Menanti Kiprah Italia Bersama Roberto Mancini di EURO 2020

spot_img

Sebuah cara yang tak biasa dilakukan tim nasional Italia untuk mengumumkan skuad mereka di EURO 2020. Bila tim lain cukup dengan konferensi pers atau pengumuman tertulis via media resmi, Gli Azzurri sampai tampil 2 jam penuh dalam sebuah acara televisi.

Dalam acara yang disiarkan langsung oleh salah satu saluran TV publik kenamaan Italia itu, terdapat beberapa momen lucu yang melibatkan penggawa timnas Italia. Seperti Roberto Mancini dan asistennya, Daniele De Rossi yang beradu olahraga padel dengan wajan. Tak hanya itu, Mancini juga sempat menari di atas panggung.

Beberapa pemain, seperti Donnarumma, Insigne, dan Immobile bahkan harus beradu rap bersama salah satu bintang tamu. Acara meriah tersebut akhirnya ditutup dengan menyanyikan lagu kebangsaan Italia. Menurut Daniele Verri, salah satu koresponden BBC, sebenarnya Roberto Mancini tak menyukai acara tersebut.

Entah apa yang jadi alasan dan tujuan timnas Italia menempuh cara tersebut. Namun yang pasti, publik Italia memang terlihat menaruh harapan tinggi dan optimisme kepada skuad asuhan Roberto Mancini. Italia memang datang ke EURO 2020 dengan modal menawan.

Setelah secara menyedihkan gagal lolos ke Piala Dunia 2018, Italia menunjuk Roberto Mancini sebagai pelatih baru. Di bawah asuhan mantan pelatih Inter Milan dan Manchester City itu, Gli Azzurri tampil impresif. Mereka lolos dari babak kualifikasi tanpa tersentuh kekalahan.

Lalu, seperti apa skuad timnas Italia yang dibawa Roberto Mancini untuk menghadapi EURO 2020? Berikut daftar lengkapnya.

Daftar Lengkap Skuad Italia di EURO 2020

Dari penjaga gawang, 3 kiper yang dibawa Mancini adalah Gianluigi Donnarumma, Alex Meret, dan Salvatore Sirigu. Kehadiran Sirigu yang sudah berusia 34 tahun sangatlah vital bagi 2 kiper muda Italia yang masih minim pengalaman di level internasional. Mengoleksi 26 caps, Sirigu jadi bagian skuad Italia di EURO 2012, Piala Konfederasi 2013, Piala Dunia 2014, dan EURO 2016.

Di barisan pertahanan, Mancini masih mempertahankan dua bek gaek, Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini. Selain dua pemain senior itu, Mancini juga membawa Francesco Acerbi, Giovanni Di Lorenzo, Emerson Palmieri, Alessandro Florenzi, Leonardo Spinazzola, dan Rafael Toloi. Tak lupa, Mancini juga membawa bek muda milik Inter, Alessandro Bastoni.

Di barisan gelandang, Roberto Mancini memanggil Nicolo Barella, Bryan Cristante, Jorginho, Manuel Locatelli, dan Lorenzo Pellegrini. Mancini juga tetap membawa Stefano Sensi dan Marco Verratti meski kondisi fisik keduanya sempat diragukan karena cedera yang dialami sebelumnya. Namun, pada 4 Juni lalu, posisi Sensi akhirnya digantikan oleh Matteo Pessina setelah yang bersangkutan mengalami cedera dan dipastikan absen.

Sementara di lini serang, sebanyak 7 pemain dibawa Roberto Mancini. Mereka adalah Andrea Belotti, Domenico Berardi, Federico Bernardeschi, Federico Chiesa, Ciro Immobile, Lorenzo Insigne, dan Giacomo Raspadori.

Dipanggilnya Raspadori jadi kejutan besar yang dibuat Mancini. Pasalnya, Raspadori yang masih berusia 21 tahun belum pernah sekalipun mencicipi debut bersama timnas senior Italia sebelumnya. Artinya, berlaga di EURO 2020 bakal jadi debut Raspadori bersama Gli Azzurri.

“Ini perasaan yang luar biasa, bahkan sulit untuk memahami apa yang terjadi. Saya bangga dengan ini. Saya tidak berbicara dengan Mancini, tetapi saya ingin berterima kasih padanya,” kata Raspadori kepada Corriere dello Sport dikutip dari Goal.

Masuknya Raspadori sekaligus mendepak Moise Kean. Kean yang musim ini dipinjam PSG sebenarnya tampil bagus dengan 13 gol dalam 26 laga. Sayangnya, Mancini lebih memilih Raspadori, striker Italia U-21 yang mencetak 6 gol untuk Sassuolo di Serie A musim ini. Selain Kean, Mancini juga mencoret Matteo Politano dan Gianluca Mancini.

Dengan rata-rata usia 27,8 tahun, Italia di bawah asuhan Roberto Mancini memang terlihat memadukan pemain senior dan pemain muda. Selain itu, dalam skuad EURO tahun ini, hanya ada 4 pemain timnas Italia yang bermain di luar Italia. Mereka adalah Jorginho, Emerson, Marco Verratti, dan Allesandro Florenzi.

Lalu, bagaimana Italia bermain di bawah asuhan Mancini?

Formasi dan Taktik

Formasi 4-3-3 jadi favorit Mancini selama menangani Gli Azzurri. Donnarumma jelas akan jadi pilihan utama di bawah mistar gawang. Kualitas kiper 22 tahun itu tak diragukan lagi. Donnarumma berhasil mencatat 14 kali clean sheets dan baru saja terpilih sebagai kiper terbaik Serie A musim ini.

Di depannya, Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini akan memberi pengawalan kepada Donnarumma. Khususnya Chiellini yang ditunjuk sebagai kapten sejak Mancini menjabat sebagai pelatih. Bila keduanya tidak fit, Italia masih punya Rafael Toloi, bek kelahiran Brasil yang tampil impresif bersama Atalanta musim ini.

Jatah bek kanan sepertinya akan jadi milik Alessandro Florenzi yang bermain bagus selama masa peminjamannya di PSG. Ia sukses mencetak 2 gol dan 1 asis di Ligue 1. Sementara jatah bek kiri akan jadi diperebutkan oleh Emerson Palmieri dan Leonardo Spinazzola.

Terpilihnya Emerson juga jadi kejutan lain yang dibuat Mancini. Pasalnya, Emerson cuma tampil 15 kali bersama Chelsea di semua kompetisi musim ini. Di bawah Thomas Tuchel, ia bahkan hanya tampil 5 kali, itupun di ajang Liga Champions dan FA Cup saja. Namun, menilik dari kepercayaan yang diberikan Mancini, bisa saja Emerson jadi pilihan utama Mancini di EURO nanti.

Di lini tengah, Mancini diyakini bakal sangat bergantung kepada trio Verratti, Jorginho, dan Barella. Khsusunya Jorginho yang baru saja membawa Chelsea menjuarai Liga Champions. Perannya sebagai regista akan sangat vital untuk mengalirkan bola dan mengatur serangan Gli Azzurri.

Di lini depan, Ciro Immobile sepertinya akan jadi ujung tombak pilihan Mancini. Musim ini, Immobile mencetak 20 gol dan 7 asis bagi Lazio di Serie A. Lorenzo Insigne akan membantu Immobile dari sayap kiri. Sementara di posisi sayap kanan, jatah starter akan jadi rebutan Federico Chiesa dan Domenico Berardi.

Di bawah asuhan Roberto Mancini, Italia kerap kali terlihat menyerang dengan formasi 3-2-5. Nicolo Barella akan maju ke dekat kotak penalti untuk menambah jumlah target. Hal ini juga sudah kerap ia lakukan bersama Inter Milan musim ini. Kerja keras dan permainan spartan Barella membuatnya dianugerahi gelar gelandang terbaik Serie A musim ini.

Sementara itu, sayap kanan dan bek kiri akan maju ke depan dan bermain selebar mungkin. Dengan gaya main tersebut, Gli Azzurri sukses mencetak 79 gol selama dilatih Roberto Mancini dalam 32 laga terakhir. Soal pertahanan, Mancini tak melupakan taktik catenaccio. Buktinya, Italia hanya kebobolan 14 gol selama ditangani Mancini. Hebatnya lagi, dalam 8 pertandingan terakhir, gawang Italia selalu clean sheets.

Lalu, bagaimana peluang Italia di Piala Eropa tahun ini?

Italia sendiri tergabung dalam Grup A bersama Turki, Wales, dan Swiss. Gli Azzurri akan membuka ajang EURO 2020 menghadapi Turki pada 11 Juni nanti. Di atas kertas, Italia yang kini menempati peringkat 10 FIFA jelas lebih diunggulkan. Menilik dari rekor pertandingannya, Italia seharusnya bisa menjadi juara grup.

Hasil undian juga sedikit menguntungkan Gli Azzurri. Bila lolos ke fase gugur sebagai juara grup A, mereka akan bertemu runner-up grup C yang dihuni oleh Belanda, Ukraina, Austria, dan Makedonia Utara. Dan bila Italia hanya mampu finish sebagai runner-up grup, mereka akan bertemu runner-up grup B yang dihuni Denmark, Finlandia, Belgia, dan Rusia.

Langkah Italia akan sangat berat bila lolos sebagai salah satu peringkat 3 terbaik. Sebab, Gli Azzurri bisa langsung berjumpa dengan Spanyol, Belgia, atau salah satu dari Prancis, Jerman, dan Portugal.

Menilik dari segala kemungkinan itu, maka seharusnya tak sulit bagi Italia untuk sekadar mengulang pencapaian mereka di EURO 2016 lalu yang mampu mencapai babak perempat final. Sebelumnya, Italia sudah 9 kali mentas di Piala Eropa dan hanya 2 kali terhenti di babak grup, yakni di edisi 1996 dan 2004. Dalam 3 edisi terakhir, Gli Azzurri 2 kali terhenti di babak perempat final dan menjadi runner-up di tahun 2012.

Terakhir kali Italia menjuarai Piala Eropa terjadi di edisi 1968. Sudah begitu lama mereka tak mengangkat trofi internasional tertinggi benua Eropa itu. Namun, di bawah asuhan Roberto Mancini, publik Italia tengah menaruh harapan besar untuk bisa mengulang kesuksesan di masa lalu itu.

Sudah bukan rahasia jika Italia termasuk dalam salah satu favorit juara di EURO 2020. Lewat tangan dingin Roberto Mancini, Italia bangkit dari kegagalan mereka di Piala Dunia 2018. Hinga 4 Juni kemarin, Gli Azzurri tak terkalahkan dalam 27 laga terakhir mereka dengan meraih 22 kemenangan dan 5 hasil imbang.

“Ide saya awalnya menargetkan kesuksesan di Piala Dunia 2022, tetapi sekarang kami dapat menantang untuk Euro 2020. Kami ingin melanjutkan pekerjaan yang telah membuahkan hasil,” kata Roberto Mancini dikutip dari tribune.com.

Tentu Roberto Mancini dan anak asuhannya tak ingin menanggung malu di EURO tahun ini. Mengingat, mereka juga sudah terlanjur tampil mewah dalam sebuah acara TV sebelum EURO 2020 resmi bergulir. Akan jadi lelucon bila Gli Azzurri tersingkir cepat di Piala Eropa nanti.

Jadi, akan sejauh apa kiprah Italia dan Roberto Mancini di EURO 2020?


***
Sumber Referensi: Goal, Tribune, BBC, Squawka, The Guardian

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru