Kisah Perjalanan Hidup N’Golo Kante

spot_img

N’Golo Kante lahir pada tanggal 29 Maret 1991 di Paris, Perancis. Orangtua nya merupakan imigran asal Mali yang mencari peruntungan di dataran Eropa pada tahun 1980 an. Kante sudah ditinggal sang ayah sejak usia nya masih 11 tahun. Setelah kepergian sang ayah, ia hanya tinggal bersama ibu nya. Kante kecil tahu betul nilai kerja keras dalam kehidupan, setiap hari dirinya selalu mencoba untuk meringankan beban keluarganya.

N’Golo Kante merupakan anak pertama dari pasangan yang bernama Tuan Late dan Nyonya Kante. Kante tumbuh di sebuah flat kecil di Rueil Malmaison, daerah sub-urban kecil dan padat di kota Paris. Daerah ini dikenal sebagai tempat para pekerja kasar.

Tumbuh di Rueil Malmaison, masa kecil Kante dihabiskan dengan menjadi pemulung. Ia berjalan jauh di bagian timur Kota Paris untuk mengumpulkan limbah dan sampah. Benda-benda itu, ia jual ke perusahaan daur ulang. Kante sadar pekerjaannya tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Saat itu ia memiliki impian yang tinggi, ia akan bekerja keras untuk bisa membebaskan keluarganya dari lingkaran kemiskinan.

Kehidupan keluarga yang kurang mampu membuat Kante lebih ingin bekerja ketimbang menonton pertandingan sepakbola. Ia hanya menyaksikan pertandingan sepakbola ketika ada bar atau cafe yang mempertontonkan pertandingan sepak bola di televisi. N’Golo Kante bercita-cita menjadi pemain sepakbola ketika banyak klub-klub remaja yang berdiri di sekitar rumahnya.

Sampai pada akhirnya Piala Dunia 2018 memberinya kisah tersendiri. Kante mulai belajar arti dari sepakbola, timnas Perancis kala itu benar-benar membuatnya takjub. Terasa spesial bagi Kante karena skuat Prancis saat itu diisi oleh nama-nama imigran seperti Zinedine Zidane, Lilian Thuram, Patric Vieira, dan Nicolas Anelka. Melalui partisipasi imigran tersebut, Perancis mampu meraih gelar jawara dunia.

Selain mulai mengenal sepakbola melalui Piala Dunia 1998. Kante yang sejatinya adalah seorang pemulung, mampu meraup keuntungan besar dari gelaran tersebut. Tiap harinya, ia mampu mengumpulkan banyak sekali ‘limbah’ dari wisatawan yang berkunjung ke Perancis. Sampah yang dijatuhkan para penikmat sepakbola dari berbagai penjuru dunia itu tak ubahnya menjadi barang yang sangat berharga bagi N’Golo Kante.

Tak lama setelah Piala Dunia 1998, Kante yang saat itu masih berusia 8 tahun benar-benar ingin menjadi pemain sepakbola. Dia bergabung dengan JS Suresnes di pinggiran barat Paris. Setelah masuk ke akademi itu, Kante menjadi sosok paling menonjol dalam tim. Namun banyak yang meragukan kapasitas nya, dengan perawakan yang kecil apakah Kante bisa bertahan selama 90 menit.

Kekurangan nya itu justru menjadi kelebihan tersendiri bagi Kante. Ia belajar bagaimana cara menjadi gelandang yang baik dengan bermodalkan tubuh kecli. Hari demi hari Kante berkembang bersama akademi nya itu. Beberapa piala berhasil dipersembahkan oleh N’Golo Kante. Namun ada satu hal yang paling mencolok dari sosok Kante, dirinya selalu menghindari perayaan saat tim nya memenangkan sebuah kejuaraan.

Setelah menghabiskan 4 tahun bersama akademi pertama nya itu, Kante masuk dalam jajaran pemain muda yang ikut melatih anak-anak yang berusia lebih muda darinya. Ia mengambil jam ekstra untuk melatih anak-anak itu. Dalam hal ini, Pierre Ville yang menjadi menejer nya saat itu menjadi sosok penting yang menjadikan Kante sebagai pribadi yang patut diperhitungkan. Dari situlah Kante mulai mendapat pundi-pundi uang.

Setelah berkarir dalam klub lokal nya saat itu, Kante mulai terjun ke jenjang yang lebih professional. Pada tahun 2010 hingga 2012 Kante bergabung dengan Boulogne. Bakat yang dimiliki nya berhasil mengesankan pelatih Boulogne, Durand. Setelah sukses bersama Boulogne, di tahun 2013 ia memperkuat Caen hingga pada akhirnya berlabuh ke salah satu tim Inggris Leicester City tahun 2015.

Disinilah karir cemerlangnya dimulai. Setelah sebelumnya ia sempat mengungkap bahwa dirinya ingin sekali bermain di Inggris, Leicester City menjadi salah satu cerita sukses N’Golo Kante sebagai pesepakbola professional. Dirinya dibawa oleh Steve Walsh menuju Leicester pada tanggal 3 Agustus 2015. Kante benar-benar menunjukkan kualitasnya sebagai gelandang hebat dengan menjadi bagian dari musim ajaib Leicester City. Selain gelar juara Liga Primer yang ia raih bersama Leicester, Kante juga sempat menyandang gelar pemain terbaik Liga Inggris.

Leicester City sangatlah berjasa bagi Kante, tim yang berhasil menjuarai Liga Primer Inggris itu membawa Kante menuju Stamford Bridge. Seketika itu pula, Kante menjadi gelandang paling dikenal di dunia. Meski memiliki gaji fantastis saat bergabung dengan Chelsea, Kante tetap menunjukkan sikap rendah hati nya. Setiap pergi latihan, ia selalu menggunakan mini cooper sederhana nya untuk menuju ke kamp latihan Chelsea.

Kualitas yang menawan bersama Chelsea membawa nya kembali menjadi kampiun Liga Primer Inggris. Selain itu ia masuk dalam skuat Piala Dunia 2018 di Russia. Disinilah, puncak karir N’Golo Kante. Ia dan teman-teman nya suskes membawa Prancis menjadi jawara dunia dengan menundukkan Kroasia di laga final. Keluguan Kante kembali tercermin saat ia menjadi pemain terakhir yang mengambil foto dengan trofi Piala Dunia.

Kini, Kante menjadi salah satu gelandang terbaik dunia, Nama nya sering dielu-elukan oleh para insan sepakbola. Sosoknya yang rendah hati serta kegighan yang tiada henti, berhasil membuat Kante mampu mewujudkan impian nya semasa kecil, yaitu mengangkat derajat keluarganya.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru