Kekejaman AS Roma dan Air Mata Mourinho

spot_img

Tak bisa dibayangkan betapa campur aduknya emosi Jose Mourinho sekarang ini setelah dipecat AS Roma. Seperti apa yang ia posting di media sosialnya tentang keringat, darah, air mata, sukacita, kesedihan, cinta, saudara, sejarah, hati, dan keabadian.

Raut wajah pria paruh baya 60 tahun itu terlihat pucat, ketika menaiki mobil sedan keluar dari tempat latihan AS Roma. Ia tak bisa bohong menyembunyikan rasa nano-nano yang ada dalam dirinya.

Mourinho kadung dicintai publik Giallorossi. Fans tak rela jagoannya itu pergi begitu saja. Ucapan “Grazie Mister”, dan chant tentang Mourinho bahkan masih didengar The Special One di saat-saat terakhirnya.

Dituruti Dapat Trofi

Apa boleh buat, cerita romantisme Jose Mourinho di AS Roma telah tamat. Mungkin juga tak akan ada lagi series part 2 Mourinho di AS Roma yang akan kita lihat. Perginya Mourinho banyak disesali. Pasalnya banyak sudah kenangan manis yang telah ia persembahkan bagi klub ibu kota Italia tersebut.

Ketika datang ke Roma tahun 2021 lalu dengan vespa klasik yang dihadiahi pemilik, Mourinho sudah memunculkan harapan besar bagi publik Roma. Eurosport pernah mencatat bahwa sejak pelatih Portugal itu datang, animo fans yang mendatangi Olimpico meningkat dari rata-rata 40 ribuan jadi 60 ribuan.

Dengan optimisme tinggi tersebut, tak heran jika pemilik menargetkan Mourinho untuk gondol trofi buat AS Roma. Maklum, klub ini sudah puasa gelar sejak tahun 2007 silam. Ya, magis Mourinho pun benar-benar terbukti. Tak butuh waktu lama bagi pria kelahiran Setubal itu untuk mewujudkan target pemilik tersebut. Di musim debutnya, Il Lupi langsung diantarkannya juara UEFA Conference League.

Sudah Sejak Lama Dievaluasi

Senyum pemilik dan juga fans Roma di musim pertama Mourinho, sebenarnya hampir saja berlanjut di musim kedua. Bagaimana Giallorossi kembali dibawa Mourinho melaju hingga final Europa League menantang sang raja terakhir Sevilla.

Namun kegagalan menjadi juara Europa League, malah jadi titik awal evaluasi pemilik terhadap Mourinho. Pemilik seakan tak tahu rasa terima kasih kepada Mourinho yang sudah bisa membuat klub harum namanya di level liga Eropa.

Evaluasi terhadap Mourinho pasca kalah atas Sevilla diceritakan oleh Footballitalia. Pemilik AS Roma sudah mengevaluasi Mourinho sejak kekalahan atas Sevilla di final Liga Eropa musim lalu. Tidak hanya lantaran Mourinho gagal mempersembahkan trofi itu untuk para romanisti, tapi pemilik sudah kadung muak dengan sikap Mourinho, terutama tingkah buruknya terhadap wasit Anthony Taylor usai laga di parkiran.

Dana dan Performa

Ironisnya, ketika sang pemilik mengevaluasi dan muak dengan Mourinho, sang allenatore tak didukung dengan dana transfer yang cukup dari sang pemilik. Padahal di awal kedatangannya ke Olimpico, Mourinho dijanjikan dana besar untuk membangun Giallorossi. Mourinho dikhianati oleh pemilik AS Roma. Ia tentu saja geram akan hal itu.

Coba bayangkan, ia diminta membangun AS Roma, tapi musim ini pihak klub hanya mau mengeluarkan uang penuh hanya untuk satu pemain saja, yakni Leandro Paredes. Sementara sisanya, AS Roma cuma meminjam pemain dan hanya mencari pemain yang sudah habis kontraknya alias gratisan. Pemilik berdalih hal ini terjadi karena pembekakan gaji yang dialami klubnya. Ya, apa boleh buat dengan kedalaman skuad yang cethek menyulitkan Mourinho.

Yang luput dari pengamatan, hasil minor Roma musim ini juga dipengaruhi oleh pemain yang cedera, absen karena akumulasi kartu, maupun pergi dipanggil timnas ke Piala Asia maupun Piala Afrika. Di titik inilah, Mourinho pusing tujuh keliling. Apa yang harus ia perbuat?

Dikhianati Pemilik?

Sampai di sini, pemilik AS Roma sangat kejam pada Mourinho. Di tengah kondisi yang sulit, di saat Mourinho sedang mencari cara untuk keluar dari masalah, ia justru dipecat oleh AS Roma. Cerita yang beredar di Italia, para pemain yang dijadwalkan berlatih di hari pemecatan tersebut bahkan tidak tahu jika juru taktiknya diberhentikan.

Mereka datang lebih dulu ke Trigoria, tempat latihan AS Roma, dipimpin oleh Salvatore Foti, pendamping setia Mourinho di tepi lapangan. Ketika diberi kabar bahwa Mourinho dipecat, di tengah latihan, Foti dan beberapa pemain kaget bukan main. Asisten Mourinho itu bahkan hampir meneteskan air mata mendengar kabar tersebut.

Lucunya, usai memecat Mourinho secara serampangan, Friedkin justru mengatakan kalau Mourinho adalah pilihan terbaik. Hmmm…sepertinya itu bulshit, dan hanya manis di bibir belaka. Bagaimanapun Mourinho kini telah pergi. Inikah sebenarnya yang kau mau, Friedkin?

Mourinho ibarat ditusuk berkali-kali dari belakang oleh pemilik. Posisinya yang seketika diambil oleh Daniele De Rossi, bak seperti sebuah skenario yang sudah dipersiapkan. Friedkin diketahui setelah mengevaluasi Mourinho sejak musim lalu, diam-diam sudah bergerak mencari pelatih baru. Ya, mungkin beginilah skenarionya.

Apakah memang dasarnya pemilik Amerika tersebut tak sabaran? Friedkin tak berpikir memberi Mourinho kesempatan untuk bangkit di paruh musim kedua. Meski gagal di Coppa Italia, bisa jadi di Europa League mereka jadi juara dan otomatis masuk Liga Champions musim depan.

Mourinho Legowo

Apa boleh buat, nasi telah menjadi bubur. Mourinho kini hanya bisa meratapi nasibnya dengan berbagai kekecewaan. Tak peduli apa yang dirasakan pemilik, tapi ia lebih memikirkan apa yang fans AS Roma rasakan sekarang ini.

Mourinho telah berjuang dengan sekuat tenaga apa yang ia bisa berikan bagi AS Roma. Mourinho juga terlihat berbeda sikapnya ketika di AS Roma. Ia jarang lho berkonfrontasi terhadap pemilik. Saat ia tak didukung dan bahkan dikhianati, ia tak mengatakan satu pun kata negatif pada pemilik.

Mourinho bahkan bisa bersikap ksatria menerima keadaan ini. Sebelum dipecat pun ia sudah bersikap legowo. Apa pun nasibnya, baik dipecat atau pun diperpanjang kontraknya, yang terpenting bagi Mourinho adalah mengakhiri musim dengan hasil yang lebih baik.

Kepedulian Terhadap Warisan Mourinho

Sikap ksatria tersebut juga ia tunjukan ketika hendak berpisah. Hanya kata “Grazie Roma” atau terima kasih Roma yang keluar dari mulutnya. Apakah itu terbalik? Pihak klublah yang seharusnya banyak berterima kasih pada Mourinho.

Pasalnya banyak warisan yang sudah ia tinggalkan. Seperti nilai komersial klub, prestasi, dan lain sebagainya. Ah sudahlah, tak usah bicara banyak lagi soal pemilik yang tak tahu balas budi itu.

Oh iya, kepergian Mourinho ini bukan hanya disesali oleh fans Roma saja, para tokoh seperti Fabio Capello maupun mantan presiden Inter, Massimo Moratti juga ikut menyesalkan hal tersebut. Kalau orang lain saja sudah peduli dan menyesalkan hal tersebut, bagaimana dengan fans Roma?

Kecintaan Romanisti

Kecintaan fans Roma terhadap Mourinho telah berada di level dewa. Kepercayaan para fans Giallorossi terhadap Mourinho tidak pernah goyah. Ketika Mourinho kerap menyuguhkan permainan sepak bola yang buruk, dan diimbangi dengan hasil yang buruk, ia masih mendapat dukungan penuh dari fans Roma.

Seperti misal setelah dua hasil jelek di Europa League melawan Slavia Praha dan Servette. Fans Roma malah membentangkan spanduk bertuliskan kalimat puitis bagi The Special One pada laga melawan Fiorentina di Olimpico. “Mata terpesona dengan warna Giallorossi. Jiwa Mourinho diliputi Romanisme. Jose Mourinho adalah Romanisti seumur hidup!” Begitulah kurang lebih bunyi tulisan spanduk itu.

Ketulusan cinta yang ditunjukan fans Roma tersebut terbukti ditunjukan ketika peristiwa pemecatan Mourinho. Sampai-sampai mobil Leandro Paredes yang akan masuk ke Trigoria, dihadang fans Roma dan meneriaki “tak ada alasan” bagi pemecatan Mourinho.

Ya, memang masih tak ada alasan untuk menghentikan The Special One di tengah jalan. Apakah dengan begitu akan menjamin Roma akan lebih baik hingga akhir musim? So, bagaimanapun kini Mourinho telah pergi. Namun nama Mourinho sebenarnya tidak akan pergi. Nama Mourinho akan tetap terpatri di hati romanisti di seluruh dunia. Arrivederci, Mourinho.

https://youtu.be/LN2Z4snw8wc

Sumber Referensi : eurosport, footballitalia, onefootball, forbes, footballitalia, essentiallysports

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru