Dalam mitologi Yunani, Atalanta adalah putri yang dibuang ayahnya yang tak menginginkan anak perempuan. Bermaksud agar sang putri tewas diterkam binatang buas, Atalanta justru menjadi perempuan yang cekatan dan kuat. Dia pun lalu dikenal sebagai wanita pemburu dengan lari yang cepat.
Atalanta lalu digambarkan sebagai seorang dewi. Sosoknya bersemayam dalam logo klub sepak bola asal Bergamo bernama Atalanta Bergamasca Calcio. Atalanta pun dijuluki “La Dea” atau “Sang Dewi”. Nasibnya juga sama seperti sang dewi. Atalanta tak pernah menjadi kebanggaan warga Italia. Terbuang, terabaikan, dan tak dilirik.
Namun, sama seperti sang dewi, tim ini menjadi kuat dan cekatan. Lari mereka cepat, tak terkecuali musim ini. La Dea menjadi tim yang mengerikan. Setidaknya ada enam hal yang membuat Atalanta layak disebut tim mengerikan musim ini. Apa itu?
Daftar Isi
Memuncaki Klasemen
Persis setelah giornata ke-16, Atalanta berada di puncak klasemen Serie A. Jika itu Napoli, Juventus, Inter atau AC Milan, puncak klasemen Serie A menjadi pemandangan yang biasa saja. Tapi bagaimana jika yang di atas sana Atalanta?
Terheran-heran, pasti. Besar kemungkinan orang akan memandang sebelah mata. Ah, paling-paling lawan yang dihadapi masih ecek-ecek, belum ketemu tim tangguh. Sekalipun kenyataannya, dalam lima pertandingan terakhir, Atalanta selalu menang.
Itu lebih baik dari Liverpool di Liga Inggris yang tersandung dua seri. Jauh lebih mulia dari Barcelona, pemuncak La Liga yang cuma memetik satu kemenangan dari lima laga terakhir. Lebih berkelas dari PSG yang di Liga Petani terjegal dua hasil imbang. Dan, lebih mengagumkan dari Bayern Munchen yang di Bundesliga baru saja kalah dari FC Mainz.
Atalanta remain in top spot after matchweek 16! 🔝📊 pic.twitter.com/Xpx9YBYwKU
— Lega Serie A (@SerieA_EN) December 16, 2024
Pemandangan centang hijau semua di sebelah nama Atalanta bukan cuma mengingatkan kita pada absensi Madrasah Ibtidaiyah, tapi juga membuat kita bertanya. Siapa sih lawan mereka? Mengalahkan tim yang markasnya lebih kecil dari GBK saja nggak mampu.
Dalam lima laga terakhir, lawan sih harusnya terhitung beragam. Ada yang sulit, ada pula yang gampang. Tapi, dasar liga akik-akik, suka nggak jelas. Lawan yang mestinya sulit malah dibikin gampang sama Atalanta. Lihat saja, mereka bahkan mengalahkan AC Milan dan AS Roma.
Selain lima laga terakhir, yakni di giornata ke-11, Napoli juga sudah dibantai 3-0. Tahu di mana tempat pembantaian itu? Di Kota Naples. Padahal anak asuh Antonio Conte berada di puncak klasemen saat itu. Pemuncak klasemen aja bisa tewas apalagi cuma AS Roma.
Before today, Napoli had won eight of their last nine league matches (D1), conceding just two goals in that time.
Then along came Atalanta. ⚽⚽⚽️ pic.twitter.com/qj5faMGi4W
— Squawka (@Squawka) November 3, 2024
Produktif
Bicara Atalanta, kita akan bertemu Gian Piero Gasperini. Pelatih gaek yang nggak bagus-bagus amat dari segi prestasi. Tapi musim lalu, pelatih medioker ini membawa Atalanta juara di Liga Eropa. Yang dikalahkan? Bayer Leverkusen. Skornya? 3-0 saudara-saudara sekalian.
Sejak datang, Gasperini membawa filosofi yang sangat tidak Italia. Dia ingin anak-anak Bergamo bermain kesetanan. Pokoknya mencetak gol. Tidak masalah kebobolan empat gol, yang penting bisa mencetak lima gol. Sebuah mazhab yang agak sinting jika diterapkan di tim seperti Atalanta.
🔵⚫️ Atalanta are unbeaten in 11 games and are provisionally 1st in Serie A… ✅
Gasperini doing a top job. 🫡🇮🇹 pic.twitter.com/nVKOsdI0Wa
— EuroFoot (@eurofootcom) November 23, 2024
Tapi nyatanya berhasil. Saban tahun Atalanta selalu bermain agresif. Terus memburu gol. Tak peduli resiko kebobolan. Seperti musim ini. La Dea menjadi salah satu tim terproduktif di lima liga top Eropa. Di Italia jumlah gol mereka cuma kalah dari Inter Milan yang baru melibas si lemah Lazio.
Di tempat lain, cuma sohib Liga Petani: PSG dan Bayern Munchen yang mengungguli jumlah gol Atalanta. Liga Inggris? Ah, liga ini cuma menang pamor doang. Nyatanya, sampai kamu menonton video ini, tidak ada satu tim pun yang bisa menyamai gol La Dea. Tidak Chelsea, tidak Liverpool, tidak pula Arsenal.
Oh ya, di Liga Champions, jumlah gol yang dikumpulkan Atalanta juga sama lho dengan Liverpool yang kedinginan di puncak. Kalau gini sih, sekalipun musuhnya Manchester City, Arne Slot akan all in buat Atalanta. Dijamin gacor dan selesai itu Pep Guardiola.
Manchester City’s wretched run continues – that’s 8 defeats in 11 in all competitions. ❌#BBCFootball #MCIMUN pic.twitter.com/qv9Gj0MtV4
— BBC Sport (@BBCSport) December 15, 2024
Sulit Dijebol
Tidak berlebihan mengatakan bahwa Manchester City akan kalah dari Atalanta kalau keduanya bertemu musim ini. Ya, gimana ya, melawan Manchester City sekarang seperti melawan Manchester City eranya Hatem Trabelsi. Pasukan Guardiola pasti kesulitan, orang Arsenal saja kliyengan.
Pasukan Mikel Arteta sudah menguji lini belakang Atalanta musim ini di matchday pertama Liga Champions. Selama 90 menit, The Gunners yang terkenal selalu punya ide untuk menjebol gawang lawan, dibuat tak berdaya sama sekali.
Hal yang sama juga dialami Napoli. Antonio Conte dibikin gerah oleh pertahanan Atalanta. Coba ngana pikir. Conte menaruh tiga pemain paling bagus di lini depan: Kvaratskhelia, Romelu Lukaku, dan Matteo Politano. Penopangnya juga bukan sembarangan. Billy Gilmour, McTominay, dan sang jenderal Zambo Anguissa dipasang.
Namun, tidak ada sebiji gol pun tercipta. Atalanta tidak hanya menahan penguasaan bola agar tak jomplang-jomplang amat, tapi Napoli juga dikunci agar kepayahan melepas tembakan ke arah gawang. Cuma tiga tembakan ke arah gawang yang bisa dilepas Napoli. Dan itu bukannya nyekor malah tekor.
Tidak satu pun dari tembakan pemain Napoli berbuah gol. Sebaliknya, Atalanta malah bisa mencetak tiga gol dari tiga tendangan ke arah gawang. Musim ini La Dea baru kebobolan empat gol di Liga Champions. Lebih sedikit dari Stade Brestois, Lille, Atletico Madrid, Barcelona, dan ehm, Real Madrid. Meski begitu, jika ditilik lagi pertahanan Atalanta ada sisi mengkhawatirkan.
Tapi di Serie A mereka sering kebobolan. Dalam 16 giornata, sudah 17 gol bersarang ke gawang La Dea. Mereka menjadi tim dengan jumlah kebobolan terbanyak di empat besar Serie A hingga saat ini. Masih banyak tugas yang harus diselesaikan Gasperini.
Komposisi lini bertahan mereka masih tambal sulam, terutama karena Giorgio Scalvini cedera. Pemain seperti Isak Hien, Kolasinac, Djimsiti, dan Odilon Kossonou masih terus dibongkar pasang.
Berada di Atas Tim-Tim Besar
Mengapa Atalanta layak disebut tim mengerikan musim ini? Karena posisi mereka berada di atas para juggernaut. Betul bahwa klasemen fluktuatif. Tapi ayolah akui, posisi Atalanta masih di atas Juventus dan AC Milan di Serie A. Ayolah akui saja kalau Real Madrid masih sulit buat ngejar poin Atalanta di Liga Champions.
Real Madrid saja sulit apalagi Manchester City. Sekali-kali coba deh intip klasemen UCL. Atalanta itu berada sembilan tingkat di atas Manchester City. Ngerinya lagi, 12 peringkat di bawah La Dea adalah para mantan juara atau juara bertahan di liganya masing-masing.
Pemain Kunci
Di balik Atalanta yang kuat terdapat pemain yang hebat. Ada tokoh protagonis yang membuat tim ini mengerikan seperti materi filsafat semester tiga. Paling tidak ada tiga pemain kunci: Charles De Ketelaere, Mateo Retegui, dan Ademola Lookman.
Lookman masih menjadi striker yang tajam dan tanpa basa-basi di lini depan. Ia dianugerahi ciri khas pemain Afrika: cepat, tangkas, dan trengginas. Hal itu dibuktikan dengan misalnya, dua gol ke gawang Napoli. Tidak cuma itu, Lookman baru saja meraih gelar Pemain Terbaik Afrika tahun 2024.
Ademola Lookman immediately after winning the African Player of the Year 🇳🇬👑🏆 #CAFAwards2024 pic.twitter.com/DNYfD0d7MU
— LiveScore (@livescore) December 16, 2024
Lalu Charles De Ketelaere. Pemain pesakitan di AC Milan tapi begitu dahsyat di tangan Gasperini. Kecepatan adalah elemen fundamental yang ia miliki. Charles menonjol dari segi kreativitas dan kemampuan mencetak gol. Terakhir, Mateo Retegui.
Kalau ada daftar 10 keajaiban Serie A, Retegui layak masuk. Ia seperti Candi Roro Jonggrang. Retegui tiba-tiba muncul, mencetak gol, dan jadi top skor. Sederhana tapi Hojlund nggak bisa. Sejauh ini Retegui mengemas 12 gol di Serie A. Jumlah gol itu akan terus bertambah karena Atalanta, belum menghadapi Juventus.
Pandai Berinvestasi
Sebuah kredo semacam ini pasti pernah kamu dengar. “Tim yang punya banyak uang pasti akan menjadi tim mengerikan.” Benar apa tidak? Jelas tidak. Buktinya Manchester City nggak mengerikan tuh. PSG apalagi. Namun Atalanta, jelas mengerikan. Sebagai tim kecil, Atalanta tidak punya banyak uang.
Hanya saja, Antonio Percassi cerdik dalam mengelola finansial. Satu pembelian termahal Atalanta musim ini masih jauh lebih murah dari pemain paling murah di Starting XI Manchester City saat dihajar MU di Etihad. Ilkay Gundogan tentu tidak masuk karena dibeli gratis.
🚨✨ Atalanta president Antonio Percassi wins the Golden Boy Award as Best President 2024. pic.twitter.com/3BlvpDpL7I
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) November 27, 2024
Pembelian termahal, Retegui dan Charles pun memberi dampak positif. Sisanya, Atalanta secara cerdik memperoleh pemain seperti Nicolo Zaniolo dan Lazar Samardzic lewat peminjaman. Mereka juga mendapatkan Juan Cuadrado dan Rui Patricio gratis. Oh ya, kamu tahu siapa kiper Atalanta sekarang?
Dia adalah Marco Carnesecchi. Dari mana dia datang? Atalanta itu sendiri. Ia sudah berseragam La Dea sejak 2018 tapi baru diberi kesempatan tampil reguler. Apa kehebatannya? Kiper keempat dengan persentase save tertinggi di Serie A musim ini.
Sumber: BergamoNews, Assoanalisti, Tuttoatalanta, Atalantini, PikiranRakyat