PSBS Biak berhasil keluar sebagai juara Liga 2 musim 2023/24. Klub asal Kabupaten Biak Numfor tersebut berhasil mengalahkan Semen Padang di final dengan agregat 6-0. Klub yang sekarang ditukangi mantan pemain Real Madrid, Juan Esnaider, menambah daftar klub-klub Papua yang bermain di kancah teratas Liga Indonesia.
Sejak era Liga Indonesia yang dimulai di musim 1994/95, setidaknya selalu ada klub dari Tanah Cenderawasih yang tampil di Liga tertinggi. Sebelumnya, tim-tim Papua berikut ini pernah menghiasi Liga 1 Indonesia. Siapa saja mereka?
FULL TIME
Semen Padang 0 – 3 PSBS Biak (agg 0 – 6)
⚽️⚽️ Beto
⚽️ AlexsandroSELAMAT PSBS BIAK JUARA LIGA 2 2023/2024
🏆✨️🎖[📸 PSBS] pic.twitter.com/jC3NuiRl32
— 𝙄𝘿𝙎 (@indosupporter) March 9, 2024
Daftar Isi
Persipura Jayapura
Yang pertama, ada Persipura Jayapura. Tim berjuluk Mutiara Hitam ini adalah rajanya Liga Indonesia. Sejak penyatuan antara Galatama dan Perserikatan menjadi Liga Indonesia yang dimulai pada musim 1994/95, Persipura sudah keluar menjadi juara sebanyak 4 kali. Lebih banyak dari tim-tim lainnya. Jenderal bintang empat, nih, Bos!
Klub ini didirikan pada 1 Mei 1963 oleh seorang pendeta bernama Mesackh Koibur yang juga merupakan Sekretaris Sinode Gereja Kristen Injil (GKI) di Papua. Dilansir dari One Football, tujuan awal Pendeta Mesackh mendirikan Persipura adalah untuk menyatukan masyarakat Papua melalui sepak bola.
Kejayaan Persipura di era Liga Indonesia bermula dari kedatangan pelatih muda bernama Rahmad Darmawan pada musim 2005. Pelatih yang sebelumnya menukangi Persikota Tangerang tersebut mulai merombak tim Mutiara Hitam dengan memadukan pemain berpengalaman dengan pemain muda Papua yang saat itu mulai bermunculan.
Pelatih asal Lampung tersebut memadukan nama besar seperti Marwal Iskandar, Mauly Lessy, Jack Komboy, Eduard Ivakdalam memandu anak-anak muda seperti Boaz Solossa, Korinus Fingkreuw, dan Christian Warobay.
Pada musim tersebut Persipura meraih gelar pertamanya di era Liga Indonesia setelah menaklukkan Persija Jakarta di final. Laga final yang diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno tersebut secara mental lebih menguntungkan bagi Persija. Namun, Eduard Ivakdalam dan kawan-kawan tidak merasa gentar bermain di hadapan puluhan ribu suporter Persija.
Laga tersebut berlangsung alot sehingga harus dilanjutkan ke babak tambahan setelah bermain imbang 2-2 di waktu normal. Pada babak tambahan waktu, Ian Louis Kabes akhirnya tampil sebagai pembeda. Golnya di menit 101 menjadi pembuka dari kejayaan Persipura. Uniknya, di laga tersebut, Boaz Solossa muda harus bermain menghadapi sang kakak, Ortizan Solossa yang bermain untuk Persija.
Sejak saat itu, Persipura mulai menjadi kekuatan menakutkan di Liga Indonesia. Pada musim 2008/09, Jacksen Tiago membawa Persipura kembali menjadi juara. Kali ini dengan statistik yang lebih menakutkan. Trio penyerang mereka Boaz Solossa, Beto Goncalves, dan Ernest Jeremiah masuk 5 besar pencetak gol terbanyak. Boaz mencetak 28 gol, Beto 23 gol, dan Ernest 16 gol.
Selanjutnya, Jacksen Tiago kembali membawa Persipura menjadi juara pada musim 2010/11 dan 2013. Selain itu, mereka juga tampil impresif di Asia. Pada kompetisi Piala AFC 2011 mereka bisa bermain hingga babak perempat final dan pada Piala AFC 2014 mereka lolos hingga babak semifinal.
Sayang, lambat laun, performa mereka makin menurun hingga akhirnya mereka terdegradasi pada musim 2021/22. Kini, mereka masih berjuang untuk bisa promosi dari Liga 2.
[Populer] Tembus Semifinal AFC Cup, Persipura Diguyur Bonus http://t.co/ZekBswYiDi pic.twitter.com/R06muBLYft
— METRO TV (@Metro_TV) August 27, 2014
Persiwa Wamena
Persiwa Wamena merupakan klub yang pernah menjadi sensasi di Liga Indonesia. Mereka mulai bermain di kasta tertinggi sejak musim 2006. Tim yang berasal dari Pegunungan Jayawijaya tersebut mempunyai kandang paling angker, yakni Stadion Pendidikan. Markas tim berjuluk Badai Pegunungan tersebut berada di dataran tinggi yang membuat lawan kesulitan karena tipisnya kadar oksigen.
Bahkan pada musim 2008/09, Persiwa menyapu bersih seluruh laga kandangnya. Dari total 17 laga kandang, mereka tidak memberi sedikit pun kesempatan tim lawan untuk mencuri poin. Uniknya, pada musim tersebut mereka hanya menang sebanyak 21 kali. Artinya, mereka hanya menang sebanyak 4 kali saja saat bertandang.
Statistik mengagumkan Persiwa tersebut membawanya finis di posisi kedua, satu tingkat di bawah Persipura dan mengoleksi 66 poin. Pada musim itu, mereka bermain dengan pemain-pemain elit seperti Boakay Eddie Foday, OK John, Erik Weeks Lewis, hingga Peter Rumaropen.
Persiwa terdegradasi pada musim 2013 dan sejak saat itu belum pernah kembali lagi ke kasta teratas liga Indonesia. Tim yang pernah mewakili Indonesia di Piala AFC tersebut kini terbenam di Liga 3 setelah terdegradasi dari Liga 2 pada musim 2018. Mirisnya, sejak saat itu nasib Persiwa tak terdengar lagi.
Bicara tentang kuda hitam, siapa yang ingat betapa hebatnya Persiwa Wamena di ISL 2008/09? Tim asal Wamena ini berhasil menjadi runner-up.
Mari kita throwback bagaimana perjalanan Persiwa Wamena di musim tersebut dan menilik nasibnya kini. pic.twitter.com/UjoR52i3pQ
— Garis Tengah (@garistengah_id) February 20, 2023
Perseman Manokwari
Perseman Manokwari pernah mencicipi kerasnya kasta tertinggi Liga Indonesia pada musim 2007. Mereka bermain di Divisi Utama yang kala itu masih menjadi pucuk sepak bola Indonesia setelah di musim sebelumnya bisa lolos ke babak 8 besar Divisi Satu.
Musim tersebut merupakan musim terakhir Divisi Utama sebagai pucuk sepak bola nasional. Kompetisi yang kini dikenal sebagai Liga 2 tersebut kemudian menjadi kasta kedua setelah Liga Super dibentuk pada musim 2008/09.
Pada musim tersebut, tim berjuluk Ular Putih hanya mampu finis di peringkat kedua dari bawah Wilayah Timur alias posisi 17. Alhasil, mereka harus tetap bermain di Divisi Utama di musim berikutnya. Sebab, kompetisi Divisi Utama 2007 hanya mencari 9 klub teratas dari Wilayah Barat dan Timur untuk bermain di Liga Super musim 2008/09.
Di musim 2013, mereka sempat semusim bermain di Liga Prima Indonesia yang saat itu merupakan kompetisi tandingan dari Liga Super. Namun, kompetisi tersebut dibubarkan di tengah jalan dan mereka terdegradasi ke Divisi Utama. Terakhir, mereka diketahui bermain di Liga 3.
Persiram Raja Ampat
Persiram Raja Ampat bersama Gresik United, PSMS Medan, dan PSAP Sigli bermain di Liga Super 2011/12 menggantikan Semen Padang, Persijap Jepara, Persiba Bantul, dan Persiraja Banda Aceh yang memilih bermain ke Liga Prima. Sejak saat itu, tim berlogo ikan pari tersebut sebenarnya cukup konsisten bermain di kasta tertinggi Liga Indonesia.
Mereka selalu bisa menghindari zona degradasi dan pernah sekali finis di posisi 8. Namun, pada 2016 mereka berubah menjadi PS TNI yang kini telah merger menjadi Persikabo 1973. Untuk musim 2024/25 nanti, Persikabo 1973 harus bermain di Liga 2 setelah sebelumnya finis di posisi paling bawah.
Persidafon Dafonsoro
Persidafon Dafonsoro merupakan tetangga Persipura. Mereka bermarkas di Stadion Barnabas Youwe, Kabupaten Jayapura. Barnabas Youwe sendiri adalah salah satu tokoh pendiri Persipura. Ia adalah sahabat Pendeta Mesackh.
Persidafon sendiri bermain di Liga Super 2011/12 melalui laga play-off melawan Bontang FC di musim sebelumnya. Namun, mereka hanya bertahan selama dua musim saja di kasta tertinggi Liga Indonesia. Tim Gabus Sentani finis di posisi degradasi di musim 2013. Kabar terakhir, mereka bermain di Liga 3.
Cendrawasih Papua
Cendrawasih Papua adalah salah satu wakil Papua di Liga Prima Indonesia. Kompetisi yang lahir akibat kisruh dualisme. Namun, keberadaan mereka seakan angin lalu saja. Mereka hanya bermain satu musim di LPI 2010/11 dan finis di posisi paling buncit.
Perseru Serui
Perseru Serui pertama kali bermain di kasta teratas musim 2014. Performa mereka bisa dibilang cukup stabil sehingga mereka digadang-gadang sebagai kuda hitam.
Pada 2017, mereka mendatangkan beberapa pemain asing berkualitas seperti Silvio Escobar, Omar Zeineldine, Ryutaro Karube, dan Kunihiro Yamashita.
Sayangnya, pada musim 2019 mereka berganti nama menjadi Badak Lampung dan memindahkan markasnya ke Lampung. Di musim itu juga Badak Lampung terdegradasi.
https://youtu.be/bELObR99c0A
Sumber: Bola, One Football, Indosport, RSSSF, dan JPNN


