Entah sampai kapan rasisme bisa enyah dari dunia sepakbola. Sampai sekarang rasisme terbukti masih saja menjadi noda besar di dunia sepak bola. Namun, jika diperhatikan, ada juga hal yang menarik dalam kasus rasisme ini.
Jika biasanya suporter di lapangan yang kerap menjadi pelaku, namun tak jarang juga tindakan rasis justru datang dari sang pemain itu sendiri. Nah, berikut tim Starting Eleven List rangkum delapan pemain yang pernah menjadi pelaku rasis.
Daftar Isi
LUIS SUAREZ
Tingkah polah Luis Suarez di lapangan hijau memang mengundang banyak perhatian. Mulai dari menggigit lawan hingga melontarkan hinaan rasis. Kasus rasisme yang dilakukan oleh Luis Suarez terjadi pada tahun 2011 silam saat masih memperkuat Liverpool. Peristiwa tersebut terjadi di laga Liga Inggris Liverpool vs MU musim 2011/12 di Anfield.
Saat itu Suarez terbukti melontarkan ucapan rasis kepada bek kiri MU, Patrice Evra. Pemain berjuluk El Pistolero tersebut melontarkan kata-kata rasis dalam bahasa Spanyol yakni “Porque tu eres Negro”, yang artinya “Dasar kau negro”.
Berkat tindakan memalukan tersebut, El Pistolero akhirnya dinyatakan bersalah oleh FA. Ia pun kemudian dihukum larangan bermain selama delapan laga di semua kompetisi, ditambah denda senilai 40 ribu pounds.
Patrice Evra opens up on the incident with Luis Suarez.
Suarez was fined £40,000 and banned for eight matches in 2011 after being found guilty by the FA of racially abusing Evra. pic.twitter.com/3ySvlN5u4r
— ESPN FC (@ESPNFC) May 4, 2020
BERNARDO SILVA
Pemain berikutnya yang pernah terlibat kasus rasisme adalah Bernardo Silva. Menariknya, korbannya bukan pemain lawan, melainkan rekannya sendiri saat berseragam City, Benjamin Mendy. Aksi rasis Bernardo tersebut juga bukan lewat ucapan langsung, melainkan lewat media sosial.
Gelandang asal Portugal tersebut kedapatan nge-tweet bernada rasial yang ditujukan kepada Mendy. Tweet dari akun @BernardoCSilva tersebut bergambar foto Benjamin Mendy waktu kecil yang dijejerkan dengan maskot produk permen Conquitos, yang identik dengan kulit hitam.
Sontak tweet tersebut pun mengundang banyak kritik. Namun, Bernardo mengaku bahwa tweet tersebut tak bermaksud menghina Mendy. Ia berdalih hanya candaan sesama rekan satu tim belaka. Meskipun dalam konteks bercanda, FA tetap menginvestigasi kasus tersebut. FA akhirnya tetap menghukum Bernardo Silva dengan larangan bertanding satu laga, serta denda 50 ribu pounds.
🗣 Leicester City fullback Ricardo Pereira on Bernardo Silva’s tweet:
“It’s ridiculous, honestly. Those who know him know that they are always joking. It is not about racism. Unfortunately, they wanted to make him an example.”
[@Record_Portugal via @Sport_Witness] pic.twitter.com/hEc9svqiEq
— City Xtra (@City_Xtra) November 15, 2019
ONDREJ KUDELA
Pemain berikutnya yang terbukti lakukan tindakan rasis adalah pemain asal Ceko, Andrej Kudela. Bek yang pernah bermain di Persija Jakarta tersebut sempat kena kasus rasisme saat berseragam Slavia Praha. Peristiwa tersebut terjadi pada laga Europa League bulan Maret 2021 antara Slavia Praha vs Rangers di Ibrox Stadium.
Kejadiannya berawal dari aksi keributan jelang laga berakhir. Kudela terlibat dalam aksi saling dorong dengan pemain Rangers, Glen Kamara. Saat terjadi saling dorong tersebut, keluarlah kata-kata “monyet” dari mulut Kudela kepada Kamara. Namun awalnya, Kudela mengelak mengatakan monyet pada Kamara. Kudela hanya mengaku pada media bahwa ia hanya berkata “brengsek” kepada Kamara.
Namun usai laga, UEFA langsung menginvestigasi kasus tersebut. Alhasil, Ondrej Kudela dinyatakan bersalah. Ia lalu terkena sanksi larangan bermain sebanyak sepuluh laga di semua kompetisi.
✋UEFA have banned Slavia Prague defender Ondrej Kudela for 10 matches for racist abuse.
🛑UEFA have also banned Glen Kamara for 3 matches for assault. pic.twitter.com/MbOPs0iUlK
— SPORF (@Sporf) April 14, 2021
MILAN BAROS
Jauh di tahun 2007, penyerang Lyon, Milan Baros pernah terbukti melakukan pelecehan rasial terhadap pemain Rennes asal Kamerun, Stephane M’Bia. Peristiwa tersebut terjadi saat laga Ligue 1 musim 2006/07 antara Lyon vs Rennes di Stadion Stade de Gerland.
Rekaman yang muncul di televisi Prancis memperlihatkan Baros sengaja mencubit hidung M’Bia, dan melambaikan tangannya ke arah M’Bia dengan gestur menghina. Lambaian tangan tersebut seolah-olah menunjukan bahwa M’Bia punya bau badan yang tidak sedap.
Meski Baros mengakui tindakannya tersebut, namun dia membantah bahwa tindakan itu bernada rasial. Menurut Baros itu hanya tindakan spontan, dan tak ada maksud menghina. Meski begitu, Ligue de Football Professionnel atau LFP tetap menginvestigasi tindakan Baros tersebut. Komisi Disiplin LFP pun akhirnya memutuskan untuk menghukum Baros dengan larangan tiga kali bermain di semua kompetisi.
Milan Baros, une seule saison à l’OL mais deux exploits :
– flashé à 271 km/h dans l’Ain (record de vitesse du département)
– suspendu jusqu’à la fin de la saison pour ce geste : pic.twitter.com/PTRTxExaZm— bourrin de Futbology (@ibarbinho) May 30, 2019
JELLE VAN DAMME
Pemain asal Anderlecht, Jelle Van Damme pada tahun 2009 pernah melakukan tindakan rasis kepada pemain Standard Liege, Oguchi Onyewu. Peristiwa tersebut terjadi di laga playoff Liga Belgia antara Standard Liege melawan Anderlecht pada tanggal 21 Mei 2009.
Pada saat laga berjalan, Van Damme menghina Onyewu dengan perkatan “monyet kotor”. Sampai-sampai, Onyewu sempat ingin meninggalkan lapangan, sebelum akhirnya rekan satu tim menghalanginya.
Kasus tersebut lalu dibawa pihak Onyewu ke ranah hukum. Onyewu sampai menyewa pengacara untuk menuntut Van Damme di pengadilan. Kubu Van Damme juga masih bersikeras bahwa Van Damme tidak bersalah. Akhirnya dalam pengadilan, keduanya sepakat untuk berdamai. Namun ada satu permintaan dari pihak Onyewu, yakni pihak Liga Belgia harus berani menindak tegas pelaku rasisme berikutnya.
Jelle Van Damme, ancien joueur d’Anderlecht et du Standard, met un terme à sa carrière https://t.co/4Wo53uHWH7 pic.twitter.com/MyENeS2m7F
— LesoirSports (@LesoirSports) February 12, 2021
SERGIO BUSQUETS
Pemain berikutnya yang nggak nyangka pernah melakukan tindakan rasis adalah Sergio Busquets. Busquets melakukan tindakan rasis pada tahun 2011 saat berseragam Barcelona. Kejadian tersebut tepatnya terjadi pada laga leg pertama Semifinal UCL musim 2010/11 antara Barcelona vs Real Madrid di Santiago Bernabeu.
Usai laga yang berjalan panas tersebut, pihak Real Madrid merilis video yang menunjukkan bahwa Busquets sambil menutup mulutnya memanggil bek kiri El Real Marcelo dengan kata “mono” yang artinya “kera”
Namun, Busquets mengelak melakukannya. Ia malah dibela oleh Wakil Presiden Barca saat itu Josep Maria Bartomeu yang mengatakan bahwa itu hanya bumbu yang dilakukan para pesepakbola ketika bertemu lawan di atas lapangan.
Organigrama UEFA Platini desestimó sancionar a Busquets, por llamar “Mono” a Marcelo. García Silvero: (Jefe Servicios Disciplinarios e Integridad, Control Competiciones, Control Dopaje)
Actualmente García Silvero: (Dir Legal FIFA, Miembro Permanente AMA)
La prensa ni mu ⤵️ pic.twitter.com/180HjO99rN
— El Pirata Moreno (@MORENOAYALA1) September 5, 2024
JOHN TERRY
Legenda Chelsea, John Terry ternyata juga pernah melakukan tindakan rasis. Peristiwanya terjadi pada saat laga Liga Inggris antara Chelsea vs Queens Park Rangers (QPR), bulan Oktober 2011 di Loftus Road. Di laga tersebut, John Terry kedapatan menghina bek QPR Anton Ferdinand dengan kata “hitam”, serta kata makian kasar lainnya.
Kasus tersebut pun kemudian ramai dan banyak diperbincangkan. Pasalnya, pihak Anton Ferdinand tak terima dan membawanya ke ranah pengadilan. Namun, Terry yang bersikeras tidak bersalah, juga berani melawannya dengan membuat laporan pembelaan. Meski begitu, Terry pun akhirnya dihukum juga. Terry dihukum oleh FA berupa larangan bermain selama empat laga dan denda sebesar 220 ribu pounds.
For his recent documentary on racism in football, @anton_ferdinand asked to speak to John Terry. The former Chelsea captain refused. pic.twitter.com/oFv1aQO8Ze
— Born Offside (@bornoffsideuk) December 4, 2020
ENZO FERNANDEZ
Berikutnya yang bikin heboh, adalah kasus rasisme yang menjerat Enzo Fernandez. Peristiwa itu terjadi pasca Argentina juara Copa America 2024. Dalam sebuah video live stream di Instagram miliknya, Enzo Fernandez menyanyikan nyanyian berbau rasial bersama rekan-rekannya, yang ditujukan kepada pemain-pemain Timnas Prancis. Nyanyian tersebut kurang lebih berisi hinaan kepada para pemain Timnas Prancis berkulit hitam yang berasal dari orang tua Afrika.
Setelah video tersebut viral dan menuai banyak kecaman, Enzo akhirnya mengunggah pernyataan maafnya melalui akun media sosialnya. Meski begitu, tindakan Enzo tersebut tak henti-hentinya menuai banyak kecaman, termasuk dari rekan satu timnya di Chelsea yang berasal dari Prancis.
Namun anehnya, tak ada sanksi dari Chelsea dan pihak FA pada Enzo. Namun pihak Federasi Sepakbola Prancis (FFF) tetap berharap FIFA bisa memberikan hukuman yang berat pada Enzo.
Enzo Fernandez and Argentine Players have been accused of racism, after ridiculing French Players of African descent.
They were chanting the words, “They play for France, but their parents are from Angola. Their mother is from Cameroon, while their father is from Nigeria. But… pic.twitter.com/O5GUX3SVAK
— Africa Facts Zone (@AfricaFactsZone) July 16, 2024