Beberapa hari lalu, Starting Eleven sudah membahas tentang Timnas Indonesia yang berhasil mengalahkan Filipina dengan skor 2-0. Meski sempat kalah dari Irak, kemenangan atas Antonio Pintus cs sudah cukup untuk mengantarkan Skuad Garuda melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Namun, kali ini kita tak akan mengulang pembahasan itu. Melainkan sudut pandang lain yang cukup menarik. Dari konten tersebut, apakah kalian sadar bahwa Indonesia jadi satu-satunya wakil Asia Tenggara di putaran ketiga? Jika iya, maka muncul pertanyaan. Apa kabar negara-negara ASEAN lain macam Thailand dan Malaysia?
Sebelum kita bahas tentang kiprah negara-negara ASEAN lain di kualifikasi Piala Dunia 2026, alangkah baiknya kalian subscribe dan nyalakan lonceng agar tak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven.
Daftar Isi
Indonesia Jadi Satu-satunya
Bermain di hadapan lebih dari 64 ribu penonton yang memadati Gelora Bung Karno, Timnas Indonesia mengakhiri laga melawan Filipina dengan pesta perayaan. Indonesia lolos ke ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan status runner-up Grup F. Hasil ini juga membuat Indonesia mengamankan satu tiket ke Piala Asia 2027.
Pencapaian ini tak bisa disamai oleh negara-negara Asia Tenggara yang lain. Selain menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara, lolosnya Indonesia ke ronde ketiga ternyata memupus harapan beberapa negara ASEAN lainnya untuk tampil di Piala Dunia.
Vietnam & Filipina
Negara Asia Tenggara yang terdampak langsung atas performa menawan Indonesia di ronde kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah Vietnam dan Filipina. Karena kedua negara itu berada di grup yang sama dengan Indonesia dan Irak.
Vietnam harus mengubur dalam-dalam mimpinya untuk tampil di Piala Dunia 2026 lantaran hanya finis di urutan ketiga klasemen akhir Grup F. The Golden Stars hanya mengoleksi enam poin, selisih dua poin dengan Skuad Garuda. Hasil buruk ini juga jadi salah satu tanda kemunduran sepakbola Vietnam pasca ditinggal Park Hang-seo.
Sebelumnya, Vietnam merupakan salah satu negara yang paling sulit untuk ditandingi oleh Indonesia. Vietnam era Park Hang-seo pernah jadi wajah sepakbola Asia Tenggara. Bahkan, satu dari dua gelar Piala AFF yang dimiliki Vietnam adalah hasil kerja pelatih asal Korea Selatan itu.
Selain pernah meraih gelar Piala AFF, Vietnam era Park Hang-seo adalah satu-satunya wakil Asia Tenggara di ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Namun, kini kondisinya berbeda. Di saat Indonesia kian melesat, Vietnam justru makin tersesat. Pasca kepergian pelatih ikonik itu, Vietnam seperti kembali ke setelan pabrik.
Tapi, Vietnam dirasa lebih mending daripada Filipina. The Azkals hancur lebur di persaingan Grup F. Adrian Ugelvik cs mengakhiri babak kualifikasi sebagai juru kunci Grup F dengan torehan satu poin. Filipina tak mampu meraih satu kemenangan pun dari enam pertandingan.
Satu-satunya poin yang diraih adalah saat menahan imbang Indonesia dengan skor 1-1 di Stadion Rizal Memorial. Padahal Filipina sudah beberapa kali merombak komposisi tim dengan mendatangkan pemain keturunan. Federasi sepakbola Filipina juga sampai mengganti pelatih demi memperbaiki performa tim di babak kualifikasi. Tapi sayang, semua upaya yang dilakukan belum membuahkan hasil.
Malaysia
Dari Filipina, kita bergeser ke negara tetangga Malaysia. Sama halnya dengan Vietnam, malaysia juga pernah menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Itu dibuktikan dengan gelar juara Piala AFF yang diraih pada tahun 2010. Mereka memenangkan turnamen dua tahunan itu setelah mengalahkan Indonesia di final yang tampil superior sepanjang kompetisi.
