Kisah Cinta Dani Alves dan FC Barcelona

spot_img

Memulai peruntungan sepakbolanya di Esporte Clube Bahia, Dani Alves sempat merasa tidak betah dan ingin pulang ke rumah. Ia ingin kembali bertani bersama sang ayah seperti sedia kala. Akan tetapi keluarganya di kampung halaman justru melarangnya. Mereka meminta Alves untuk melanjutkan mimpi menjadi seorang pemain sepakbola. Tanggung, perjalanannya sudah sejauh itu.

Akhirnya, dengan perasaan tak karuan, Alves tetap melanjutkan karier sebagai seorang pemain sepakbola. Dia terus semangat berlatih hingga pada tahun 2001, Bahia menempatkan namanya di tim utama.

Dari situ, kepercayaan diri Alves mulai terus meningkat. Dia merasa bahwa apa yang telah diperjuangkan segera menemui titik terang. Benar saja, baru dua tahun masuk ke tim utama, tim asal Spanyol, Sevilla, datang memberi tawaran. Uniknya, Alves tidak mengetahui ada klub bernama Sevilla di Spanyol. Yang dia tahu, Spanyol itu hanya klub-klub seperti Real Madrid, FC Barcelona, hingga Valencia.

Namun dengan proses negosiasi yang baik, Alves akhirnya mau menerima tawaran Sevilla, meski di musim pertamanya dia hanya berstatus sebagai pemain pinjaman. Tak disangka, perjalanannya di Sevilla membawa namanya kian mengudara. Dengan rentetan trofi domestik, termasuk Piala Europa, FC Barcelona kepincut dengan bakatnya.

Periode Pertama dengan FC Barcelona

Tanpa pikir panjang, tepat pada tahun 2008, Alves langsung menerima tawaran klub yang saat itu tengah menguasai dunia.

Bergabung dengan FC Barcelona jelas membuat Dani Alves senang bukan kepalang. Melalui biaya sebesar 23 juta poundsterling ketika itu atau sekitar Rp 441 miliar kurs sekarang, Alves menandatangani kontrak selama empat tahun dengan Barca.

Dia bergabung menjadi anak asuh Pep Guardiola dan melakoni debutnya saat menghadapi Wisla Krakow di leg pertama babak ketiga kualifikasi Liga Champions, 13 Agustus 2008. Debut Alves di musim pertamanya langsung dilengkapi dengan sejumlah trofi bergengsi yang diraih Barcelona, seperti Liga Champions Eropa, La Liga, dan Copa del Rey.

Di musim keduanya bersama Barcelona, Alves berhasil mempertahankan gelar La Liga. Malah pada musim 2010/11, Alves berperan penting dalam membawa Barca mempertahankan gelar La Liga dalam tiga tahun beruntun. Selain itu, dia juga kembali mampu membawa Barcelona meraih gelar Liga Champions Eropa di Wembley tahun 2011.

Tahun silih berganti, kisah cinta Alves dengan FC Barcelona terus diselimuti dengan raihan gelar bergengsi. Pada tahun 2015, dia bahkan kembali membawa Barca meraih tiga gelar bergengsi dalam satu musim kompetisi. Hal tersebut membuatnya jadi pemain yang pernah meraih dua treble, bersanding dengan nama seperti Lionel Messi, Andrés Iniesta, Xavi Hernandez, Gerard Piqué, Pedro dan Sergio Busquets.

Dengan raihan itu pula, Alves resmi memperpanjang masa baktinya dengan FC Barcelona hingga dua tahun ke depan.

Sayangnya, dalam dua tahun kontrak bersama FC Barcelona, Alves mengalami banyak kendala. Bukan karena permainannya yang jauh dari kata baik, dia malah merasa tidak betah karena terlibat perselisihan dengan manajemen klub.

Perceraian dengan FC Barcelona dan Bergabung ke Juve

Menghabiskan delapan musim yang begitu luar biasa bersama Blaugrana, Alves secara mengejutkan memilih untuk pergi dari Camp Nou. Luis Enrique yang menangani Barcelona saat itu bahkan mengaku terkejut dengan keputusan salah satu pemain andalannya itu.

Ketika ditanya tentang apa alasannya pergi dari Barcelona, Alves mengungkapkan bila saat itu dirinya sudah tidak mendapat kepercayaan dari petinggi klub. Namun, dia juga tidak menyesal ketika memilih untuk pergi.

“Aku tidak menyesalinya, karena aku tidak percaya pada orang-orang yang bertanggung jawab atas Barcelona saat itu,” ucap Alves.

Selain karena dia sudah tidak percaya lagi dengan petinggi klub, FC Barcelona saat itu juga sudah tampak ingin menyingkirkannya dengan membeli bek kanan baru, Aleix Vidal.

Selama delapan musim membela Barcelona saat itu, Alves telah tampil dalam 391 pertandingan dan mencetak 21 gol. Selain itu, dia juga berhasil mencatat 97 assist dan mempersembahkan sebanyak 23 trofi.

Pergi dari Barcelona, Alves lalu bergabung dengan Juventus. Sampai akhirnya tim yang dibelanya ketika itu bertemu Blaugrana, mantan tim yang “membuangnya”, di babak perempat final kompetisi Liga Champions Eropa 2016/17.

Pertandingan itu Alves berhasil menyingkirkan el Barca dengan skor agregat 3-0. Namun begitu, melaju ke babak selanjutnya dengan nama Juventus bikin perasaan Alves jadi tidak karuan. Sebab dia masih mengakui kalau Barcelona adalah tim yang akan selalu dicintainya. Seusai laga, Alves tampak menghampiri Neymar dan memeluk mantan rekannya yang menangis tersebut. Ia turut sedih melihat kegagalan Barcelona yang diisi banyak teman-teman dekatnya.

“Perasaannya aneh, menyakitkan, dengan adanya fakta aku memiliki kenangan hidup di sini [Barcelona] dan harus kembali sebagai musuh,” ungkap Alves 2017 lalu.

Setelah bermain untuk Juventus selama kurang lebih satu musim, Alves mencoba peruntungan dengan terbang ke Paris untuk bergabung Paris Saint Germain. Dua tahun berselang, dia kembali ke Brasil dan kini, di tahun 2021, di tengah keterpurukan FC Barcelona, Alves resmi kembali ke klub yang pernah membesarkan namanya.

Kembali ke Barca di Tengah Krisis

“Halo Cules, aku sudah di sini di Barcelona,” tulis Alves di profil media sosialnya.

Kembalinya Alves ke Barcelona bukan tanpa alasan. Dia merasa senang setelah klub kembali dipegang oleh presiden Joan Laporta. Selain itu, pemain yang kini berusia 38 tahun juga merasa bahwa Barcelona masih membutuhkan jasanya. Dia ingin membantu membangun kembali klub yang dia cintai.

Alves merasa bahwa Xavi yang ditunjuk sebagai pelatih anyar telah membantunya untuk bisa berseragam FC Barcelona. Maka dari itu, ketika merasa dibutuhkan, Alves pun dengan senang hati kembali ke klub Catalan. Barcelona sendiri lewat Xavi Hernandez tentu saja punya alasan mengapa mereka nekat memulangkan Alves di tengah krisis yang dialami klub.

Semenjak kepergian Alves dari klub, Barcelona sudah menghabiskan dana sebesar 85 juta euro atau sekitar Rp 1,3 triliun untuk mendatangkan para bek kanan. Namun, pemain yang didatangkan disebut gagal melebihi atau minimal menyamai level Dani Alves.

Xavi melihat bahwa Alves adalah tipe pemain cepat dan agresif. Dengan karakter tersebut, sang pemain bisa dengan mudah membantu serangan dan tidak kelabakan ketika diminta untuk segera membantu pertahanan. Alves yang punya daya jelajah tinggi juga tak jarang masuk ke lini tengah untuk membantu mendistribusikan bola.

Dari situ, Xavi percaya bahwa dengan keberadaan Alves, Barcelona akan memiliki serangan yang variatif.

Bila kemampuannya tak menurun jauh, Alves juga bisa dimanfaatkan untuk menghentikan segala serangan yang dilakukan lawan. Seperti diketahui, Alves tahu cara bagaimana melakukan tekel secara efektif. Selain itu, dia juga jago dalam memberi tekanan kepada lawan.

Satu hal yang tidak bisa disingkirkan dari alasan mengapa Xavi sangat senang ketika tahu Alves kembali ke Barcelona adalah sang pemain memiliki mental juara. Ia berharap Alves bisa memberi pukulan mental petarung kepada setiap punggawa FC Barcelona. Saat ini, Barca menjadi tim yang berbeda. Mereka rapuh dan seolah kehilangan jati diri.

Maka sekali lagi, akan sangat diuntungkan ketika ruang ganti terdapat nama seperti Dani Alves. Kendati, perlu diingat juga, Dani Alves sudah tidak muda lagi.

Well, menarik dinantikan seperti apa kontribusi yang bakal diberikan Alves kepada tim kesayangannya. Akankah semua berjalan sesuai rencana? Atau malah, Alves telah melakukan kesalahan karena kembali ke Barca di tengah permasalahan pelik yang melanda?

Sumber referensi: goal, the flanker, goal 2, goal 3

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru