Negara-negara Asia Tenggara yang dulu menjadi rival Indonesia kini tampaknya mulai bangun dari mimpi kejayaan di masa lalu. Mereka seakan tertampar setelah melihat kemajuan Timnas Indonesia yang begitu pesat. Meleng dikit, King Indo sudah jauh meninggalkan Thailand dan Vietnam.
Negara-negara tetangga tidak menyangka bahwa Indonesia akan bangkit secepat itu. Bermodalkan pemain-pemain diaspora dan kecerdasan taktik Shin Tae-yong, Timnas Indonesia berhasil menembus batas. Indonesia kini mulai disejajarkan dengan Qatar, Arab Saudi, bahkan Jepang.
Para tetangga yang mulai kebakaran jenggot pun akhirnya berusaha mencuri resep sukses Indonesia. Mereka kini mulai menggenjot proyek naturalisasi lagi. Lantas, siapa pemain baru mereka?
Daftar Isi
Vietnam
Dulu nyindir-nyindir Indonesia yang katanya cuma bisa pakai pemain keturunan, kini Vietnam mulai menjilat ludahnya sendiri. Beberapa hari lalu, Federasi Sepakbola Vietnam mengumumkan bahwa Golden Stars akan memiliki bomber baru. Ya, pemain yang sedang kita bahas adalah Rafaelson Bezerra Fernandes.
Striker asal Brazil yang kini sudah berusia 27 tahun itu kabarnya tidak punya hubungan darah sama sekali dengan Vietnam. Namun, dirinya sudah berhak membela Timnas Vietnam. Lantas, apa urgensi Vietnam memberikan status kewarganegaraan Vietnam pada Rafaelson?
Federasi Vietnam memandang Rafaelson sebagai penyerang haus gol di Liga Vietnam. Musim lalu saja, Rafaelson mencatatkan 31 gol dari 24 pertandingan bersama Nam Dinh FC. Selain itu, Rafaelson juga sudah berkarir di Liga Vietnam sejak tahun 2020. Itu sudah cukup untuk memberikannya kewarganegaraan. Rafaelson bahkan sudah berhak menggunakan nama Vietnamnya, Nguyen Xuan Son.
Selain Rafaelson, Vietnam kabarnya juga sedang memproses pemain-pemain lain agar bisa segera membela Timnas Vietnam. Dilansir Detik Sport, pemain-pemain itu adalah Jason Pendant, Kyle Colonna, dan Adou Minh. Dari ketiga nama itu, Jason Pendant jadi yang paling menarik untuk dibahas.
Pendant pernah berkarir di MLS bersama New York Red Bull. Dirinya diproyeksikan sebagai pengganti Doan Van Hau yang tak kunjung pulih dari cedera. Hebatnya, Pendant tercatat pernah tampil untuk Timnas Prancis U-16 dan U-18. Dirinya bahkan pernah satu tim dengan pemain sekelas Allan Saint-Maximin di Prancis U-16.
Thailand
Tak mau kalah dari Vietnam, Thailand yang masih berstatus pemilik gelar Piala AFF terbanyak pun mulai mendatangkan beberapa pemain keturunan. Bahkan skemanya pun mirip dengan apa yang dilakukan Indonesia. Pemain keturunan yang dipanggil didominasi dari Eropa dan masih berusia muda.
Skema itu dilakukan demi peningkatan kualitas jangka panjang. Thailand tidak mau hanya mengandalkan pemain-pemain senior yang hanya bisa bermain selama tiga atau empat tahun lagi. Maka dari itu, pemain-pemain macam Erawan Garnier, Mees Eppink, Fynn Braun didatangkan oleh federasi.
Ketiga nama itu masih berusia sangat muda. Braun bahkan masih berusia 16 tahun. Meski begitu, mereka semua binaan klub-klub Eropa. Jika Braun bermain untuk klub Jerman, Karlsruhe U-19, Mees Eppink yang berposisi sebagai penjaga gawang baru saja bergabung dengan FC Utrecht U-21. Ya, Eppink kini jadi rekan satu tim Ivar Jenner.
Erawan Garnier tercatat jadi yang paling menjanjikan dari angkatan ini. Garnier berposisi sebagai winger kanan. Lahir dan besar di Prancis, Garnier memulai karir sepakbola di sana. Garnier kini berstatus sebagai pemain Lyon B dan sudah mencatatkan 12 penampilan di semua kompetisi.
Selain nama-nama itu, Thailand juga memanggil pemain keturunan Swedia yang berkarir di Asia. Contohnya Patrik Gustavsson yang membela Nara Club, tim kasta ketiga Jepang dan William Weidersjö yang membela klub lokal, Uthai Thani. Meski cuma berkarir di Asia, mereka merupakan jebolan klub-klub Swedia, seperti Hammarby IF dan Sylvia.
Filipina
Kekalahan dari Skuad Garuda di laga terakhir ronde kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 tampaknya telah membuat Filipina sadar. Selama ini mereka sudah tertinggal jauh dari Timnas Indonesia.
Melihat gap yang semakin jauh, Filipina mulai mengesampingkan gerbong pemain yang berkarir di Asia Tenggara. Mereka kini mulai mengalihkan fokus kepada bakat-bakat terbaik yang bermain di Eropa dan Amerika Serikat. Beberapa sudah debut di Timnas Filipina. Namun, masih banyak juga yang belum tampil.
Pemain-pemain yang sudah debut antara lain Bjørn Martin Kristensen yang kini memperkuat klub kasta kedua Norwegia, Aalesund. Lalu ada Dylan Demuynck dari Zulte Waregem, dan Alex Monis yang membela tim muda New England Revolution. Semuanya bukan kelahiran Filipina, tapi memiliki darah keturunan dari leluhurnya.
Sementara pemain yang baru mengantongi kewarganegaraan Filipina adalah Raphael Obermair. Pria berusia 28 tahun itu jadi salah satu pemain yang dinantikan debutnya. Itu karena Obermair berstatus sebagai talenta menjanjikan di Jerman. Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu pernah membela Bayern Munchen II medio 2016 hingga 2018.
Dirinya mencatatkan 61 penampilan serta 16 assist bersama tim cadangan Munchen. Hebatnya, talenta Obermair pernah mendapat pengakuan dari Carlo Ancelotti ketika dipanggil ke skuad utama untuk menghadapi Bayer Leverkusen tahun 2017. Sayangnya, ia tak mendapat menit bermain di laga tersebut. Kini, Obermair menjadi bagian penting di SC Paderborn yang berlaga di 2.Bundesliga.
Malaysia
Tak mau ketinggalan, Malaysia juga menambah stok pemain naturalisasi. Harimau Malaya tampaknya sudah kapok memberikan status kewarganegaraan kepada pemain-pemain asing di Liga Malaysia. Kini, Malaysia lebih memprioritaskan untuk menggaet pemain Eropa yang memiliki garis keturunan.
Di luar Ferdy Druijf yang masih gantung, Malaysia kabarnya telah merampungkan proses naturalisasi pemain Go Ahead Eagles, Mats Deijl. Sang pemain bahkan secara terbuka menyampaikan rasa bangganya bisa memiliki paspor Malaysia. Pemain yang berposisi sebagai bek kanan itu sudah mengantongi 117 penampilan bersama Eagles.
Dirinya merupakan salah satu pemain penting di skuad utama mantan klub Jay Idzes tersebut. Atribut utama dari Deijl adalah kemampuan transisi dan fleksibilitas. Selain bek kanan, pemain berusia 27 tahun itu juga bisa bermain di berbagai posisi lainnya seperti bek tengah, bek kiri, dan pemain sayap kanan.
Selain pemain Go Ahead Eagles itu, Malaysia juga sedang mengupayakan dua pemain Burnley, John Brownhill dan Zian Fleming. Dilansir The Vocket, skuad Harimau Malaya sedang melengkapi berkas-berkas kedua pemain itu. Bahkan, media tersebut menyebut Flemming dan Brownhill bisa debut di Piala AFF 2024 mendatang.
Kalau soal Brownhill kalian sudah paham lah ya. Dia jadi andalan lini tengah Burnley dalam empat tahun terakhir. Nama yang baru terdengar justru Zian Flemming. Belum ada bukti konkret soal darah keturunan Flemming. Tapi, rumor bergabungnya sang pemain ke skuad Malaysia kian menyebar di Asia Tenggara.
Singapura
Yang terakhir, ada Singapura. Meski cuma negara kecil, Singapura membuktikan diri bahwa mereka juga punya daya tarik dari segi sepakbola. Hal itu diperkuat dengan hadirnya bek Cardiff City, Perry Ng. Pemain yang besar di Inggris itu memiliki darah Singapura dari kakeknya yang dikabarkan asli kelahiran Singapura.
Kabar bergabungnya Perry Ng ke skuad Singapura langsung menjadi perbincangan warganet. Sebab, ia langsung menjadi salah satu pemain Asia Tenggara dengan harga pasar tertinggi, yakni 3,8 juta euro. Itu bahkan lebih tinggi dari Sandy Walsh. Market Value Perry melonjak karena dirinya berstatus pemain penting di Cardiff.
Lima musim berseragam Cardiff, Perry telah mengantongi 152 penampilan di semua kompetisi. Perry sendiri termasuk pemain bek yang produktif. Naluri menyerangnya sangat tinggi. Musim 2023/24 saja, dirinya mampu mencatatkan namanya di papan skor sebanyak enam kali. Itu jadi yang tertinggi di skuad Cardiff.
Selain Perry, Singapura juga menambah beberapa pemain baru lagi. Pembahasan selengkapnya tentang pemain naturalisasi Singapura bisa kalian simak di konten Starting Eleven sebelumnya.
Itulah negara-negara rival yang mulai menggenjot lagi proyek naturalisasi. Tapi, kalau dipikir-pikir, buat apa juga susah payah menambah pemain-pemain Grade A kalau cuma dipakai pas main di Piala AFF?
Sumber: Skor.id, Sport Detik, TVOnenews, Transfermarkt