Kutukan Tim yang Kalahkan Jerman, Selalu GAGAL Juara EURO

spot_img

Sepakbola memang tak bisa lepas dari yang namanya kutukan. Percaya atau tidak, di Euro 2024 beberapa kutukan nyatanya masih berlaku. Misal sejak Euro 1988, sang tuan rumah terkena kutukan tak bisa jadi juara.

Namun selain kutukan tersebut, sebenarnya ada satu lagi kutukan yang bisa jadi kembali berlaku di Euro 2024. Kutukan tersebut berasal dari Tim Panser, Jerman. Tim-tim yang mengalahkan Jerman di ajang Euro, pasti akan kena azabnya. Penasaran? Let’s go kita bahas.

Tapi sebelumnya, football lovers harus subscribe dan nyalakan loncengnya dulu agar nggak ketinggalan sajian menarik dari Starting Eleven.

Euro 2000

Di edisi Euro 1996, Jerman berhasil keluar sebagai juara. Nah, empat tahun berselang, yakni di Euro 2000, kutukan Jerman mulai aktif. Saat itu yang jadi korbannya adalah Inggris dan Portugal. Kedua tim ini mengalahkan Der Panzer di babak grup. Inggris mengalahkan Jerman lewat gol semata wayang dari Alan Shearer.

Mirisnya, kemenangan atas Jerman itu menjadi satu-satunya yang diraih The Three Lions. Hanya meraih satu kemenangan, Inggris gagal lolos dari fase grup. Sementara, Portugal menghabisi pasukan Erick Ribbeck dengan skor yang kelewat kejam, 3-0. Sergio Conceicao memborong tiga gol Seleção das Quinas di laga tersebut.

Nasib Portugal jauh lebih manis dari Inggris. Usai mengalahkan Jerman itu, Portugal tidak tersingkir di fase grup, tapi justru terus melaju hingga semifinal. Namun, tampaknya kutukan mengalahkan Jerman itu memang benar-benar telah aktif. Di semifinal, Portugal yang perkasa keok secara menyakitkan atas Prancis.

Di pertandingan tersebut, sejatinya Portugal unggul lebih dulu lewat Nuno Gomes. Akan tetapi, striker berbahaya Les Bleus, Thierry Henry sukses menjebol gawang Vitor Baia di babak kedua. Hasil imbang berakhir hingga waktu penuh. Apes bagi Portugal, di perpanjangan waktu gol emas Zinedine Zidane memulangkan Rui Costa dan kawan-kawan ke negara asalnya.

Euro 2004

Kutukan Jerman berlanjut di Euro 2004. Kalau sebelumnya korbanya ada dua yakni Portugal dan Inggris, kini korbannya hanya Ceko. Padahal di Euro 2004, Ceko adalah kuda hitam. Pasukan Karel Bruckner sudah menghentak sedari babak grup.

Jerman salah satu korban keganasan Ceko. Di laga ketiga babak grup, saat Der Panzer butuh kemenangan untuk lolos, mereka malah dihempaskan Ceko lewat aksi comeback sensasional. Gol Milan Baros di laga tersebut membuat Jerman pulang kampung lebih awal. Ceko yang diperkuat Pavel Nedved hingga Karel Poborsky keluar sebagai pemuncak grup.

Laju mereka terus tak terhenti hingga semifinal. Di semifinal, Ceko bertemu Yunani. Lawan yang di atas kertas harusnya bisa ditaklukkan. Dengan mengalahkan Yunani, mereka akan mengulangi pencapaian di tahun 1996. Celakanya, Yunani yang bermain sangat pasif membuat Ceko kesulitan dalam mencetak gol.

Alih-alih menjebol gawang Yunani, Ceko justru kecolongan lewat gol Dellas di perpanjangan waktu. Ceko tak mampu membalasnya. Gol itu menjadi satu-satunya yang tercipta hingga laga usai. Yunani ke final, sedangkan Ceko menangis dan harus mengubur mimpinya lolos ke final.

Euro 2008

Di Euro 2008, Jerman memang berhasil masuk final. Namun yang perlu dicatat, Der Panzer di babak grup sempat ditaklukan oleh tim kuda hitam Kroasia. Jerman pun harus puas finish sebagai runner-up grup. Sebaliknya, Kroasia-lah yang menjadi juara grup saat itu dengan sapu bersih kemenangan.

Kroasia asuhan Slaven Bilic punya materi skuad yang terbilang mumpuni. Vatreni saat itu sudah dihuni pemain seperti Ivan Rakitic hingga Luka Modric. Selain itu, daya juang dan permainan kolektif jadi senjata.

Namun, tampil mengesankan di babak grup tak membuat Kroasia melangkah mulus di babak berikutnya. Ujian sebenarnya baru dimulai di perempatfinal. Vatreni diuji menghadapi kuda hitam lainnya, Turki.

Meski Modric dan kawan-kawan membombardir pertahanan Turki selama 90 menit, namun mereka hanya bisa ciptakan satu gol. Kroasia dipaksa bermain seri 1-1 hingga akhirnya harus diselesaikan lewat babak adu penalti. Di babak penalti, Petric, Rakitic, dan Modric gagal menunaikan tugasnya. Langkah Kroasia pun terhenti di tangan Turki.

Euro 2012

Kutukan Jerman kembali berlaku di Euro 2012. Kali ini Italia yang diasuh Cesare Prandelli seperti kena azab setelah menghentikan langkah Jerman untuk back to back menuju final.

Italia yang diperkuat Andrea Pirlo maupun Riccardo Montolivo menghadapi Jerman di semifinal. Gli Azzurri lolos ke semifinal usai menaklukkan perlawanan sengit Inggris di perempat final lewat adu penalti. Di semifinal, Mario Balotelli berhasil menjebol gawang Jerman dua kali.

Dua gol Si Bengal hanya mampu dibalas satu gol oleh Mesut Ozil. Kemenangan 2-1 membawa Italia ke final. Namun, sepertinya Prandelli tak menyadari bahwa mengalahkan Jerman bisa membawa petaka.

Benar saja. Di final, Italia mesti menghadapi Spanyol. Berbeda dengan Italia, untuk lolos ke final, La Furia Roja mesti mengalahkan Portugal lewat adu penalti. Namun, anak asuh Vicente del Bosque justru bisa menghajar Italia dengan skor sangat telak 4-0.

Euro 2016

Jerman..oh Jerman. Sampai kapan kutukanmu itu akan berakhir? Di Euro 2016 yang dihelat di Prancis, kutukan tersebut toh nyatanya kembali berlaku. Setelah di Euro 2012 Italia jadi korban, kini giliran Prancis.

Prancis adalah tuan rumah Euro 2016. Les Bleus dijagokan mengulangi kisah sukses juara di kandang sendiri seperti di Euro 1984. Sebagai tim yang diunggulkan, terbukti sejak babak grup, anak asuh Didier Deschamps sudah tancap gas dengan jadi pemuncak grup tanpa mengalami kekalahan.

Antoine Griezmann dan kawan-kawan juga terbukti perkasa di babak knockout. Tim seperti Republik Irlandia maupun Islandia semua mereka kandaskan. Begitupun di babak semifinal. Dengan dukungan penuh penggemar di Stadion Velodrome, Marseille, tim kuat Jerman pun takluk. Brace dari Antoine Griezmann yang menghujam jala Manuel Neuer saat itu, mengantarkan Les Blues menuju partai puncak.

Yang ditunggu-tunggu pun datang. Laga final melawan Portugal adalah momen yang paling dinanti publik sepakbola Prancis yang saat itu sudah kelewat pede bisa jadi kampiun. Laga alot dan sama kuat pun tersaji di Stade de France.

Terbukti, hasil kacamata mampu bertahan hingga babak tambahan. Namun nasib apes menimpa Prancis di menit 109. Pemain Portugal yang tak diduga-duga yakni Eder, menceploskan satu-satunya gol yang membuat Prancis meringis dan akhirnya kembali gagal jadi juara.

Euro 2020

Berlanjut ke Euro 2020. Kutukan Jerman ternyata belum berhenti juga. Kini timnas Inggris yang kembali merasakan kutukan Jerman. Inggris asuhan Gareth Southgate padahal sedari fase grup sudah perkasa. Menghadapi tim seperti Kroasia, Skotlandia, dan Ceko, The Three Lions melaju ke babak 16 besar tanpa mengalami kekalahan dan tanpa kebobolan satupun gol.

Ujian berat Inggris berikutnya adalah di babak 16 melawan Jerman. Namun, Inggris nampaknya masih terlalu perkasa bagi Jerman. Jerman asuhan Joachim Low harus rela pulang kampung setelah ditaklukan pasukan Southgate lewat dua gol dari Sterling dan Harry Kane.

Pasca menang atas Jerman, mental pasukan Southgate pun makin naik. Di perempat final dan semifinal, tim seperti Ukraina dan Denmark mampu mereka kandaskan. Dan Inggris pun akhirnya meraih mimpinya masuk Final Euro untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.

Hari yang dinanti-nanti publik sepakbola Inggris pun tiba. Gembar-gembor slogan “Football It’s Coming Home” berkumandang kencang di seantero Wembley jelang Inggris hadapi Italia di final. Fans Inggris terlalu pede bisa jadi juara saat itu.

Mereka sepertinya lupa ada kutukan Jerman yang mengerikan. Dan nyatanya kembali terbukti. Meski ciptakan gol duluan, Inggris akhirnya gagal jadi juara setelah kalah lewat adu penalti.

Sumber Referensi : uefa.com, bbc.com, eurosport, theguardian, thesefootballtimes, uefa.com

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru