Di Tangan Kim Pan-Gon, Timnas Malaysia Hancur Lebur

spot_img

Hari ini Timnas Malaysia terkena racun dari kesombongan mereka sendiri. Di saat Timnas Indonesia naik daun, Malaysia justru terkapar tak berdaya. Kim Pan-gon, yang diimpor dari Korea Selatan, orang yang pernah menduduki jabatan penting di Federasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA), ternyata cuma bapak-bapak gondrong yang mirip Jang Deok-su di drakor Squid Game.

Bagaimana Timnas Malaysia bisa nyusruk? Mungkinkah ini karena nafsu mereka meniru langkah-langkah Timnas Indonesia yang justru menemui kegagalan? Mari kita bahas. Namun, sebelum itu jangan lupa subscribe dan nyalakan loncengnya agar tak ketinggalan update terbaru dari Starting Eleven Story.

Penunjukkan Kim Pan-gon

Dua tahun setelah Timnas Indonesia menunjuk Shin Tae-yong, Federasi Sepak Bola Malaysia atau FAM mengimpor pelatih yang juga dari Korea Selatan bernama Kim Pan-gon. Pada Januari 2022, FAM menunjuk Pan-gon untuk mengisi kursi pelatih yang kosong sepeninggal Tang Cheng-hoe.

Pelatih yang kala itu berusia 52 tahun punya rekam jejak yang mentereng. Pan-gon pernah menduduki jabatan direktur teknik dan wakil presiden di Federasi Sepak Bola Korea Selatan dari tahun 2018 hingga 2022. Orang ini adalah atasannya Shin Tae-yong di KFA. Tepatnya kala Tae-yong menukangi Korea Selatan di Piala Dunia 2018.

Bisa jadi ada ambisi terselubung di balik penunjukkan Kim Pan-gon. Malaysia kelihatan ingin menyaingi Timnas Indonesia. Ibarat kata, jika Indonesia datangkan Shin Tae-yong, mereka datangkan atasannya. Atasan biasanya lebih mahir ketimbang bawahan, tho?

Kim Pan-gon juga orang di balik pemecatan Shin Tae-yong dari Timnas Korea Selatan. Menurut FAM, penunjukkan Pan-gon juga karena ia dinilai lebih baik daripada kandidat pelatih dari negara seperti Jepang, Eropa, Amerika Latin, dan Malaysia itu sendiri.

Sebelum menjabat di KFA, Pan-gon pernah menjadi manajer Timnas Hong Kong dan melatih tim di Liga Hong Kong. Namun, yang FAM sepertinya lupa, Pan-gon boleh punya jabatan lebih tinggi dari STY di KFA, tapi soal prestasi Pan-gon layak malu.

Selama ini, Pan-gon hanya meraih trofi domestik di Hong Kong ketika menukangi South China FC. Sementara STY, selain menjuarai Piala Korea Selatan, juga membawa Seongnam Ilhwa Chunma kampiun di Liga Champions Asia musim 2009/10. Di level nasional, Tae-yong juga sudah mengantarkan Korea Selatan juara di ajang EAFF Championship tahun 2017.

Timnas Malaysia Meroket

Di awal kepemimpinannya, Pan-gon membawa angin positif di Timnas Malaysia. Di tangannya, Harimau Malaya memenangkan beberapa laga persahabatan sebelum Kualifikasi Piala Asia 2023. Di Kualifikasi Piala Asia, Malaysia juga trengginas.

Berada satu grup dengan Bahrain, Bangladesh, dan Turkmenistan; Malaysia memetik dua kemenangan. Menghajar Turkmenistan 3-1 dan menggiling Bangladesh 4-1. Malaysia bahkan hanya kalah 2-1 atas Bahrain. Akhirnya Malaysia mengikuti jejak Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia sebagai salah satu dari lima runner-up terbaik.

Kim Pan-gon juga mencoba memberi kejutan di Piala AFF yang digelar akhir tahun 2022. Waktu itu, Malaysia bahkan telah diperkuat oleh beberapa pemain naturalisasi. Sebutlah seperti Darren Lok, Stuart Wilkin, Sergio Aguero, Quentin Chen, Lee Tuck, Brendan Gan, hingga David Rowley.

Dengan kekuatan itu, Malaysia berhasrat untuk kembali menggenggam trofi yang belum pernah diraih Timnas Indonesia itu. Sayangnya, nasib Harimau Malaya setali tiga uang dengan Tim Garuda. Keduanya sama-sama tersingkir di semifinal. Jika Indonesia digilas Vietnam, Malaysia ditendang Thailand, walaupun sempat memenangkan laga di leg pertama.

Ranking Naik Drastis Tahun 2023

Gagal membawa Malaysia menjuarai Piala AFF untuk kedua kalinya, Pan-gon tak berkecil hati. Masih ada hal yang bisa ia raih. Misalnya, lolos ke Piala Dunia 2026 dan menaikkan ranking Timnas Malaysia di pemeringkatan FIFA, sebagaimana yang juga dilakukan Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia.

Tahun berganti, beberapa laga persahabatan di FIFA Matchday digelar. Di laga-laga yang digelar selama tahun 2023, Malaysia mengalahkan tim-tim yang levelnya di atas mereka, seperti Turkmenistan, Hong Kong, dan India. Malaysia juga membantai Papua Nugini 10 gol tanpa balas. Mereka bahkan sanggup menahan imbang Timnas Syria yang waktu itu dilatih Hector Cuper.

Pencapaian mentereng Malaysia juga berlanjut di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Anak asuh Kim Pan-gon satu grup bersama Kyrgyzstan, Oman, dan Chinese Taipei. Pada November 2023, Malaysia melakoni dua laga di fase grup, melawan Chinese Taipei dan Kyrgyzstan. Sebelum itu, Pan-gon memanggil lebih banyak pemain keturunan dan naturalisasi.

Mereka di antaranya Dion Cools, Corbin-Ong, Matthew Davies, Mohamadou Sumareh, Endrick Dos Santos, Paulo Josue, hingga Nooa Laine. Malaysia pun memenangkan dua laga tersebut. Kemenangan dua laga itu dan hasil positif di FIFA Matchday membuat ranking Malaysia melejit. Per 21 Desember 2023, Malaysia duduk di peringkat 130 FIFA.

Jika ditotal, Harimau Malaya naik 15 peringkat dari ranking 145 di tahun 2022. Kenaikan drastis ini membuat FAM makin percaya diri. Legenda Malaysia, Datuk Richard Scully yakin kalau Malaysia bisa menembus 110 besar FIFA. Namun, Kim Pan-gon malah merasa sebaliknya. Alih-alih senang, kenaikan ranking Timnas Malaysia baginya justru mengkhawatirkan.

Lonjakan ranking yang cepat, kata Pan-gon, akan melahirkan ekspektasi berlebihan publik Malaysia terhadap tim nasionalnya. Padahal, kata Pan-gon lagi, Timnas Malaysia di bawah asuhannya tidak mengalami perkembangan yang sebanding. Menurutnya, kenaikan ranking FIFA yang signifikan justru bukan pertanda baik.

Ini konyol, sih. Bagaimana mungkin seorang pelatih menistakan hasil tim yang dilatihnya sendiri? Daripada menyebar optimisme, Pan-gon malah menanam pesimisme di dalam tubuh timnya sendiri.

Ini berbeda sekali dengan Shin Tae-yong. Timnas Indonesia di periode yang sama juga mengalami peningkatan ranking FIFA yang juga tinggi. Tapi yang dilakukan STY adalah mengapresiasi timnya dan terus berbenah, tidak malah menebar sikap minder.

Menurun Drastis di Piala Asia 2023

Pada akhirnya Kim Pan-gon ditikam oleh kecemasannya sendiri. Piala Asia 2023 yang semestinya menjadi ajang pembuktian, justru malah antiklimaks. Di Piala Asia Malaysia menghuni Grup E. Harimau Malaya mesti bertemu Yordania, Bahrain, dan Korea Selatan.

Baru matchday kedua, Malaysia sudah menelan dua kekalahan. Pasukan Kim Pan-gon diganyang Yordania empat gol tanpa balas. Lalu, Bahrain sekali lagi mengalahkan mereka. Tidak mencetak gol, kebobolan lima gol, dan tanpa kemenangan dari dua matchday, Malaysia pun dinobatkan tim Asia Tenggara terburuk kala itu.

Jangankan 16 besar, Dion Cools dan kolega bahkan sudah harus berkemas pulang sebelum laga ketiga. Media Malaysia, New Straits Times melabeli penampilan Timnas Malaysia di Piala Asia sebagai “sampah”. Untunglah di laga terakhir, Pan-gon yang tak sudi harga dirinya jatuh bisa menahan imbang Korea Selatan.

Setelah gatot alias gagal total di Piala Asia dan hanya menyaksikan Indonesia lolos ke 16 besar, Timnas Malaysia juga lagi-lagi menabung hasil buruk. Maret lalu, laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 kembali digelar. Malaysia menghadapi Oman dua kali. Dari dua laga itu, Malaysia kalah dengan skor yang sama.

Gagal memetik satu pun kemenangan di Piala Asia dan kalah dua kali melawan Oman, Malaysia terpaksa turun peringkat. Per 4 April 2024, ranking Malaysia di FIFA sekarang turun ke peringkat 138. Mereka disalip Indonesia yang kini berada di peringkat 134. Hal ini membuat masyarakat Malaysia marah dan kesal. Macem tak betul, kata mereka.

Kegagalan Proyek Naturalisasi

Kemerosotan ini bukti bahwa proyek naturalisasi dan keturunan Timnas Malaysia gagal. Dalam beberapa tahun terakhir, Malaysia masif melakukan proyek naturalisasi dengan memburu pemain-pemain keturunan, sama seperti Indonesia.

Ada 14 pemain naturalisasi yang dibawa di Piala Asia. Namun, para pemain naturalisasi dan keturunan tidak berdampak positif pada kualitas timnas. Yang ada mereka malah babak belur di Piala Asia. Legenda Timnas Malaysia, Lim Teong Kim sampai-sampai meminta FAM untuk mengakhiri program naturalisasi.

Menurutnya program naturalisasi tidak baik untuk sepak bola secara umum. Selain itu juga membunuh talenta lokal yang masih butuh menit bermain untuk berkembang. Lim meminta Malaysia berkaca pada Timnas Jerman yang pemain mudanya tak mendapat banyak menit bermain.

Lagi pula, pemain yang dinaturalisasi Malaysia banyak yang sudah sepuh dan habis masa prime-nya. Ambil contoh Stuart Wilkin. Lulusan akademi Southampton itu bahkan sudah terdampar di Johor Darul Takzim II sejak 2021. 

Lalu Endrick Dos Santos, pemain asal Brasil berusia 29 tahun yang kariernya ’tamat’ sejak bergabung ke Felcra FC tahun 2019. Darren Lok, Paulo Josue, sampai Corbin-Ong bahkan usianya sudah 30 tahun lebih dan kariernya mulai menurun.

Kim Pan-gon Mundur?

Namun, sudah begini hasilnya, FAM masih belum kapok dengan proyek naturalisasi. Baru-baru ini kabarnya Malaysia akan menaturalisasi Ferdy Druijf yang bermain untuk PEC Zwolle di Eredivisie. Hm, mau meniru Indonesia lagi rupanya, nggak takut gagal lagi?

Terlepas dari gagalnya proyek naturalisasi, Kim Pan-gon menyadari bahwa ini semua adalah kesalahannya. Alhasil, muncul rumor bahwa ia akan mundur. Namun, FAM memastikan bahwa Kim Pan-gon tetap akan melatih Timnas Malaysia. Mungkin sampai Timnas Malaysia melawak lagi.

Sumber: JPNN, CNNIndonesia, OkeZone, Superball, VNExpress, Suara, Okezone, FIFA

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru