Kenapa Vinicius Junior Tak Lagi Disukai di Real Madrid?

spot_img

Bintang sepak bola itu seperti cabe rawit. Kecil tapi kalau salah masuk ke panci sayur, rasanya bisa berabe. Vinicius Junior dulu salah satu cabe rawit paling pedas di Real Madrid. Saat masuk ke lapangan, semua orang memelototinya dan terheran-heran sampai bilang, “Nih bocah berlari seperti maling dikejar hansip, bola lengket banget di kakinya seperti perangko.”

Namun itu dulu. Sekarang Vinicius seperti cabe yang dianggap busuk. Tidak lagi nendang, justru bikin fans pusing tujuh keliling. Bintang Brasil itu tak lagi dielu-elukan seperti musim-musim sebelumnya. Sorak yang datang ke telinganya bukan lagi lantunan pujian, melainkan caci maki.

Vinicius tak lagi dicintai publik Bernabeu. Cinta itu telah pudar, dan yang tersisa boleh jadi adalah kebencian yang sulit dibangun lagi. Tapi benarkah demikian? Apa yang membuat pemain Brasil ini tak lagi disukai di Real Madrid?

Jarang Dikasih Menit Bermain

Vini bukan hanya tak lagi disukai, pelatih baru Los Galacticos juga tak lagi menaruh kepercayaan padanya untuk turun di sebelas pertama. Lihatlah di laga menghadapi Marseille kemarin. Alih-alih menurun Vinicius, Xabi Alonso justru memasang Rodrygo dan Franco Mastantuono sebagai pemain sayap, membantu Kylian Mbappe di lini depan.

Vini baru masuk di babak kedua. Ini menjadi tanda tanya besar. Kenapa untuk laga seperti Liga Champions, Alonso memilih Mastantuono ketimbang Vini? Tidak ada alasan konkret. Hanya Xabi Alonso dan Tuhan yang tahu kenapa begitu. Tapi eks pelatih Bayer Leverkusen ini memberi clue, bahwa ia memilih pemain berdasarkan prestasi bukan reputasi.

Sejak Xabi Alonso datang, menit bermain sayap asal Brasil itu memang menyusut. Alonso mulai menukangi Los Blancos di laga melawan Al-Hilal di Piala Dunia Antarklub 19 Juni lalu, dan sejak saat itu Alonso hampir-hampir tak pernah memberikan menit bermain penuh pada Vinicius.

Sejauh ini hanya sekali Vini main full di rezim Alonso, yakni ketika menghadapi Juventus di Piala Dunia Antarklub 2 Juli lalu. Setelah laga itu menit bermain Vini malah kian menciut, bahkan tak sampai 80 menit. Kenapa jadi begini Vini?

Performa Merosot, Kalah dari Kylian Mbappe

Seperti rupiah yang terus melemah, Vini juga begitu. Sang pemain tampil hebat musim lalu, 16 gol dicetak hanya dalam waktu lima bulan, dari Januari hingga Mei 2025. Akan tetapi boleh jadi Vini lupa membawa performa terbaiknya itu ke musim ini. Jadi, kemampuan, kecepatan, dan determinasinya ketinggalan di musim lalu dan tak seperti dompet ayah, tak ada yang sudi membawakannya.

Terhitung sejak Xabi Alonso melatih, Vinicius cuma mencetak tiga gol dan satu asis. Di saat yang sama beberapa pemain lain kontribusi dan kepercayaan dirinya justru meningkat, termasuk Kylian Mbappe. Mbappe yang dilabeli gagal saat pertama kali datang, justru kini menjadi pemain yang sulit disingkirkan dari skuad.

Xabi Alonso juga bilang, selama nggak masuk angin dan kondisinya prima, Mbappe akan selalu menjadi pilihan. Pernyataan yang sama tidak dilontarkan buat Vinicius Junior. Pemain asal Brasil itu juga semakin ketinggalan karena pemain seperti Arda Guler dan Franco Mastantuono lebih memikat di mata Xabi Alonso.

Bekas pemain Liverpool ini bahkan memuji Mastantuono karena energi positif dan potensinya.  Sementara itu pemuda asal Turki terbukti bisa jadi kawan main Kylian Mbappe. Arda Guler dan Mbappe dapat membangun link-up play yang mengingatkan kita pada Cristiano Ronaldo dan Mesut Ozil. Tapi apa karena ini saja Vinicius Junior dibenci? Rasanya tidak.

Egois dan Perilaku di Luar Lapangan

Vinicius Junior juga sosok yang acap kali dinilai egois. Sepak bola adalah permainan kolektif dan egois, bukan di sana tempatnya.  Penggemar sepak bola rata-rata membenci sikap ini. Vini sering melakukan dribel-dribel dan agresif dalam bermain di atas lapangan. Itu tak masalah sebetulnya. Tapi yang jadi soal, Vini sering mencoba menyelesaikan sendiri peluang.

Vini seolah berambisi terlihat sebagai tokoh utama di Santiago Bernabeu. Hasrat ingin menjadi karakter utama inilah yang membuat tim bergejolak. Dan hal itu rentan menimbulkan konflik. Ambisi semacam ini mungkin sesuai jika Vini bisa dipakai, tapi bukan di Real Madrid tempatnya. Los Galacticos dibangun dengan filosofi yang mengedepankan kolektivitas tim bukan bakat individu semata.

Disamping ego yang besar, perilaku Vini baik di lapangan maupun di luar lapangan membuat darah siapa pun yang melihatnya mendidih. Banyak tindakan Vini yang jauh dari akhlakul karimah. Sang pemain sering menjadikan lapangan sebagai panggung sandiwara. Ia kerap berakting, mendorong lawan, hingga berdebat dengan wasit.

Vinicius juga sering melakukan tindakan provokatif di luar lapangan, seperti mengonfrontasi penggemar. Namun di sisi lain, kita juga perlu melihat bahwa perilaku tersebut juga bisa jadi sebagai bentuk respons Vini terhadap sejumlah pihak yang melakukan rasisme terhadapnya. Rasisme parah yang diterima dari penggemar memang dapat menguras emosi dan memicu reaksi.

Reaksi Vini juga mungkin saja sinyal bahwa perlindungan yang dirasakan terhadap korban rasisme kurang. Padahal rasisme telah menjadi semacam penyakit menahun di dunia sepak bola. Kalau dari segi klub, tingkah Vinicius sedikit banyak merusak marwah Real Madrid, dan beberapa tindakan bisa jadi merugikan tim di atas lapangan.

Diskusi Kontrak yang Alot

Tapi apakah cuma karena itu Vini dibenci? Jelas masih ada lagi. Alasan terakhir ini yang mungkin bisa diterima. Ya, ihwal alotnya mendiskusikan perpanjangan kontrak dengan Vinicius Junior, sampai-sampai Real Madrid hampir frustrasi. Lho, kok bisa?

Jadi begini ceritanya. Januari lalu, Real Madrid berencana menambah durasi kontrak Vinicius. Tawaran itu akan membuat Vinicius bertahan lebih dari kontraknya sekarang yang berakhir pada 2027 mendatang. Los Merengues menaikkan gaji Vinicius. Semula Vini bergaji 17 juta euro per musim, sedangkan di tawaran kontrak yang baru, gajinya naik menjadi 20 juta euro per musim.

Namun, agen Vini meminta kontrak bersejarah yang bisa menyamai nominal yang diterima Cristiano Ronaldo saat di Real Madrid. Mereka meminta gaji pokok, bonus performa, dan bonus perpanjangan kontrak yang nominalnya menyentuh 30 juta euro per musim.

Agen Vini lalu bilang, bila Real Madrid tak mau memenuhi gaji bersih tersebut, sang pemain akan mencari tempat lain. Pihak Vini merasa sang pemain layak digaji sebesar itu mengingat kontribusinya bagi Real Madrid selama ini.

Sempat dikabarkan ada kesepakatan yang tercapai. Akan tetapi belakangan ternyata tidak ada deal sama sekali. Jangankan sepakat, detail kontraknya pun belum difinalisasi. Vinicius tak kunjung mengiyakan tawaran kontrak baru dari Los Blancos. Permintaan gaji yang ingin menyamai Ronaldo jelas tidak masuk akal. Apalagi Real Madrid cukup hati-hati soal gaji.

Los Galacticos bisa saja memenuhi tuntutan gaji tersebut. Namun, bila itu dilakukan, nasib Real Madrid akan seperti Barcelona. Los Blancos tidak mau melanggar aturan batas gaji yang ditentukan. Sekalipun pihak Vinicius mendesak untuk melakukan itu, sebagaimana laporan The Athletic.

Siapa yang tidak kesal dengan sikap begini? Produktivitasnya padahal menurun, tapi Vinicius malah ingin gajinya naik melebih tawaran yang diajukan Los Galacticos. Real Madrid itu sudah berbaik hati menaikkan gajinya 3 juta euro dari gaji semula, lho. Apa kenaikan gaji sebanyak itu masih kurang?

Inilah yang bikin fans makin sebel sama Vinicius. Sudahlah tingkahnya tengil, dia minta naik gaji nggak kira-kira. Kalau di sebuah perusahaan ada karyawan yang kinerjanya jelek dan ngotot naik gaji nggak kira-kira, sangat mungkin dia akan disingkirkan.

Real Madrid sejatinya sudah kepikiran untuk mengusir Vinicius. Mereka akan mencari klub lain yang sudi menampung Vini. Sementara Los Blancos akan mencari pemain lain yang bisa digaji lebih murah untuk menggantikan posisinya.

Gazeta Express mengabarkan bahwa Real Madrid sedang mengincar winger Leicester City, Jeremy Monga yang usianya, baru 16 tahun. Menarik dinanti, apakah Vinicius Junior akhirnya bakal angkat kaki dari Santiago Bernabeu?

Sumber: TheAthletic, TheAthletic, GazetaExpress, beinSports, Fotmob

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!

Glory Glory Manchester United v.2

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Magnificent 7 Manchester United v.2

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp120,000
Obral!

Cristiano Ronaldo Back Home Manchester United

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp120,000

Artikel Terbaru