Lolos! Perjuangan Arsenal Patahkan Kutukan 16 Besar Liga Champions

spot_img

Heroik dan dramatis. Sungguh malam yang indah di Emirates Stadium. Stadion berkapasitas 60 ribuan penonton itu bergemuruh karena telah menjadi saksi Arsenal kembali lolos ke babak delapan besar Liga Champions. Arteta dan pasukannya telah mematahkan kutukan Arsenal di babak 16 besar Liga Champions.

Ya, belenggu kutukan yang sudah bersemi selama 14 tahun itu telah dipatahkan. Kredit poin pantas diacungkan pada Mikel Arteta dan pasukannya. Mereka punya resep tersendiri agar Meriam London terhindar dari kutukan tersebut.

Arsenal dan Babak 16 Besar Liga Champions

Menjelaskan hubungan Arsenal dengan babak 16 besar Liga Champions bak hubungan pasangan yang toxic. Nasib apes selalu dialami The Gunners di babak ini. Kalau kata fans Arsenal, bisa nggak kalau Arsenal langsung lolos saja ke perempat final daripada melewati babak 16 besar ini?

Bayangkan, terakhir kali Arsenal mampu lolos ke perempat final Liga Champions itu adalah di tahun 2010. Setelahnya, dari tahun 2011 hingga 2017 mereka selalu gagal beruntun di babak 16 besar. Aneh bukan? Klub ini ibarat sedang dikutuk di babak tersebut.

Arsenal ketika mengalami kutukan tersebut masih dilatih oleh Arsene Wenger. Wenger beberapa kali disebut sebagai biang kegagalan dan langgengnya kutukan tersebut. Namun, Wenger sempat berkilah, bahwa kegagalan bukan hanya tanggung jawab dia seorang. Melainkan semua pihak, baik pemain, fans, maupun pemilik.

Pengalaman Arsene Wenger

Benar sih, jangan karena selalu gagal di 16 besar lalu lupa segala jasa Wenger bagi Arsenal di Liga Champions. Wenger bagaimanapun telah membawa The Gunners ke final Liga Champions tahun 2006. Meski gagal, namun itulah prestasi tertinggi Arsenal di Liga Champions.

Saat ditanya kenapa Arsenal terkena kutukan di babak 16 besar, Wenger sempat bercerita dan mengeluh tentang beberapa kejadian yang pernah dialaminya. Wenger dulu sempat beralasan kalau Arsenal selalu dihadapkan pada lawan berat di babak 16 besar sejak 2011.

Lihat saja, lawan yang dihadapi adalah klub besar seperti AC Milan, Barcelona, maupun Bayern Munchen. Ya, seseram-seramnya Arsenal di babak grup, mereka hanya jadi macan ompong kalau berhadapan dengan klub-klub besar tersebut di 16 besar.

Wenger sekali waktu pernah berdoa secara khusus agar Arsenal mendapat lawan yang mudah di babak 16 besar. “Mudah-mudahan kali ini Arsenal beruntung mendapat lawan,” kata Wenger sebelum undian 16 besar. Wenger mengaku sudah berulang kali berdoa seperti itu di gereja.

Doa Wenger itu mujarab. Liga Champions musim 2014/15, Arsenal lolos ke 16 besar sebagai runner up grup di bawah Dortmund. Setelah diundi, Arsenal tidak berjumpa dengan tim kuat sebagaimana sebelumnya. Di babak 16 besar musim itu, Arsenal bertemu AS Monaco. Meski lolos sebagai juara grup, Monaco harusnya masih bisa diatasi oleh tim London Utara. Namun dasar dikutuk. Arsenal kalah lewat agresivitas gol tandang.

Arteta Belajar Dari Kegagalan

Warisan Wenger di Liga Champions memang buruk sampai akhir pengabdiannya. Terakhir kali tampil di Liga Champions musim 2016/17, mereka penuh dengan noda yang memalukan yakni dibantai Munchen dengan agregat 10-2.

Lama tak bersua dengan Liga Champions, musim ini The Gunners di bawah Mikel Arteta tampil kembali di ajang ini. Arteta tak mau lagi dong terkena kutukan seperti di zaman Wenger? Maka dari itu, Arteta coba belajar dari kegagalan terdahulu di Liga Champions. Termasuk kenapa sih ada kutukan 16 besar tersebut.

Arsenal musim ini menjadi juara grup. Mereka di undian babak 16 besar mendapat lawan yang tak terlalu berat yakni Porto. Harusnya Arteta bisa dong lolos dengan mudah. Mengingat performa Arsenal juga sedang dalam tren yang baik.

Namun Arteta tetap percaya adanya kutukan tersebut. Ia menceritakannya panjang lebar di wawancaranya dengan TNT Sport tentang kutukan tersebut jelang laga melawan Porto.
Arteta tak segan meniru pencapaian Arsene Wenger terdahulu. Bukan meniru kegagalannya, namun meniru semangat dan daya juangnya.

“Daya juang ala Wenger sungguh luar biasa. Arsenal membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai kesuksesan. Inilah yang kami inginkan,” kata Arteta.

Butuh Bantuan Fans

Namun apa yang terjadi di leg pertama? The Gunners malah kalah 1-0. Kekhawatiran fans pun menjadi-jadi. Apa jangan-jangan kutukan itu akan kembali datang? Jelang leg kedua, Arteta kemudian berupaya sekeras mungkin agar pasukannya tampil trengginas di Emirates.

Selain menyiapkan pasukan yang siap tempur, Arteta juga butuh bantuan fans. Ia meminta secara khusus para fans memadati Emirates. Para fans disuruh gemuruh memberikan dukungan disaat para serdadu meriam London menggempur Porto. Menurut Arteta cara tersebut diyakini akan ampuh bagi Kai Havertz dan kawan-kawan supaya tak gentar hadapi kutukan 16 besar.

Bangkit, menang, dan lolos. Itulah beberapa kata yang keluar dari mulut Arteta jelang laga. Arteta juga mengatakan laga hidup-mati ini juga tentang sebuah ambisi dan impian para fans. Arteta terus mewanti-wanti anak buahnya agar tidak mengecewakan para fans yang datang ke Emirates.

Daya Juang

Hari itu pun tiba. Selasa 12 Maret 2024 waktu London. Arteta bersiap bertarung melawan kutukan. Segala antisipasi untuk mematahkan kutukan tersebut sudah dilakukan. Tinggal hasil di lapangan yang menentukan.

Semangat pasukan Arteta sudah berkobar sejak awal laga. Meski masih tertinggal 1-0 di leg pertama, mereka seperti tak ada gentar-gentarnya. Tampaknya motivasi dari Arteta berjalan dengan baik.

Arsenal sudah menggempur Porto sejak awal laga. Terlihat dari statistik, baik itu tembakan ke gawang, tembakan tepat sasaran, penguasaan bola maupun operan sukses, semuanya dikuasai tim tuan rumah.

Namun hanya satu gol yang tercipta di waktu normal. Wajar dong Arteta ketar-ketir. Pasalnya kalau kebobolan satu gol lagi, bakal jadi bencana. Mereka akan kalah agregat gol.

Arsenal tak seperti biasanya yang bisa seenaknya membobol gawang lawan dengan banyak gol. Arsenal di laga tersebut seperti susah cetak gol, aneh. Padahal banyak peluang kok. Apakah mungkin kutukan itu sedang bekerja menggagalkan Arsenal?

Berjuang Hingga Akhir

Apa boleh buat, laga tersebut harus diselesaikan lewat babak tos-tosan. Berjuang hingga titik darah penghabisan. Ya… itulah yang mereka lakukan. Dikutip dari Football London, jelang babak adu penalti Arteta memberikan motivasi ke anak buahnya bahwa kutukan gagal di 16 besar itu bisa dihilangkan.

Sejak itu, Arteta mengaku para pemain Arsenal sudah punya keyakinan bisa keluar dari kutukan tersebut. “Saya melihat betapa mereka berusaha dan mengorbankan segalanya untuk menang. Hal itu terlihat dari aura mereka jelang adu penalti,” kata Arteta.

Saat penghakiman pun tiba. Para algojo penalti Arsenal sukses melaksanakan tugas. Justru pahlawan Porto di leg pertama, Galeno tendangannya dapat ditepis David Raya. Kiper yang selalu dibanding-bandingkan dengan Ramsdale tersebut akhirnya menjadi pahlawan kemenangan Arsenal atas Porto di babak tos-tosan. Beramai-ramai para punggawa Arsenal merayakan kemenangan itu dengan menghampiri kiper Spanyol tersebut.

Ya, kutukan 16 besar Liga Champions Arsenal kini sirna sudah. Arteta sudah menunjukan, bahwa dengan belajar dari kegagalan, ia bisa menaklukkan kutukan itu. Perjuangan ini luar biasa. Arteta telah membuat bangga seluruh pecinta Arsenal termasuk Wenger sekalipun. Namun perjuangan belum berakhir Arsenal. Rintangan ke depan akan lebih sulit. Maju terus Arsenal, Come On You Gunners!

Sumber Referensi : eurosport, espn, footballlondon, theathletic, theguardian, bleacherreport

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru