Jalan Berliku Werder Bremen Pulang ke Bundesliga

spot_img

Pekan terakhir Bundesliga musim 2020/2021 menjadi laga hidup dan mati bagi Werder Bremen. Jika menang, mereka bertahan. Jika kalah, mereka terdegradasi. Bremen yang sangat butuh kemenangan akhirnya kandas dan turun kasta ke 2.Bundesliga untuk kedua kalinya dalam sejarah.

Bagai dejavu, di musim 2021/2022, Werder Bremen kembali melakoni laga hidup dan mati di pekan terakhir Liga 2 Jerman. Bedanya, kali ini Bremen dalam situasi yang lebih baik. Berada di peringkat 2, Bremen butuh kemenangan untuk memastikan tiket promosi langsung. Sementara jika kalah, mereka bisa terancam turun posisi dan harus melakoni laga play-off promosi-degradasi dengan tim peringkat 16 Bundesliga.

Tak ingin menyia-nyiakan peluang yang lebih besar, Werder Bremen tampil sesuai harapan. Di hadapan 41 ribu pendukungnya yang memadati Weserstadion, Bremen sukses mengandaskan perlawanan Jahn Regensburg dengan skor 2-0 berkat gol Niclas Füllkrug dan Marvin Ducksch.

Kemenangan krusial itu membuat Werder Bremen finish di peringkat kedua Liga 2 Jerman. 63 poin yang mereka kumpulkan aman dari kejaran klub rival. Bremen pun dipastikan kembali ke Bundesliga musim depan setelah hanya menghabiskan satu musim di Liga 2.

Prahara Werder Bremen di Awal Musim 2.Bundesliga

Akan tetapi, jalan yang ditempuh Werder Bremen untuk kembali pulang ke Bundesliga tidaklah mudah. Kondisi finansial Bremen memang tak sehancur Schalke. Namun, terdegradasi membuat Werder Bremen tak punya daya untuk mempertahankan beberapa pemain bintangnya.

Bek senior semacam Niklas Moisander dan Theodor Gebre Selassie yang habis kontrak memilih hengkang ke Malmo dan Slovan Liberec. Langkah tersebut kemudian diikuti oleh Ludwig Augustinsson yang memilih pergi ke Sevilla dan Kevin Möhwald yang memilih hengkang ke Union Berlin.

Ada pula Johannes Eggestein yang lebih memilih pindah ke Antwerp. Sementara sang kakak, Maximilian Eggestein lebih memilih menerima pinangan SC Freiburg. Begitu pula dengan Milot Rashica dan Josh Sargent yang dilepas ke Norwich City dan Yuya Osako yang memilih pulang ke Jepang setelah dipinang Vissel Kobe.

Kondisi tersebut jelas membuat tim berjuluk “Die Grün-Weißen” alias The Green-Whites itu pincang. Apalagi, krisis finansial juga membuat mereka musti berhemat dan berhati-hati dalam menggelontorkan uangnya.

Alhasil, meski Bremen berhasil mengantongi uang sebesar 33,55 juta euro dari hasil penjualan beberapa pemainnya, mereka tetap memilih menambal skuadnya dengan membeli pemain-pemain murah.

Nicolai Rapp dibeli dari Union Berlin dengan harga 250 ribu euro. Park Kyu-hyun dibeli dari Ulsan Hyundai dengan harga 200 ribu euro. Sementara Marvin Ducksch menjadi pembelian termahal setelah ditebus dari Hannover 96 dengan mahar 4 juta euro.

Selain ketiganya, Bremen juga mendatangkan 3 pemain baru lewat skema loan transfer. Mereka adalah Lars Lukas Mai dari Bayern Munich, Roger Assalé dari Dijon, dan Mitchell Weiser dari Bayer Leverkusen. Sementara itu, Anthony Jung didatangkan secara gratis dari Brøndby IF.

Beruntungnya, di tengah kondisi terpuruk tersebut, beberapa pemain andalan dan pemain senior Werder Bremen memilih setia. Mereka adalah Jiří Pavlenka, Leonardo Bittencourt, Niclas Füllkrug, Miloš Veljković, Marco Friedl dan sang kapten, Ömer Toprak.

Sayangnya, kombinasi pemain senior dan pemain baru tak langsung memberi dampak positif terhadap performa tim. Bagaikan mesin diesel, Werder Bremen terbilang telat panas, bahkan tampil angin-anginan di awal musim. Di bawah asuhan Markus Anfang, Bremen terus berkutat di papan tengah klasemen.

Kondisi tersebut kemudian diperparah dengan kasus hukum yang melibatkan Markus Anfang dan asistennya, Florian Junge. Departemen Kesehatan Bremen mengendus keduanya telah menggunakan dokumen sertifikat vaksin Covid-19 palsu untuk menghindari karantina.

Tuduhan tersebut dibantah Markus Anfang. Ia mengaku sudah vaksin dua kali di pusat vaksinasi resmi dan kemudian mendigitalkan sertifikat vaksinasinya di apotek. Kasus tersebut kemudian diselidiki oleh jaksa penuntut umum. Dua hari kemudian, Markus Anfang dan Florian Junge mengundurkan diri dari posisinya setelah mengaku mendapat “tekanan ekstrem” yang disebabkan oleh kasus yang menimpanya.

Belakangan, kasus tersebut terbukti benar. Markus Anfang akhirnya mengakui bahwa ia telah memalsukan sertifikat vaksin. Pengadilan olahraga DFB akhirnya menjatuhkan hukuman bagi Markus Anfang berupa larangan terlibat aktivitas sepak bola di Jerman selama setahun dan harus membayar denda sebesar 20 ribu euro. Sementara Florian Junge dihukum 10 bulan dan harus membayar denda 3 ribu euro.

Drama vaksinasi tersebut sempat mempengaruhi situasi di Weserstadion. Anfang mundur pada 20 November 2021 setelah hanya mampu membawa Werder Bremen meraih 5 kali kemenangan, 5 kali imbang, dan 4 kali kalah dalam 14 pertandingan.

Ole Werner Datang, Werder Bremen Promosi

Namun, di sisi lain mundurnya Markus Anfang ternyata menjadi berkah bagi skuad The Green-Whites. Sempat ditangani pelatih sementara, Bremen kemudian menunjuk mantan pelatih Holstein Kiel, Ole Werner sebagai pelatih anyarnya. Kala itu, Ole Werner datang saat Bremen berada di posisi ke-10 dengan koleksi 20 poin dalam 15 pertandingan.

Perubahan besar dilakukan Ole Werner. Lulusan Hennes-Weisweiler Academy yang baru berusia 34 tahun itu mengubah formasi Bremen yang tak menentu di era Markus Anfang menjadi 3-5-2 atau 3-3-2-2.

Sejatinya, pemilihan formasi tersebut menyimpang dari kebiasaan Ole Werner yang sebelumnya kerap memakai formasi menyerang 4-3-3 semasa menjadi pelatih Holstein Kiel. Namun, meski begitu, filosifinya tak berubah. Werner yang pernah mengalahkan Bayern Munich di ronde kedua DFB-Pokal musim lalu membuat Bremen bermain dengan taktik yang lebih menyerang.

Hasilnya fantastis! Tujuh kemenangan beruntun sukses ditorehkan Bremen di tujuh laga perdana Ole Werner. Dalam 10 pertandingan pertamanya, Werner juga sukses membuat Bremen meraih 9 kemenangan dan sekali imbang. Hasil tersebut membuat peringkat mereka melesat tinggi, dari tim peringkat 10 jadi pemuncak klasemen sementara Divisi 2 Liga Jerman.

Akan tetapi, perjalanan Werder Bremen bersama Ole Werner tak semulus itu. Satu kemenangan, tiga hasil imbang dan satu kekalahan dalam 5 pekan berikutnya membuat Si Hijau Putih turun ke peringkat kedua. Meski kemudian menang besar atas Schalke, Bremen secara mengejutkan menelan kekalahan 2-3 dari tamunya, Holstein Kiel di pekan ke-32.

Kondisi itu membuat Bremen tak aman di peringkat kedua. Bila kalah lagi, mereka bisa disalip para pesaingnya. Beruntung, dalam dua pertandingan terakhirnya, Ömer Toprak dan kolega berhasil menyapu bersih 2 laga sisa dengan kemenangan meyakinkan.

Werder Bremen pun berpesta di Weserstadion usai menang 2-0 atas Jahn Regensburg di pertandingan pamungkas 2.Bundesliga. Mereka berhasil memastikan satu tiket promosi usai menyegel posisi runner-up.

Keberhasilan Bremen jelas tak lepas dari andil krusial Ole Werner. Dalam 19 pertandingan memimpin Bremen, Werner berhasil meraih 43 poin atau 2,3 poin per pertandingan. Catatan tersebut jadi kunci mereka meraih satu tiket promosi ke Bundesliga.

Selain karena tuah dari Ole Werner. Pembelian Bremen di musim ini juga tepat. Striker anyar mereka, Marvin Ducksch sukses menorehkan 21 gol dan 9 asis dalam 33 pertandingan. Sementara gelandang pinjaman Mitchell Weiser solid di lini tengah dan menyumbang 2 gol dan 2 asis dalam 24 pertandingan.

Selain itu, para pemain senior Werder Bremen yang setia juga memegang peran vital dalam kesuksesan mereka promosi kembali ke Bundesliga. Di lini belakang, Jiří Pavlenka yang tampil 23 kali membantu Bremen mencatat 5 kali clean sheets dan membuat 67 penyelamatan.

Sementara di lini depan, Niclas Füllkrug yang jadi tandem Marvin Ducksch sukses mencetak 19 gol dan 6 asis. Duet keduanya bahkan jadi yang terbaik di Divisi 2 Liga Jerman. Jika digabung, Füllkrug dan Ducksch berhasil menyumbang 40 gol dari total 65 gol Bremen di musim ini.

Kini, PR bagi Werder Bremen adalah membawa performa gemilang itu ke Bundesliga musim depan. Para penggemar Bremen juga berharap tim kesayangannya bisa mengulang sejarah 41 tahun yang lalu.

Di musim 1980/1981, Werder Bremen menjalani musim pertamanya di divisi 2 Liga Jerman. Pada awalnya mereka juga terseok-seok di awal musim. Hingga akhirnya situasi berubah saat Otto Rehhagel datang sebagai penyelamat. Ia langsung membawa Bremen pulang kembali ke Bundesliga.

King Otto tak hanya membawa pulang Bremen ke Bundesliga. Ia juga mengubah Werder Bremen jadi tim yang disegani di Jerman, bahkan Eropa. Selama dilatih King Otto, Bremen meraih 2 trofi Bundesliga, 2 trofi DFB-Pokal, 3 trofi Piala Super Jerman, dan 1 trofi Piala Winners.

Sejarah itulah yang ingin diulang oleh para pendukung Werder Bremen bersama Ole Werner yang kebetulan punya kisah mirip dengan King Otto. Entah berhasil atau tidak, yang pasti Werder Bremen dan para pendukungnya tak ingin hanya sekadar promosi untuk mencoba bertahan di Bundesliga. Bagaimanapun juga, The Green-Whites punya nama besar sebagai juara 4 kali Liga Jerman.

Jadi, selamat datang kembali Werder Bremen!

https://youtu.be/MgE4l1Ck5t8
***
Sumber Referensi: Tagesschau, Bild, Transfermarkt, Bundesliga, Bundesliga, Atilganroyal.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru