Sejak digelar pertama kalinya pada tahun 2000, ajang Piala Dunia Antarklub memang didominasi oleh klub besar dari benua Eropa. Maklum wakil dari benua Eropa ini terkesan lebih kuat dari pada wakil-wakil dari benua lain.
Namun apakah selamanya wakil dari eropa terus mendominasi ajang ini? Ternyata tidak juga. Ada beberapa edisi di mana wakil dari Eropa keok oleh wakil dari benua lain.
Daftar Isi
Manchester United (2000)
Kejuaraan Dunia Antarklub pertama kali diselenggarakan oleh FIFA di Brasil pada bulan Januari 2000. Delapan klub yang mewakili setiap benua berkumpul di Rio de Janeiro dan Sao Paulo untuk bertarung memperebutkan mahkota siapa klub yang terbaik di dunia.
Participantes do Mundial de Clubes em 2000.
— Futebol Nostálgico! (@futnostalgico) December 12, 2023
Nostálgico! pic.twitter.com/OWUh9DKlzh
Mereka diantaranya adalah Manchester United sebagai juara Liga Champions, Real Madrid sebagai juara Piala Interkontinental, kemudian ada juga Vasco Da Gama sebagai juara Copa Libertadores. Selain itu ada juga wakil dari Asia Al Nassr, wakil dari Afrika Raja Casablanca, wakil dari Oseania South Melbourne, wakil dari Concacaf Club Necaxa, lalu tak ketinggalan Corinthians sebagai tuan rumah.
Ajang ini dibagi menjadi dua grup yang berisi empat tim. Tim peringkat pertama dari masing-masing grup berhak melaju ke final. Sementara runner up masing-masing grup akan berduel memperebutkan juara ketiga.
Manchester United, 1999/2000. They were so gargantuan they couldn’t even be arsed to play the FA Cup. The FA kicked off, Fergie didn’t care. Then they went to Brazil to play the Club World Cup and got embarrassed by Vasco de Gama. Didn’t even make it out the group stage. Awkward. pic.twitter.com/q8i2HG9wt9
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) November 24, 2020
Dilansir These Football Times, Red Devils sampai rela mundur dari ajang Piala FA demi mengosongkan jadwal supaya ikut turnamen bergengsi yang dibuat FIFA ini. Anak asuh Fergie ketika itu juga masih bermaterikan pemain top bekas peraih treble winner 1999. Namun satu yang perlu diingat, ketika itu MU tak lagi mempunyai kiper handal setelah Peter Schmeichel hengkang.
My ★★★★★ review of Vasco da Gama 3 x 1 Manchester United – Fifa Club World Cup 2000 on letterfut: https://t.co/ywxzrZ6RuW pic.twitter.com/BL8xGokDGq
— vini 🅰️ ✠ (@viniiboy__) August 15, 2023
Meraih hasil imbang di laga pertama melawan Club Necaxa, lalu kalah atas Vasco Da Gama yang diperkuat Romario dan Edmundo, membuat harapan Setan Merah melaju ke final pupus. Kemenangan 2-0 di laga terakhir melawan South Melbourne, tak membuat David Beckham dan kawan-kawan lolos. MU ketika itu hanya duduk di peringkat 3 dan harus pulang lebih awal.
Real Madrid (2000)
Masih di kompetisi yang sama. Real Madrid sebagai juara Piala Interkontinental, berada di grup yang diisi Corinthians, Raja Casablanca, dan Al-Nassr. Mereka juga sangat diunggulkan untuk lolos ke final bareng MU.
Terbukti di dua laga awal, Raja Casablanca dan Al Nassr sudah ditaklukkan. Disangkanya enam poin yang diraih anak asuh Vicente Del Bosque itu akan membuat mereka mulus lolos ke final. Namun kenyataan berkata lain. Los Blancos di laga terakhir justru harus menerima hasil seri ketika melawan Corinthians.
Hasil seri tersebutlah yang menjadi malapetaka bagi Raul Gonzalez dan kawan-kawan. Pasalnya selain sama-sama mengoleksi 7 poin, ternyata dari segi selisih golnya lebih baik Corinthians daripada Real Madrid. Alhasil, El Real harus puas menjadi runner up dan gagal lolos ke final.
Real Madrid 2×2 Corinthians – Mundial 2000.
— Futebol Nostálgico! (@futnostalgico) December 23, 2022
Nostálgico! pic.twitter.com/E5MaNAyUrH
Real Madrid hanya berlaga untuk memperebutkan juara ketiga. Tapi ternyata, menjadi juara ketiga pun El Real tak mampu. Los Merengues kalah adu penalti atas Club Necaxa dan harus puas sebagai juara keempat.
Liverpool (2005)
Piala Dunia Antarklub tahun 2005 diselenggarakan di Jepang. Ketika itu perusahaan ternama Jepang, Toyota sudah menjadi sponsor resmi ajang ini. Format Piala Dunia Antarklub pun sudah berbeda. Di mana klub wakil dari UEFA dan Conmebol, baru mulai berlaga di babak semifinal.
Pesertanya ketika itu ada enam klub. Mereka adalah Sao Paulo, Liverpool, Al Ittihad, Deportivo Saprissa , Sydney FC, dan Al-Ahly.
Liverpool ketika itu masih dilatih oleh Rafael Benitez, pelatih yang sukses persembahkan gelar Liga Champions di Istanbul. Namun ketika ajang ini berjalan, ada kabar buruk yang menimpa pelatih Spanyol tersebut.
#OTD in 2005:
— Liverpool On This Day (@OnThisDayReds) December 15, 2023
The Reds travel to Japan and book their spot in the Club World Cup final, beating Costa Rican champions Deportivo Saprissa 3-0. Peter Crouch (2) and Steven Gerrard are the scorers #lfc #onthisday #18yearsago pic.twitter.com/zN67sWsSUq
Dilansir ESPN, setelah kemenangan 3-0 atas Deportivo Saprissa di semifinal, Benitez dikabari bahwa ayahnya meninggal dunia. Dalam hatinya ia merasa sedih dan kehilangan. Tapi ia memilih untuk menunda kepulangannya ke Spanyol karena akan menghadapi laga final Piala Dunia Antarklub melawan Sao Paulo.
Dominasi Liverpool dengan materi pemainnya yang sedikit lebih unggul dari Sao Paulo membuat mereka sangat diunggulkan. Dilansir Planet Football, bahkan pemain mereka Peter Crouch mengatakan bahwa perjalanannya jauh-jauh ke Jepang bukan hanya untuk jalan-jalan belaka, namun meraih trofi.
Akan tetapi, di lapangan hasilnya berbeda. Gempuran Steven Gerrard dan kawan-kawan mampu dimentahkan kiper Sao Paulo, Rogerio Ceni. Tak heran jika Rogerio Ceni dianugerahi sebagai pemain terbaik di ajang tersebut.
Liverpool akhirnya harus menyerah 1-0 oleh gol semata wayang dari Mineiro. Dilansir ESPN, pasca kekalahan tersebut Rafael Benitez dan beberapa pemain Liverpool malah teriak “curang” kepada FIFA. Karena menurut mereka, wasit di laga tersebut bertindak tidak adil. Ya, walau bagaimanapun nasi sudah jadi bubur dan The Reds sudah sah kalah.
🚩 São Paulo 1×0 Liverpool
— Julio Casares 🍥 (@JulioCasadasSP) April 26, 2021
🏆 Mundial 2005
🏟️ Estádio Yokohama
⚽ Mineiro
UM DOS GOLS MAIS IMPORTANTES DA HISTÓRIA DO SÃO PAULO,
“MINEIRO BATEU, BATEU, BATEU, GOOOOOOLLLLL” pic.twitter.com/ISAjgPtlhN
Barcelona (2006)
Piala Dunia Antarklub tahun 2006 masih diselenggarakan di Jepang. Formatnya juga masih sama seperti di tahun 2005. Yang berbeda hanya pesertanya, yakni Barcelona, SC Internacional, Jeonbuk Hyundai, CF America , Al Ahly, dan Auckland City.
Barcelona sebagai calon kuat juara di ajang ini masih dilatih Frank Rijkaard. Bahkan materi pemain mereka bertambah di musim tersebut seperti Zambrotta, Gudjohnsen, maupun Thuram. Namun sayang, di saat ajang tersebut bomber maut mereka Samuel Eto’o berhalangan tampil karena cedera.
Kehilangan mesin gol seperti Eto’o memang terasa sekali di babak final melawan Internacional. Barca hanya punya striker macam Gudjohnsen. Di sisi lain, Internacional diperkuat bintang-bintang muda mereka seperti Alexandre Pato maupun Luiz Adriano.
Deadlock menimpa El Barca di sepanjang laga. Usaha dari Deco, Ronaldinho, Giuly silih berganti gagal menembus pertahanan Internacional yang dikomandoi kiper tangguh mereka, Clemer. Tak kunjung hadirkan gol, Barcelona malah kecolongan gol dari Internacional di menit 82 lewat serangan cepat dari Adriano Gabiru.
Neste dia, em 2006: Sport Club Internacional vencia o FC Barcelona (🇪🇸) e se tornava campeão Mundial de Clubes FIFA. 🏆
— Internacional TimeLine (@InterTimeLine) December 17, 2022
⚽️ Adriano Gabiru.
🎥 @tvglobo.
🎙 @GalvaoBueno.
pic.twitter.com/fkvqLW4zYO
Skor 1-0 menjadi hasil akhir laga tersebut. Blaugrana harus menanggung malu. Wakil dari Eropa belum bisa merebut gelar Piala Dunia Antarklub. Dilansir BBC, pasca laga Frank Rijkaard mengatakan bahwa kekalahan Barca adalah kesalahannya, bukan kesalahan tim. Maka dari itu meneer Belanda tersebut bertanggung jawab penuh atas kegagalan ini.
Desolação do técnico Frank Rijkaard e de seus jogadores após o Internacional vencer o FC Barcelona na final do Mundial de Clubes FIFA 2006. 🏆 pic.twitter.com/iwfjL9CwzP
— Internacional TimeLine (@InterTimeLine) December 17, 2020
Chelsea (2012)
Piala Dunia Antarklub tahun 2012 masih diadakan di Jepang. Formatnya pun masih sama. Yang berbeda kali ini pesertanya, bertambah dari 6 menjadi 7. Karena tuan rumah berhak ikut.
Peserta di tahun tersebut adalah Chelsea, Corinthians, Ulsan Hyundai , Monterrey, Al-Ahly , Auckland City dan tuan rumah yang diwakili Juara J-League Sanfrecce Hiroshima.
Curiosidade: o Técnico Rafael Benítez Conseguiu perder duas finais de mundial para São Paulo (2005) e Corinthians (2012) Comandando os ingleses Liverpool e Chelsea pic.twitter.com/5IJH8DiT1U
— Mateus 🦇 (@mateuzin_kkj) February 12, 2022
Chelsea di ajang ini sudah tak lagi dilatih oleh Roberto Di Matteo, pelatih yang membawa mereka juara Liga Champions. Di Matteo telah dipecat di bulan November 2012 dan digantikan oleh Rafael Benitez. Bagaimanapun materi Chelsea di musim tersebut juga banyak yang baru. Di antaranya ada Oscar, Marko Marin, Victor Moses, Azpilicueta, maupun Eden Hazard.
The Blues melangkah ke final melawan Corinthians setelah mengalahkan wakil Concacaf Monterrey 1-3. Namun di final, anak asuh Benitez terkena deadlock. Serangan yang diproduksi oleh Fernando Torres dan kawan-kawan, banyak yang mental di tangan kiper Corinthians, Cassio. Tak heran jika Cassio akhirnya dianugerahi pemain terbaik di ajang tersebut.
Dalam situasi deadlock tersebut The Blues malah kecolongan gol dari Paulo Guerreiro. Ditambah kemudian malapetaka menghantui mereka setelah Gary Cahill terkena kartu merah. Dilansir Guardian, bermain dengan 10 pemain membuat mental David Luiz dan kawan-kawan putus asa. Ya, Chelsea akhirnya benar-benar tak bisa mengejar ketertinggalan tersebut.
El gol de Palmeiras ante Chelsea corta una racha de 9 años sin gritos sudamericanos en la final del Mundial de Clubes.
— Lucas Beltramo (@LucasBeltramo) February 12, 2022
El anterior: Corinthians ante… Chelsea en 2012 (Paolo Guerrero): 1-0.
*En 2013, 2016, 2018 y 2020 no hubo sudamericanos en la final.pic.twitter.com/sD59A1VV6h
Kegagalan Chelsea ini sungguh memalukan bagi wakil Eropa. Padahal sejak tahun 2007, ajang ini selalu dimenangkan oleh wakil dari Eropa. Di sisi lain, ini menjadi kali keempatnya wakil dari Amerika Latin mampu menjadi juara Piala Dunia Antarklub.
https://youtu.be/GfM18hFMDFg
Sumber Referensi : fifa.com, thesefootballtimes, theguardian, espn, planetfootball, bbc