedad ke pentas Eropa dengan finish di posisi ke-6 La Liga. Sejak beberapa pencapaian itulah, perkembangan Sociedad bersama Alguacil mulai terlihat nyata.

Terbukti di musim berikutnya 2020/21, Alguacil sempat kembali menyalakan api semangat kesuksesan 2002/03 pada seluruh publik Sociedad. Bagaimana tidak? Sejak kedatangan pemain berpengalaman seperti David Silva yang dikombinasikan dengan skuad muda macam Alexander Isak, La Real mampu menyihir La Liga dengan menempati puncak klasemen selama 7 pekan lamanya.

Skuad Alguacil memang tak mewah, namun strateginya efektif guna memanfaatkan kapasitas individu para pemainnya. Terbukti di akhir musim 2020/21, ia masih mampu membawa La Real menembus Liga Europa dengan berada di peringkat ke-5 La Liga.

Musim 2022/23 Kembali Gacor

Kini di musim 2022/23, hingga paruh musim La Liga, La Real masih berada di papan atas klasemen dengan raihan poin yang bersaing dengan duo Madrid.

Masih bersama pelatih Imanol Alguacil, ini adalah musim keempat Alguacil di Anoeta. Pengaruh Alguacil memang menjadi salah satu kunci sukses Sociedad bisa konsisten bersaing di papan atas La Liga hingga musim ini.

Selain itu, faktor dari para rekrutan Alguacil di musim-musim sebelumnya, macam Alexander Sorloth, David Silva, Mikel Merino, maupun Diego Rico, juga mampu membantu dirinya menemukan kerangka permainan yang akan dibangunnya.

Ditambah lagi, gacornya para talenta muda baru musim ini macam Braiz Mendes yang hingga kini menjadi top skor klub, lalu Martin Zubimendi, maupun pemain muda Jepang Takefusa Kubo.

Para pemain itu juga baru-baru ini telah menolong La Real menang di “Derby Basque” pada pekan ke-17 La Liga dengan skor 3-1. Berkat kemenangan itu, Sociedad kembali menguntit poin runner up La Liga, Real Madrid.

Di kancah Eropa pun, pasukan Alguacil performanya tak main-main. Performanya terbukti gacor ketika mampu lolos sebagai juara grup Europa League diatas Manchester United. Hal itu sekaligus mengantarkan La Real langsung lolos otomatis ke babak 16 besar Europa League tanpa harus melalui babak playoff.

Kekhasan gaya bermain Alguacil dengan formasi andalan diamond 4-1-2-1-2 atau 4-1-3-2 membuat skuad tampil konsisten. Zubimendi sebagai DM, Silva sebagai Trequartista dengan didukung Mikel Merino dan Brais Mendez, terbukti mampu memanjakan duet Alexander Sorloth yang sepintas mirip Erling Haaland, dengan Kubo ataupun Oyarzabal.

Dengan berkaca pada ingatan kesuksesan mereka dulu, bisa jadi dengan situasi kebangkitan Sociedad di era Alguacil, dongeng ajaib Xabi Alonso, Darko Kovacevic, dan Nihat Kahveci, akan terulang kembali musim ini.

Sumber Referensi : squawka, thesefootballtimes, thetimes, footballespana, theanalyst, sportskeeda

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru