Melacak Mesranya Persahabatan Arteta dan Pep Guardiola

spot_img

Pelukan hangat Mikel Arteta dan Pep Guardiola nampaknya akan sering terlihat di tengah perseteruan kedua klubnya yang sedang berlomba memperebutkan mahkota Liga Inggris. Persahabatan mereka sudah terjalin sejak lama, keduanya sering bertukar pikiran bahkan sebelum bersama di Manchester City. Menarik untuk melihat kisah persahabatan mereka dengan segala kejadian yang menyertainya.

Berawal Dari Idola di La Masia

Keduanya kali pertama bertemu di akademi pemain muda Barcelona. Saat itu Pep sudah jadi pemain inti di tim utama. Arteta ketika itu masih berusia 16 tahun. Pemain tengah seperti Arteta maupun Xavi ketika itu sudah pasti tentu mengidolakan sosok seperti Guardiola sebagai role model.

Namun, masa Arteta di Catalan tak berlangsung lama ketika ia malah memilih untuk menjajakan bakatnya ke negara lain macam PSG, Rangers, Sociedad dan sampai ke Inggris bersama Everton dan kemudian Arsenal.

Dua wartawan olahraga dari Spanyol, Lu Martin dan Pol Balius pernah menulis mengenai perjalanan karier kepelatihan Pep dan juga hubungannya dengan Mikel Arteta ini dalam buku berjudul Pep’s City: The Making of a Superteam.

Dalam ceritanya, meskipun selama itu Arteta melanglang buana ke negeri orang, hubungannya dengan Pep Guardiola tak putus. Hubungannya makin dekat ketika ia juga dekat tempat tinggalnya dengan saudara laki-laki Pep, Pere Guardiola di daerah London Utara. Tepatnya di tahun 2012, ketika Arteta masih membela The Gunners.

Bahkan saking dekatnya hubungan mereka, Pere Guardiola ketika itu bersama Arteta sempat ditanya oleh Pep Guardiola mengenai taktik bagaimana mengalahkan Chelsea. Klub asal London yang akan dilawan Barcelona asuhan Pep di Liga Champions.

Sejak saat itulah Pep terkejut dan terpesona akan petuah teknis dari Arteta. Dari situ Pep mulai menyadari bahwa Arteta berbakat untuk menjadi pelatih hebat.

Kenapa Pep Ingin Arteta Sebagai Asistennya Di City?

Setelah Arteta pensiun sebagai pemain, ia langsung ditawari jabatan oleh beberapa pihak. Ada tiga pilihan baginya, ditawari Wenger jadi pelatih akademi muda Arsenal, jadi staf pelatih Spurs oleh mantan rekan setimnya di PSG Pochettino, atau jadi tim pelatih di City asuhan Pep.

Namun, ketika itu Arteta memilih untuk ikut Pep di City. Karena tentu Pep sendiri yang memintanya pada 2016 untuk duduk disampingnya. Menurut buku Pep’s City: The Making of a Super Team, tepatnya di musim 2015/16, ketika Munchen asuhan Pep berhadapan dengan Arsenal di Liga Champions, gerak-gerik Arteta dan Pep untuk bekerja sama sudah terlihat.

Setelah pertandingan, Pep terlihat berbincang-bincang dengan Arteta di ruang ganti. Isi obrolan itu adalah Pep bilang bahwa suatu saat nanti ia ingin bekerja sama dalam tim.

Selain kenyamanan, Pep juga mendambakan hal-hal kecil dari Arteta. Arteta dianggap Pep sebagai pelatih yang perfeksionis. Hal-hal detail macam pergerakan pemain, posisi, formasi hingga pendekatan permainan lawan, selalu harus dilakukannya dengan sempurna.

Sebagai contoh kepercayaan Pep pada Arteta adalah saat ia disuruh berkuasa penuh dalam hal strategi kala melawan Arsenal pada Desember 2016. Dengan pengalaman seluk beluknya ketika di Arsenal, ia pun berhasil. City menang 2-1.

Begitupun kala bertemu Sunderland.“Saya ingat bahwa pertandingan pertama yang kami mainkan adalah melawan Sunderland. Kami bermain melawan David Moyes. Dan Arteta pun berkata pada saya bahwa ia mengenal Moyes dengan baik ketika di Everton. Arteta banyak menjelaskan tentang strategi Moyes, sampai hal detail macam taktik, formasi, hingga set pieces,” kata Guardiola.

Saling Puji Antara Dua Sahabat

Itulah beberapa wujud kepercayaan sebagai seorang sahabat. Dan tak sampai di situ, hal-hal detail yang dilakukan Arteta itu sempat banyak dipuji oleh rekan-rekannya sendiri. Nacho Monreal, bek kiri yang pernah bermain bersama Arteta di Arsenal, menyatakan bahwa Arteta itu tak pernah puas sampai segalanya sempurna.

Sebagai seorang sahabat, Pep juga tak sungkan menyanjungnya kala berhasil memoles dua sayapnya yakni Sane dan Sterling jadi lebih eksplosif. Sebuah hal yang wajar ketika di era sekarang bersama Arsenal, ia berhasil memoles dua sayapnya yakni Martinelli dan Saka.

Sementara itu, Arteta yang disanjung sahabatnya tersebut pun tak puas diri. Ia juga mengaku bahwa semuanya itu dilakukan karena dasar ilmunya dari Pep. Arteta pernah bilang bahwa ketika ia pertama kali bekerja sama dengan Pep di City, ia langsung teringat mantra dari Pep.

“Kita bermain untuk menguasai bola, dan kalau ada yang menghalangi kita, kita harus rebut sesegera mungkin untuk kembali menguasainya,” kenang Arteta. Mantra itu pun yang dibawa Arteta dalam gaya melatihnya sampai sekarang.

Kenapa Arteta Dilepas Pep?

Perjalanan duo bestie itu di Etihad berjalan hingga tiga setengah musim lamanya. Beberapa trofi pun sudah disabet. Namun, ada satu hal yang aneh ketika Arteta bersama Pep di pinggir lapangan. Hal itu disampaikan Pep sendiri.

Ya, Pep berkata kalau mereka sering meluapkan kegembiraan ketika gol datang. Keduanya berteriak dan saling melompat merayakan kemenangan. Namun tidak halnya kala melawan Arsenal. Arteta sering tak antusias ketika City membobol Arsenal.

Pep sebagai bestie-nya tentu tahu akan perasaan Arteta. Pep tahu jiwa Arteta adalah seorang Gooners sejati. Ia tak terlalu mempersoalkan hal itu. Bahkan ketika suatu saat ia dipanggil oleh Arsenal, Pep pun pernah bilang tak akan menghalanginya.

Benar saja, Pep akhirnya merelakan Arteta pergi untuk pulang kampung ke Arsenal saat tawaran datang pada 2019. Pep rela berpisah, dan tak menghalangi bestie-nya itu untuk keluar meniti karir di tim yang dicintainya.

Pembelaan Pep Ketika Ada Hastag #Arteta Out

Ketika sudah di Arsenal, Arteta tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan akan keterpurukan. Bahkan ia sempat disuruh angkat kaki oleh publik Emirates.

Ketika #ArtetaOut bertebaran, Pep sebagai seorang sahabat tak gentar pasang badan untuk membelanya. Kata Pep, Arsenal akan melakukan kesalahan besar jika memecat Arteta.

“Saya mengerti bahwa para analis menganalisis hasil. Tapi saya bersamanya selama bertahun-tahun dan saya yang lebih tahu kualitasnya. Ini hanya masalah waktu, dan dia pasti akan bisa melakukannya,” kata Pep Guardiola.

Mungkin pembelaan dari Pep itu terjawab sudah di musim ini. Bagaimana Arteta kini bahkan memuncaki klasemen Liga Inggris di atas Pep hingga paruh musim. Pep juga mengatakan bahwa sahabatnya itu bisa saja ia halangi untuk tidak hengkang ke Arsenal. Karena menurut Guardiola, Arteta bisa jadi suksesornya di Manchester City

Pep menganggap sahabatnya itu hanya tak sabar untuk menunggunya di City. Perkataan itu bisa jadi pertanda, mungkin saja di suatu saat nanti jika Pep hengkang dari Etihad, ia sudah merelakan posisinya itu akan dilimpahkan pada sahabatnya, yakni Mikel Arteta.

Sumber Referensi : sportingnews, footballlondon, si.com, goal.com, newslatter.co

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru