Pelukan hangat Mikel Arteta dan Pep Guardiola nampaknya akan sering terlihat di tengah perseteruan kedua klubnya yang sedang berlomba memperebutkan mahkota Liga Inggris. Persahabatan mereka sudah terjalin sejak lama, keduanya sering bertukar pikiran bahkan sebelum bersama di Manchester City. Menarik untuk melihat kisah persahabatan mereka dengan segala kejadian yang menyertainya.
Pep Guardiola: “If another team – Arsenal or whatever – are going to win the Premier League, I would be the first to call Mikel [Arteta] and say, ‘Congratulations Mikel, you deserve it’. But I want to fight for it!" pic.twitter.com/jUqWp2B4oM
— Chris Wheatley (@ChrisWheatley_) February 11, 2023
Daftar Isi
Berawal Dari Idola di La Masia
Keduanya kali pertama bertemu di akademi pemain muda Barcelona. Saat itu Pep sudah jadi pemain inti di tim utama. Arteta ketika itu masih berusia 16 tahun. Pemain tengah seperti Arteta maupun Xavi ketika itu sudah pasti tentu mengidolakan sosok seperti Guardiola sebagai role model.
Laporta tiene a Mikel Arteta como favorito para el puesto de DT, el español es una gran leyenda del Barcelona e inspiración para muchos en la Masia, también un gran discípulo de Guardiola. Laporta lo considera mucho mas apto que a Xavi.
— Gunners Argentina (@Gunnersarg_) October 27, 2021
informa el fiable Quimey Herrera. pic.twitter.com/cXl6O0aABZ
Namun, masa Arteta di Catalan tak berlangsung lama ketika ia malah memilih untuk menjajakan bakatnya ke negara lain macam PSG, Rangers, Sociedad dan sampai ke Inggris bersama Everton dan kemudian Arsenal.
Dua wartawan olahraga dari Spanyol, Lu Martin dan Pol Balius pernah menulis mengenai perjalanan karier kepelatihan Pep dan juga hubungannya dengan Mikel Arteta ini dalam buku berjudul Pep’s City: The Making of a Superteam.
#NewOnFP FP Book Review – Pep's City: The Making Of a Superteam | by @loudspeaker19 https://t.co/p7afvbBFA3 pic.twitter.com/mD6FV16ic7
— Football Paradise (@Football_P) August 3, 2020
Dalam ceritanya, meskipun selama itu Arteta melanglang buana ke negeri orang, hubungannya dengan Pep Guardiola tak putus. Hubungannya makin dekat ketika ia juga dekat tempat tinggalnya dengan saudara laki-laki Pep, Pere Guardiola di daerah London Utara. Tepatnya di tahun 2012, ketika Arteta masih membela The Gunners.
Bahkan saking dekatnya hubungan mereka, Pere Guardiola ketika itu bersama Arteta sempat ditanya oleh Pep Guardiola mengenai taktik bagaimana mengalahkan Chelsea. Klub asal London yang akan dilawan Barcelona asuhan Pep di Liga Champions.
Sejak saat itulah Pep terkejut dan terpesona akan petuah teknis dari Arteta. Dari situ Pep mulai menyadari bahwa Arteta berbakat untuk menjadi pelatih hebat.
Pep Guardiola called Mikel Arteta in 2012, then a 30-year-old player at Arsenal, ‘to pick his old friend’s brain’ after drawing Chelsea in the Champions League semi-final in 2012, as revealed in an extract of ‘Pep’s City, The Making of a Superteam’: Pol Ballús and Lu Martín. #afc pic.twitter.com/uhQFCCt6l3
— afcstuff (@afcstuff) September 17, 2022
Kenapa Pep Ingin Arteta Sebagai Asistennya Di City?
Setelah Arteta pensiun sebagai pemain, ia langsung ditawari jabatan oleh beberapa pihak. Ada tiga pilihan baginya, ditawari Wenger jadi pelatih akademi muda Arsenal, jadi staf pelatih Spurs oleh mantan rekan setimnya di PSG Pochettino, atau jadi tim pelatih di City asuhan Pep.
Namun, ketika itu Arteta memilih untuk ikut Pep di City. Karena tentu Pep sendiri yang memintanya pada 2016 untuk duduk disampingnya. Menurut buku Pep’s City: The Making of a Super Team, tepatnya di musim 2015/16, ketika Munchen asuhan Pep berhadapan dengan Arsenal di Liga Champions, gerak-gerik Arteta dan Pep untuk bekerja sama sudah terlihat.
Setelah pertandingan, Pep terlihat berbincang-bincang dengan Arteta di ruang ganti. Isi obrolan itu adalah Pep bilang bahwa suatu saat nanti ia ingin bekerja sama dalam tim.
Selain kenyamanan, Pep juga mendambakan hal-hal kecil dari Arteta. Arteta dianggap Pep sebagai pelatih yang perfeksionis. Hal-hal detail macam pergerakan pemain, posisi, formasi hingga pendekatan permainan lawan, selalu harus dilakukannya dengan sempurna.
Josep "Pep" Guardiola Sala, Mikel Arteta Amatriain and Xavier Hernández Creus were all fantastic Spanish controllers who graduated from La Masia. Recently, they have all gone on to become elite-level managers.
— EBL (@EBL2017) February 12, 2022
"Controllers" have the best understanding of the beautiful game. pic.twitter.com/8LzMqDCs4X
Sebagai contoh kepercayaan Pep pada Arteta adalah saat ia disuruh berkuasa penuh dalam hal strategi kala melawan Arsenal pada Desember 2016. Dengan pengalaman seluk beluknya ketika di Arsenal, ia pun berhasil. City menang 2-1.
Begitupun kala bertemu Sunderland.“Saya ingat bahwa pertandingan pertama yang kami mainkan adalah melawan Sunderland. Kami bermain melawan David Moyes. Dan Arteta pun berkata pada saya bahwa ia mengenal Moyes dengan baik ketika di Everton. Arteta banyak menjelaskan tentang strategi Moyes, sampai hal detail macam taktik, formasi, hingga set pieces,” kata Guardiola.
Saling Puji Antara Dua Sahabat
Itulah beberapa wujud kepercayaan sebagai seorang sahabat. Dan tak sampai di situ, hal-hal detail yang dilakukan Arteta itu sempat banyak dipuji oleh rekan-rekannya sendiri. Nacho Monreal, bek kiri yang pernah bermain bersama Arteta di Arsenal, menyatakan bahwa Arteta itu tak pernah puas sampai segalanya sempurna.
Sebagai seorang sahabat, Pep juga tak sungkan menyanjungnya kala berhasil memoles dua sayapnya yakni Sane dan Sterling jadi lebih eksplosif. Sebuah hal yang wajar ketika di era sekarang bersama Arsenal, ia berhasil memoles dua sayapnya yakni Martinelli dan Saka.
Sementara itu, Arteta yang disanjung sahabatnya tersebut pun tak puas diri. Ia juga mengaku bahwa semuanya itu dilakukan karena dasar ilmunya dari Pep. Arteta pernah bilang bahwa ketika ia pertama kali bekerja sama dengan Pep di City, ia langsung teringat mantra dari Pep.
Manchester City have one eye on Mikel Arteta as the long-term successor to Pep Guardiola, and he is proving his worth with some game-changing tactics. [Manchester Evening News] https://t.co/85FWnljmI1
— Manchestericonic™ (@manchestriconic) February 9, 2019
“Kita bermain untuk menguasai bola, dan kalau ada yang menghalangi kita, kita harus rebut sesegera mungkin untuk kembali menguasainya,” kenang Arteta. Mantra itu pun yang dibawa Arteta dalam gaya melatihnya sampai sekarang.
Kenapa Arteta Dilepas Pep?
Perjalanan duo bestie itu di Etihad berjalan hingga tiga setengah musim lamanya. Beberapa trofi pun sudah disabet. Namun, ada satu hal yang aneh ketika Arteta bersama Pep di pinggir lapangan. Hal itu disampaikan Pep sendiri.
Ya, Pep berkata kalau mereka sering meluapkan kegembiraan ketika gol datang. Keduanya berteriak dan saling melompat merayakan kemenangan. Namun tidak halnya kala melawan Arsenal. Arteta sering tak antusias ketika City membobol Arsenal.
🗣 "Just for respect, the feelings I had towards the club."
— Football Daily (@footballdaily) February 10, 2023
Mikel Arteta responds to Pep Guardiola saying that he never celebrated a goal against Arsenal whilst at City pic.twitter.com/Dvx4tTwBUz
Pep sebagai bestie-nya tentu tahu akan perasaan Arteta. Pep tahu jiwa Arteta adalah seorang Gooners sejati. Ia tak terlalu mempersoalkan hal itu. Bahkan ketika suatu saat ia dipanggil oleh Arsenal, Pep pun pernah bilang tak akan menghalanginya.
Benar saja, Pep akhirnya merelakan Arteta pergi untuk pulang kampung ke Arsenal saat tawaran datang pada 2019. Pep rela berpisah, dan tak menghalangi bestie-nya itu untuk keluar meniti karir di tim yang dicintainya.
Pembelaan Pep Ketika Ada Hastag #Arteta Out
Ketika sudah di Arsenal, Arteta tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan akan keterpurukan. Bahkan ia sempat disuruh angkat kaki oleh publik Emirates.
Ketika #ArtetaOut bertebaran, Pep sebagai seorang sahabat tak gentar pasang badan untuk membelanya. Kata Pep, Arsenal akan melakukan kesalahan besar jika memecat Arteta.
Can't wait for Pep Guardiola to quit Man City and join Arsenal..
— Señor Torreira (@Xahraddeen_) September 27, 2020
With Mikel Arteta barking out instructions in English, French, Spanish and German, all Pep has to do is put out the cones during training 😌 pic.twitter.com/wg2YpqaXaf
“Saya mengerti bahwa para analis menganalisis hasil. Tapi saya bersamanya selama bertahun-tahun dan saya yang lebih tahu kualitasnya. Ini hanya masalah waktu, dan dia pasti akan bisa melakukannya,” kata Pep Guardiola.
Mungkin pembelaan dari Pep itu terjawab sudah di musim ini. Bagaimana Arteta kini bahkan memuncaki klasemen Liga Inggris di atas Pep hingga paruh musim. Pep juga mengatakan bahwa sahabatnya itu bisa saja ia halangi untuk tidak hengkang ke Arsenal. Karena menurut Guardiola, Arteta bisa jadi suksesornya di Manchester City
Pep menganggap sahabatnya itu hanya tak sabar untuk menunggunya di City. Perkataan itu bisa jadi pertanda, mungkin saja di suatu saat nanti jika Pep hengkang dari Etihad, ia sudah merelakan posisinya itu akan dilimpahkan pada sahabatnya, yakni Mikel Arteta.
How are Pep Guardiola and Mikel Arteta different?
— Tifo Football (@TifoFootball_) October 22, 2020
The similarities between Guardiola and Arteta are talked about a lot.
But what are the differences?@gunnerblog finds out.
Illustrated by Craig Silcockhttps://t.co/wpUGS2vfbS pic.twitter.com/DrYbycxaF4
Sumber Referensi : sportingnews, footballlondon, si.com, goal.com, newslatter.co