Kisah Singkat dan Penuh Drama Patrick Kluivert di Newcastle United

spot_img

Fenomena Kluivert datang bikin fans tak senang, rupanya bukan kali ini saja terjadi. Dua puluh tahun yang lalu, hal serupa pernah terjadi. Kala itu Kluivert datang ke Newcastle United ketika Alan Shearer sedang sangat dicintai oleh para fans.

Secara diam-diam, Kluivert ingin menggeser panggung Alan Shearer agar berpindah kepada dirinya. Siasat licik pun coba diciptakan Kluivert agar ia bersinar di Newcastle United. Seperti apa kisah Kluivert saat berseragam The Magpies?

Mencari Tantangan di Liga Inggris

Sebagai penyerang tengah yang telah melalang buana dari klub ke klub, liga ke liga, jiwa petualang Kluivert terpanggil. Kluivert seperti mendapat peluang baru setelah pertandingan persahabatan pra musim melawan Newcastle United tahun 2004. Ia jadi terbesit ingin berkarir di Liga Inggris.

Sebelumnya Kluivert hanya mengenal atmosfer sepakbola di Liga Belanda, Serie A Italia dan terakhir La Liga. Kluivert pun melihat Newcastle bisa jadi petualangan selanjutnya.

Sebab ia akan merumput bersama Alan Shearer. Pemain asal Inggris yang jadi andalan Newcastle di lini depan. Benar saja, keinginan pemain asal Negeri Kincir Angin itu tercapai setelah ia dilepas oleh Barcelona.

Di klub sebelumnya, Kluivert telah mengukir sejarah sebagai pesepakbola terbaik. Ia mencetak 124 gol dari 249 laga bersama Barcelona. Kluivert juga mengantarkan Barcelona menjuarai Liga Spanyol untuk musim 1998-99. Inilah yang membuat dirinya begitu dikenal oleh pecinta sepakbola di era akhir 90-an.

Namun banyak yang kaget ketika Barcelona memutuskan untuk melepas Patrick Kluivert ke Newcastle secara cuma-cuma. Hal itu cukup beralasan karena Barca enggan memperpanjang kontrak Patrick Kluivert dengan gaji yang makin tinggi. Terlalu berat bagi Barca.

Apalagi Barca mendengar kalau Kluivert memiliki gaya hidup hedon di luar lapangan. Bahkan pernah suatu ketika ia sampai larut malam di sebuah kelab Spanyol sebelum besoknya berlaga. Kluivert juga melakukan tindakan indisipliner seperti tak datang ke latihan. Kejadian ini membuat Barca tak yakin untuk mempertahankan Kluivert.

Maka pada 20 Juli 2004 adalah akhir segalanya di Barca. Kluivert pun sejak saat itu berseragam pleret hitam putih. “Newcastle adalah klub yang hebat dengan pemain-pemain yang hebat, dan saya berharap bisa cocok disana,” kata Kluivert.

Gabung ke Newcastle United

Yang menarik adalah Kluivert datang tanpa sepengetahuan Sir Bobby Robson. Bahkan kepala pemandu bakat Newcastle saat itu, Charlie Woods secara pribadi tidak mengetahui banyak tentang Patrick Kluivert. Namun, Robson tak terlalu mempermasalahkan itu.

Robson memberi kesempatan Kluivert menjalani debutnya pada laga melawan Middlesbrough FC pada 14 Agustus 2004, Patrick Kluivert masuk di menit 87. Ia menggantikan Alan Shearer yang baru mencetak gol di titik putih. Di laga lain, yakni menghadapi Aston Villa, Robson mencadangkan Alan Shearer yang sehat dan memainkan Kluivert.

Hasilnya, The Magpies justru kalah. Sejak itu situasi menjadi rumit. Dengan klub berniat mendatangkan Wayne Rooney dari Everton, pemain seperti Craig Bellamy mengancam untuk keluar. Di sisi lain, sepertinya Robson berada di pihak pemain lamanya. Dari segi prinsip, Robson tidak sepakat dengan rencana klub mendatangkan pemain muda bergaji tinggi yang meminta banyak.

Cukuplah Kluivert saja. Mungkin begitu dalam pikiran Robson. Namun, sikap seperti ini mengusik pemilik. Walau akhirnya Rooney tidak merapat dan memilih bergabung Manchester United, masalah di dalam dan di luar lapangan tak bisa dibendung. Perbedaan prinsip membuat klub memecat Bobby Robson yang belum lama diperpanjang kontraknya.

Pelatih yang sebelumnya menggantikan Ruud Gullit sejak 1999 itu diberi pesangon 1 juta poundsterling atau sekitar Rp20 miliar kurs hari ini oleh Newcastle. Memecat Bobby Robson dan mendatangkan Kluivert adalah pertaruhan besar. Pasalnya, selama ini Robson bagian penting dari kebangkitan Newcastle.

Saat sebelumnya dilatih Gullit, Newcastle nyaris terdegradasi. Namun setelah dibesut Robson, Newcastle bisa bangkit. Bahkan di bawah asuhannya Newcastle mampu mencapai semifinal Piala FA dan semifinal Piala UEFA atau sekarang Liga Eropa.

Mendatangkan Kluivert jelas melahirkan resiko perebutan di posisi penyerang. Sebelum sang penyerang Belanda, Newcastle mengandalkan Alan Shearer dan Craig Bellamy. Dengan Kluivert, di antara dua penyerang itu harus dikorbankan, dan ini menjadi beban berat bagi pengganti Bobby Robson.

Pembuktian yang Gagal dari Kluivert

Di sisi lain kedatangan Kluivert di Newcastle United memberi harapan tinggi bagi manajemen klub. Apakah kepercayaan yang diberikan kepada Kluivert mampu terbayar tuntas dengan performa baik? Nyatanya selepas tampuk kepemimpinan beralih ke asisten Bobby Robson pada 29 Agustus 2004, Kluivert tak kunjung memperlihatkan performa yang baik.

Terbukti saat di bawah asuhan John Carver, Kluivert hanya berhasil mencetak dua gol dalam sepuluh pertandingan yang dilakoni. Data statistik Kluivert yang buruk itu jadi pertanyaan besar. Banyak yang meragukan Kluivert karena produktifitas gol yang rendah.

Bahkan di era kepelatihan Graeme Sounes, Kluivert belum juga menunjukkan tajinya. Di laga melawan Chelsea, 4 Desember 2004, Patrick Kluivert dimainkan Souness sejak menit awal. Sang pemain diduetkan dengan Craig Bellamy. Namun, Kluivert gagal mencetak satu gol pun di laga itu, dan Newcastle harus menelan kekalahan pahit 4-0 dari pasukan Jose Mourinho.

Selama Newcastle diasuh Graeme Souness, Patrick Kluivert bisa dibilang jarang tampil. Pemain yang berasal dari Belanda itu bahkan sering tak masuk DSP. Dari fakta tersebut banyak yang meragukan Kluivert sebagai striker mahal. Di mana ia digaji 67 ribu pounds atau sekarang kira Rp1,3 miliar per pekan. Graeme Sounes justru lebih banyak mempercayakan lini depannya pada Alan Shearer

Perseteruan dengan Alan Shearer

Persoalan tak berhenti di sana. Kehadiran Kluivert tak hanya membebani gaji, tapi justru melahirkan perseteruan dengan pemain lain, terutama di sektor penyerang. Dengan hadirnya Kluivert, praktis lini serang The Magpies semuanya adalah pemain bintang. Selain dirinya ada Alan Shearer, Craig Bellamy, dan Shola Ameobi.

Di situlah ego Kluivert muncul. Ia merasa dirinya lebih baik dari sejumlah striker tadi, tak terkecuali Alan Shearer. Kluivert bahkan menilai keputusan Souness memainkan penuh Alan Shearer tak tepat. Harusnya ia menempatkan dirinya dengan Craig Bellamy yang lebih cocok. Sebab yang pantas dan layak adalah dirinya dan Craig Bellamy.

Meski sudah mengutarakan apa yang dirasakan, Souness tetap saja menaruh Shearer di line up Newcastle United. Usul dari Kluivert tak digubris Graeme Souness. Tetapi dari pihak Graeme Souness punya alasan tersendiri mengapa dia lebih memilih Alan Shearer.

Sebab Alan Shearer lebih nge-klop dengan formasi yang dimiliki Graeme Souness. Pelatih Newcastle United kala itu memakai skema duet dua striker. Sementara Patrick Kluivert terbiasa dengan tiga pemain di depan. Kluivert sendiri adalah tipe penyerang yang membutuhkan umpan dari sisi sayap, sehingga strategi kombinasi dua penyerang dari Graeme Souness tak mampu dimaksimalkannya dengan baik.

Jadi, masuknya Patrick Kluivert ke Newcastle United ini tak begitu berpengaruh pada performa klub di Liga Inggris. Terbukti The Magpies hanya mampu finis di peringkat 14. Karena tidak berhasil finis di 10 besar, Patrick Kluivert memutuskan hengkang dari Newcastle. Kebetulan dalam klausul kontraknya, Kluivert bisa meninggalkan St James Park secara gratis ketika klub tidak finis di posisi 10 besar.

https://youtu.be/DiK8T9K04iE

FC Barcelona, BBC, The Independent, SKOR, Cronicle Live, New York Times, The42, The Guardian

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru