Fabrizio Miccoli memulai karir bersama akademi AC Milan, tapi ia sempat dilego ke klub Serie C, Casarano tahun 1995. Tiga tahun berselang, Miccoli yang ketika itu berusia 19 tahun memilih bergabung dengan klub Serie B, Ternana. Bermain untuk Ternana membuat nama Miccoli jadi makin dikenal. Ia bermain tak kurang dari 100 pertandingan liga dan mencetak 32 gol.
Pria yang kini berusia 42 tahun itu memiliki kecepatan, skil, dan kemampuan mencetak gol yang mumpuni, sampai-sampai dijuluki sebagai Del Piero baru. Julukan tersebut melekat pada Juventus karena memang Si Nyonya Tua ketika itu sangat kepincut dengan bakat Miccoli.
Happy birthday to former Juventus striker Fabrizio Miccoli, who turns 41 today.
Games: 39
Goals: 10
🏆: 1 pic.twitter.com/dRJY3oUqnY— KhaledAlnouss (@KhaledAlnouss2) June 27, 2020
Namun, ketika didatangkan Juve pada musim panas 2002, Miccoli justru segera dipinjamkan ke tim papan bawah Serie A, Perugia.
Bermain untuk Perugia musim 2002/03 membuat sosok Miccoli memang pantas mendapat julukan bintang baru Italia. Kemampuannya dalam mencetak gol memang sulit terbantahkan. Ia seperti pabrik gol yang 24 jam tak pernah berhenti beroperasi.
Selain itu, tubuhnya sangat lincah ketika melewati lawan, dan didukung dengan skill olah bola yang tinggi. Dari situ, para penikmat Serie A begitu percaya bahwa Miccoli akan segera menguasai kompetisi Italia.
Benar saja, kepiawaiannya dalam mengolah si kulit bundar kemudian mengangkat nama Perugia untuk bisa tampil di Piala Intertoto. Satu hal istimewa lainnya, Miccoli mendapat panggilan tampil di timnas Italia.
Selama tampil untuk Perugia, Miccoli berhasil keluar sebagai top skor Coppa Italia dan membawa Perugia melaju hingga babak semifinal musim 2002/03.
Moncer bersama Perugia dan mendapat panggilan dari timnas Italia masih belum cukup untuk menghargai jasa Miccoli ketika itu. Pasalnya, Juventus juga menjadi tim yang memberi kepercayaan dengan memutuskan untuk membawanya pulang ke Turin.
Bermain dalam 38 laga di semua ajang, Miccoli mampu catatkan sebanyak 10 gol.
Sayangnya, petualangannya bersama raksasa Italia tak bertahan lama. Dia terancam tak bisa lagi diandalkan karena terlibat friksi dengan pelatih Fabio Capello. Miccoli disebut tidak masuk ke dalam rencana sang pelatih untuk kemudian Fiorentina datang memanfaatkan keadaan. Beruntung, Firenze menjadi tempat yang pas baginya untuk mendapatkan kembali kejayaan.
Scored for Palermo exactly nine years ago, Miccoli was known for his outrageous & unpredictable goals. In 2004-05 he was dominant w/ Fiorentina where he rose on the scene scoring 11 goals, eventually dominating with Palermo for six years and scoring 74. But it was HOW he scored. pic.twitter.com/zDtHNuf3Al
— Wayne Girard (@WhenWayneRomes) October 1, 2021
Di sana dia membantu Fiorentina menyingkirkan Brescia ke Serie B. Selain itu, meski hanya semusim membela La Viola, Miccoli sukses mencetak 12 gol di Serie A, dan membuat Juventus tertarik kembali dengan jasanya. Melalui dana sekitar 2,39 juta euro, Miccoli datang dengan nama lainnya seperti Enzo Maresca dan Giorgio Chiellini.
Entah nggak niat memakai jasa Miccoli atau bagaimana. Yang jelas, di kedatangannya untuk kedua kalinya, Juventus kembali meminjamkan Miccoli ke klub lain. Si Nyonya Tua meminjamkan Miccoli ke Benfica selama dua musim.
Akhirnya, dia pun resmi menandatangani kontrak dengan Palermo. Meskipun sebetulnya bermain di Portugal bersama Benfica sempat membuat Miccoli sukses mempersembahkan gelar Super Portugal tahun 2006.
Melegenda Bersama Palermo Namun Tersandung Kasus Kriminal
Kemudian setelah tampil bersama Palermo, Miccoli mencapai puncak karirnya. Dia tak lagi berpindah-pindah klub dalam waktu yang relatif lama dan sukses menjadi legenda. Tak hanya di Palermo, namun juga di kompetisi Italia.
Di klub tersebut, dia tampil selama enam musim lamanya setelah mencatat 165 pertandingan di Serie A dengan torehan 74 gol. Pada musim 2010/11, Miccoli juga berhasil membantu Palermo lolos hingga ke partai final Coppa Italia.
Berseragam Palermo juga kemudian membuat seorang Miccoli mencetak gol ke-100 di kompetisi Serie A. Itu terjadi ketika Palermo berhadapan dengan Catania pada 24 November 2012 silam. Dia mencetak gol pada menit ke-10 dan membawa Palermo menang atas Catania dalam laga yang bertajuk Derby di Sicilia.
Catatan yang diciptakan Miccoli terbilang sangat bersejarah. Mengapa begitu? Mencetak 100 gol di kompetisi Serie A tidaklah mudah. Ada banyak sekali pemain bertahan dengan kekuatan yang sulit disingkirkan.
Palermo have recently released their Hall Of Fame & gave us a hit of nostalgia 🤩
Congratulations to Sorrentino, Balzaretti, Barzagli, Grosso; Corini, Ilicic, Pastore, Zauli, Dybala, Miccoli, Luca Toni & coach Guidolin on making the list ⭐👏 pic.twitter.com/v8FIakaObI
— Italian Football TV (@IFTVofficial) September 1, 2020
Selain itu, golnya ke 100 yang dicetak pada laga melawan Catania membuat nama Miccoli layak disejajarkan dengan para penyerang top di Serie A seperti Christian Vieri, Filippo Inzaghi, Alessandro Del Piero dan Andriy Shevchenko.
Sayangnya, ketika di Palermo, Miccoli justru tersandung sebuah skandal. Namanya dikaitkan dengan Cosa Nostra, sebuah gembong mafia yang berbasis di Sicilia dan sudah eksis sejak abad ke 19.
Dalam menjalankan aksinya, kelompok ini sangat terorganisir. Mereka menyasar wilayah desa hingga kota. Mereka sering menyebut dirinya sendiri dengan nama “kumpulan orang-orang terhormat”. Namun itu berbanding terbalik dengan julukan “mafia” yang diberikan masyarakat Italia.
Kelompok Cosa Nostra biasa melakukan pemerasan, perlindungan, arbitrase perselisihan antar penjahat, pengorganisasian dan pengawasan perjanjian, serta transaksi ilegal.
Pada abad ke-20, ketika terjadi migrasi besar-besaran Italia ke wilayah Amerika, organisasi ini tumbuh subur di wilayah Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, hingga Amerika Latin.
Fabrizio Miccoli sendiri menjalani pemeriksaan tahun 2013 silam. Kantor berita Italia, ANSA, melaporkan penyelidikan terhadap sang pemain atas dugaan premanisme. Dalam laporannya, Miccoli disebut telah bekerja sama dengan putra Mafia Sicilia, Antonino Lauricella, yaitu Mauro Lauricella, untuk melakukan sebuah aksi pemerasan.
Former #Juventus and #Palermo striker Fabrizio Miccoli sentenced to 3.5 years in prison for aggravated extortion. https://t.co/Nni0jrc5ps pic.twitter.com/7g2AizjDff
— footballitalia (@footballitalia) October 20, 2017
Miccoli meminta anak buahnya untuk melakukan pemerasan di klub malam dan sejumlah tempat lainnya.
Dua tahun berselang, Miccoli terus diselidiki atas kasus pemerasan karena terbukti selalu melakukan kontak dengan Mauro Lauricella. Perkembangan kasus tersebut lalu mencapai puncaknya tahun 2017, usai Miccoli dijatuhi hukuman 3 tahun 6 bulan penjara. Ia terbukti bersalah melakukan pemerasan dan premanisme menggunakan metode serta bantuan Mafia Sicilia.
Dalam persidangan, Miccoli sempat menolak segala tuduhan. Dia memang berhubungan dengan Mauro Lauricella, namun ia mengaku bahwa itu karena keduanya merupakan sobat karib. Dia yang tidak terima dengan putusan penjara lalu mengajukan banding.
Tahun 2020, hukuman untuk Miccoli ditangguhkan karena sang pemain mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Federal Italia di Roma. Kabar teranyar menyebutkan, proses masih berlangsung. Sambil menanti vonis akhir, Miccoli sempat kembali aktif di dunia sepakbola.
Bukan sebagai pemain, dia ketika itu bekerja sebagai asisten Francesco Moriero di klub Divisi II Albania, Dinamo Tirana. Namun, saat kontraknya dengan klub tersebut habis pada Juli 2021 lalu, Miccoli kini tidak lagi bergelut di dunia sepak bola.