Mampukah Walter Mazzarri Mempertahankan Kejayaan Napoli di Serie A?

spot_img

Setelah menelan kekalahan memalukan atas Empoli, Rudi Garcia tampaknya sudah tahu kalau karirnya di Napoli akan habis. Di dalam ruang ganti, ia tampak legowo dan membebankan semua permasalahan klub kepada dirinya sendiri.

Dan benar saja, beberapa hari setelah laga itu Garcia didepak dari jabatan yang baru ia emban selama lima bulan. Garcia dianggap tak mampu untuk mempertahankan gelar Serie A milik Napoli. Lalu, ia digantikan oleh Walter Mazzarri. Tapi tunggu dulu, Mazzarri ini siapa lagi nih? Apakah dia adalah orang yang tepat untuk mempertahankan kejayaan Il Partenopei di Serie A?

Kepergian Spalletti Jadi Awal

Sepertinya tak ada salahnya juga apabila kita menyebut Napoli belum bisa move on dari Luciano Spalletti. Bagaimana tidak? Wong selepas Spalletti pergi Napoli yang tadinya bermental juara menjelma jadi sebuah klub yang kehilangan arah. Performanya tiba-tiba tak konsisten seperti musim lalu.

Kepergian Spalletti dari kursi kepelatihan Napoli sebetulnya sudah bisa diprediksi. Itu karena sang pelatih yang memang sudah memberikan kode sejak akhir musim 2022/23. Menurut Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, Spalletti memang sudah mendatanginya guna meminta izin cuti dari dunia kepelatihan selama setahun setelah memastikan gelar juara Napoli. 

Mengingat usia Spalletti yang sudah menginjak 64 tahun, istirahat adalah suatu hal yang lumrah dilakukan. Membawa klub seperti Napoli untuk memuncaki klasemen Serie A bukanlah tugas yang gampang. Itu sudah menguras tenaga, waktu, bahkan mental dari pelatih berkebangsaan Italia itu.

Spalletti percaya kalau dirinya tidak bisa memberikan apa yang Napoli inginkan jika harus memaksakan diri untuk terus melatih. Maka dari itu, ia memilih mengambil istirahat panjang. Menyikapi keputusan itu, Napoli tidak posesif. Mereka mengizinkan sang pelatih untuk istirahat dan menunjuk Rudi Garcia sebagai pelatih baru pada awal musim 2023/24.

Garcia Dianggap Tak Cukup

Il Partenopei pun membuka lembaran baru bersama Rudi Garcia. Manajemen klub tak mau terlena oleh prestasi yang telah didapat musim lalu. Maka dari itu, konsistensilah yang mereka tuju. Dengan adanya Garcia, manajemen Napoli berharap tim bisa bekerja lebih keras dan menampilkan performa terbaik di setiap laga.

Tapi dari sekian banyak nama mengapa Napoli memilih Rudi Garcia? Dia kan berstatus sebagai pelatih buangan dari Al-Nassr, klub yang secara kualitas jauh di bawah klub-klub papan atas Eropa. Jawabannya cukup sederhana. Selain karena memang masih nganggur, Napoli menganggap Garcia sebagai pelatih yang berpengalaman, terutama di Serie A.

Sebelum ditunjuk menjadi pelatih Napoli, Garcia sudah lebih dulu melatih tim Italia lainnya, yakni AS Roma. Tapi ya nggak meraih gelar. Selama berkiprah di Serie A, Garcia mentok hanya mencapai peringkat kedua dalam dua musim berturut-turut, yakni musim 2013/14 dan 2014/15.

Tapi itu kan dulu, masa kejayaan Rudi Garcia sudah lewat. Itu dibuktikan dengan penurunan karir hingga terdampar di klub Arab Saudi. Saat menangani Napoli, Garcia benar-benar kesulitan. Disamping segala permasalahan yang terjadi, dari 12 pertandingan Serie A yang dipimpinnya, Napoli hanya meraih enam kemenangan. Itu jadi jumlah kemenangan yang kecil bagi klub yang berstatus sebagai juara bertahan.

Garcia juga gagal mengeluarkan potensi terbaik dari beberapa pemain bintangnya. Sebut saja seperti performa Khvicha Kvaratskhelia dan Victor Osimhen yang melempem dibandingkan musim lalu. Padahal kita semua tahu, dua pemain itu jadi tulang punggung keberhasilan Il Partenopei dalam merengkuh scudetto musim 2022/23.

Tak cuma itu, Napoli asuhan Garcia juga tak superior di Liga Champions. Dari empat pertandingan, Napoli baru menang dua kali, kalah sekali, dan ditahan imbang oleh tim yang sedang bermasalah, Union Berlin. Sebelum semuanya makin nggak karuan, manajemen klub buru-buru memecat sang pelatih.

Mazzarri Datang

Ketika Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis memutuskan untuk memecat Rudi Garcia, dia hanya memikirkan satu nama untuk menggantikannya. Ia adalah Igor Tudor, mantan pelatih Olympique Marseille yang juga berpengalaman di Serie A saat menangani Hellas Verona, Udinese, dan menjadi asisten pelatih di Juventus.

Namun, rencana sang presiden tak berjalan mulus. Dilansir Gazzetta, meski Igor Tudor kini sedang berstatus tanpa klub, ia meminta kontrak jangka panjang. Tudor meminta kontrak berdurasi setidaknya satu setengah tahun agar bisa merombak tim terlebih dahulu sebelum akhirnya mengembalikan Napoli ke arah yang benar.

Namun, De Laurentiis tak berpikiran demikian. Ia menginginkan hasil instan di musim ini. Sebuah trofi adalah harga mati baginya. Tudor pun menolak jika hanya percobaan jangka pendek. Oleh karena itu, manajemen Napoli mengalihkan pandangan kepada Walter Mazzarri.

Manajer berusia 62 tahun itu jadi satu-satunya pelatih yang menerima tantangan Napoli. Setelah nganggur sejak tahun 2022, Mazzarri diikat dengan kontrak jangka pendek hingga Juni 2024. Jadi, kesempatan untuk menambah amunisi akan hanya ada di bursa transfer Januari nanti.

Reputasi Mazzarri Sebagai Pelatih

Lagi-lagi muncul pertanyaan, kenapa yang dipilih Walter Mazzarri yang notabene udah nggak ada job sejak musim lalu? Aurelio De Laurentiis sadar, tak banyak waktu bagi pelatih baru untuk beradaptasi. Maka dari itu, ia menunjuk Mazzarri yang cukup berpengalaman di Serie A.

Mazzarri tercatat pernah melatih beberapa tim Italia seperti Cagliari, Torino, Reggina, Sampdoria, hingga Inter Milan. Meski di semua tim itu ia tak meraih trofi, Mazzarri tetap dicap sebagai pelatih yang memiliki visi yang bagus dalam memperbaiki performa tim.

Pemilihan Mazzarri sebagai suksesor Rudi Garcia memang mengejutkan, tapi ia bukan pilihan yang aneh. Mengapa demikian? Karena Mazzarri ternyata bukan orang baru bagi publik Naples. Ia sebelumnya sudah pernah menangani Napoli. Walter Mazzarri pernah menukangi Napoli pada periode 2009 hingga 2013. 

Saat itu Mazzarri hadir pada masa-masa awal transisi Il Partenopei. Masa kepelatihannya terbilang lumayan karena pria berusia 62 tahun itu tercatat mampu memberikan satu gelar Coppa Italia pada musim 2011/12 kepada Napoli. Jadi, manajemen Napoli merasa Mazzarri jadi sosok yang pas karena ia sudah memahami budaya dan lingkungan Napoli.

Gaya Melatih

Menariknya, Walter Mazzarri bukan pelatih yang menggemari formasi 4-3-3. Padahal Napoli terkenal sukses mendominasi Italia dengan skema tersebut. Mazzarri merupakan pelatih yang menggunakan skema tiga bek. Selama karir kepelatihannya, formasi 3-5-2 adalah yang paling sering digunakan.

Waktu dulu ngelatih Napoli, ia juga memakai skema tiga bek dengan susunan awal 3-4-1-2. Namun, menurut Sky Sport Italia, salah satu syarat yang harus diterima Mazzarri dalam pekerjaan ini adalah mengubah pola permainannya. Kabarnya, Mazzarri menyanggupi itu. Ia sudah berjanji pada De Laurentiis akan menggunakan skema 4-3-3 di sisa musim ini.

Mazzarri juga berdalih tak pernah menggunakan skema 4-3-3 karena tak memiliki pemain yang cocok dengan skema itu. Dan kini, ia tak bisa mengelak. Napoli memiliki segalanya untuk memainkan skema tersebut. Mewarisi skuad Rudi Garcia, Mazzarri diperkirakan bakal menggunakan skema 4-3-3 dan menyerang melalui sayap.

Tentu akan menarik ketika melihat seorang pelatih bermain di luar kebiasaannya. Yang jadi pertanyaan, apakah dengan cara begitu Walter Mazzarri mampu mewujudkan impian sang presiden Napoli untuk tetap mempertahankan kejayaan di Serie A? Atau keputusan ini justru akan membawa Napoli menuju kehancuran.

Sumber: Get Football News Italy, CBS Sport, The Guardian, ESPN

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru