Masih Nyinyirin Pemain Keturunan? Negara Ini Sukses Pakai Pemain Keturunan

spot_img

Di bawah asuhan Luis De La Fuente, Timnas Spanyol kerap melayangkan serangan-serangan cepat melalui sayap. De La Fuente berani meninggalkan identitas sepakbola Spanyol, yakni tiki-taka yang sudah melekat selama lebih dari satu dekade. Untuk memaksimalkan skema itu, De La Fuente memanfaatkan dua talenta muda berdarah Afrika di sektor sayap.

Kedua pemain tersebut adalah Nico Williams dan Lamine Yamal. Kita semua tahu, Nico dan Yamal bukan 100% Spanyol. Sama halnya dengan sang kakak, Nico memiliki darah Ghana. Sedangkan Yamal memiliki darah Guinea Khatulistiwa dari sang ibu. Bahkan, usut punya usut Yamal juga punya darah Maroko dari ayahnya.

Tampaknya, Spanyol ingin mengulangi kesuksesan di Euro 2008 dalam memanfaatkan Marcos Senna sebagai pemain keturunan. Tak dapat dipungkiri, di era sekarang banyak negara yang memanfaatkan pemain keturunan untuk memperkuat tim nasionalnya. Dan berikut adalah negara-negara yang sukses, berkat pemain keturunan

Sebelum kita ulas satu per satu, kalian bisa subscribe dan nyalakan lonceng terlebih dahulu agar tak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven.

Prancis

Tahun 1998 dan 2018 jadi dua tahun paling bersejarah bagi persepakbolaan Prancis. Karena di tahun itu mereka jadi juara dunia. Menariknya, di dua edisi Piala Dunia itu, mereka sangat bergantung pada pemain keturunan. Kita bisa lihat, bagaimana skuad Les Blues tahun 1998 dan 2018 dipenuhi oleh pemain-pemain berkulit hitam. 

Di tahun 1998 misalnya. Kala itu, Prancis masih diasuh oleh Aime Jacquet. Sang pelatih memanggil banyak pemain yang ternyata memiliki darah Afrika. Sebut saja seperti Claude Makelele yang berdarah Republik Demokratik Kongo. Lalu ada Patrick Vieira yang memiliki darah Senegal. Aime juga memiliki pemain berdarah Argentina seperti David Trezeguet dan pemain berdarah Aljazair dalam diri Zinedine Zidane.

Bahkan, hampir 90% skuad Prancis yang menjuarai Piala Dunia 2018 adalah pemain-pemain keturunan. Sebut saja seperti Presnel Kimpembe yang berasal dari Kongo. Terus ada N’Golo Kante yang berdarah Mali, Paul Pogba yang berdarah Guinea, dan tak ketinggalan Kylian Mbappe yang memiliki darah Kamerun. Hingga sekarang, Prancis pun masih “kecanduan” pemain keturunan.

Maroko

Negara yang tak kalah terkenalnya dari Prancis dalam urusan menggaet pemain keturunan adalah Maroko. Jika biasanya negara Eropa yang mencari pemain keturunan di Afrika, ini sebaliknya. Dengan bermodalkan pemain-pemain keturunan yang tersebar di seluruh Eropa, Maroko dengan mengejutkan mencapai semifinal Piala Dunia 2022.

Tapi, kesuksesan ini tak dicapai dalam semalam. Proyek naturalisasi Maroko juga sempat mendulang hasil kurang maksimal saat memanfaatkan pemain-pemain keturunan macam Munir El-Haddadi dari Spanyol, Hamza Mendyl yang memiliki darah Pantai Gading, dan Nordin Amrabat yang merupakan pemain kelahiran Belanda.

Dari situ Maroko pun berbenah. Mereka lebih ketat dalam menyaring pemain. Hingga pada akhirnya muncullah angkatan pemain diaspora baru seperti Achraf Hakimi yang lahir di Madrid dan Noussair Mazraoui, Sofyan Amrabat, dan Hakim Ziyech yang lahir di Belanda. Yang terbaru, Maroko telah berhasil menggoda Brahim Diaz untuk memilih Maroko ketimbang Spanyol. 

Belanda

Jika membicarakan negara yang mengandalkan pemain keturunan tentu kurang afdol jika tak membicarakan Timnas Pusat kita, Belanda. Ketika Indonesia mengeruk pemain-pemain keturunan dari Belanda, mereka justru menjaring pemain keturunan dari negara-negara lain juga. Tak terkecuali pemain-pemain keturunan Indonesia.

Namun, kebanyakan pemain keturunan yang membela Timnas Belanda berasal dari Benua Afrika dan Suriname. Soal kenapa Belanda punya banyak pemain keturunan dari Suriname, sudah dijelaskan dengan sangat rinci di konten Starting Eleven sebelumnya.

Sejarahnya cukup panjang. Dari era Ruud Gullit, Virgil van Dijk, hingga kini ada Xavi Simons, Belanda sangat bergantung pada pemain asal Suriname. Sementara pemain-pemain keturunan Afrika ada Memphis Depay, Nathan Ake, dan Jeremy Frimpong. Bahkan, di Euro 2024 Belanda juga memanggil Tijjani Reinders dan Ian Maatsen yang memiliki darah Indonesia.

Jerman

Sama halnya dengan Prancis, Jerman juga memanfaatkan para imigran untuk menjaring pemain-pemain hebat. Bahkan, beberapa dari mereka jadi tulang punggung tim saat menjuarai Piala Dunia 2014. Mungkin dari sekian pemain keturunan, yang paling terkenal tentu saja Mesut Ozil. Bersama Toni Kroos, pemain keturunan Turki ini jadi otak permainan Jerman di Piala Dunia 2014.

Selain Ozil, di skuad asuhan Joachim Loew saat itu juga dihuni Sami Khedira yang memiliki darah Tunisia. Lalu, ada Mario Gomez yang sebetulnya berhak membela Timnas Spanyol. Tak lupa ada duo penyerang yang memiliki darah Polandia, yakni Miroslav Klose dan Lukas Podolski. Dengan torehan 16 golnya, Klose bahkan masih berstatus top skor sepanjang masa Piala Dunia hingga sekarang.

Tradisi memanfaatkan pemain-pemain keturunan tentunya masih dipertahankan Jerman hingga sekarang. Di Euro 2024 ini, Jerman membawa beberapa pemain keturunan yang memiliki performa menawan bersama klubnya masing-masing. Contoh, ada Antonio Rudiger yang berdarah Sierra Leone dan Jamal Musiala yang memiliki darah Inggris. Sementara tongkat estafet keturunan Turki dilanjutkan oleh Ilkay Gundogan dan Deniz Undav.

Inggris

Timnas Inggris memang belum meraih gelar prestisius dalam dua dekade terakhir. Namun, The Three Lions diprediksi tak akan sekuat ini dan mencapai partai final di Euro 2020 jika tidak mengandalkan pemain keturunan. Pemain-pemain berdarah Afrika jadi favorit Inggris dalam menjaring talenta untuk meningkatkan kualitas tim.

Pada tahun 1960-an, imigrasi para penduduk Afrika menjadi masif karena pengaruh dari beberapa faktor seperti ekonomi, keamanan, historis, dan sebagainya. Nah, Inggris jadi salah satu tujuan aman bagi penduduk Afrika saat itu. Maka dari itu, banyak warga Afrika yang menikah dan melahirkan anak-anaknya di Inggris.

Seiring berjalannya waktu, anak-anak keturunan Afrika itu memilih jalan hidup sebagai pesepakbola. Dari sini lah federasi sepakbola Inggris mulai menjaring bakat-bakat mereka. Dari proyek ini lah muncul pemain-pemain seperti Bukayo Saka, Dele Alli, Eberechi Eze yang memiliki darah Nigeria. 

Atau pemain-pemain seperti Danny Welbeck dan Kobbie Mainoo yang memiliki darah Ghana. Oh ya, selain Afrika, Inggris juga memiliki pemain keturunan Jamaika dalam diri Raheem Sterling, Ashley Young, dan tentunya pemain kesayangan Gareth Southgate, Kalvin Phillips

Italia

Yang terakhir ada Italia. Well, sebenarnya bisa dihitung pemain tim nasional yang memiliki darah selain Italia. Itu karena Italia tak memiliki kerajaan atau kolonial yang bertahan cukup lama di benua-benua lain selain Eropa. Namun sekalinya ada pemain keturunan, pasti perannya begitu vital di skuad Gli Azzuri. Contohnya saja Mario Balotelli.

Pemain keturunan Ghana itu berperan penting dalam mengantarkan Italia mencapai final Euro 2012. Di saat Italia kekurangan penyerang tajam, Balotelli hadir sebagai jawaban. Meski berbeda dari rekan-rekan satu timnya, Super Mario tetap berkomitmen penuh dengan mencatatkan tiga gol di kompetisi itu.

Setelah Balotelli, mulai bermunculan pemain keturunan Afrika lainnya seperti Moise Kean dan Wilfried Gnonto. Keduanya memiliki darah Pantai Gading. Namun, dari sekian nama yang paling berdampak pada performa tim nasional adalah Jorginho. Pemain kelahiran Imbituba, Brazil itu jadi jenderal lapangan tengah skuad Italia saat menjuarai Euro 2020.

Indonesia Selanjutnya?

Itulah beberapa negara yang mendulang sukses dengan cara memanfaatkan pemain-pemain keturunan. Pencapaian negara-negara tersebut baik buruknya bisa menjadi cerminan Indonesia di masa depan nanti. Karena upaya yang sama sedang diupayakan oleh federasi sepakbola kita.

Shin Tae-yong dan PSSI sedang gencar memulangkan pemain-pemain keturunan untuk membela Timnas Indonesia. Tujuannya jelas untuk meningkatkan kualitas dan mengharumkan sepakbola Indonesia di kancah dunia. Jadi, jangan pada nyinyir. Mohon bersabar, semua butuh proses. Mie instan aja harus dimasak dulu baru bisa dimakan.

Sumber: Goal, ABC.net, Al Jazeera, Liputan6

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru