Kutukan Klopp! Manajer Ini Dipecat Usai Dikalahkan Liverpool

spot_img

Bagi seorang manajer atau pelatih, pemecatan adalah sebuah keniscayaan. Jika tim tampil buruk, bukan sebuah kemustahilan bahwa sang manajer bisa jadi akan mengalami pemecatan. Yang paling menyedihkan adalah jika pemecatan itu terjadi di awal liga.

Premier League yang disebut sebagai liga dengan persaingan terketat, juga tidak sedikit memakan korban. Tak sedikit manajer klub Liga Premier Inggris yang harus dipecat. Lantaran bisa jadi ia dianggap gagal menukangi klub tertentu.

Nah, soal kapan pemecatannya itu bisa beragam. Namun, di antaranya ada yang menarik. Beberapa manajer Premier League harus mengalami pemecatan tepat ketika tim yang ia latih ditaklukkan oleh Liverpool asuhan Jurgen Klopp. Sampai-sampai muncul anggapan bahwa ini adalah kutukan Klopp.

Berikut ini adalah manajer Premier League yang dipecat usai dikalahkan Liverpool. Siapa saja manajer tersebut?

Scott Parker (Bournemouth)

Musim 2022/23 belum tuntas. Bahkan bursa transfer musim panas baru saja ditutup. Namun, nasib kurang menggembirakan menimpa manajer Bournemouth, Scott Parker. Ia dipecat dari tim yang dibawanya promosi ke Liga Inggris, persis setelah kekalahan telak 9-0 atas Liverpool.

The Carries harus berpisah dengan pelatihnya tersebut. Meski sebetulnya Bournemouth sempat meyakinkan di awal musim ini. Pada laga pertama kontra Aston Villa, Bournemouth berhasil menang. Anak asuh Scott Parker berhasil mengandaskan perlawanan anak asuh Steven Gerrard 2-0.

Namun, ya mau bagaimana lagi? Nasib sudah berkata lain. Scott Parker menjadi pelatih pertama Premier League yang dipecat pada musim ini. Terlebih setelah dilumat anak asuh Jurgen Klopp, Bournemouth sendiri dalam keadaan panik. Scott Parker sendiri merasa dukungan terhadapnya berkurang.

Slavisa Jokanovic (Fulham)

Fulham pernah kembali lagi ke Premier League pada musim 2017/18. Salah satu aktornya adalah manajer mereka, Slavisa Jokanovic. Penampilan Fulham di awal musim itu juga tidak terlalu buruk. Dengan gaya mengalir, The Cottagers pun pada waktu itu menjadi sorotan.

Pemain seperti Aleksandar Mitrovic, Tom Cairney, sampai Ryan Sessegnon menjadi ranum namanya. Namun, permasalahannya bukan itu. Meski bagus, sejatinya The Cottagers memiliki pertahanan yang rapuh.

Jokanovic tidak sanggup menahan Fulham agar tidak kebobolan, termasuk ketika menghadapi Liverpool. Fulham mengalami kekalahan 2-0 saat menghadapi Liverpool asuhan Jurgen Klopp. Terlepas dari gol Mitrovic pada pertandingan itu dianulir karena offside, setelah kekalahan itu Slavisa Jokanovic akhirnya dipecat.

Sulit memang untuk menghindari kekalahan di Anfield pada November 2018 itu. Namun, bisa jadi Jokanovic memang layak dipecat. Pada waktu itu, ia hanya menang satu kali dalam 12 pertandingan.

Padahal waktu itu, The Cottagers sudah menghabiskan 100 juta poundsterling (Rp1,7 triliun kurs sekarang). Fulham pun memilih Claudio Ranieri untuk menggantikannya, meski itu tidak membantu Fulham terhindar dari degradasi.

Slaven Bilic (West Ham)

Publik London Stadium boleh berbahagia dengan hadirnya Slaven Bilic yang menukangi West Ham. Ia memimpin West Ham kembali ke turnamen Eropa hanya dengan dua musim bertugas. Membuat penggemar The Hammers menaruh harapan di pundak Slaven Bilic.

Ia pun melatih West Ham lagi pada musim 2017/18. Namun, yang terjadi tidak pernah Bilic sangka sebelumnya. Karena West Ham di bawah kendalinya tampil sangat gagap di pembukaan Premier League.

Pasukan The Hammers tiga kali menelan kekalahan di tiga pertandingan awal. West Ham pun makin tidak karuan di tangan Slaven Bilic. Pada musim 2017/18, Bilic hanya membawa The Hammers menang dua kali dari 11 pertandingan.

Malapetakanya terjadi ketika menghadapi Liverpool yang dilatih Jurgen Klopp. Bermain di depan pendukungnya sendiri, West Ham justru mengalami kekalahan telak 4-1. Mohamed Salah, Joel Matip, dan Alex Oxlade-Chamberlain bergiliran menjebol gawang West Ham yang kala itu dikawal Joe Hart.

Sementara, satu gol West Ham dicetak oleh Manuel Lanzini. Setelah kekalahan itu, Slaven Bilic pun dipecat. The Hammers menunjuk David Moyes untuk menangani tim. Dan hasilnya, seperti apa yang kita tahu.

Jose Mourinho (Manchester United)

Pelatih AS Roma yang pernah membawa Manchester United juara Liga Malam Jumat, Jose Mourinho juga tak bisa lepas dari kutukan Jurgen Klopp. Di ujung kepemimpinannya di Old Trafford pada 2018, Jose Mourinho harus dikalahkan Jurgen Klopp.

United yang bertandang ke Anfield tak bisa menahan laju Liverpool untuk mencetak gol. Xherdan Shaqiri menjadi bintangnya waktu itu. Pemain Switzerland itu mencetak dua gol dari kemenangan 3-1 The Reds atas Setan Merah.

Kemenangan itu membawa Liverpool ke puncak klasemen. Kekalahan itu juga menjadi awal terburuk bagi Manchester United, karena sudah kebobolan 29 gol pada kala itu. Tidak hanya itu, usai takluk atas Liverpool, Jose Mourinho harus mengemasi barangnya dan pergi dari Old Trafford.

Marco Silva (Everton)

Dilansir 90 Minutes, Marco Silva menjalani tiga masa kepelatihan yang tidak terlalu baik. Bersama Hull City, ia justru mengantarkan tim itu terdegradasi. Lalu, ketika menukangi Watford, Marco Silva dianggap cukup bagus dalam melatih. Sampai karena itulah ia mendarat ke Merseyside dan menukangi Everton, rival Liverpool.

Marco Silva datang pada musim 2018/19. Ia menghabiskan musim itu dengan catatan yang tidak terlalu buruk. Musim itu, Everton menorehkan 15 kali kemenangan, 14 kali kalah, dan 9 kali menang dari 38 pertandingan Premier League. Everton pun finis di peringkat delapan.

Yang bermasalah di musim keduanya bersama Everton. The Toffees tampil tidak cukup baik pada musim 2019/20. Puncaknya ketika Derby Merseyside tiba. Everton asuhan Marco Silva dilipat-lipat Liverpool pada tahun 2019.

Tak tanggung-tanggung, The Reds asuhan Jurgen Klopp menghabisi Everton dengan skor 5-2. Divock Origi, Sadio Mane, dan Xherdan Shaqiri bergiliran menjebol gawang The Toffees. Kekalahan itu bahkan membuat Everton berada di zona degradasi.

Alhasil, setelah kekalahan atas The Reds, Marco Silva pun dipecat. Pria yang kini memimpin Fulham itu mengakhiri masa 18 bulan kerjanya di Goodison Park. Ia pada musim 2019/20 hanya membawa Everton menang 4 kali, 2 kali seri, dan menelan 9 kekalahan dari 15 pertandingan di Liga Premier Inggris.

Francesco Guidolin (Swansea City)

Francesco Guidolin diangkat sebagai manajer Swansea City pada Januari 2016. Tugasnya, membimbing The Swans agar tidak terdegradasi. Mantan pelatih Udinese itu lantas mewujudkannya. Pada musim 2015/16, Guidolin membawa Swansea City berakhir di peringkat 12 di Premier League.

Ia pun kembali menjadi manajer The Swans semusim berikutnya. Mengesankan, pada Bulan Mei 2016, ia berhasil mendorong Swansea City untuk mengalahkan Liverpool. Tak main-main, The Swans mengalahkan anak asuh Jurgen Klopp dengan skor meyakinkan 3-1.

Sayang sekali, di pertandingan kedua melawan Liverpool, Swansea City kalah pada Oktober 2016. Meski kalahnya cuma 2-1, tapi kekalahan itu bikin posisi pria Italia terancam. Dan akhirnya, ia pun dipecat setelah itu, menyusul awal buruk pada musim 2016/17. Mantan bos Udinese itu didepak dan Bob Bradley masuk untuk menggantikannya.

https://youtu.be/EHfctAfvY4Y

Sumber: TheFootballFaithful, 90Min, Reuters, Goal

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru