Bagaimana perasaan seorang pelatih yang akan menjalani debutnya di Piala Dunia, tapi malah dipecat hanya dua hari sebelum kick-off pertama Piala Dunia dimulai? Itulah yang dirasakan Julen Lopetegui, mantan pelatih tim nasional Spanyol. Kisah tragis itu terjadi saat gelaran Piala Dunia 2018.
Lopetegui dikabarkan menyetujui kontrak bersama Real Madrid tanpa memberi tahu federasi sepakbola Spanyol. Padahal ia masih menangani La Furia Roja di Piala Dunia 2018. Presiden federasi sepakbola Spanyol, Luis Rubiales ternyata sangat tidak suka dengan kabar itu. Tanpa banyak kata, ia pun mendepak Lopetegui dari kursi kepelatihan Spanyol. Padahal Piala Dunia 2018 dimulai dua hari setelahnya.
Daftar Isi
Awal Karir Lopetegui Sebagai Pelatih Tim Matador
Jika ditarik mundur ke belakang, Lopetegui bisa dibilang pelatih yang menjanjikan bagi Spanyol. Ia sempat meraih kejayaan ketika menjadi pelatih tim nasional Spanyol U-19 dan U-21. Bersama dengan tim nasional Spanyol U-19 yang diperkuat Kepa Arrizabalaga dan Saul, ia mampu meraih gelar juara European Championship pada tahun 2012.
Spain’s starting line-up in the 2013 UEFA U-21 European Championship final:
🇪🇸 David de Gea
🇪🇸 Martín Montoya
🇪🇸 Marc Bartra
🇪🇸 Iñigo Martínez
🇪🇸 Alberto Moreno🇪🇸 Koke
🇪🇸 Asier Illarramendi
🇪🇸 Thiago Alcântara🇪🇸 Cristian Tello
🇪🇸 Álvaro Morata
🇪🇸 Isco AlarcónChampions. pic.twitter.com/RlI9Ku1bDp
— Scouted Football (@scoutedftbl) June 13, 2019
Ia juga sempat melatih David de Gea, Koke, Rodrigo, dan Thiago di skuad U-21. Bersama mereka, Lopetegui sukses menaklukan Euro U-21 pada tahun 2013. Dari turnamen itu juga tumbuh pemain-pemain berbakat Spanyol lainnya seperti Dani Carvajal, Morata, dan Isco. Setahun setelahnya, atau tepatnya pada tahun 2014 Lopetegui memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya di tim nasional Spanyol.
Lopetegui mendapatkan kesempatan baru di Portugal untuk melatih FC Porto. Di musim 2014/15, Lopetegui berhasil membawa Porto sampai ke perempat final Liga Champions. Itu bukan prestasi yang terlalu buruk. Apalagi selama ia menjabat sebagai manajer Porto, ia mencatatkan 53 kemenangan, 16 imbang dan hanya 9 kali kalah.
Namun, kekalahan yang diderita Porto saat itu seringkali merupakan pertandingan – pertandingan penting. Lopetegui pun dipecat pada awal tahun 2016. Ia dianggap tidak bisa bersaing dengan Benfica pada perebutan juara Liga Portugal musim 2015/16.
Menjadi Pelatih Tim Senior Spanyol
Awan gelap hasil pemecatannya di Porto tidak terlalu lama menyelimuti Lopetegui. Di tahun 2016, ia menerima tawaran yang tidak mungkin ia tolak. Yaitu menjadi pelatih tim nasional senior Spanyol, menggantikan Vicente del Bosque yang memutuskan untuk pensiun.
Tugas Lopetegui tidak hanya menggantikan Vicente del Bosque, tapi juga mengembalikan kehormatan Spanyol. Pasalnya di akhir era Vicente del Bosque, Spanyol mengalami rekor yang tidak bisa dibanggakan. Mereka kalah melawan Italia lewat babak adu penalti di babak semifinal Euro 2016. Spanyol juga sebelumnya secara memalukan kalah 5-1 melawan Belanda dan tidak bisa lolos babak penyisihan grup di Piala Dunia 2014.
Lopetegui jelas tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Dan di bawah kepemimpinan Lopetegui sebagai pelatih, Spanyol kembali menjadi tim yang ditakuti di Eropa. Di tahun 2016, Spanyol meraih 4 kemenangan dan dua kali imbang dalam 6 pertandingan.
PLD: 2⃣4⃣
W: 1⃣5⃣
D: 9⃣
L: 0⃣Since losing to Italy at Euro 2016, Spain are unbeaten in their last 24 matches, their longest undefeated streak since June 2013 (26 games unbeaten) 🇪🇸 pic.twitter.com/fZ2JwQ1lnP
— GOAL (@goal) September 5, 2018
Catatan Spanyol di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 pun menakjubkan. Dari 10 pertandingan kualifikasi, Spanyol meraih sembilan kemenangan dan hanya satu kali imbang. Lopetegui belum pernah sekalipun mengalami kekalahan bersama Spanyol.
Dipecat Sebelum Piala Dunia 2018
Hasil impresif di pertandingan kualifikasi menjadikan La Furia Roja sebagai tim unggulan Piala Dunia 2018. Para pendukung akhirnya akan bisa mengobati luka mereka dari penampilan memalukan Spanyol di Piala Dunia 2014. Lopetegui pun mendapat sorotan, ia mampu merubah wajah Spanyol di waktu yang tepat.
Prestasi apik Lopetegui sebelum Piala Dunia itu juga tidak luput dari perhatian Real Madrid. El Real sedang berada pada mode panik saat itu. Mereka baru saja ditinggal Zinedine Zidane sebagai pelatih hanya beberapa setelah mereka menjuarai Liga Champions. Madrid pun dituntut harus cepat menemukan pelatih baru. Dan ketika mereka mendapatkan pelatih yang dianggap cocok, Los Blancos tidak mau menunggu lebih lama lagi.
Real Madrid memberikan tawaran kepada Lopetegui padahal dirinya sedang mempersiapkan Spanyol untuk pertandingan pertama Piala Dunia 2018. Rubiales, yang baru saja menduduki kursi presiden federasi sepakbola Spanyol saat itu meminta Real Madrid untuk bersabar dan menunggu sebentar lagi. Tapi Los Merengues menolak, mereka tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan ingin segera mendapatkan tanda tangan Lopetegui.
Rubiales pun berusaha menelpon Lopetegui tapi terlambat. Lopetegui ternyata sudah berhubungan dengan pihak Real Madrid terlebih dahulu dan menyetujui untuk tanda tangan kontrak selama tiga tahun di Bernabeu. Mendengar kabar itu Rubiales naik pitam. Keesokan harinya, ia mengumumkan pemecatan Lopetegui.
Lopetegui sacked by Spain, 2 days before the World Cup pic.twitter.com/eMTSfuZPEi
— The Pep (@GuardiolaTweets) June 13, 2018
Rubiales berdalih ia harus mengambil keputusan itu untuk mempertahankan prinsip yang ia pegang. Ia tidak bisa menerima fakta bahwa pelatih tim nasional melakukan kesepakatan kontrak dengan klub lain tanpa persetujuan darinya. Bagi banyak orang, keputusan ini dianggap langkah yang gegabah.
Para pemain tentu saja tidak bisa menerima keputusan itu. Terutama Sergio Ramos yang paling depan membela Lopetegui. Ramos berkata bahwa tawaran menjadi pelatih di klub sebesar Real Madrid akan sulit untuk ditolak siapapun. Pelatih manapun akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi Lopetegui.
Pengorbanan Sia-sia Spanyol
Namun, keputusan Rubiales sudah bulat. Ia tetap memecat Lopetegui dan rela menanggung resiko apapun kedepannya. Lopetegui langsung meninggalkan pusat pelatihan tim Spanyol di Rusia, langsung menuju ke kota Madrid. Keesokan harinya, Real Madrid secara resmi memperkenalkan Lopetegui sebagai pelatih baru mereka. Dengan sedikit kesedihan terpancar dari matanya, Lopetegui mengatakan “Kemarin adalah hari paling menyedihkan bagi saya, hari ini adalah hari yang paling membahagiakan” Ungkapnya.
#Deportes, @realmadrid presenta a Julen Lopetegui como nuevo entrenador del plantel merengue, tras la celebración del Mundial de Rusia 2018.#AlAmanecerLeInformamos pic.twitter.com/oUslWXmBs8
— Apuntes de la Nota (@noticiaslanota) June 12, 2018
Lopetegui tentu senang bisa melatih tim sebesar Real Madrid. Ia berpikir kesempatan untuk menjadi pelatih los blancos tidak akan datang dua kali. Karena itu pula ia berani untuk menerima tawaran Real Madrid meskipun tanpa restu dari presiden federasi. Meskipun ia tidak menyangka konsekuensinya akan sebesar langsung dipecat, tapi setidaknya ia menganggap itu pengorbanan yang pantas. Atau setidaknya itu yang ia kira.
Di tempat lain, Spanyol memperkenalkan Fernando Hierro sebagai pelatih pengganti Lopetegui di Piala Dunia 2018. Hierro sebelumnya adalah direktur olahraga timnas Spanyol. Hierro tentu sebenarnya tidak ingin menerima tanggung jawab sebesar ini. Apalagi saat itu ia hanya punya satu tahun pengalaman sebagai pelatih. Itu pun di tim divisi kedua, Real Oviedo.
Spanyol beruntung bisa lolos grup hanya dengan satu kemenangan 1-0 melawan Iran. Untungnya mereka bisa menahan imbang Maroko dan Portugal di babak penyisihan grup. Tapi dengan segala kesemrawutan Spanyol pada saat itu, tinggal menunggu waktu untuk tim matador jatuh. Dan benar saja, perjalanan mereka terhenti setelah kalah adu penalti dari tim tuan rumah, Rusia di babak 16 besar.
Pengorbanan Sia-sia Lopetegui
Sementara itu bagi Lopetegui, ia akan menyadari bahwa mau sesukses apapun menjadi pelatih Real Madrid pasti tidak jauh dari penyesalan dan rasa pahit juga. Ekspektasi yang begitu besar dari sebuah klub yang sebesar Real Madrid memang tidak mudah untuk dibendung siapapun.
Real Madrid dibawah asuhan Lopetegui menjadi tim yang menyakitkan untuk ditonton. Los Blancos bahkan dibantai Barcelona dengan skor memalukan 5-1 di Camp Nou. Dan itu adalah kekalahan kelima mereka di awal musim. Lopetegui lebih banyak mengalami kekalahan daripada meraih kemenangan. Tidak ada lima bulan ia menjabat di El Real, ia pun dibuang. Ia dilabeli sebagai pelatih terburuk Real Madrid sepanjang masa.
OFFICIAL : Real Madrid mengesahkan Julen Lopetegui kini dipecat selepas kekalahan memalukan menentang Barcelona pada perlawanan El Classico. pic.twitter.com/YS6697qUes
— TRIVIA BOLA (@twt_trivia_bola) October 30, 2018
Lopetegui dipecat dengan tidak hormat. Ia dibuang begitu saja, tidak ada penjelasan maupun press conference dari presiden klub. Yang ada hanya pernyataan bahwa dirinya sudah dipecat. Jika diingat kembali, begitu tragis nasib Lopetegui ini. Tidak ada jarak setengah tahun, dirinya dua kali kehilangan pekerjaan yang diidam-idamkan para pelatih di seluruh dunia.
Setahun setelahnya, atau tepatnya pada bulan Juni 2019 ia diangkat sebagai pelatih Sevilla. Disini dirinya bisa mendapatkan kesempatan untuk mengembalikan kehormatannya lagi. Di musim pertamanya, Ia mampu membawa Sevilla masuk zona Liga Champions. Dan musim setelahnya lagi, Lopetegui memberikan gelar juara Europa League setelah mengalahkan Inter Milan di Final.
Lopetegui lalu setuju untuk menandatangani perpanjangan kontrak selama dua tahun lagi pada musim 2021. Namun, pada tahun 2022 dirinya dipecat setelah dibantai Borussia Dortmund dengan skor 4-1 di Liga Champions ditambah hasil buruk yang diterima Sevilla pada awal musim.