“Alhamdulillah” tulis Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Melalui akun Instagram pribadinya, eks Presiden Inter Milan itu mengabarkan bahwa tiga nama baru, yakni Joey Pelupessy, Emil Audero Mulyadi, dan Dean James sudah resmi berpindah federasi. Itu artinya, ketiga nama ini memenuhi syarat untuk diturunkan di laga menghadapi Australia tanggal 20 Maret nanti.
Namun, dengan adanya tiga nama baru, kini Patrick Kluivert praktis mengantongi 30 nama pemain. Padahal, yang bisa diturunkan dalam satu pertandingan hanya sebelas orang. Lantas, siapa saja yang berhak masuk starting line up untuk laga melawan Negeri Kanguru nanti? Mimin pun punya gambaran susunan pemain yang bisa dipakai Kluivert.
Daftar Isi
Penjaga Gawang
Meski sudah ada Emil Audero, mimin masih memfavoritkan nama Maarten Paes untuk diturunkan di laga melawan The Socceroos. Jika ditanya mengapa? Secara menit bermain, Paes jauh lebih unggul dari Emil. Berbeda dengan Paes yang berstatus kiper utama di FC Dallas, Emil justru kalah saing dengan kiper veteran Pepe Reina di Como.
Sepanjang tahun 2024, Paes mencatatkan lebih dari 3.100 menit bermain di semua kompetisi. Sedangkan Emil hanya mencatatkan seribu menit lebih sedikit. Selain itu, Paes sudah mengenal gaya bermain Timnas Indonesia. Paes memiliki hubungan dan kemistri yang sudah terbangun dengan para punggawa Skuad Garuda.
Selain itu, Paes sudah berpengalaman menghadapi Australia di Gelora Bung Karno. Saat itu, penampilannya begitu luar biasa. Paes jatuh bangun demi mengamankan gawang Indonesia dari ancaman The Socceroos. Menurut catatan Fotmob, Paes kala itu menorehkan lima penyelamatan krusial untuk memaksakan laga berakhir imbang 0-0.
Menjadikannya sebagai kiper utama di laga tandang melawan Australia nanti bisa jadi bentuk apresiasi tertinggi kepada bintang iklan Extra Joss ini. Sembari memberikan waktu kepada Emil untuk beradaptasi dengan para punggawa Timnas Indonesia yang lain.
Trio Bek Tengah
Mimin memprediksi bahwa Patrick Kluivert tidak akan langsung mengganti skema Timnas Indonesia menjadi empat bek. Coach Patrick kemungkinan akan tetap menggunakan skema 5-3-2 yang bisa bertransformasi menjadi 3-5-2. Ini dilakukan demi menciptakan transisi yang halus di kemudian hari.
Mengapa seyakin itu? Karena hal ini bisa dilihat dari materi pemain yang dibawa. Kluivert tetap membawa banyak pemain belakang. Sama seperti apa yang dilakukan oleh pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong. Keputusan ini seperti ingin menunjukan bahwa Coach Patrick akan tetap berfokus pada pertahanan.
Nah, untuk mengisi skema tiga bek tengah, ada komposisi yang bisa dipertimbangkan oleh Coach Patrick. Bek tengah sisi kanan akan diisi oleh Mees Hilgers. Sedangkan bek tengah bagian kiri bisa diisi oleh Calvin Verdonk. Jay Idzes jelas akan mengisi pos tengah sebagai leader dari dua pemain tersebut.
Ini adalah komposisi paling pas. Sebab, setiap pemain mewakili karakter bertahannya masing-masing. Tanpa mengesampingkan Rizky Ridho, jika Hilgers dalam kondisi 100% fit, maka dirinya adalah perwujudan yang sempurna dari seorang bek yang ganas dan lugas. Hilgers berani mengambil pekerjaan kotor di lini belakang.
Sementara Bang Jay melambangkan sebuah ketenangan dan kedewasaan. Selain berperan sebagai kapten tim, bek Venezia itu yang akan mengontrol tempo permainan dari belakang. Dirinya juga yang akan meladeni duel-duel bola atas yang pasti akan dimainkan oleh Australia. Lantas kenapa Verdonk justru dipasang sebagai bek tengah? Yang perlu kita ingat, bek tengah bukan posisi yang asing bagi Verdonk.
Selama membela panji merah putih, Verdonk sudah dua kali memainkan peran ini. Saat laga menghadapi Arab Saudi dan China. Di dua laga itu, El Ninja menunaikan tugasnya dengan sangat baik. Secara distribusi dan kemampuan satu lawan satu-nya minim kesalahan. Toh, yang mengisi posisi ini memang harus bek berkaki kiri. Jika dibandingkan dengan Justin Hubner, Verdonk lebih layak karena bijak dalam mengambil setiap keputusan.
Bek Sayap
Untuk bek sayap, di kanan bisa diisi oleh Kevin Diks Bakarbessy. Sedangkan di kiri, Patrick Kluivert bisa kasih kesempatan pada pemain baru, Dean James. Melawan Australia yang mengandalkan kemampuan fisik dan serangan-serangan kejutan melalui sayap, Indonesia membutuhkan bek sayap yang punya kemampuan transisi yang sangat baik.
Dua pemain ini dinilai cocok untuk mengemban peran yang melelahkan itu. Untuk Kevin, tak usah diragukan lagi lah ya, bersama FC Copenhagen, dirinya dikenal sebagai bek yang rajin dan tak kenal lelah. Kemampuan bertahan dan menyerangnya pun sama baiknya. Konsistensi dalam bermain pun membawanya ke raksasa Bundesliga, Borussia Monchengladbach.
Selain itu, Diks dipasang juga untuk mengeksekusi sepakan 12 pas. Yaaa, jaga-jaga saja siapa tahu Indonesia dapat hadiah voucher penalti dari Aussie. Bicara soal kualitas, Dean James tak kalah dengan pemain keturunan Maluku itu. Gaya bermain James sebelas duabelas lah ya sama Verdonk. Gesit dan rapi dalam melakukan transisi dari bertahan ke menyerang.
Di klubnya, yakni Go Ahead Eagles, James juga menjadi pemain andalan di sektor kiri. Musim ini saja, ia telah mencatatkan 26 penampilan dengan torehan dua gol dan tiga assist. Cukup produktif bukan untuk ukuran bek?
Duet Gelandang
Di sektor gelandang, biasanya Ivar Jenner yang akan jadi partner Thom Haye. Namun, karena ada nama baru, yakni Joey Pelupessy, maka sayang jika tak diberi kesempatan langsung. Secara permainan, Joey mengingatkan kita pada Casemiro jaman masih di Real Madrid. Tanpa kompromi tapi selalu menyasar bola, bukan kaki.
Mungkin usianya tak muda lagi, tapi militansi dan keberanian Joey dalam mengambil resiko patut disamakan dengan pemain yang kini berseragam Manchester United itu. Joey akan mengambil porsi lebih bertahan alias sebagai nomor enam jika dimainkan dengan Thom Haye. Jika ada Joey, maka El Prof bisa sedikit lebih kedepan untuk jadi penyalur bola ke lini serang Skuad Garuda.
Di sisi lain, dengan postur tubuh yang kekar dan kokoh, rasanya cocok menempatkan Joey di lini tengah. Dirinya diharapkan bisa meredam mobilitas dari Jackson Irvine yang pasti dijadikan poros permainan The Socceroos. Yang perlu digaris bawahi, Joey merupakan mantan anak asuh Patrick Kluivert di FC Twente II. Jadi, keduanya sudah saling memahami.
Gelandang Serang
Opsi menarik justru muncul di sektor gelandang serang. Jika biasanya diisi Marselino Ferdinan, kali ini mimin menyarankan Patrick Kluivert untuk menjajal Egy Maulana Vikri. Pemilihan Egy untuk posisi ini bukan tanpa alasan. Mantu dari Ummi Pipik ini sedang dalam puncak performa dengan 11 gol bersama klubnya, Dewa United.
Sayangnya, pemain yang dijuluki Egy Kelok Sembilan itu sedang mengalami cedera. Menurut laporan CNN Indonesia, Erick Thohir telah mengkonfirmasi kalau sang pemain tidak akan diberangkatkan ke Australia. Tanpa Egy, pilihan paling masuk akal ya sudah pasti Marselino lagi. Di pertandingan melawan Arab Saudi kemarin, pemain Oxford United ini sangat baik dalam memerankan posisi ini.
Namun, dengan satu syarat. Marselino harus diberikan kebebasan bergerak. Itu akan membantunya untuk mengeksploitasi ruang di area pertahanan lawan. Jika Patrick Kluivert sadar akan hal ini, maka pergerakan Marselino bisa saja merepotkan lini bertahan Australia.
Dua Striker
Jika Lino yang mengisi posisi gelandang serang, maka yang akan menjadi partner Ole Romeny di lini depan adalah si anak baru, Septian Bagaskara. Meski minim menit bermain di Dewa United, Septian cukup efektif di lini depan. Dari 774 menit bermain, Septian sudah mencetak 7 gol. Itu artinya ia mencetak satu gol setiap 110 menit. Menurut pelatih Dewa, Jan Olde Riekerink, keunggulan Septian adalah kemampuan duel dan stamina yang baik
Rencananya adalah, baik Septian dan Ole diberikan peran yang saling melengkapi. Jika Septian sebagai target man atau tembok, maka Ole akan lebih fleksibel. Dirinya bisa melebar ke area sayap. Jika Ole bermain melebar, maka Marselino bisa masuk ke dalam dan menjadi false nine. Pola ini jelas akan membuat Australia pecah konsentrasi.
Sumber: Suara, CNN Indonesia, Detik, Bolasport