Kesempatan biasanya tidak datang dua kali. Namun, hal tersebut tidak berlaku pada Carlo Ancelotti musim ini. Pelatih asal Italia itu terus mendapat kesempatan dari Real Madrid untuk memperbaiki performa tim. Manajemen klub bahkan rela bersabar untuk tidak memecatnya di pertengahan musim.
Laga melawan sang rival, Barcelona biasanya jadi kesempatan bagi Ancelotti untuk kembali memenangkan hati Madridista. Namun, sudah diberi kesempatan berkali-kali Madrid tetap saja gagal membawa pulang hasil positif. Untuk tahun 2025 saja, Ancelotti sudah diberi dua kali kesempatan, tapi semuanya gagal total.
Dan El Clasico yang akan diselenggarakan pada 11 Mei mendatang kabarnya akan jadi kesempatan terakhir bagi Don Carlo untuk membersihkan nama baik Los Blancos. Lantas, bagaimana cara Ancelotti untuk mensukseskan misi terakhirnya ini? Mungkinkah ini akan menjadi akhir yang buruk atau justru memberikan kenangan manis?
Daftar Isi
Last Dance
Laga antara Barcelona dan Real Madrid pertengahan 11 Mei nanti akan jadi El Clasico terakhir musim ini. Total, kedua tim telah bertemu sebanyak empat kali di semua kompetisi. Dua kali di La Liga, sekali di Piala Super Spanyol, dan sekali di Copa Del Rey. Dari tiga pertemuan sebelumnya, Madrid selalu sial. Mereka tak mampu meredam keganasan skuad asuhan Hansi Flick.
Tentu saja, itu artinya Barcelona jadi PR tersendiri bagi El Real. Sudah tiga kali mencoba, Madrid tak kunjung menemukan ramuan terbaik untuk mengalahkan sang rival. Dari tiga pertemuan itu, semuanya kalah dengan sangat menyakitkan. Pertama, dibantai 4-0 di putaran pertama. Kedua, kalah di final Piala Super Spanyol, ketiga ya kemarin, kalah lagi di final Copa Del Rey.
Selain jadi yang terakhir di musim ini, El Clasico pada 11 Mei mendatang kemungkinan besar juga akan menjadi yang terakhir bagi allenatore Real Madrid, Carlo Ancelotti. Ibarat membaca buku, mantan pelatih Everton itu sudah sampai di halaman terakhir. Ceritanya sudah mau habis dan buku baru sudah menanti untuk dibaca.
Ya, buku baru itu adalah Timnas Brazil. Menurut cuitan Fabrizio Romano, Federasi Sepakbola Brazil sudah mencapai kesepakatan personal dengan Ancelotti. Namun, keputusan di tangan Madrid. Apakah mereka mau melepas Don Carlo atau tidak. Nah, pertimbangan terakhirnya adalah hasil laga melawan Barcelona nanti.
Penebusan Dosa Ancelotti
Bukan cuma tekanan dari Real Madrid saja yang semakin tinggi, tekanan darah Carlo Ancelotti pun semakin tinggi jelang pertandingan terakhir melawan Barcelona. Ancelotti paham betul situasi yang sedang dialaminya. Oleh karena itu, sang pelatih tengah berpikir keras untuk bisa mengembalikan marwah Si Putih di hadapan publik Spanyol.
Di sisi lain, Carlo Ancelotti juga tak mau mengakhiri musim ini dengan selimut awan kelabu. Ancelotti ingin memberikan kesan positif di masa-masa akhirnya dengan Real Madrid. Dan laga melawan Barcelona adalah satu-satunya cara. Jika menang, maka itu akan jadi simbol permintaan maaf Ancelotti untuk manajemen dan fans.
Kabarnya, kemenangan atas Celta Vigo pekan lalu akan diubah Ancelotti menjadi suplemen penambah semangat bagi pasukannya. Pelatih asal Italia itu meminta anak asuhnya untuk berjuang lebih keras dari biasanya. Anggap ini adalah laga yang paling penting dari sebuah final Copa Del Rey. Karena ini akan menjadi laga penentuan gelar juara La Liga.
Upaya Mengejar Ketertinggalan
Tak berlebihan jika menyebut laga nanti sebagai penentuan gelar juara. Karena memang begitu adanya. Barcelona saat ini memang masih bercokol di puncak klasemen sementara Liga Spanyol. Namun, perolehan poinnya tidak terlalu jauh dari Real Madrid. Barca telah mengumpulkan 79 poin, sedangkan Madrid yang berada di urutan kedua bermodalkan 75 poin.
Kedua tim sama-sama telah memainkan 34 pertandingan. Jika pertemuan ini dimenangkan Real Madrid, maka ambisi Carlo Ancelotti untuk memangkas jarak poin dengan Barcelona pun tercapai. Dengan tambahan tiga poin, selisih poin Madrid dengan Barca cuma satu. Situasi ini akan membuat pertarungan gelar juara La Liga musim 2024/25 semakin seru.
Jika rencana ini terlaksana, kedua tim akan bertarung habis-habisan di tiga laga terakhir. Menurut jadwalnya, Barca masih harus menghadapi dua tim kuat, yakni Athletic Bilbao dan Villarreal. Keduanya merupakan tim penghuni zona Eropa. Jadi, mereka juga tak akan semudah itu menyerah pada Barca demi mengamankan posisinya di klasemen.
Jika terpeleset sekali saja, maka itu jadi celaka 13 bagi tim Catalan. Sebab, lawan Madrid selanjutnya cuma tim papan tengah. Mereka adalah Sevilla, Mallorca, dan Real Sociedad. Dengan rangkaian lawan seperti ini, anak asuh Carlo Ancelotti lebih dijagokan untuk menyapu bersih sisa laga yang ada.
Kondisi Real Madrid
Rencananya sih gitu, tapi bagaimana dengan kemungkinan keberhasilannya? Mari kita bedah. Yang pertama, dari kondisi skuad El Real. Ya, tak ada yang mudah untuk menuju roma. Boleh dibilang, musuh terbesar Madrid di laga ini bukanlah Barcelona, melainkan Madrid itu sendiri.
Selain harus memainkan laga tandang, Los Merengues kabarnya datang dengan kondisi skuad yang berantakan. Bagaimana bisa, sebuah raksasa Eropa tak memiliki pemain belakang berpengalaman? Cuma Madrid. Dengan kabar terbaru yang mengatakan Antonio Rudiger naik meja operasi dan David Alaba kembali mengalami cedera, praktis bek inti Madrid abis.
Dalam daftar pemain, hanya tersisa Raul Asencio dan Jesus Vallejo untuk posisi bek tengah. Tak sampai di situ saja, lini tengah Madrid pun mengalami krisis. Itu karena Eduardo Camavinga mengalami cedera. Namun, posisinya mungkin masih bisa digantikan oleh Dani Ceballos atau yang lain ya. Lah kalau bek? Wallahualam. Nggak usah Ancelotti, mimin pun ikutan bingung kalau situasinya begini.
Duh, Wasitnya
Kedalaman skuad yang menipis kan masalah internal nih? Lantas, apakah Madrid juga akan menghadapi masalah dari eksternal? Wo ya jelas. Barcelona kabarnya akan diuntungkan dengan pemilihan wasit. Rumor yang berhembus, La Liga telah memilih Alejandro Hernandez Hernandez sebagai pengadil lapangan.
Sebagai informasi tambahan saja, kalian tak salah dengar kok, namanya memang Hernandez kuadrat. Jika kita membuka buku catatan sepak terjangnya di La Liga, Hernandez beberapa kali memimpin pertandingan el clasico. Menariknya, di laga-laga yang ia pimpin, Hernandez kerap merugikan El Real.
Menurut Marca, hingga tahun 2021, Hernandez sudah mencatatkan sepuluh kesalahan pengambilan keputusan saat memimpin laga yang melibatkan Real Madrid. Kabarnya, kesalahan demi kesalahan yang dilakukan sang pengadil sudah dimulai sejak musim 2015/16.
Salah satu kesalahan paling terkenal dari Hernandez adalah pada musim 2017/18. Saat itu ia memimpin laga El Clasico. Dalam laga yang berjalan panas itu, ada momen panas antara Jordi Alba dan Luca Modric. Alba lolos dari hukuman kartu merah disaat terang-terangan mencekik Luka Modric. Jika pada akhirnya Hernandez Hernandez benar jadi wasit yang bertugas, maka fans Madrid musti was-was.
Pertaruhan dari Ancelotti
Melihat serangkaian masalah itu, Carlo Ancelotti butuh lebih sekedar keajaiban untuk memenangkan laga ini. Perubahan ekstrim pun kabarnya akan dilakukan demi meraih hasil maksimal. Carletto kabarnya akan mengkhianati sistem permainannya sendiri. Kemungkinan, ia akan meniadakan model tridente.
Jika merujuk pada kebiasaan, tridente di lini depan berisi Kylian Mbappe, Vini Jr dan Rodrygo. Lalu, dilengkapi dengan Jude Bellingham yang berada di belakang striker. Namun, karena Rodrygo diragukan tampil, maka formasinya agak sedikit diubah. Untuk gimana nantinya, Ancelotti belum mau memberikan bocoran.
Selain itu, Ancelotti juga kabarnya akan menjadikan Arda Guler sebagai senjata rahasia di laga ini. Performa apik di laga melawan Celta Vigo adalah bukti bahwa pemain asal Turki itu sudah bisa selaras dengan Kylian Mbappe dan Vinicius.
Misi Carlo Ancelotti saat ini cuma satu, yakni memenangkan El Clasico. Bagaimana caranya, itu bisa dipikir nanti. Yang pasti, momentum kekalahan Barca atas Inter Milan kemarin akan dimanfaatkan dengan baik. Mantan pelatih AC Milan itu paham betul, bahwa kemenangan di Estadi Olímpic Lluís Companys lah yang bisa menjaga asa Madrid meraih gelar tetap hidup.
____