Lebih Pilih Mana, Ole Romeny Atau Mauro Zijlstra?

spot_img

Banyak pertanyaan, kenapa sih Timnas Indonesia belum juga menaturalisasi striker lagi? Kok bek dan gelandang melulu. Memangnya striker tidak penting? Pertanyaan tersebut memang hanya PSSI dan Shin Tae-yong yang bisa menjawabnya.

Namun, setidaknya dari desas-desus yang ada, ada dua striker calon naturalisasi yang santer diisukan bakal merapat. Dia adalah Mauro Zijlstra dan Ole Romeny. Dari dua striker tersebut, kemungkinan besar salah satunya akan segera gabung Timnas Garuda. Nah, dari dua striker tersebut siapa sebenarnya yang lebih cocok?

Sebelum melihat pembahasan siapa yang pantas sebagai predator baru lini depan timnas, kalian baiknya subscribe dan nyalakan lonceng notifikasinya dulu ya, agar tak ketinggalan konten menarik dari Starting Eleven Story

Siapa Ole Romeny dan Mauro Ziljstra?

Rumor Ole Romeny sebagai calon striker naturalisasi Timnas Garuda muncul duluan ketimbang Mauro Ziljstra. Nama Romeny mulai diperbincangkan di awal tahun 2024. Bernama lengkap Ole ter Haar Romeny, ia merupakan pemain kelahiran Nijmegen, Belanda, 20 Juni 2000. Ole Romeny dikabarkan memiliki garis keturunan Indonesia dari keluarga sang ibu. Nenek Romeny berasal dari Medan, Sumatera Utara.

Sementara itu, rumor Mauro Ziljstra baru muncul tepatnya di sekitar bulan Juni 2024, saat rumor kedatangan Ole Romeny mulai meredup. Ketika itu Ziljstra muncul ke media dengan mengaku dihubungi langsung oleh pihak PSSI. Bahkan di bulan Agustus 2024, ia mengatakan sudah memberikan berkas persyaratan naturalisasinya kepada PSSI.

Mauro Zijlstra merupakan pemain kelahiran Zaandam, Belanda, 9 November 2004. Dia memiliki garis keturunan Indonesia dari neneknya yang tinggal di Bandung.

Dari Segi Umur Dan Fisik

Kalau bisa membandingkan, kedua pemain ini banyak memiliki perbedaan dan kesamaan. Misal dilihat dari segi fisik dan umur. Ole Romeny mempunyai tinggi 1,85 meter, sedangkan Mauro beda tipis yakni 1,88 meter. Namun secara postur atau perawakan, dua striker ini hampir mirip, yakni sama-sama kekar dan tinggi.

Selain atribut fisik, usia kedua pemain ini juga berbeda. Mauro Ziljstra lebih muda daripada Ole Romeny. Ziljstra baru berusia 19 tahun, sedangkan Romeny sudah berusia 24 tahun. Terkadang, usia menjadi indikator pemilihan pemain suatu pelatih. Semakin muda usiannya, semakin berpeluang pemain tersebut dipilih, karena dinilai masih punya masa depan yang panjang. Dari segi ini, Mauro Ziljstra lebih unggul.

Namun bukan berarti usia yang lebih tua seperti Ole Romeny tidak layak dipertimbangkan. Dengan usia yang lebih tua, pengalaman dan jam terbang Romeny pasti menjadi suatu keunggulan dibanding Mauro Ziljstra.

Dari Segi Track Record

Namun, apakah usia dan segi fisik saja cukup jadi pertimbangan? Tentu tidak. Ada aspek penting lain yang perlu diperhatikan, seperti track record dan prestasi kedua pemain tersebut.

Romeny selama kariernya, telah bermain di empat klub berbeda. Mulai dari NEC Nijmegen, Willem II, FC Emmen, hingga sekarang berada di FC Utrecht. Jika dilihat performanya bersama keempat tim tersebut, Romeny tercatat sudah membukukan 41 gol dan 15 assist.

Namun, yang perlu dicatat, gol Romeny tersebut banyak dihasilkan di divisi dua Belanda. Sedangkan di Eredivisie, ia baru ciptakan 11 gol bersama FC Emmen, dan baru 3 gol bersama FC Utrecht.

Di musim ini, Ole Romeny menunjukkan grafik peningkatan performa. Sebagai bukti, di musim lalu ia hanya jadi starter selama 15 kali. Namun di musim ini, ia sudah jadi starter di 8 laga hingga pekan ke-8 Eredivisie.

Sang pelatih, Ron Jans mengaku, selalu memainkan Romeny karena perannya dianggap berpengaruh bagi tim. Romeny sempat menjadi pahlawan saat mencetak gol kemenangan di pekan pertama Eredivisie melawan klubnya Eliano Reijnders, PEC Zwolle.

Lalu bagaimana dengan Ziljstra? Selama kariernya, Ziljstra ini hanya berkecimpung di level kelompok umur. Ia pernah bersama AZ Alkmaar Youth, lalu AFC Amsterdam Youth, kemudian NEC Nijmegen U-21 hingga sekarang Volendam U-21.

Catatan performa Ziljstra selama membela keempat klub tersebut adalah 32 gol dan 13 assist. Secara performa terkini, bersama Volendam U-21 Ziljstra sudah mengoleksi 2 gol dalam 2 laga.

Dari Segi Kemampuan Dan Gaya Bermain

Selain track record, jangan lupakan juga kemampuan dan gaya mainnya seperti apa. Dua pemain ini sama-sama berposisi asli sebagai striker tengah. Namun, dari segi gaya main dan penempatan posisinya, kedua pemain ini mempunyai beberapa perbedaan.

Romeny memang nalurinya adalah striker tengah murni yang mengandalkan postur dan fisik. Namun siapa sangka, di musim ini ternyata pemain berambut pirang tersebut selalu ditempatkan sebagai sayap kanan.

Tujuh kali sudah ia bermain bersama FC Utrecht di sayap kanan. Selain punya insting mencetak gol yang tajam, Romeny ditempatkan di sayap kanan oleh pelatih Ron Jans karena dianggap punya kecepatan dan dribling yang mumpuni.

Secara gaya bermain, Romeny ini tipe penyerang yang ulet. Meski berbadan tinggi dan kekar, ia tak malas berlari dan mengejar bola. Sebagai sayap kanan, ia juga mempunyai atribut umpan yang akurat.

Berbeda dengan Zijlstra. Ia di musim ini bersama Volendam U-21, lebih sebagai striker utama di tengah. Dengan posturnya yang ideal, ia berperan sebagai penerima umpan atau muara akhir dari sebuah serangan. Perawakan dan gaya mainnya terlihat mirip seperti Dusan Vlahovic.

Dari Segi Kecocokan Dengan Taktik STY

Setelah melihat profil keduanya dari berbagai sisi, yang lebih penting lagi adalah cocok apa tidak striker tersebut di skema yang dibutuhkan Shin Tae-yong. STY selama ini dikenal jarang memakai striker yang malas untuk turun membantu pertahanan. Ia lebih suka tipe striker yang mobile, serta rajin melakukan pressing kepada lawan.

Kalau dilihat dari segi fungsional, Romeny lebih unggul. Pasalnya ia sudah terbukti bisa bermain sebagai striker maupun sayap kanan. Jika nantinya Romeny yang dipilih, ia bisa bertukar posisi di sayap kanan maupun striker tengah.

Berbeda dengan Ziljstra yang hanya bermain sebagai striker tengah. Namun, itu bukan berarti peluang Ziljstra dinaturalisasi kecil. Kalau toh STY memang membutuhkan ekstra striker murni yang ideal, Ziljstra bisa jadi opsi terbaik. Tipe pemain seperti dia bisa diandalkan kala timnas mengalami deadlock mencetak gol.

Proses Naturalisasi

Namun yang jelas, semuanya akhirnya akan bergantung pada kebutuhan sang pelatih. Tapi di luar itu, proses negosiasi yang dilakukan PSSI juga penting untuk dicermati. Karena bagaimanapun, kesepakatan dengan pihak PSSI-lah yang akan menentukan apakah sang pemain bisa bersalaman dengan Erick Thohir atau tidak.

Awalya, proses naturalisasi Romeny sempat terhambat gara-gara sikap ogah-ogahan sang pemain. Namun, beredar kabar bahwa agen Romeny, Joost Ebergen mengakui sang pemain sudah mulai terbuka untuk menjalani proses naturalisasi. Lain halnya dengan Mauro Ziljstra yang sudah gamblang mengatakan di Podcast Done Deal, bahwa proses pindah kewarganegaraan ke Indonesia masih terus berjalan.

Entahlah, siapa yang nantinya akan menjadi striker baru Timnas Garuda. Syukur-syukur sih, keduanya gabung biar banyak pilihan di lini depan. Namun, kalau disuruh milih salah satu, siapa nih yang cocok menurut football lovers?

https://youtu.be/L1kVG90n83k

Sumber Referensi : sindonews, bola.com, instagram, tribunnews, instagram, transfermarkt, idntimes, transfermarkt, cnnindonesia

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru