Lika-Liku Perjuangan Asnawi Mangkualam Di Tanah Perantauan

spot_img

Teringat salah satu bait puisi “doa” karya Chairil Anwar, “Tuhanku, aku mengembara di negeri asing. Di pintumu aku mengetuk, dan aku tidak bisa berpaling”. Bait tersebut tampaknya cocok menggambarkan perjuangan gigih seorang Asnawi Mangkualam Bahar. Pemuda tanah Bugis yang berani konsisten menimba ilmu sepakbolanya di negeri orang.

Banyak sudah kisah yang telah ia lalui di tanah perantauan. Dari mulai pindah-pindah klub, hingga dipaksa menelan bulat-bulat kritikan para haters. Namun berkat keyakinan dan perjuangannya, Asnawi kini perlahan menuai buahnya. Lalu bagaimana sih kisah perjuangan Asnawi membangun karir di luar negeri?

Sebelum kalian simak perjalanannya Asnawi, baiknya kalian subscribe dan nyalakan lonceng notifikasinya dulu ya, agar tak ketinggalan konten terbaik dari Starting Eleven Story.

Mental Abroad Sejak 2021

Mentalitas yang dimiliki Asnawi Mangkualam Barangkali bisa dianggap cukup langka bagi pesepakbola asli Indonesia sendiri. Ya, sejak tahun 2021 lalu, Asnawi Mangkualam memberanikan diri untuk melanjutkan karier di luar Indonesia alias Abroad.

Ibarat lirik lagu band Fourtwnty, Asnawi ini “bergerak dari zona nyaman”. Tak tanggung-tanggung, Asnawi memilih Korea Selatan sebagai pelabuhan kariernya saat usianya belum genap 22 tahun.

Hal ini menjadi gambaran sederhana dari sebuah resiko yang diambil pemuda seperti Asnawi. Selain berani keluar dari zona nyaman, ia juga berani meninggalkan keluarganya, serta berani menanggung gaji lebih kecil. Ya, walaupun berkarir di negeri orang, pundi-pundi uang yang didapat Asnawi tak sebesar saat masih berkarir di PSM Makassar.

Perbedaan budaya, bahasa, serta kesempatan bermain yang tidak mudah, adalah berbagai resiko yang harus diambil oleh Asnawi di negeri orang. Tak apa, pikirnya. Karena memang harus ada yang dikorbankan demi menapaki tangga karir yang jauh lebih baik.

Perjuangan Asnawi Di Korea

Dan benar saja, tantangan menyeramkan di negeri Gingseng mulai menghantui Asnawi. Ia tampak kesulitan di Ansan Greeners. Ia mengaku faktor cuaca dan bahasa menjadi kendala. Namun bukannya mengeluh dan memutuskan untuk menyerah, pemain yang berposisi sebagai bek kanan itu justru termotivasi untuk bekerja lebih keras lagi.

Meski tidak mudah, namun Asnawi nyatanya mampu membuktikan kualitas terbaiknya. Dibandingkan dengan pemain Indonesia lain yang memutuskan abroad, Asnawi terhitung mampu mencatatkan caps bermain lebih banyak. Selama di Ansan Greeners, Asnawi tercatat mampu mencatatkan total 42 penampilan dalam dua musim.

Setelah dua tahun mengabdi di Ansan Greeners, Asnawi berkesempatan naik level dengan bergabung Jeonnam Dragons. Dan lagi-lagi, Asnawi awalnya kesulitan. Ia bahkan dikritik pelatihnya sendiri karena terlalu “grasah-grusuh” dalam bermain. Sehingga hanya merugikan tim dengan pelanggaran-pelanggaran tak perlu. Asnawi pun lalu tak diperpanjang kontraknya oleh Jeonnam Dragons di penghujung tahun 2023.

Pindah Ke Thailand

Didepak dari Korea, Asnawi bimbang. Kemana ia harus berlabuh. Tawaran dari klub-klub Indonesia pun sesekali menyapa. Manajer-manajer klub Liga 1 tak jarang melakukan panggilan telepon kepadanya. Namun, tekad Asnawi yang teramat kuat untuk terus mencari ilmu di level Asia membawanya ke klub Thailand, Port FC.

Asnawi hengkang ke klub milik Madam Pang tersebut karena mengaku tawaran gajinya lebih menggiurkan. Asnawi mendapatkan gaji hingga berkisar 5,6 miliar per musim. Gaji yang jauh lebih tinggi dari yang ia dapat di Jeonnam Dragons, yang hanya berkisar 1 miliar rupiah per musim. Toh, Liga Thailand tak kalah kualitas dengan Korea Selatan. Dia paham betul bahwa Liga Thailand adalah yang terbaik di Asia Tenggara.

Tapi, mau bagaimanapun tetap saja ada yang tak suka dengan keputusan Asnawi. Beberapa netizen budiman menganggap langkah ini sebagai sebuah penurunan karir bagi Nawi. Pandit ternama Justinus Lhaksana pun juga sempat menyayangkan kepergian Asnawi ke Liga Thailand. Koci menilai, kualitas kompetisi sepakbola Thailand tak jauh beda dengan kompetisi Indonesia.

Kurang Mulus

Memang, pindah dari Korea ke Thailand adalah sebuah degradasi karir. Tapi, ini adalah salah satu bentuk usaha Asnawi untuk menyelamatkan karirnya. Jika bermain di Korea atau Jepang tapi cuma dijadikan pajangan di bangku cadangan, buat apa? Menit bermain jelas jadi prioritas pemain muda sepertinya.

jika Koci menyebut Thailand hampir sama dengan Indonesia, apakah Asnawi langsung dengan mudah mendapatkan posisi di skuad utama Port FC? Hmmm tidak semudah itu ferguso. Berjuang di Liga Thailand bukan perkara enteng. Banyak pemain Indonesia yang karirnya berakhir tragis di Thailand.

Sebagai pemain baru, Asnawi tetap harus bersaing dengan pemain lama. Sebelumnya, pelatih Port FC Rangsan Viwatchaichok sudah memiliki sosok andalan dan berpengalaman di sektor bek kanan yakni, Suphanan Bureerat. Pemain Timnas Thailand berusia 30 tahun itu adalah penghuni tetap bek kanan Port FC.

Tak cuma Bureerat saja, Asnawi juga harus bersaing dengan sederet pemain hebat lainnya seperti Pakorn Prempak dan Pathompon Charoenrattanapirom, untuk mendapatkan satu tempat di lini bertahan Port FC.

Bahkan Asnawi rela bermain sebagai bek kiri demi menembus skuad utama, sebelum akhirnya bisa mengisi pos bek kanan. Sepanjang setengah musim pertamanya bersama Port FC, Asnawi hanya bermain dalam 12 laga, yang mana sebagian besar dimulai dari bangku cadangan. Meski begitu, dia berhasil mencatatkan dua assist.

Bangkit Di Musim Kedua

Berkah kerja keras dan pantang menyerah, di musim keduanya Asnawi mulai dipercaya oleh pelatih sebagai starter di bek kanan. Tepatnya di pekan kedua Liga Thailand saat melawan Chiangrai United. Kepercayaan sang pelatih itu pun tidak disia-siakan oleh pemain asli Makassar itu. Ia berhasil mencetak satu assist di laga tersebut.

Nah, sejak saat itu lah Asnawi terus dipercaya sebagai starter oleh sang pelatih. Hebatnya, di pekan-pekan berikutnya Asnawi langsung tampil selama 90 menit penuh. Dirinya berhasil menggeser Bureerat. Kini, Bureerat lah yang dipaksa menonton aksi Asnawi dari bangku cadangan.

Kondisi ini pun sempat membuat persepakbolaan Thailand geger. Mereka melihat dengan mata kepala sendiri bahwa bek senior Thailand digusur oleh pemuda asli Indonesia, Asnawi Mangkualam. Kebangkitan Asnawi pun sempat dipuji oleh media Thailand, Thai Footballs. Mereka mengatakan bahwa Asnawi adalah bek kanan terbaik di Liga Thailand musim ini. Berlebihan? Tentu tidak.

Transformasi Asnawi

Asnawi tak hanya berhasil menjadi pemain inti di Port FC. Di musim keduanya, Asnawi juga sempat ditransformasi oleh pelatihnya sebagai seorang gelandang bertahan. Posisi yang sebenarnya sudah tak asing lagi bagi Asnawi.

Asnawi dicoba pertama kali kemampuannya di posisi gelandang bertahan di laga melawan Buriram United. Hasilnya memuaskan. Dirinya mampu menjaga kesolidan lini tengah Port FC. Performa apiknya bahkan membantu Port menahan imbang 0-0 pemuncak klasemen Liga Thailand tersebut.

Oleh Fotmob, di laga tersebut Asnawi diberi rating 7,6, dengan catatan 100% tekel sukses, 1 intersep, dan 4 kali memenangkan duel. Keberhasilan cosplay Asnawi menjadi Casemiro itu pun kembali berlanjut di beberapa laga berikutnya. Termasuk ketika menang atas Persib Bandung di laga AFC Champions League 2.

Tak Mau Pulang Ke Indonesia

Namun, saat karier Asnawi mulai merangkak naik di Port FC, ia kemudian sempat digoda lagi oleh tawaran bermain di ke kompetisi Liga 1 Indonesia. Tapi sudah mantap untuk menunda kepulangannya. Dirinya ingin berkarir di Luar Negeri selama mungkin.

Ia merasa itulah jalan yang tepat baginya untuk mengembangkan potensi diri. Lagi pula, semua ini dilakukan demi Timnas Indonesia. Asnawi ingin bisa bersaing di Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong yang kini diisi banyak pemain hebat hasil naturalisasi.

Ya, secuil kisah kesuksesan Asnawi ini tentu tak luput dari hasil kerja kerasnya selama ini. Ia juga bisa dikatakan menjadi pelopor bagi pemain lokal Indonesia yang tak hanya jadi gula-gula abroad saja. Asnawi bukan tipe pemain yang sekedar didatangkan untuk menaikan followers Instagram belaka. Ia adalah seorang petarung bermental baja. Ewako Asnawi!

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru