KEHANCURAN ITALIA DI DEPAN MATA! Para Legenda Turun Tangan

spot_img

Ya ampunnnn! Sehancur inikah pemegang gelar juara dunia empat kali itu? Masa menghadapi Norwegia saja Timnas Italia dibantai? Tiga gol, tanpa balas pula. Itu Norwegia, lho. Negara yang bahkan sejak 1998 belum pernah main di Piala Dunia. 

Penampilan memalukan tersebut membuat langkah Gli Azzurri tersendat menuju Piala Dunia 2026. Bahkan, sudah banyak yang berpikiran Italia akan hattrick gagal lolos ke event empat tahunan itu, setelah absen di dua edisi sebelumnya, yakni di Rusia 2018 dan Qatar 2022. 

Mendapati grafik performa yang semakin merosot drastis sejak menjuarai Euro 2020, FIGC atau federasi sepak bola Italia bertambah naik pitam. Saking jengkelnya, Luciano Spalletti pun dicopot dengan tidak hormat dari kursi pelatih. 

Kini, Italia sedang berusaha sekuat tenaga untuk membangun tim yang lebih baik, semata demi menyelamatkan harkat martabat mereka dengan lolos ke Piala Dunia tahun depan. Menurut kabar yang berkembang di Italia, sejumlah legenda timnas sampai rela turun gunung untuk memperbaiki kebobrokan yang terjadi saat ini. 

Lalu, siapa saja deretan legenda yang segera mengambil alih kepemimpinan staf pelatih Azzurri? Benarkah Italia akan ditukangi sosok pelatih yang terkenal dengan emosinya yang meletup-letup? 

Ranieri Menolak, Pioli Pun Tak Mau

Dalam beberapa hari setelah resmi mendepak Spalletti, rumor siapa penggantinya semakin bertebaran di mana-mana. FIGC mulai memetakan siapa saja yang berpotensi mengambil posisi allenatore Italia. Muncullah beberapa kandidat yang sedikit demi sedikit terbongkar oleh media. Sosok terkuat yang ada dalam benak FIGC adalah pelatih gaek, Claudio Ranieri. 

Kendati sudah menginjak usia 73 tahun dan baru mengundurkan diri sebagai manajer AS Roma, Ranieri tetap saja menarik bagi FIGC. Demi usaha meyakinkan eks pelatih Chelsea untuk tak jadi pensiun, Presiden FIGC, Gabrielle Gravina rela melakukan pembicaraan intens dengan Ranieri dan pemilik Roma, Dan Friedkin. 

Dalam penawarannya, FIGC memperbolehkan Ranieri untuk tetap menjalankan perannya sebagai dewan penasihat Roma, sembari melatih Gianluigi Donnarumma cs. Dan Friedkin bahkan sudah memberi isyarat lampu hijau kepada Ranieri untuk dapat menjalankan dua tugas tersebut. 

Namun, Ranieri dengan tegas menolak tawaran dari FIGC untuk menjadi pelatih Timnas Italia karena ia tidak yakin untuk mengambil peran ganda di usianya yang tak lagi muda. Pria yang membawa Leicester City juara Premier League itu berpikir ia tidak akan punya cukup waktu untuk mengembangkan proyek jangka panjang Giallorossi saat menjadi membesut tim nasional.

Keputusan Ranieri itu sesuai dengan apa yang disampaikan oleh sumber terdekatnya, yang memprediksi kalau Ranieri tak akan sanggup menjalani dua pekerjaan sekaligus dengan fokus yang terpecah. Alhasil, gagal sudah tifosi melihat Ranieri memimpin Italia dari pinggir lapangan. 

Setelah mencoret Ranieri dari daftar, FIGC kembali berselancar mencari pelatih baru. Stefano Pioli yang selanjutnya masuk dalam radar. Sejatinya, Pioli baru bergabung dengan Al-Nassr musim lalu dan masih terikat kontrak sampai 2027. Tapi eks pelatih AC Milan itu menyatakan ingin kembali melatih di rumah sendiri. 

Maka dari itu, FIGC segera menjalin komunikasi dengan Pioli untuk menawarinya kesempatan memimpin timnas. Sialnya, pria 59 tahun itu juga menolak ajakan melatih Italia. Pioli tampak lebih memilih kembali ke Serie A dengan mengambil alih kursi kosong pelatih Fiorentina yang ditinggalkan Raffaele Palladino. La Viola dikabarkan sudah siap menyambut Pioli sebagai pelatih baru. 

Gattuso Ungguli Cannavaro dan De Rossi

Pencarian yang dilakukan FIGC untuk pelatih tim nasional yang baru semakin sulit setelah menghadapi penolakan Ranieri dan Pioli. Untuk itu, federasi segera melakukan rapat darurat untuk menentukan siapa incaran berikutnya. Kali ini muncul tiga nama baru yang mencuat ke permukaan. 

Mereka adalah Fabio Cannavaro, Daniele De Rossi, dan Gennaro Gattuso. Ketiganya merupakan mantan pemain yang menjadi bagian dari kejayaan Italia saat juara dunia 2006. Bila kita bandingkan, ketiganya sama-sama punya rekam jejak sebagai manajer, setelah gantung sepatu sebagai maestro lapangan. 

Cannavaro terlacak pernah menukangi sejumlah tim dari lima negara berbeda sejak 2013 silam. Mulai dari Al-Ahli, Al-Nassr, sampai Guangzhou Evergrande. Musim lalu, mantan bek Juventus ini memimpin Dinamo Zagreb di Kroasia. Soal prestasi, Cannavaro sudah mengantongi tiga piala yang semuanya diraih di China bersama Guangzhou dan Tianjin Quanjian. 

Kemudian De Rossi, gelandang bertahan kesayangan Romanisti ini juga punya rekam jejak melatih, namun belum sementereng Cannavaro. Sejak pensiun pada 2020, De Rossi baru dua kali memimpin tim sebagai juru taktik. Dua tim yang dikomandoi pria 41 tahun adalah SPAL musim 2022/23 dan AS Roma musim 2023/24. Itu artinya, De Rossi belum pernah bertahan lebih dari semusim menjadi pelatih. 

Sementara Gattuso alias “Rhino” bisa dikatakan levelnya berada di tengah Cannavaro dan De Rossi. Sepanjang karir melatihnya, pria yang amarahnya cuma bisa diredam oleh Paolo Maldini ini pernah menukangi sembilan klub berbeda sejak 2013. 

Sebut saja Palermo, Napoli, Marseille, hingga AC Milan. Sama halnya dengan Cannavaro, Gattuso musim lalu juga berada di Kroasia untuk memimpin Hajduk Split. Soal prestasi selama menjadi pelatih, Gattuso memang baru sekali mencicipi juara, tepatnya bersama Il Partenopei di Coppa Italia musim 2019/20. 

Kendati baru punya sebiji trofi, Rhino ternyata mengungguli dua rekan sejawatnya itu dalam peluang menjadi pengganti Spalletti. Mengutip dari Sportitalia, presiden FIGC bersama Gianluigi Buffon yang kini menjabat sebagai ketua delegasi tim nasional telah mengadakan pembicaraan serius dengan pria 47 tahun. Adanya pembicaraan tersebut memunculkan spekulasi bahwa Rhino adalah yang terpilih. 

Mengapa Harus Gattuso? 

Terkuaknya Gattuso sebagai kandidat terkuat, tak sedikit memunculkan nada skeptis dari dalam negeri. Tifosi dibuat bingung dengan bertanya mengapa Gattuso yang medioker malah dipilih dari sekian banyak pelatih asal Italia yang ada? Padahal, Gattuso lebih dikenal sebagai pelatih yang kutu loncat dan perangainya yang doyan marah-marah.

Mimin akan coba masuk ke alam pikiran petinggi FIGC terkait pemilihan Gattuso. Ada dua pertimbangan yang mungkin jadi dasar pertimbangan bagi FIGC. Pertama, Gattuso adalah eks penggawa timnas Italia yang tergolong dalam generasi emas Piala Dunia 2006. Dengan pengalaman tersebut, Gattuso bisa jadi figur yang dihormati oleh ruang ganti Italia saat ini sebagai legenda hidup. 

Jika dirasa pertimbangan pertama juga dipunyai oleh Cannavaro dan De Rossi, maka pertimbangan yang kedua ini cuma identik dengan Gattuso. Apa itu? yakni FIGC memanfaatkan sisi emosional Gattuso yang suka meletup-letup sebagai cara untuk menyambuk skuad Italia agar tak lagi bermain loyo. Jadi, ketegasan Gattuso akan digunakan untuk menggembleng Italia kembali menjadi tim yang ditakuti. 

Gerbong Legenda Yang Dibawa Gattuso

Jika Gattuso disahkan menjadi allenatore baru Azzurri, ia diprediksi akan membawa gerbong stafnya sendiri. Isinya adalah kumpulan eks pemain timnas yang saat ini sudah beralih ke dunia kepelatihan. Ada tiga nama yang mungkin akan diajak bergabung oleh Gattuso untuk membenahi timnas. 

Antara lain duo Juventus, Leonardo Bonucci dan Andrea Barzagli, serta legenda Milan, Gianluca Zambrotta. Ketiga sebetulnya sudah punya pengalaman melatih yang cukup bersama timnas.

Bonucci sudah lebih dulu terlibat dalam struktur kepelatihan Italia. Oktober 2024, ia ditunjuk sebagai asisten pelatih Timnas Italia U-20 membersamai Bernardo Corradi, setelah mendapatkan lisensi kepelatihan UEFA B. 

Barzagli memiliki rekam jejak kepelatihan di level usia muda Italia sejak 2020, mulai dari level U-15 hingga U-20. Ia juga sempat menjadi bagian dari staf Maurizio Sarri saat melatih Juventus. 

Sementara Zambrotta lebih banyak berkecimpung sebagai pelatih teknik. Ia memulai dari Juventus pada 2019, hingga berbagai level kelompok umur timnas Italia. 

Dengan turun tangannya Gennaro Gattuso dan legenda lainnya, akankah dapat menyelamatkan kapal Italia yang hampir tenggelam dan kembali melaju ke Piala Dunia? 

football-italia.net, goal.com, sports.yahoo.com, tntsports.co.uk, onefootball.com, bola.com

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru