Promosinya Leeds United ke Premier League musim depan, rasanya-rasanya tak cuma dirayakan oleh fans dari klub asal Yorkshire itu saja. Melainkan juga masyarakat Indonesia karena salah satu dari pemain Leeds punya darah keturunan Garuda. Sosok itu tak lain dan tak bukan adalah Pascal Struijk.
Setelah Jay Idzes yang bermain di Serie A dan Kevin Diks yang akan main di Bundesliga bersama Borussia Mönchengladbach, kini bertambah Struijk yang musim depan akan berduel dengan Erling Haaland dan Mohamed Salah.
Masalahnya, PSSI kita yang tercinta masih maju-mundur untuk merampungkan langkah naturalisasi sang pemain. Selalu muncul kabar yang kepalang tanggung perihal progres pemanggilan Pascal Struijk menjadi WNI. Kenapa sih nggak segera resmiin aja?
Daftar Isi
Perpaduan Ayah Belanda dan Ibu Belgia
Bisa dibilang, pemain ini tergolong punya latar belakang bangsa yang beragam dari keluarganya. Lahir di kota Deurne, 11 Agustus 1999, Pascal Augustus Struijk memiliki orang tua yang berbeda warga negara. Ayahnya, Frans Struijk adalah Belanda totok, sementara ibunya, Francis Weydemuller punya KTP Belgia.
Pascal sendiri merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya, Kasper Struijk, juga seorang pemain bola. Namun, ia tak punya karir yang cemerlang seperti Pascal dan lebih banyak bermain di kompetisi amatir.
Pergesekan Pascal dengan lingkungan dan budaya Belgia hanya sampai berusia 2 tahun, karena setelah itu, ia dan keluarganya menyeberang perbatasan menuju Belanda, kampung halaman sang ayah. Mulai usia 3 tahun, Pascal bermukim di Den Haag, yang secara de facto adalah ibukota pemerintahan Belanda. Maka, di kota inilah, Pascal mengawali perkenalannya dengan sepak bola.
Ditempa ADO, Diasah Ajax
Akademi ADO Den Haag dipilih oleh orang tua Struijk menjadi kawah candradimuka bagi karir sepak bola buah hati mereka. Meski bukan tim besar, secara historis, akademi ADO Den Haag pernah melahirkan talenta-talenta berbakat, seperti Tim Krul, Nathan Ake, hingga Joshua Zirkzee. Bahkan Rafael Struick juga merupakan jebolan dari akademi klub berlogo burung bangau itu.
Sejak bergabung, Struijk sudah diposisikan sebagai bek kiri di tim junior ADO dari 2006-2016. Karena didorong oleh keinginan kuat untuk menjadi bintang, Pascal begitu serius menjalani pendidikannya di akademi. Hingga pada akhirnya, datang tawaran dari akademi Ajax yang tertarik untuk merekrut Pascal yang beranjak remaja.
NIEUWS | #Ajax contracteert 16-jarige verdediger Pascal Struijk: https://t.co/G4dVGb1ePm pic.twitter.com/0KhfTEktPW
— AFC Ajax (@AFCAjax) April 19, 2016
Melihat kesempatan emas tak datang dua kali, pantang bagi Pascal untuk menolak ajakan itu. Toh, Ajax jelas jauh lebih besar dibanding ADO, dengan pamor akademinya yang mentereng di Eropa. Sehingga pada pertengahan 2016, Pascal Struijk memutuskan pindah ke Amsterdam.
Uniknya, saat membela tim junior Ajax, Pascal pernah jadi korban eksperimen sang pelatih. Ia dicoba berganti posisi menjadi penyerang, dari yang awalnya bek murni. Tapi, percobaan itu tak berlangsung lama, karena Struijk lebih berkembang pesat saat menjadi pemain belakang.
Bielsa Bukakan Jalan Menuju Karir Profesional
Kepindahan Struijk ke negeri tiga singa terjadi di usia 19 tahun pada 2018. Momen ini dianggap keputusan terbaik. Saat mendarat di Leeds, Struijk meniti jalan dari tim U-23 pada musim 2018/19. Dengan konsistensi yang ditunjukkan oleh pria berzodiak Leo, perlahan Marcelo Bielsa tergerak untuk membawanya ke tim senior Leeds.
✍️ON THIS DAY: in 2018, Pascal Struijk joined Leeds United on a three-and-a-half year deal from Ajax#LUFC pic.twitter.com/LbKym6whHw
— LUFC Youth (@leedsutdacademy) January 29, 2021
Ia diberi kesempatan bermain di Championship saat menghadapi Hull City, pada 10 Desember 2019. Namun ia hanya bermain satu menit. Kendati demikian, itu sudah luar biasa. Karena di beberapa kesempatan lain juga kembali diturunkan dengan menit bermain yang lebih banyak. Musim itu, Leeds pada akhirnya promosi ke Premier League. Impian Pascal untuk menjajal salah satu liga terbaik di dunia pun kesampaian.
ON THIS DAY: in 2019, Pascal Struijk made his Leeds United debut as an added time substitute in a 2-0 win over Hull City. #LUFC pic.twitter.com/B3Q04ktQaq
— Joe Rodon’s drunken tribal tattoo (@LUFCArchive) December 10, 2024
Laga kandang melawan Liverpool pada 12 September 2020 jadi penampilan perdana Struijk di Premier League. Bukan sekadar main dan menghadapi juara bertahan, tapi Pascal Struijk juga bermain full di laga itu. Namun sayang, The Peacock harus menelan kekalahan tipis 4-3.
Pasca nasib kurang mujur itu, Struijk terus berbenah dan bertransformasi menjadi bek pilihan Bielsa. Ia berjibaku mempertahankan kedudukan Leeds di Premier League selama dua musim, sebelum terjun lagi ke Championship pada musim 2022/23. Untungnya, rival Manchester United ini kembali ke Premier League musim depan.
Darah Suroboyo Mengalir Dalam Tubuhnya
Sekarang kita menelisik darah Garuda yang mengalir di tubuh Pascal Struijk. Bila ditelaah, Struijk punya keturunan Indonesia dari kakek dan nenek pihak ibunya. Ya, ibu Struijk, Francis Weydemuller punya orang tua bernama Peter Weydemuller dan Ineke van den Brink. Kebetulan, keduanya sama-sama lahir di Surabaya.
Menurut sumber yang dihimpun dari Suara.com, selama era Hindia-Belanda, kakek Struijk pernah mengenyam bangku sekolah di Soerabaja Simpangsche Meisjesschool atau yang sekarang menjadi SMA Negeri 6 Surabaya. Sementara sang nenek, pernah berkuliah di Bandung.
Peter dan Ineke memutuskan menikah di masa akhir Hindia-Belanda. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, gelombang anti-kolonial menggema di mana-mana. Banyak warga kulit putih yang memilih meninggalkan Indonesia, termasuk Peter dan Ineke yang memutuskan pindah tempat tinggal ke Belgia.
Eligible Membela Tiga Negara
Nasib memiliki darah keturunan Belanda, Belgia, dan Indonesia, membuat Struijk berkesempatan untuk membela salah satunya. Mulai dari Belanda dulu. Struijk yang tumbuh besar di Negeri Bunga Tulip pernah berseragam Timnas Belanda junior kelompok U-17 pada 2016 lalu. Tercatat anak tengah ini mengumpulkan tiga caps bersama Jong Oranje.
🦁 𝐏𝐫𝐨𝐯𝐢𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 𝐒𝐪𝐮𝐚𝐝: This is the longlist of 39 players where our final World Cup 2022 squad will be selected from! 📋#NothingLikeOranje | @FIFAWorldCup pic.twitter.com/5aGJMDcyVK
— OnsOranje (@OnsOranje) October 21, 2022
Rekam jejak itu membuat Struijk sempat bersikukuh untuk tetap membela Belanda. Sampai tiba panggilan dari Louis Van Gaal yang memasukkannya dalam daftar Provisional Squad alias skuad sementara timnas senior untuk Piala Dunia Qatar 2022. Struijk bergabung dengan nama beken seperti Matthijs de Ligt, Denzel Dumfries, hingga Virgil Van Dijk. Namanya belum rezeki, Struijk dicoret Van Gaal dan gagal berangkat.
Ternyata, sebelum datang kesempatan masuk skuad sementara Belanda, Struijk sempat ingin didekati oleh Roberto Martinez untuk bergabung ke Timnas Belgia pada 2021. Namun, Martinez mundur alon-alon karena merasa hati dan jiwa Struijk lebih terpaut di Belanda.
Timnas Belgia batal memanggil bek Leeds United, Pascal Struijk. Keputusan tersebut karena pemain keturunan Indonesia itu lebih condong bermain untuk timnas Belanda. pic.twitter.com/dZG3BC15EH
— GOAL Indonesia (@GOAL_ID) March 6, 2021
Sementara, soal kemungkinan membela Merah-Putih, Struijk pernah kedapatan menolak itu pada 2020 lalu. Dalam sebuah wawancara, Struijk saat itu belum berpikir untuk mengenakan jersey Indonesia. Apalagi kalau bukan karena impian awalnya untuk masuk timnas senior Belanda. Struijk juga berujar, meski kakek-neneknya dari Indonesia, ia tak punya ketertarikan menjadi WNI.
Bisa Jadi Kekuatan Baru Indonesia Yang Mengerikan
Dengan prestasi terbarunya yang membawa Leeds naik derajat ke Premier League, inilah saat yang tepat untuk mengamankan Struijk menjadi pemain keturunan baru. Sebagai pertimbangan, ada beberapa aspek keunggulan Struijk yang bisa dijadikan renungan petinggi PSSI.
Pertama, Struijk kenyang pengalaman di liga top Eropa dan pernah digembleng pelatih jempolan. Leeds United membantu Struijk mencapai level atas dengan memberinya kesempatan berduel dengan nama-nama besar di Premier League. Jangan lupakan jasa besar Marcelo Bielsa yang mengasah Struijk menjadi bek tangguh di posisinya.
Huge congrats to trio Pascal Struijk, Patrick Bamford and Illan Meslier who have now won two Championship titles with Leeds United. 🏆🏆 pic.twitter.com/dNvtbHnzDi
— LUFCDATA (@LUFCDATA) May 3, 2025
Kedua, londo setengah arek Suroboyo ini termasuk tipikal bek dengan paket lengkap. Tingginya yang oke yakni 190 cm, sudah pasti jago duel udara. Penempatan posisinya pun cukup mobile, karena dapat dipasang sebagai bek tengah, bek kiri, maupun gelandang bertahan.
Ketiga, bergabungnya Pascal Struijk bisa menjadi representasi baru bek Indonesia di Premier League. Sejak Jordi Amat bersama Swansea, belum ada lagi yang merumput di liga mewah itu. Justin Hubner masih belum juga turun di tim utama Wolverhampton, Elkan Baggott yang disayangkan bisa membela Ipswich Town musim ini, malah dilempar ke League One, sedangkan Nathan Tjoe-A-On jadi cadangan mati di Swansea City.
PSSI memang sudah memutuskan tidak menambah pemain naturalisasi baru, untuk laga lawan China dan Jepang. Tapi, bisa kali Cak Struijk tetap disumpah jadi WNI. Itung-itung buat tambah amunisi di putaran keempat. Setuju nggak, football lovers?
footballbiography.com, suara.com, bola.com, onefootball.com, goal.com