Dentuman mematikan di gelaran Piala Dunia 2014 tercipta lewat sontekan James Rodriguez. Melalui sebuah tendangan yang dianugerahi sebagai yang terbaik sepanjang gelaran itu, nama James kian melambung. Puncaknya, klub raksasa asal Spanyol, Real Madrid, rela menyingkirkan nama Angel di Maria hanya untuk memberi tempat buatnya.
Bermain apik di musim pertama dan kedua, nama James terus tuai pujian. Nahas, perubahan kursi kepelatihan yang kemudian dipegang Zinedine Zidane membuat namanya tersingkir. Mulai dari pencadangan secara terus-terusan hingga berakhir pada sebuah perpisahan, James merasa bahwa dirinya telah disia-siakan Zidane.
James’ problems have shown Zidane had reason
👉 https://t.co/vAB8WvyJT3 pic.twitter.com/5zfmu9sA2y
— MARCA in English (@MARCAinENGLISH) December 29, 2020
FC Bayern, lantas menjadi tim selanjutnya yang ia bela. Sayang, performa pemain asal Kolombia di raksasa Jerman kurang membuat manajemen terkesan, hingga membuatnya dipulangkan ke Spanyol. Bukannya diterima, nasib James justru terkatung-katung usai klub berjuluk Los Galacticos tampak sudah tidak mau menerimanya lagi.
Sebagai langkah pembersihan diri, James lalu memutuskan bergabung dengan Everton, yang disitu terdapat nama Carlo Ancelotti. James mengaku bila sang pelatih menjadi alasan utamanya mau bergabung dengan The Toffees. Akan tetapi, sekali lagi, dunia tampak tak menginginkannya kembali.
Di awal perjalanannya di kompetisi Premier League, James memang menunjukkan performa memukau. Namun beberapa saat setelahnya, dia mengalami penurunan performa. Karirnya kian tak jelas setelah Carlo Ancelotti yang memintanya bergabung, malah memilih jalan pulang ke Real Madrid.
James might leave soon let’s be honest he’s a brilliant midfielder however, he’s here because of Ancelotti don’t forget that! It seems he doesn’t want to play for us. play for the shirt is what we need.#EFC pic.twitter.com/ipf2o1aZDo
— Aziz (@efc_aziz) September 20, 2021
Kini, tak ada yang menyangka bila karir James akan mengalami penurunan yang begitu drastis. Untuk ukuran pesepakbola top, sejatinya James bisa bertahan di level tertinggi. Namun nyatanya, hal itu tidak pernah terjadi. Everton yang sempat dijadikannya sebagai tempat untuk mengulang segalanya, malah membuat nasibnya kian merana.
Kira-kira, apa yang kemudian membuat karir James kian merosot ketika bergabung dengan Everton?
Situasi James di Everton
Kegagalan James Rodriguez tampil menawan di Everton tentu membuat banyak penggemar kecewa. Pasalnya, semua tahu bila sosok asal Kolombia itu tergolong ke dalam salah satu bakat terbaik di dunia. Namun mereka malah menemukan sesuatu yang tidak diinginkan ketika terdapat nama James di dalam skuad kebanggaan suporter.
Dalam hal ini, kemerosotan karir James sangat dipengaruhi oleh kepergian tiba-tiba Carlo Ancelotti ke Real Madrid. Ketika pintu keluar telah terbuka untuk sang manajer, maka secara otomatis, James yang dulu dibawa ke Goodison Park juga diprediksi bakal segera temui lembar terakhirnya.
Pada musim lalu sendiri, performa James yang hanya moncer di awal musim gagal membantu Everton meraih tempat terbaik di kompetisi Liga Primer Inggris. The Toffees, pada musim 2020/21 hanya mencatatkan 59 poin dari 38 pertandingan. Dengan raihan tersebut, mereka hanya mampu duduk di tangga ke sepuluh.
Pencapaian itu bahkan lebih buruk dari West Ham United yang berhasil duduk di peringkat ke enam, dan tim promosi, Leeds United yang mampu mengakhiri musim dengan bercokol di tangga ke 9.
Menurut data yang dilansir Sky Sport, Everton yang melakoni laga sebanyak 17 kali tanpa memainkan James berhasil memetik 9 kemenangan (52,9% win percentage). Namun ketika James dimasukkan ke dalam 21 laga, hanya sebanyak 8 kemenangan saja yang berhasil diraih (38,1% win percentage). Hal itu menunjukkan bahwa James tidak mampu menginspirasi Everton untuk tampil lebih baik.
Tepat setelah kepergian Carlo Ancelotti, klub langsung menunjuk Rafael Benitez sebagai suksesor. Dari situ, kediaman James benar-benar terusik. Dia tampak tidak menjadi prioritas eks juru taktik Liverpool dalam skemanya. Hal itu pula yang kemudian memunculkan kabar bahwa James dan pelatih Rafael Benitez tidak memiliki hubungan yang baik, yang kemudian sekaligus membuat menit bermain sang pemain makin tidak karuan.
🇨🇴 Rafa Benitez on James Rodriguez: “For this game, he was a little bit concerned about his muscle. He was having a little problem and we decided we have to wait, so he was not available. That’s it. We will see if he’s fit for the next game and then we will decide.” #EFC pic.twitter.com/nJYK5OInvd
— TheMightyBlues (@MightyBluesYT) September 18, 2021
Rafael Benitez menyebut bila James Rodriguez tidak memiliki kebugaran yang baik ketika tim melakoni pramusim.
Sebagai pengingat, ketika Rafael Benitez ditunjuk sebagai pelatih Real Madrid pada 2016 lalu dan sempat menukangi James, dirinya juga sempat mengeluhkan kondisi sang pemain yang dinilai kurang maksimal bila harus dimasukkan ke dalam skuad asuhannya. James disebut sebagai pemain yang rentan cedera dan kurang memiliki ritme dalam skema yang diusung ketika itu.
Tampaknya masalah yang sama pun muncul ketika kedua nya bertemu di Everton. Dari laga pramusim yang sudah timbulkan sedikit kisruh, Benitez kian menunjukkan ketidaksukaannya terhadap James ketika dia memilih untuk tidak memasukkan namanya ke dalam skuad yang bertanding melawan Southampton pada pekan pertama Liga Primer Inggris.
Saking buruknya hubungan keduanya, James sampai tidak tahu bila Everton harus melakoni laga di pekan kedua EPL melawan Leeds United.
“Aku pikir aku akan mulai berlatih pada hari Senin,”
“Pada akhir pekan nanti aku tidak akan bermain, aku bahkan tidak tahu siapa lawan Everton, bisakah kamu memberitahuku?,” tutur James (19/8)
Situasi pelik James Rodriguez di Everton kemudian menyita perhatian pelatih Kolombia, Reinaldo Rueda. Dia menyebut apabila James ingin kembali membela timnas, maka dia harus memberikan 500% kemampuannya, karena menurut pria 64 tahun tersebut, hanya memberikan 100% untuk tim nasional sangatlah tidak cukup.
“Semuanya sudah jelas. Kami tidak bermaksud untuk menyakiti James. Kami tahu kemampuannya dimana dia pernah menjadi andalan kami. Namun aku telah memberitahu ke seluruh pemain bahwa dibutuhkan kemampuan sebanyak 500% untuk bisa membela tim nasional. Hal itu juga berlaku untuk James,” ucap Reinaldo Rueda (via goal)
Beberapa bulan sebelumnya, James Rodriguez memang sempat merasa sakit hati setelah dirinya dicoret dari daftar pemain Kolombia yang bakal melakoni laga kualifikasi Piala Dunia dan turnamen Copa America. Namun semua sudah jelas bahwa tidak dipanggilnya James ke dalam skuad adalah karena kondisinya dianggap tidak berada pada titik maksimal.
James Rodriguez has been released from Colombia’s squad for the Copa America after fitness tests found he is “not at the optimal level” pic.twitter.com/Yz3lrP3m2U
— B/R Football (@brfootball) May 28, 2021
Apalagi, performanya bersama Everton tergolong biasa-biasa saja. Dalam hal ini, cedera menjadi momok terbesarnya hingga membuat menit bermain bersama Everton benar-benar terpangkas.
Hengkang ke Qatar
Kini, setelah tidak diikutkan sama sekali ke dalam skuad Everton pada musim 2021/22, James akhirnya pergi. Sempat dilaporkan menarik tim-tim Eropa termasuk AC Milan, nama James justru terlempar ke Qatar.
James resmi bergabung dengan klub Qatar Al-Rayyan. Dia yang kini berusia 30 tahun bergabung dengan biaya yang tidak dijelaskan oleh klub.
Here’s James Rodriguez arriving at Al Rayyan stadium after signing his contract. The Colombian star joined Qatari club from Everton. 🇨🇴🇶🇦 #James #EFC #transfers pic.twitter.com/toXrcqnjpk
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) September 23, 2021
Mengomentari hal tersebut, pelatih Rafael Benitez tampak lega. Dia mengaku sudah mengetahui gerak-gerik James yang akan bergabung dengan klub asal Qatar beberapa minggu sebelumnya. Lebih dari itu, dia memang menginginkan sang pemain dengan gaji 200 ribu pounds per pekan itu pergi, demi mengurangi beban klub agar terhindar dari masalah Financial Fair Play.
“Kami berbicara tentang situasi khusus untuk klub ini. Dengan peraturan financial fair play, kita harus mengelola semuanya dengan cara terbaik yang kita bisa,”
Sumber referensi: Sky Sport, The Guardian, The Guardian 2, Goal, Express