Namun, setelah itu sepakbola Malaysia tak stabil. Sempat menaturalisasi banyak pemain, Malaysia tak kunjung berprestasi lagi. Setidaknya, sampai sekarang. Terlepas kasus penyiraman air keras yang menimpa beberapa punggawa Harimau Malaya, performa Tim nasional Malaysia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 sebetulnya tidak terlalu buruk.
Tim asuhan Kim Pan-gon berhasil meraih sepuluh poin dengan rincian tiga kemenangan dan satu hasil imbang. Sama dengan Indonesia. Harimau Malaya bahkan sempat memuncaki klasemen Grup D karena memenangi dua pertandingan awal melawan Kirgistan dan China Taipei pada tahun 2023 kemarin.
Namun, performa mereka tiba-tiba anjlok pasca Piala Asia 2023. Dari empat pertandingan kualifikasi di tahun 2024, Malaysia hanya meraih satu kemenangan. Nah, di sinilah celah yang dimanfaatkan oleh Kirgistan. Di saat Malaysia mulai oleng, Kirgistan tancap gas dan memaksimalkan hasil laga kualifikasi di tahun 2024. Dari empat pertandingan, Kirgistan tak terkalahkan.
Mereka mengakhiri babak kualifikasi ronde kedua dengan mengantongi 11 poin. Rinciannya tiga kemenangan, dua hasil imbang, dan satu kalah. Jumlah poin itu sudah cukup untuk menyalip Malaysia di urutan kedua.
Thailand
Dari negara-negara Asia Tenggara lain yang berpartisipasi di ronde kedua kualifikasi Piala Dunia 2026, barangkali Thailand yang paling apes. Bagaimana tidak? Sudah susah payah menahan imbang Korea Selatan, Thailand justru gagal lolos ke ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia cuma gara-gara kalah head to head dengan Timnas Cina.
Di laga terakhir, kemenangan Thailand atas Singapura sia-sia karena Cina cuma kalah 1-0 dari Korea Selatan. Thailand tercatat tak pernah menang dari Cina, Skuad Gajah Perang pun harus merelakan peringkat kedua Grup C ke tangan Tiongkok. Thailand boleh jadi yang paling apes. Tapi Myanmar dan Singapura lah yang paling nelangsa di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Myanmar & Singapura Merana
Myanmar dan Singapura sepertinya memang belum berada di level yang cukup baik untuk bersaing dengan tim-tim raksasa Asia. Hal itu dibuktikan dengan kondisi mereka yang justru jadi bulan-bulanan di grup masing-masing.
Singapura misalnya. Tergabung dalam Grup C bersama Korea Selatan, China, dan Thailand, pemilik empat gelar AFF itu jadi tim terburuk dalam penyisihan grup. Selain hanya mengoleksi satu poin saat menahan imbang Cina, Ikhsan Fandi dan kolega juga jadi lumbung gol bagi kontestan lain di Grup C.
Tercatat, Hassan Sunny memungut bola dari gawangnya sebanyak 24 kali dalam enam pertandingan. Lantas bagaimana dengan nasib Myanmar? Lebih parah lagi. Bergabung dengan Jepang, Korea Utara, dan Suriah di Grup B, Myanmar hanya meraih satu poin dan kebobolan 28 gol. Memalukan bukan?
Anyway, dengan gugurnya para juara Piala AFF di kualifikasi Piala Dunia 2026, bisa jadi pengingat bagi fans bola Indonesia. Tersingkirnya Thailand, Singapura, Vietnam, dan Malaysia semakin menguatkan bahwa pencapaian di tingkat Asia Tenggara tak bisa menjamin bahwa mereka bisa meraih prestasi di level dunia. Tujuh gelar Piala AFF yang dimiliki Thailand saja tak berarti apa-apa ketika memasuki level kompetisi yang lebih tinggi.
Sumber: Bola.com, CNN Indonesia, Sport Detik, Bola.net