Lahirnya Trio Ganas Baru Real Madrid

spot_img

Real Madrid akhirnya menjuarai Piala Super Spanyol di Al-Awwal Stadium, Arab Saudi. Ini adalah Piala Super Spanyol ke-13 mereka.

Setelah memenangi gelar itu, poster yang menampilkan Vinicius Junior, Rodrygo, dan Jude Bellingham yang bergaya ala game Grand Theft Auto, menjadi santapan warganet. Poster itu seolah menjadi pertanda bahwa trio baru Los Galacticos mulai tebar ancaman. 

Terbentuknya Trio BBC

Real Madrid sendiri pernah mendulang beragam kesuksesan dengan salah satu trionya yang paling terkenal. Ya, orang mengenalnya “Trio BBC”. BBC adalah akronim dari Bale, Benzema, dan Cristiano Ronaldo.

Akronim itu mirip BBC-nya British Broadcasting Channel, salah satu lembaga penyiaran ternama di Britania Raya. Trio BBC tidak akan terbentuk kalau Los Galacticos tak menjadikan Gareth Bale salah satu pembelian termahal pada 2013.

Bale didatangkan Los Merengues dari Tottenham Hotspur. Sebagai pemain yang berubah posisinya dari bek menjadi pemain sayap, Bale sangat menawan. Kecepatan dan triknya dalam melewati lawan membuatnya bernilai tinggi. 

Real Madrid pun tak keberatan mengeluarkan duit 100 juta euro (Rp1,7 triliun kurs sekarang) untuk memboyongnya. Saat Bale tiba di Bernabeu, Ronaldo dan Benzema sudah ada di sana. Ambisi meraih La Decima menjadi dasar terbentuknya Trio BBC.

Kegemilangan Trio BBC

Obsesi untuk meraih La Decima dengan Trio BBC akhirnya terwujud. Keputusan Carlo Ancelotti merekrut Gareth Bale terbukti tepat. Benzema, Bale, dan Cristiano yang membentuk trio di lini depan membuat Real Madrid tampil dengan kekuatan penuh selama musim 2013/14.

Penampilan trio BBC sangat mengesankan. Dari fase grup, fase gugur, bahkan di partai final ketika menghadapi rival sekota, Atletico Madrid. Trio BBC pun makin mendunia setelah bukan hanya La Decima yang mereka raih di musim itu. Real Madrid juga menyabet gelar Copa del Rey dengan sebuah gol solo run luar biasa Bale di partai final kontra Barcelona.

Mirisnya, Real Madrid musim itu gagal membawa pulang gelar La Liga. Namun, penampilan mengesankan trio BBC menjadi sorotan publik. Sebab setidaknya mereka total mencetak 97 gol, yang berarti 61% dari total gol yang dicetak Real Madrid musim itu.

Bubarnya Trio BBC

Beranjak ke musim 2015/16. Real Madrid gagal meraih gelar La Liga dan Copa del Rey musim tersebut. Namun, trofi Liga Champions kesebelas menjadi pelipur lara. Penampilan trio BBC masih mendapat pujian saat itu. Akan tetapi, hanya ada satu orang yang menonjol antara ketiganya.

Ya, orang itu adalah Cristiano Ronaldo. Di Liga Champions musim itu, CR7 menahbiskan diri sebagai pencetak gol terbanyak dengan total 16 gol. Musim berikutnya, Real Madrid memang meraih gelar Liga Champions kedua belas mereka.

Hanya saja kontribusi trio BBC mulai minim. Bale mulai jarang bermain karena cedera. Benzema menemui kesulitan untuk mencetak gol. Sementara, Ronaldo dianggap tak seperti musim-musim sebelumnya. Kala itu, Los Blancos yang ditukangi Zinedine Zidane justru mengorbitkan trio baru. Namun, beroperasi di lini tengah.

Mereka adalah Luka Modric, Casemiro, dan Toni Kroos. Ketiganya bermain dengan penuh energi menggalang lini tengah El Real. Seketika trio yang disebut “MCK” itu menjadi primadona baru. Bahkan trio MCK menempati urutan pertama sebagai trio terfavorit, di atas trio BBC pada musim 2017/18.

Musim itu menjadi penghujung nasib trio BBC. Bale mulai kehilangan tempatnya karena cedera. Pemain Wales itu bahkan melewatkan 50% pertandingan Real Madrid musim itu. Karim Benzema hanya sanggup mencetak 12 gol. Sedangkan Cristiano Ronaldo gagal mencapai standarnya sendiri.

Di sisi lain para pemain muda seperti Marco Asensio dan Lucas Vazquez mulai unjuk gigi. Keduanya pun mengalihkan perhatian publik Bernabeu dari trio BBC. Pada gilirannya, trio BBC akhirnya tidak disukai. Tim memang mempertahankan gelar Liga Champions, tapi pengaruh BBC tak kelihatan.

Pada suatu hari, trio BBC akhirnya sampai di episode terakhir. Ronaldo hengkang ke Juventus. Sementara pada musim 2020/21, Bale dipinjam Tottenham Hotspur dan setelah itu tak lagi pulang ke Bernabeu. Trio BBC pun bubar total.

Pencarian Trio Baru

Sebelum sungguh-sungguh bubar, Real Madrid sebetulnya mulai mencari trio baru. Setelah Ronaldo beneran hengkang ke Italia, muncul bintang muda baru. Benar, orang itu adalah Marco Asensio. Pemuda Spanyol ini menjadi talenta yang menarik perhatian pada musim itu.

Tepatnya setelah kehilangan Ronaldo. Asensio menempati posisi sang mega bintang dan memberi dampak signifikan buat Real Madrid. Salah satunya mencetak tiga asis dalam tiga pertandingan di La Liga musim 2018/19. Kehadiran Asensio membuat Real Madrid sempat melupakan Ronaldo.

Karena saat itu, masih ada Bale dan Benzema, Asensio pun masuk di antara dua pemain tersebut. Ketiganya bahkan sempat mendapat julukan trio BBA yang berarti Bale, Benzema, dan Asensio. Trio yang pernah bikin Ronaldo ngambek dan sinis karena media memberitakan Real Madrid lebih baik tanpanya itu, justru layu sebelum mekar.

Apalagi pada waktu itu, Los Blancos tak mendapat trofi selain Piala Dunia Antarklub. Bertahun-tahun setelahnya, Real Madrid menemukan trio baru yang digadang-gadang penerus BBC. Mereka adalah Benzema, Vinicius Junior, dan Rodrygo. Sayangnya, bahkan trio ini tidak pernah konsisten.

Ada saja penghalang yang membuat ketiga pemain ini tidak bisa ranum secara bersamaan. Misalnya, ketika Benzema dan Vinicius berada dalam peak performance, Rodrygo justru tidak konsisten. Saat itu malah menghasilkan kolaborasi baru dengan Federico Valverde di dalamnya.

Lalu, ketika duet Brasil mencapai masa terbaiknya, dan siap untuk menggebrak di musim baru, Benzema justru memutuskan berhenti menjadi pemain Real Madrid. Usai meraih Ballon d’Or, Benzema malah pergi ke Arab Saudi, bergabung dengan Al-Ittihad.

Duo Brasil dan Kedatangan Jude Bellingham

Kehilangan Benzema, Real Madrid justru mendatangkan gelandang anyar. Jude Bellingham datang ke Bernabeu dan jelas dia bukan kepingan puzzle untuk membentuk trio di lini depan. Untuk juru gedor, Real Madrid mengantisipasinya dengan mendatangkan Joselu.

Joselu hanya bagus di beberapa laga. Salah satunya saat pra-musim. Di kompetisi sungguhan, Real Madrid mengandalkan duet Vini-Rodrygo di lini depan. Vinicius telah lebih dulu menjadi bintang di Bernabeu. Karena Kylian Mbappe tak kunjung didatangkan, Vini adalah pemain yang paling dicintai publik Bernabeu.

Sementara Rodrygo adalah alternatif. Carletto sangat yakin pada dua pemain muda ini. Pelatih berpaspor Italia itu berhasil membuat duet Rodrygo-Vinicius bermain lebih cair di lini depan. Keduanya bahkan menemukan ritme permainan yang diinginkan.

Namun, ban tak selama terisi angin. Keduanya tak melulu bisa diandalkan. Beban untuk mencari ruang dan menemukan celah kadang tak bisa dipenuhi oleh salah satunya. Rodrygo menjadi pemain yang sering gagal memenuhi apa yang diminta pelatih. Di titik itu jalan keluarnya ada pada Bellingham.

Mengembalikan Marwah Formasi 4-4-2 Berlian

Apakah Bellingham akan dijadikan penyerang tengah yang diapit dua sayap Brasil? Sayangnya, Ancelotti tak berpikir demikian. Don Carlo ingat, ia pernah sukses membesut AC Milan dengan formasi 4-1-2-1-2 atau 4-4-2 berlian. Ia menaruh Rui Costa di belakang Shevchenko dan Inzaghi.

Posisi Rui Costa pernah diteruskan oleh Ricardo Kaka. Pemain Brasil itu juga pernah sukses mengisi posisi gelandang serang dalam skema Ancelotti. Karena pernah berhasil dengan formasi itu, setidaknya dibuktikan dengan gua gelar Liga Champions, Ancelotti coba menghidupkan lagi formasi 4-4-2 berlian.

Bellingham diproyeksikan menjadi Kaka 2.0. Bellingham gelandang yang dinamis di lini tengah. Ia agresif tapi juga mampu mendikte permainan dengan sangat baik. Bellingham juga ternyata bagus dalam mencari dan menemukan ruang. Lewat kemampuan serbaguna yang dimilikinya itulah, Bellingham justru menjadi mesin gol Real Madrid.

Terlebih setelah ia masuk menjadi kepingan terakhir untuk membentuk trio baru bersama Vinicius dan Rodrygo. Benar. Ketiganya memang tak semuanya pemain depan. Tapi trio tidak harus lini depan semua atau gelandang semua. Kadang ia berupa kolaborasi antar keduanya.

Bellingham dengan kecerdasan taktiknya menjadi penyeimbang. Daerah operasinya di lini tengah. Tapi Bellingham juga bisa naik. Ia bisa membantu Vinicius dan Rodrygo yang sering bergerak di sisi sayap.

Mengutip FotMob, ketiganya sudah mencetak 26 gol dari 20 pertandingan La Liga musim 2023/24. Gelar Piala Super Spanyol juga sudah diraih ketiganya. Namun, rasanya masih butuh waktu bagi trio Vinicius, Bellingham, dan Rodrygo untuk menyamai kejayaan trio Benzema, Bale, dan Cristiano. 

Sumber: FourFourTwo, Goal, Bolanet, Kumparan, ManagingMadrid, FootballFandom, Marca, TheBeautifulGames, StoriesPreschool, Fotmob

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru