Membayangkan Manchester City Tanpa Pep Guardiola

spot_img

Awan gelap di langit Manchester Timur berubah menjadi biru menawan. Adalah taipan asal Uni Emirat Arab, Sheikh Mansour yang mengubah kemurungan menjadi kebahagiaan yang tidak pernah surut di Manchester Timur. Sang konglomerat menyirami Manchester City dengan uang tak berseri.

Seperti bunga matahari yang disirami air, Manchester City pun merekah. Tim lusuh, compang-camping, dan hanya jadi bahan penghinaan tetangga sebelah itu, telah berubah menjadi salah satu kekuatan Eropa. The Citizens berbalik, dari tim yang kekurangan sejarah, menjadi tim yang sedang merekam sejarahnya dengan jenis kamera paling baru.

Namun, saat kartu memori untuk merekam sejarah itu masih menyisakan banyak ruang, nasib baik Manchester City terancam berhenti. Pep Guardiola, mahapatih yang memimpin kerajaan ke kejayaan akan meletakkan jabatannya. Musim 2024/25 mendatang bisa jadi musim terakhir Guardiola di Manchester City.

Bagaimana mungkin City bisa jaya tanpa Guardiola? Mungkinkah kejayaan yang baru kelihatan kilauannya itu akan runtuh? Mari kita membayangkan akan seperti apa Manchester Timur tanpa Pep Guardiola.

Manajer Terlama di Premier League

Sejak datang tahun 2016, Josep Guardiola kini manajer terlama di Premier League. Status itu didapat setelah Jurgen Klopp keluar dari Anfield. Namun, pemain Barcelona ini sebenarnya akan cabut dari Manchester City andai tidak meraih treble winner pada 2022/23.

Tidak mudah mempertahankan pelatih yang satu ini. Khaldoon al-Mubarak, kepanjangan tangan Sheikh Mansour di Manchester City, harus berusaha ekstra keras untuk berkali-kali membujuk Guardiola bertahan.

Di awal, Guardiola cuma dikontrak tiga musim. Namun, pada 2018 dia menandatangani kontrak lagi hingga 2021. Belum sampai tahun 2021, yakni pada November 2020, Guardiola sudah memperpanjang kontraknya hingga 2023. Setelah tri gelar diraih, Guardiola memutuskan bertahan hingga 2025.

Banyak Trofi

Selama lebih kurang sewindu membesut Manchester Biru, sejumlah trofi direngkuh. Treble winner menjadi pencapaian terbaik. Kalau kita mau menghitung per trofinya, wah, tentu banyak sekali. Liga Inggris, misalnya. Kompetisi yang konon sulit itu tak ubahnya cemilan bagi Guardiola. Sudah enam kali ia meraihnya.

Selain Liga Inggris, di kancah domestik, Guardiola juga meraih dua Piala FA, dua Community Shield, dan empat kali menjambret Piala Liga. Sederet trofi itu pada akhirnya membuat Manchester City sulit lepas darinya. Wajar kalau Khaldoon al-Mubarak berkali-kali membujuknya.

Di kesempatan terakhir, sang eksekutif masih berusaha merayu Guardiola. “Mbok ya, bertahan sekali lagi, Pak Pep,” kira-kira begitu. Dan seharusnya tidak sulit bagi Guardiola untuk mengatakan “iya”. Apalagi bujukan itu bukan hanya gombalan saja. Ada nilai kontrak yang nominalnya tentu saja tinggi.

Andai mengiyakan, Guardiola saban hari tak perlu pusing mikir biaya hidup anak-bini seperti kepala keluarga yang tinggal di Kramat Jati. Namun, Guardiola tak sudi diatur-atur. Berapapun nominal yang disodorkan, selama hatinya belum terketuk, Guardiola tak akan mengatakan “iya”.

Kendati begitu, bukan berarti Guardiola tidak akan memberi jawaban. Mengutip City Extra, Guardiola meminta waktu untuk memutuskan, setidaknya hingga November 2024 sampai Februari 2025. Petinggi Manchester City menghormati keputusan itu. Meski mereka juga perlu memasang kuda-kuda seandainya Guardiola memilih pergi.

Mereka yang Bisa Jadi Ikut Keluar

Sheikh Mansour adalah rajanya di Manchester City. Uang darinya ibarat darah di tubuh manusia. Tapi darah tak cukup menggerakkan tubuh manusia, ia butuh saraf. Nah, Guardiola itulah sarafnya. Jika diibaratkan kerajaan, Guardiola adalah mahapatih yang tanpanya, kerajaan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Selama ini roda Manchester City bergerak di sekeliling Guardiola. Manchester City tidak akan mendatangkan Txiki Begiristain dan Ferran Soriano, dua pelobi pilih tanding dari Barcelona jika tidak berniat menjadikan Guardiola manajer.

Ferran maupun Txiki terkoneksi dengan Guardiola. Itulah sebabnya The Citizens makin ranum, dan banyak gelar diperoleh setelah Guardiola datang. Keduanya pernah bekerja sama dengan pelatih selain Guardiola. Namun, hasilnya tidak sementereng kala bersama Guardiola. Coba bayangkan, apabila Guardiola pergi, mungkinkah Txiki dan Ferran ikut pergi?

Tidak hanya dua jeniusnya itu yang akan pergi. Kehilangan Guardiola juga akan diiringi eksodus para pemain. Kevin de Bruyne salah satunya. Musim panas ini, De Bruyne memang tak jadi pergi ke Arab Saudi. Namun, tidak ada jaminan di musim berikutnya, apabila Guardiola pergi, De Bruyne tidak akan ikut pergi.

Lalu, Kyle Walker. Bek 34 tahun itu kontraknya masih dua tahun lagi. Namun, kehadiran manajer baru yang tentu saja membawa ide-ide baru dan mungkin juga para pemain baru, bisa saja Walker tak dipertahankan.

Pemain lain yang juga akan terpengaruh atas perginya Guardiola adalah Bernardo Silva. Sudah ada pelamar yang siap menebus klausul rilis eks pemain Benfica itu senilai 50 juta poundsterling (Rp1 triliun). Sang kiper, Ederson Moraes juga terancam akan meninggalkan The Citizens.

Manchester City Kesulitan Mencari Penggantinya

Jika Guardiola benar-benar pergi, identitas klub pelan-pelan bakal memudar. Dan masalah berikutnya, Manchester City akan kesulitan mencari penggantinya. Ini bukan karena tidak tersedianya pelatih hebat yang menjanjikan.

Selama ini Guardiola membentuk etos kerja, gaya permainan, dan nilai-nilai di Manchester City. Klub menjunjung tinggi apa yang dibentuk Guardiola. Namun, yang dilakukan pelatih berkepala licin itu cuma membentuk, tidak menanamkannya. Jadi, apa yang dibentuk Guardiola akan gampang hilang.

Memang benar ada beberapa pelatih yang mungkin bisa menggantikan Guardiola. Mikel Arteta dan Vincent Kompany yang pernah duduk bareng di bangku cadangan, sedikit banyak mengerti cara Guardiola bekerja. Keduanya bisa menjadi pengganti Guardiola, tapi tentu Arteta maupun Kompany bukanlah Guardiola.

Meski keduanya murid Guardiola, prinsip dan gaya melatih mereka tak sepenuhnya sama dengan Guardiola. Bisa jadi justru berseberangan. Klub sendiri sudah punya rencana lain. Pelatih Girona, Michel Sanchez disiapkan jadi suksesor Guardiola. Tapi bekerja dengan Guardiola saja belum pernah, bagaimana Michel akan meneruskannya di Manchester City?

Dari sudut pandang klub, walaupun belum sempat bekerja bersama Guardiola, Michel melatih Girona, tim yang juga berada di naungan City Football Group. Gaya bermain dan mazhab taktik Michel juga tak jauh beda dari Guardiola. Ketimbang menunjuk orang dari luar City Football Group, Michel mungkin pilihan yang tepat.

Rencana Pep Guardiola ke Depan

Sebetulnya, kemungkinan Guardiola bertahan masih terbuka. Ia memberikan beberapa syarat khusus untuk Manchester City agar bertahan. Tapi kalaupun City tak sanggup memenuhi syarat khusus yang, entah apa itu, Guardiola sudah menulis wishlist masa depannya.

Mengutip Manchester Evening News, Josep Guardiola mengatakan ke mana kariernya usai tak lagi di Manchester City. Untuk sementara waktu, Guardiola akan rehat dari hiruk-pikuk dunia sepak bola. Bapak Maria Guardiola ini dari tahun 2013 tak pernah rehat dari dunia kepelatihan.

Setelah lebih dari satu dasawarsa disibukkan menjadi pelatih, suami jurnalis Brasil, Cristina Serra ini merasa perlu mengambil jeda. Setelah istirahat, Guardiola berencana melatih tim nasional di masa mendatang, sebelum memutuskan pensiun dari dunia kepelatihan. Keputusan itu dibuat karena Guardiola ingin berkompetisi di Piala Dunia maupun Kejuaraan Eropa.

Hmmm…. Kira-kira timnas mana yang akan dilatih Pep Guardiola? Spanyol? Kemungkinannya kecil, karena seperti yang pernah diulas Starting Eleven Story, Guardiola punya hubungan kurang baik dengan Spanyol. Mungkinkah Brasil? Bisa jadi. Tapi, apa Guardiola mau memperbaiki tim nasional yang sudah rusak parah?

Timnas Inggris? FA sih penginnya gitu. Mereka konon akan mengirim penawaran yang sulit ditolak oleh Guardiola. Namun, mereka nggak tahu seberapa keras kepala Guardiola.

Nah, kalau akhirnya kehabisan pilihan, melihat gaya permainan Guardiola yang mirip Luis Milla, sepertinya sang pelatih cocok buat gantiin Shin Tae-yong pas kontraknya habis nanti. Namun yah, masalahnya….

https://youtu.be/egjYBv8gZSM

Sumber: CityExtra, TheGuardian, Mirror, MEN, TheAthletic

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru