Bak sebuah dongeng ajaib ketika klub kecil dari kota pinggiran di utara Spanyol, San Sebastian mampu mengguncang kancah sepakbola Spanyol di musim 2002/03. Klub itu bernama Real Sociedad.
Dengan entitas suku Basque yang kuat sama halnya seperti Athletic Bilbao. Kini Sociedad di musim ini tak henti-hentinya bermimpi di siang bolong. Karena mimpi indah musim 2002/03 itu sangatlah dirindukan dan terus diharapkan akan terulang kembali musim ini.
Real Sociedad 1-0 Mallorca
✅ Cuartos de final de la Copa del Rey
✅ 3º en Liga con 7 puntos sobre el 4º
✅ Octavos de final de la Europa League tras ser 1º en un grupo con el Manchester United💙 La temporada de la Real Sociedad pic.twitter.com/AzeiUvAcFu
— Sphera Sports (@SpheraSports) January 17, 2023
Daftar Isi
Jadi Kebanggaan Basque
Sebelum beranjak pada kegacoran Sociedad musim ini, mari bernostalgia sejenak menyelami seluk beluk Real Sociedad. Bagi yang belum tahu tentang akar sejarahnya, singkatnya klub ini didirikan pada 1909. Dijuluki sebagai La Real, Sociedad adalah salah satu klub sepak bola tertua dan paling dihormati di Spanyol.
Founded in 1909, Real Sociedad have won two Laiga trophies in their history to date. Winning their first title in the 1980-81 season they went on to win back to back titles, winning their second the following season in the 1981-82 La Liga season. 🏆🏆 pic.twitter.com/KmBKY76Rk3
— FOOTBALL TRIVIA 365 (@PlayFT365) October 22, 2019
Mereka berbasis di Kota San Sebastian dan bermarkas di Anoeta stadium. Klub ini pernah merasakan era kejayaan di tahun 1981 sampai 1983 dengan menggondol dua kali gelar La Liga dan satu gelar Piala Super Spanyol. Gelar Copa Del Rey di tahun 1909, 1987, dan terakhir si 2020, juga menjadi pelengkap torehan gelar mereka.
Dari segi budayanya, tak luput dari budaya suku Basque. Asal tahu saja, ada banyak klub La Liga yang menjadi bagian daripada Basque, bukan hanya Sociedad tapi ada Athletic Bilbao, Eibar, Osasuna, maupun Alaves. Akan tetapi yang terlihat mendominasi hanya ada dua, yakni Sociedad dan Bilbao. “Basque Derby” sering menjadi tajuk kala keduanya bertemu.
The history of the Basque derby in major competitions:
▪️ Athletic Club – 68 wins
▪️ Draws – 45
▪️ Real Sociedad – 57 wins pic.twitter.com/80OeyuOJUh— bet365 (@bet365) February 15, 2022
Aura persahabatan antar kedua fans awalnya terjalin cukup apik. Bahkan tak jarang kedua suporter duduk bareng di tribun. Namun, ada sedikit konflik ketika kesepakatan yang terjalin sejak tahun 1912 antar keduanya terkhianati.
Sociedad, dianggap mengkhianati perjanjian ketika tak boleh membeli pemain dari luar Basque. Itu terjadi pada 1989 ketika Sociedad membeli pemain Irlandia dari Liverpool, John Aldridge. Dari situlah terjadi sedikit percikan hubungan keduannya. Sampai akhirnya mereka berdua saling klaim “siapa yang lebih Basque”
The indelible mark left at Real Sociedad by John Aldridge, Kevin Richardson and Dalian Atkinson. By @sidlowe https://t.co/ylovv3xZd1
— Guardian sport (@guardian_sport) February 25, 2021
Runner Up La Liga Di 2002/03
Dari segi gelar sebagai perwakilan Basque, memang Sociedad kalah jauh dari Bilbao. Namun, jika diingat di era 2000-an, nama Sociedad lebih melambung tinggi. Hal itu berkat pencapaiannya yang mengejutkan di La Liga musim 2002/03 ketika berhasil menjadi runner up.
2003 Real Sociedad.
Nihat Kahveci, Darko Kovacevic, Valeri Karpin, Xabi Alonso ve niceleri.. Muhteşem bir takımdı. 😍
Real Sociedad 2002/2003 sezonunda şampiyonluğu 2 puan farkla Real Madrid’e kaptırmıştı. pic.twitter.com/BmclJoOUaR
— Bugün Güncel (@BugunGuncel) July 14, 2020
Cerita sejarah pun dituliskan rapi ketika itu. Sebuah tim yang disulap menjadi superior oleh pelatih asal Prancis, Raynald Denoueix. Pelatih yang sebelumnya sukses bersama Nantes itu, padahal baru menjalani debut pertamanya di tanah Matador.
Nantes’in son Ligue 1 şampiyonluğunun mimarı ,Real Sociedad’ın son hafta La Liga Şampiyonluğunu kaçırmış o mükemmel takımın yaratıcısı 2004’den sonra inzivaya çekilen tarihin en underrated antrenörlerinden Raynald Denoueix Actufoot dergisine verdiği röportajdan:” pic.twitter.com/1LpKHVB6oE
— Harun Gündüz (@harungunduz_) October 10, 2020
Hasilnya pun mengejutkan, Denoueix mampu menemukan formula mengesankan duet subur Darko Kovacevic dan Nihat Kahveci di lini depan. Tak lupa kunci sukses La Real ketika itu juga ada nama Xabi Alonso dan mantan kiper Liverpool, Sander Westerveld.
💙 Kovačević
💙 Karpin
💙 @NihatKahveci8📸🌟 ¡Mucha magia en una sola foto, @RealSociedad! #LaLigaSantander #LaLigaHistory pic.twitter.com/O7RrkA4oFV
— LaLiga (@LaLiga) July 20, 2021
Gelar juara La Liga Sociedad musim itu diambang genggaman. Namun akhirnya pupus di tiga pertandingan terakhir. Masih berada di puncak klasemen, Sociedad akhirnya malah terjegal oleh Valencia dan Celta Vigo, jelang pekan terakhir.
Dan akhirnya, di partai terakhir Real Madrid era Galacticos mampu memanfaatkan kelengahan itu untuk meraih gelar La Liga musim itu. Tau siapa yang dikalahkan Madrid di pekan terakhir La Liga ketika itu? Ya, itu adalah rival Sociedad, Athletic Bilbao.
Momen 34 Tahun Copa Del Rey 2019/20
Jauh setelah itu, friksi kecil antara dua klub Basque tersebut kembali memanas ketika keduanya menjalani partai final Copa Del Rey musim 2019/20. Itu adalah musim penuh pertama pelatih baru Sociedad, Imanol Alguacil. Pelatih akademi muda Sociedad yang promosi di pertengahan musim 2018/19.
Bayangkan, setelah puasa gelar selama 34 tahun, Alguacil mampu membawa La Real merasakan kembali rasanya mengangkat trofi. Yang lebih spesialnya, dengan mengalahkan sang rival Bilbao dengan skor 1-0 lewat gol Oyarzabal.
Real Sociedad win their first trophy in 3️⃣4️⃣ years as they clinch the 2020 Copa del Rey 🏆👏 pic.twitter.com/8QXUC43VKG
— 433 (@433) April 3, 2021
Selain itu, Alguacil juga mengembalikan Sociedad ke pentas Eropa dengan finish di posisi ke-6 La Liga. Sejak beberapa pencapaian itulah, perkembangan Sociedad bersama Alguacil mulai terlihat nyata.
Terbukti di musim berikutnya 2020/21, Alguacil sempat kembali menyalakan api semangat kesuksesan 2002/03 pada seluruh publik Sociedad. Bagaimana tidak? Sejak kedatangan pemain berpengalaman seperti David Silva yang dikombinasikan dengan skuad muda macam Alexander Isak, La Real mampu menyihir La Liga dengan menempati puncak klasemen selama 7 pekan lamanya.
The atmosphere at Real Sociedad>>>
They are currently in 1st in the live La Liga table pic.twitter.com/hiR7NKdx2G
— Barstool Football (@StoolFootball) October 31, 2021
Skuad Alguacil memang tak mewah, namun strateginya efektif guna memanfaatkan kapasitas individu para pemainnya. Terbukti di akhir musim 2020/21, ia masih mampu membawa La Real menembus Liga Europa dengan berada di peringkat ke-5 La Liga.
Musim 2022/23 Kembali Gacor
Kini di musim 2022/23, hingga paruh musim La Liga, La Real masih berada di papan atas klasemen dengan raihan poin yang bersaing dengan duo Madrid.
Masih bersama pelatih Imanol Alguacil, ini adalah musim keempat Alguacil di Anoeta. Pengaruh Alguacil memang menjadi salah satu kunci sukses Sociedad bisa konsisten bersaing di papan atas La Liga hingga musim ini.
6 – Imanol Alguacil no ha perdido ninguno de sus seis partidos en casa como entrenador de la Real Sociedad ante el Athletic en LaLiga (4V 2E), primer técnico en la historia de este derbi vasco que permanece invicto en sus primeros seis duelos como local en la competición. Maestro pic.twitter.com/CzvrBRe1nJ
— OptaJose (@OptaJose) January 14, 2023
Selain itu, faktor dari para rekrutan Alguacil di musim-musim sebelumnya, macam Alexander Sorloth, David Silva, Mikel Merino, maupun Diego Rico, juga mampu membantu dirinya menemukan kerangka permainan yang akan dibangunnya.
Ditambah lagi, gacornya para talenta muda baru musim ini macam Braiz Mendes yang hingga kini menjadi top skor klub, lalu Martin Zubimendi, maupun pemain muda Jepang Takefusa Kubo.
🌟 Zubimendi
🌟 @mikelmerino1
🌟 Brais Méndez
🌟 @21LVA
🌟 Kubo💙🎩🤍 ¡𝗠𝗨𝗖𝗛𝗔 𝗠𝗔𝗚𝗜𝗔 en el centro del campo, @RealSociedad! #LaLigaSantander pic.twitter.com/ISELdsJpX7
— LaLiga (@LaLiga) October 7, 2022
Para pemain itu juga baru-baru ini telah menolong La Real menang di “Derby Basque” pada pekan ke-17 La Liga dengan skor 3-1. Berkat kemenangan itu, Sociedad kembali menguntit poin runner up La Liga, Real Madrid.
MS | Real Sociedad 3-1 Athletic Bilbao #LaLigaSantander
⚽25′ Sörloth
⚽37′ Kubo
⚽40′ Sancet
🟥60′ Alvarez
⚽62′ Oyarzabal (P) pic.twitter.com/P7LO8rajkO— S Sport (@ssporttr) January 14, 2023
Di kancah Eropa pun, pasukan Alguacil performanya tak main-main. Performanya terbukti gacor ketika mampu lolos sebagai juara grup Europa League diatas Manchester United. Hal itu sekaligus mengantarkan La Real langsung lolos otomatis ke babak 16 besar Europa League tanpa harus melalui babak playoff.
🚨 Europa League group winners through to the round of 16 are confirmed
🏴 Arsenal
🇹🇷 Fenerbahce
🇪🇸 Real Betis
🇧🇪 Union Saint-Gilloise
🇪🇸 Real Sociedad
🇳🇱 Feyenoord
🇭🇺 Ferencváros
🇩🇪 Freiburg pic.twitter.com/1qaXVMidBY— Football Daily (@footballdaily) November 3, 2022
Kekhasan gaya bermain Alguacil dengan formasi andalan diamond 4-1-2-1-2 atau 4-1-3-2 membuat skuad tampil konsisten. Zubimendi sebagai DM, Silva sebagai Trequartista dengan didukung Mikel Merino dan Brais Mendez, terbukti mampu memanjakan duet Alexander Sorloth yang sepintas mirip Erling Haaland, dengan Kubo ataupun Oyarzabal.
Dengan berkaca pada ingatan kesuksesan mereka dulu, bisa jadi dengan situasi kebangkitan Sociedad di era Alguacil, dongeng ajaib Xabi Alonso, Darko Kovacevic, dan Nihat Kahveci, akan terulang kembali musim ini.
Sumber Referensi : squawka, thesefootballtimes, thetimes, footballespana, theanalyst, sportskeeda