Dalam siniar bersama Akmal Marhali, pemain PSBS Biak, Muhammad Tahir mengkritik keberadaan pemain naturalisasi. Ia bilang pemain lokal 11-12 dengan pemain naturalisasi di Timnas Indonesia saat ini. Pernyataannya itu dihujani kritik. Ah, tidak, lebih tepatnya cibiran. Bagaimana mungkin pemain yang ditempa di kompetisi yang sehat disamakan dengan pemain lokal?
Bisa-bisanya pemain yang dilatih di tempat yang federasi sepak bolanya serius membangun sepak bola bukan hanya timnasnya bisa disamakan dengan pemain di Liga Indonesia?
Namun, kalau direnungkan lagi, perkataan Tahir ada benarnya. Memang, pemain lokal kualitasnya 11-12 sama naturalisasi, tapi tidak semua. Salah satu pemain lokal yang ranum di Liga Indonesia dan kualitasnya 11-12 dengan naturalisasi adalah Marselino Ferdinan.
Mengapa demikian? Mari kita membahasnya. Tapi sebelum itu jangan lupa subscribe dan nyalakan loncengnya biar nggak ketinggalan update terbaru dari Starting Eleven Story.
Daftar Isi
Diandalkan di Segala Level
Terlepas dari ia kini berseragam tim Belgia, KMSK Deinze, Marselino adalah salah satu pemain yang berkembang di Liga Indonesia yang sampai hari ini hampir selalu memperkuat Timnas Indonesia. Tidak hanya di level senior, di beberapa level kelompok umur, Marselino juga dipanggil.
Misalnya, di Timnas U-23. Tidak hanya oleh Shin Tae-yong, Marsel juga dipercaya oleh Indra Sjafri di ajang SEA Games lalu. Pemain yang akrab disapa Marceng itu pun menjadi bagian dari Timnas Indonesia yang menyabet emas SEA Games.
Posisinya di skuad Shin Tae-yong sulit tergantikan. Badai pemain naturalisasi tak kuasa menggeser posisinya. Bahkan jika tidak ada aral melintang atau cedera, STY selalu memakai Marceng dari menit awal. Di Piala Asia kemarin saja, Marceng adalah salah satu pemain yang tak tergantikan.
Selalu, selalu dan selalu….
— GARAGARABOLA (@garagarabola_) May 4, 2023
Marselino Ferdinan 🔥💥 pic.twitter.com/D5nOHkCZT2
Profil Marselino Ferdinan
Indonesia beruntung sekali punya pemain bagus yang bukan blasteran luar negeri seperti Marceng. Ia adalah Indonesia tulen. Marselino Ferdinan lahir di Jakarta, 9 September 2004. Meski lahir di Jakarta, tidak ada darah Jakarta dalam dirinya.
Ayah Marceng, Philipus Wio Roja Lodo adalah penduduk asli Desa Ubedolumolo, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sementara sang ibu, Sudarwijani asli Surabaya, Jawa Timur. Kedua orang tua Marceng bekerja di PT Kereta Api Indonesia.
Sang ayah kesehariannya bekerja di Divisi Umum, sedangkan ibunya seorang pramugari kereta api. Namun, setelah Marselino lahir, kedua orang tuanya berhenti bekerja di PT KAI Jakarta dan pindah ke Surabaya. Di Kota Pahlawan inilah, Marceng memulai kariernya sebagai pesepakbola.
Ia mewarisi bakat sepak bola dari sang ayah. Sejak kecil Marceng sudah tekun belajar dan berlatih. Kedisiplinan ayahnya diserap dengan baik oleh Marselino. Marceng awalnya berkembang di Liga Persebaya. Ia menjadi salah satu contoh program grassroot yang baik dan akademi yang juga dikelola dengan serius.
Bermain di Final Sea Games 2023 Kamboja, masih bangga dgn Marselino Ferdinan. Jebolan internal Persebaya dari SSB Indonesia Muda, yg sebelumnya di SSB milik Real Madrid cabang Sidoarjo. Torehkan sejarahmu sebagai Juara!! #kitagaruda #TimnasDaypic.twitter.com/NFr1O1GjlO
— Komunitas Fotografi Bonek (@bonekfotografi) May 16, 2023
EPA, Timnas U-15, dan Persebaya
Setelah menunjukkan perkembangan di Liga Persebaya, Marselino masuk ke tim junior Persebaya. Ia menjadi bagian dari tim Persebaya yang melakoni ajang Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 tahun 2019. Saat itu EPA baru saja dibentuk oleh PT Liga Indonesia Baru sebagai kompetisi kelompok umur. Hanya sebentar ia berlaga di EPA, Marceng sudah memikat pelatih Tim Nasional.
Tahun 2019, Timnas Indonesia U-16 akan bertolak ke Thailand untuk mengikuti kompetisi Piala AFF U-16. Bima Sakti, pelatih Timnas U-16 kala itu tertarik untuk membawa Marselino yang dinilai bagus di Persebaya Junior. Bagi mantan pemain Mitra Kukar itu, Marselino bisa jadi bagian penting di timnas asuhannya.
Marselino Ferdinan menjadi pemain yang selalu mencetak gol di setiap level Timnas Indonesia. Debutnya dimulai di Piala AFF U-15 2019 dan mencetak lima gol. Terakhir @marcengggg mencetak satu gol saat Indonesia takluk 1-3 dari Irak di Piala Asia 2023. pic.twitter.com/BsIuXjxxrt
— StatsRawon (@StatsRawon) January 17, 2024
Sayang, Timnas Indonesia U-16 gagal membawa pulang trofi. Waktu itu Indonesia dikalahkan Thailand di semifinal. Meski tidak berhasil menyabet gelar, tapi Marselino menjadi salah satu pemain yang cukup menonjol. Di turnamen itu ia bahkan menjadi top skor Timnas U-16 dengan 5 gol.
Kembali dari Thailand, Marselino langsung dipromosikan ke tim senior Persebaya. Aji Santoso, pelatih Persebaya kala itu, tidak lagi membiarkan Marselino hanya bermain di level EPA. Ia pun memperkuat Persebaya Surabaya di Liga 1 musim 2021/22.
Pemain Muda Potensial
Kesempatan bermain di tim utama Persebaya tidak disiakan-siakan olehnya. Marceng membayar kepercayaan Aji Santoso dengan penampilan impresif. Di tim utama Persebaya, Marceng sama sekali tak kehilangan kepercayaan dirinya. Meskipun bermain dengan pemain yang usianya berada di atasnya.
Marselino terbiasa bermain dengan pemain yang usianya berada di atasnya. Bahkan sejak bergabung ke SSB Indonesia Muda. Di SSB internal Persebaya itu, Marceng awalnya diikutkan untuk latihan bersama pemain yang usianya lebih tua darinya. Mulai saat itu ia justru ketagihan bermain bareng pemain yang lebih tua.
Ketika bergabung ke tim senior Persebaya, usia Marceng baru sekitar 17 tahun. Namun, di usia awal KTP itu, Marceng justru menjadi pion penting Bajul Ijo. Aji menempatkannya di posisi gelandang serang. Marceng mengemban peran itu dan membuat semua orang terpikat.
Selama bermain di Liga 1, Marceng sudah diturunkan dalam 23 laga. Dari sana ia menciptakan tujuh asis dan empat gol. Marceng memang hanya bermain di Liga Indonesia, liga yang lebih sering diurus dengan cara sembrono dan minim perhatian. Namun, seorang pemain berbakat bisa tercium sekalipun hanya bermain di level tarkam.
Dahsyat, Marselino Ferdinan
— Ilhamzada (@iIhamzada) January 5, 2022
Gak heran, media selevel The Guardian memasukkan namanya ke daftar 60 wonderkid dunia. Itu pengakuan awal menuju level lebih tinggi.
Dia berada dalam daftar yg sama dg Luka Romero, Nikola Iliev, Youssoufa Moukoko, Samuele Vignato, dan Gavi. pic.twitter.com/1wmTg003jx
Penampilan apik Marceng di Persebaya musim itu terlacak sampai ke Inggris. Surat kabar yang berbasis di Inggris, The Guardian, menempatkan Marselino sebagai salah satu dari 60 Talenta Muda Terbaik di Dunia tahun 2021.
Ia bersanding dengan nama-nama beken seperti Romeo Lavia (Manchester City), Youssoufa Moukoko (Dortmund), Julio Enciso (Club Libertad), hingga Pablo Gavira (Barcelona).
KMSK Deinze
Walhasil, peluang dilirik tim dari seluruh dunia, termasuk Eropa terbuka. Adalah KMSK Deinze, klub kasta kedua Liga Belgia yang pada saatnya tertarik untuk memboyong Marselino. Tahun 2023, pemain Persebaya itu akhirnya berseragam KMSK Deinze.
Klub Belgia mendatangkannya dengan status bebas transfer. KMSK Deinze menganggap Marselino adalah pemain muda terbaik di Indonesia. Selain itu, The Guardian yang memasukkan nama Marselino juga menjadi bahan pertimbangan Deinze untuk merekrut pemain kelahiran Jakarta itu.
Marselino yang pernah berlatih di SSB Real Madrid Foundation di Sidoarjo juga jadi alasan mengapa Deinze mau membawa Marselino. Ada sentuhan Eropa yang melekat di kaki Marselino Ferdinan.
Nama Marselino Ferdinan kini tengah di perbincangan. Pemain asal Surabaya itu menjadi pencetak gol saat Indonesia U-15 menang 2-0 atas Vietnam dalam fase grup Piala AFF U-15 di Thailand, Sabtu (27/7/2019). pic.twitter.com/e3X83sTZ4h
— elangsamudra (@elangsamudra888) July 28, 2019
Bangkit dari Cedera
Malangnya, menit bermain Marceng di KMSK Deinze masih sedikit. Ditambah ia juga sering bolak-balik Belgia-Indonesia karena mesti memperkuat Timnas Indonesia.
Marselino bermain di putaran pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Piala AFF 2023, hingga SEA Games 2023. Cedera pun tak bisa dihindari. Akhir September 2023, Marselino alami cedera hamstring. Cedera itu memaksanya absen cukup lama demi pemulihan.
Namun, cedera tak membuatnya kehilangan harapan. Ia fokus pada pemulihannya, karena ia tahu, Timnas Indonesia membutuhkannya di Piala Asia 2023. Puji Tuhan, sebelum Piala Asia bergulir cederanya sudah pulih. Marselino pun bisa memperkuat Timnas Indonesia.
Bersinar di Piala Asia 2023
Di Piala Asia 2023, Indonesia sudah diperkuat para diaspora seperti Jordi Amat, Rafael Struick, Justin Hubner, Sandy Walsh, hingga Ivar Jenner. Ada Elkan Baggot juga di sana. Namun, STY tetap menaruh Marselino di 11 pertama. Ia yang versatile memudahkan Tae-yong.
Marceng bisa ditaruh di posisi sayap maupun gelandang serang. Ia fasih melakukan penetrasi. Kemampuannya dalam dribel dan melewati lawan di atas rata-rata pemain lokal. Marceng juga aktif mengancam pertahanan lawan. Hal itu dimanfaatkan betul oleh Tae-yong.
Sebagai gelandang, Marceng juga bagus dalam bertahan. Seluruh kemampuannya itu pada akhirnya ia keluarkan di Piala Asia. Dua di antara aksinya yang bikin mata dunia mendelik adalah ketika mencetak gol ke gawang Irak dan melakukan akselerasi ala Gareth Bale saat menghadapi Vietnam.
7. Marselino Ferdinan
— Football Fandom (@FandomID_) January 19, 2024
Dan yang teranyar adalah Marselino yang mencetak gol ke gawang Irak pada Piala Asia 2023 ini.pic.twitter.com/QhHjZcHJbT
Marselino akhirnya masuk 10 nominasi bintang muda masa depan atau Future Star Piala Asia 2023. Namanya bersanding dengan nama bintang seperti Lee Kang-in dan Takefusa Kubo. Akhirul kalam, Marselino Ferdinan adalah aset masa depan Timnas Indonesia.
Ia bukti pemain lokal bisa bersaing dengan pemain naturalisasi di Timnas Indonesia. Kemampuannya harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Caranya dengan tidak membiarkannya bermain di liga yang lungkrah. Plus, tidak mengganggu perkembangan Marselino di Belgia hanya demi kompetisi yang tidak masuk agenda FIFA. Begitu kan cara berpikirnya, PSSI?
Sumber: Bola, Jawapos, TheGuardian, VictoryNews, Tirtoid, Okezone, Sindonews, Kompas