Kemegahan Akademi Manchester City Yang Ciptakan Banyak Bintang Berkelas

spot_img

Kita semua pasti setuju bila menyebut Manchester City sebagai tim instan yang banyak menghadirkan pemain bintang untuk meraih sebuah kejayaan. Sejak klub ini diambil alih oleh Sheikh Mansour pada 2008 silam, target Manchester City bukan lagi mengejar papan tengah klasemen. Namun meraih gelar juara yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan. Terlebih, mereka juga ingin menyaingi prestasi rival sekota, Manchester United, yang dikenal punya segudang sejarah hebat.

Cara instan yang dilakukan tersebut lantas berdampak pada para pemain muda City, yang tengah tampil di tim junior dan bermimpi untuk bermain bersama tim utama. Padahal, sebelum Sheikh Mansour datang, City sejatinya rajin menyumbang pemain asli didikannya ke tim utama.

Semua tentu masih ingat dengan nama-nama seperti Joey Barton, Shaun Wright-Phillips, Michael Johnson, Kasper Schmeichel, Nedum Onuoha, Micah Richards, Stephen Ireland, sampai Daniel Sturridge. Mereka semua, yang meski tidak mampu membawa City terbang ke tangga juara, tetap dikenal oleh banyak pecinta sepakbola sebagai talenta yang tidak boleh diremehkan.

Akan tetapi, sekali lagi, sejak menjadi tim kaya raya, tercatat hanya ada nama Micah Richards, sebagai pemain asli didikan City yang mampu bertahan dan berhasil menjadi bagian dari skuad yang memenangkan trofi Liga Primer Inggris.

Para pelatih yang ditunjuk untuk membawa City juara tampak tidak memiliki banyak waktu untuk mengembangkan para bakat muda. Mereka yang sudah dibekali dengan dana besar tentu lebih memilih untuk membeli makanan enak dari restoran mahal, ketimbang harus memasak masakan sendiri yang rasanya belum tentu lezat.

Mulai dari dari Mark Hughes, Roberto Mancini, Manuel Pellegrini, sampai kini Pep Guardiola sekalipun, tidak sedikit dari mereka yang memang lebih memilih untuk tampil dengan para pemain bintang yang sudah matang dan teruji kemampuannya, ketimbang harus memberi kesempatan kepada banyak pemain muda, yang mungkin sangat beresiko tinggi bagi hasil yang diraih nantinya.

Para pelatih yang memang diberi tugas berat dan harus tampil di kompetisi menegangkan semacam Liga Primer Inggris dan Liga Champions Eropa memang tidak bisa disalahkan. Apa boleh dikata, hasil akhir lah yang akan jadi penentunya. Bukan bagaimana cara mereka ciptakan pemain, meski hal itu dianggap sebagai sesuatu hal yang juga luar biasa.

Bila menilik pada fokus klub selama ini, Sheikh Mansour sebenarnya tidak ingin selalu bergantung pada pemain bintang yang didatangkan. Dia juga memiliki misi untuk bisa mengembangkan bakat muda yang nantinya berpotensi menjadi andalan klub.

Melalui sebuah janji dengan nada, “We are building a structure for the future, not just a team of all stars,”, pria kaya raya itu rela menggelontorkan dana besar untuk membangun pusat pendidikan dengan fasilitas dan kualitas nomor satu.

Pada akhir 2014 lalu, City Football Academy resmi dibuka. Memiliki luas sekitar 32,3 hektar, akademi tersebut menjadi salah satu bagian dari Etihad Campus dan pembangunannya menghabiskan dana antara 150 juta hingga 200 juta poundsterling.

Kawasan akademi klub yang dihubungkan langsung melalui jembatan dengan Stadion Utama klub tersebut, juga dilengkapi dengan 16,5 lapangan latihan luar ruangan yang dipakai oleh tim utama City, tim sepakbola wanita City, dan para pemain akademi. Dilaporkan, dari 16,5 lapangan itu, 12,5 diantaranya digunakan untuk pengembangan pemain-pemain muda.

Lebih lanjut, akademi itu juga memiliki stadion yang dapat menampung sekitar 7000 penonton, dimana setiap pekannya, ada lebih dari 450 pemain yang berlatih di sana. City Football Academy memiliki sistem pelatihan dari berbagai jenjang usia. Mulai dari tingkat U-6 sampai dengan tim utama.

Siapa yang bisa menjadi bagian dari akademi tersebut mungkin juga akan sangat merasa dimanjakan dengan fasilitas lainnya seperti gym, auditorium, pusat pendidikan, kolam renang, dan lain-lain.

Yang tak kalah mencengangkan adalah, City Football Academy masih memiliki kawasan lebih besar dari beberapa akademi ternama, seperti Ciudad Training Complex milik Real Madrid, Football Association’s National Football Centre milik timnas Inggris, dan juga Ciutat Esportiva Joan Gamper kepunyaan FC Barcelona.

Apa yang telah direncanakan, dibangun, dan dibentuk sesuai dengan standar terbaik ini membuktikan, bahwa Manchester City bukanlah tim yang hanya fokus pada pengumpulan bintang-bintang sepakbola yang tersebar di seluruh dunia saja. Namun, mereka juga ingin membentuk kekuatannya sendiri melalui sebuah sistem pendidikan pemain muda, dengan fasilitas lengkap, mewah, nyaman, dan tentunya berkualitas.

Namun memang, meski memiliki segala hal yang diinginkan, akademi Manchester City masih minim kepercayaan. Artinya, seperti yang sudah disinggung di awal, masih banyak pelatih yang enggan mengambil resiko memasukkan pemain muda ke tim utama.

Beruntung, perlahan tapi pasti, keberadaan City Football Academy mulai diakui. Dalam beberapa tahun ke belakang, mereka berhasil ciptakan prestasi berupa menjuarai Professional Development League U18, Premier League Cup U18 , serta FA Youth Cup.

Dari beragam kesuksesan tersebut, muncul nama Taylor Harwood-Bellis, Cole Palmer, Jayden Braaf, James McAtee, dan Liam Delap, sebagai talentanya.

Selain itu, jangan lupakan pula beberapa pemain dunia yang kini bersinar, yang hadir dari sistem pendidikan City Football Academy. Seperti yang pertama Angelino. Pemain bernama lengkap Jose Angel Esmoris Tasende ini merupakan bek kiri yang kini bejaya bersama RB Leipzig. Dia merupakan pemain akademi Manchester City sejak 2013 silam. Namun meski sempat bermain sebanyak 15 laga untuk tim utama, Angelino masih kurang meyakinkan pelatih hingga membuatnya mencari pelabuhan baru.

Kemudian ada nama Brahim Diaz yang kini berstatus sebagai pemain pinjaman di klub asal Italia, AC Milan. Diaz masih tercatat sebagai pemain asli Real Madrid. Dia merupakan pemain lulusan akademi Manchester City pada 2016 silam. Bersama Milan sendiri, Diaz cukup menjadi andalan dan beberapa kali sukses sarangkan bola ke dalam gawang.

Lalu yang tak kalah hebat adalah Kieran Trippier. Pemain Internasional Inggris ini sudah bergabung dengan Manchester City sejak berusia 9 tahun. Namun saat berhasil masuk ke tim utama City, dia malah lebih sering dipinjamkan, hingga sempat menjadi andalan Tottenham Hotspurs, sebelum akhirnya kini mengukir cerita indah di Spanyol.

Terakhir, tak lain dan tak bukan adalah Jadon Sancho. Pemain muda berbakat asal Inggris itu tengah menikmati masa indahnya bersama Borussia Dortmund. Dia kini menjadi pemain yang banyak diincar oleh klub besar Eropa, termasuk Manchester City itu sendiri, meski punya harga yang sangat mahal.

Di tengah banyaknya talenta City Football Academy yang berjaya di klub lain, Manchester City bersama Pep Guardiola juga masih punya harapan baru. Pelatih asal Spanyol itu berhasil menemukan permata berharga bernama Phil Foden.

Phil Foden merupakan pemain yang berhasil mengantar Inggris menjuarai Piala Dunia U17 pada 2017 silam. Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu disebut sebagai lulusan terbaik City Football Academy saat ini. Dia yang sudah bergabung dengan City sejak dini rela bersabar untuk menanti kesempatan. Walhasil, dia masuk radar Pep Guardiola untuk kemudian diangkut ke tim utama.

Pelatih asal Spanyol itu pun tampak tidak salah pilih. Foden, sejak bergabung dengan tim utama, kerap tampil di laga-laga penting. Bahkan dia juga tak jarang mencetak gol kemenangan the Citizens.

Pep Guardiola, yang kita tahu pernah bekerjasama dengan pemain ajaib bernama Lionel Messi, justru menyebut Phil Foden sebagai pemain paling bertalenta yang pernah ditemuinya.

“Dia [Foden] punya segalanya untuk menjadi salah satu pemain terbaik. Aku telah mengatakannya dalam banyak kesempatan saat konferensi pers, tetapi mungkin belum mengatakannya di depan sang pemain: Phil adalah pemain yang paling, paling, paling bertalenta yang pernah aku lihat sepanjang karier ku sebagai manajer,”

Dengan munculnya nama Foden yang begitu istimewa, plus para pemain lainnya yang tercipta dari akademi ini, bukan tak mungkin bila kita akan melihat Manchester City lebih memfokuskan diri pada pengembangan bakat asli mereka, daripada harus mengeluarkan dana besar untuk dipakai merekrut pemain bintang.

 

Sumber referensi: panditfootball, idntimes, sportdetik

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru