Kaya Sih, Tapi Pebisnis Ini NGGAK MAMPU Beli Manchester United

spot_img

Salut dan selamat sekali lagi bagi Grup INEOS yang telah berhasil membeli 27,7% saham MU dari tangan keluarga Glazer. Mengingat susahnya minta ampun ketika coba membeli saham klub yang bermarkas di Old Trafford itu. Bayangkan coba, sejak tahun 1980-an banyak para pebisnis tajir yang gagal membeli Red Devils. Alasannya pun bermacam-macam.

Robert Maxwell

Di masa kepemilikan Martin Edwards pada tahun 1984, MU sempat ditawar pertama kali oleh pebisnis tajir bernama Robert Maxwell. Padahal tahun tersebut adalah tahun keempat Martin Edwards naik tahta jadi pemilik setelah ayahnya, Louis Edwards tutup usia di tahun 1980.

Pebisnis media sekaligus politisi parlemen dari partai buruh Inggris itu menawar MU senilai 10 juta pounds. Namun kata Edwards, enak saja menawar dengan harga segitu. Edwards hanya mematok harga sebesar 15 juta pounds lebih jika ingin membeli MU darinya. Wajar kalau Edwards tak sudi melepas MU.

Banyak pihak sudah memprediksi kalau ia tak akan mudah menjual warisan ayahnya. Namun perlu diketahui, Maxwell yang juga memiliki klub Oxford City ketika itu, punya track record ide yang terlalu extrem yakni merger sebuah klub.

Ide merger itupun kemudian masuk ke telinga para fans MU. Mereka kemudian khawatir, jangan-jangan ketika dibeli Maxwell, MU bakal di merger dengan klub lain. Beruntung, Maxwell akhirnya mundur dari penawaran karena dinilai harga yang diminta terlalu mahal. Ya, untung saja Edwards masih jadi pemilik United. Pasalnya kemudian, Edwards lah yang menemukan sosok pelatih handal seperti Sir Alex Ferguson.

Michael Knighton

Tahun 1989, Red Devils kembali diguncang dengan kabar pengambilalihan kepemilikan. Setan merah kali ini ditawar oleh pebisnis pebisnis real estate bernama Michael Knighton.

Knighton bahkan menawarkan untuk mengambil alih saham mayoritas MU dari tangan Edwards yang nilai mencapai 20 juta pounds. Ia juga memasukan ide pembangunan kembali Old Trafford dalam tawarannya. Publik Old Trafford pun awalnya kaget ada orang yang menawar dengan nilai setinggi itu. Banyak juga yang percaya bahwa kepemilikan MU akan segera berpindah ke pria berkumis itu.

Martin Tyler seorang komentator kenamaan Inggris saat itu juga yakin MU akan segera dimiliki Knighton. Hal itu tergambar pada sesi wawancaranya di Old Trafford yang dilakukannya dengan Knighton.

Knighton bahkan sempat tampil mengenakan jersey MU dan menunjukan skill bermain bolanya di tengah lapangan ketika laga pembuka Liga Inggris musim 1989/90 melawan Arsenal. Hal itupun semakin menyakinkan publik MU bahwa Knighton lah yang akan jadi pemilik MU yang baru.

Namun apa yang terjadi kemudian? Justru Sir Alex Ferguson dan beberapa pemainnya termasuk Clayton Blackmore, merasa ngeri apabila sang pemilik yang sering pamer berlebihan itu akan mendominasi MU ketika jadi pemilik.

Kekhawatiran itu akhirnya mereka sampaikan kepada Edwards. Dan akhirnya, Edwards pun segera membatalkan kesepakatan tersebut demi klubnya utuh dan tak ada perpecahan. Para fans pun akhirnya mengerti dan kemudian mendukung langkah klubnya tersebut.

Rupert Murdoch

Pada 6 September 1998, Martin Edwards bersama pengacaranya diam-diam melakukan pertemuan empat mata dengan pengusaha Australia bernama Rupert Murdoch. Pertemuan itu pun bocor ke awak media.

Pertemuan tersebut dikaitkan dengan sikap Edwards yang sudah siap untuk melepas MU. Kabarnya dengan kesepakatan senilai 623,4 juta pounds, MU akan segera dijual ke Murdoch melalui perusahaannya BSkyB atau yang kini dikenal sebagai Sky.

BSkyB adalah perusahaan media milik Murdoch. Jika benar menjadi miliknya, maka dengan mudah mereka memegang hak siar Liga Inggris di seluruh dunia. Hal itu cukup menguntungkan perusahan Murdoch itu. Mengingat, di akhir 90-an banyak perusahaan media seperti BBC maupun ITV yang juga ikut tender merebut hak siar Liga Inggris.

Meskipun nanti sudah jadi miliknya, Murdoch menyatakan bahwa klub tetap akan membayar senilai 10 juta pounds kepada BSkyB untuk siaran dalam negeri. Publik Manchester menganggap hal itu tak wajar.

Lantas kemudian, niat busuk dari Murdoch tersebut membuat para fans United geram. Murdoch banyak ditentang para fans. Penolakan terhadap Murdoch pun sempat terjadi di laga MU melawan Charlton pada tahun 1998. Ketika itu suara protes lantang bergema di Old Trafford.

Akhirnya pada 10 April 1999, para pendukung United bersorak. Pasalnya Komisi Perdagangan dan Penyiaran Kerajaan Inggris melarang penjualan MU kepada BSkyB. Mereka menganggap transaksi yang dilakukan oleh BSkyB akan mencederai persaingan industri siaran sepakbola di Inggris.

Libya (Muammar Khadafi)

Enam tahun setelah Murdoch gagal membeli saham United, tepatnya pada tahun 2004 hal mengejutkan terjadi ketika seorang diktator Libya, Muammar Khadafi berupaya membeli saham mayoritas Manchester United. Khadafi diketahui adalah pemimpin Libya sejak 1969 silam.

Kondisinya ketika itu, saham 39,9% MU yang dimiliki oleh John Magnier dan JP Magnus akan segera dijual. Pasalnya mereka berdua masih membutuhkan dana untuk memperebutkan kepemilikan kuda pacu Rock of Gibraltar melawan Sir Alex Ferguson.

Para fans MU ketika itu bahkan tak percaya diktator Libya itu serius untuk membeli saham MU. Diceritakan Daily Star, Khadafi hampir selangkah lagi membayar saham MU. Kesepakatan pun hampir terjadi. Hal itu ditandai dengan pertemuan pihak Khadafi dan John Magnier.

Namun, seketika kesepakatan itu batal. Hal itu terjadi setelah Khadafi mendengarkan saran anaknya, yakni Saadi Khadafi. Saadi ketika itu berbicara langsung kepada ayahnya untuk segera menghentikan kesepakatan itu. Menurutnya membeli MU itu ibarat membeli sebuah gereja di Inggris.

Percuma kata Saadi. Membeli MU hanya akan menambah banyak beban karena punya sejarah kesuksesan yang panjang. Saadi tak mau ayahnya itu hanya dijadikan kambing hitam kegagalan MU.

Tak ada gelombang keras penolakan dari para fans ketika mendengar Khadafi ingin membeli MU. Seperti apa yang terjadi ketika selang beberapa bulan, MU akhirnya dilepas ke tangan keluarga Glazer.

Red Knights

Di tahun 2010, ada sebuah gerakan unik yang bertujuan mengumpulkan dana untuk membeli MU. Gerakan itu diinisiasi oleh konsorsium yang menamainya Reds Knights.
Red Knights berupaya mengumpulkan dana hingga 1,5 miliar pounds untuk membeli MU.

Red Knights menganggap keluarga Glazer telah membelenggu Red Devils dengan beban hutang yang terlalu banyak. Tak lupa juga gerakan konsorsium itu mendapat restu dan dukungan dari asosiasi suporter MU atau MUST (Manchester United Supporters Trust). Maklum, sebagian besar suporter MU juga sudah muak dengan polah keluarga Glazer.

Red Knights juga sempat mengompori fans MU dengan beberapa gelombang protes dan demonstrasi. Seperti misal yang terjadi di depan Old Trafford dengan bom asap, lalu juga demo di depan kantor pemilik MU.

Beberapa hal tersebut mereka lakukan agar sang pemilik sadar dan mau segera membuat kesepakatan di atas kertas dengan nilai yang diinginkan. Namun hal itu akhirnya gagal.

Watak Glazer memang keras kepala. Ia tak gentar hadapi tekanan seseram apapun, selagi ia masih bergelimang cuan sebagai pemilik MU. Keluarga Glazer menolak tawaran mentah-mentah tersebut dengan alasan nilainya dianggap kurang. Pihak Red Knights lewat Jim O’Neil pun akhirnya mengatakan menyerah, dan tak bisa menyanggupi harga diatas yang mereka tawarkan.

Qatar (Sheikh Jassim)

MU tetap saja menjadi primadona, termasuk taipan minyak dari Jazirah Arab yang tajir melintir. Apalagi ketika tahun 2022, keluarga Glazer sudah berikrar bahwa akan mencari pemilik baru untuk menggantikannya.

Munculah Sheikh Jassim bin Hamad Al-Thani, taipan Qatar yang menawarkan sekitar 5,2 miliar pounds untuk mengambil 100% saham MU. Ia juga menjanjikan tambahan 1,5 miliar pounds untuk investasi skuad dan renovasi Old Trafford. Sultan Qatar itu pun rela akan melunasi semua hutang yang ditinggalkan Glazer.

Namun dengan segala drama yang berlarut-larut, kesepakatan itu urung terjadi. Bahkan nih, ia ditolak hingga penawaran kelima. Jassim pun menyerah pada Oktober 2023. Ya, entah apa yang dipikirkan Glazer. Ia tetap saja kekeh tak mau melepas mayoritas sahamnya kepada orang lain. Glazer ibarat bak menjilat ludahnya sendiri.

Sumber Referensi : dailystar, planetfootball, marketingweek, manchestereveningnews, bbc, dailystar

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru