Jairo Riedewald, Pemain Terlupakan Crystal Palace Itu Bela Timnas Indonesia?

spot_img

Waktu konferensi pers pengenalan pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert menyebut satu nama pemain diaspora. Dia adalah Jairo Riedewald. Mengutip laporan detikcom, Kluivert memang telah melakukan pendekatan ke sejumlah pemain keturunan. Dan khusus Jairo, Kluivert sedang melakukan komunikasi.

Jairo Riedewald sendiri telah masuk daftar pemain keturunan berikutnya yang bakal membela Timnas Indonesia. Dengan pernyataan Patrick Kluivert itu, terang sudah bahwa proses naturalisasi Jairo Riedewald sedang diproses. Jairo sendiri adalah bakat yang cukup menarik.

Ia dibimbing di Ajax, lalu pergi ke Crystal Palace. Sayangnya, di Crystal Palace nasibnya tidak mengenakan, dan akhirnya pergi ke Liga Belgia. Bagaimana kisah perjalanan karier Jairo, dari pemain terlupakan Crystal Palace sampai kini segera membela Timnas Indonesia?

Uji Coba Johan Cruyff

Jairo lahir di Haarlem, Belanda, 9 September 1996. Ia memiliki garis keturunan Indonesia dari sang ibu yang berasal dari Maluku. Jairo memulai karier dari Jong Ajax, bergabung pada 2013. Jairo datang ke akademi Ajax saat gonjang-ganjing dua aliran sepak bola terjadi.

Dua aliran itu melibatkan Louis Van Gaal dan Johan Cruyff. Bagi Van Gaal, klub adalah segalanya, tapi bagi Johan Cruyff individu tetap yang terpenting.

Rencana Cruyff yang menang. Filosofi dan visi Cruyff yang dipakai di akademi Ajax. Perkembangan individu menjadi yang utama di akademi Ajax, dan itu berlangsung sejak 2011. Nah, Jairo menjadi salah satu yang mengambil manfaat itu.

Karena berfokus pada kemampuan individu, segala hal diajarkan. Jairo menjadi semacam kelinci percobaan, di mana segala jenis keahlian diujicobakan padanya. Di akademi Ajax, Jairo bekerja dua kali lipat. Daripada berlatih empat kali seminggu, tim kepelatihan menambah porsi latihan Jairo menjadi sembilan kali seminggu.

Mereka melatih fisik dan kesadarannya untuk menguasai tubuh sendiri. Treatment-treatment khusus diberikan. Jairo disarankan untuk mencatat segala hal, memberi umpan balik, dan program akan disesuaikan dengan kebutuhannya. Jairo pun menjadi pemain yang cakap secara individu.

Wonderkid Ajax

Jairo dengan cepat menjelma jadi wonderkid Ajax. Saat dilatih Frank de Boer, Jairo dipercaya memperkuat tim senior. Bagi De Boer, Jairo adalah bakat istimewa yang berhasil ditelurkan Ajax. Kata De Boer, Jairo mengingatkannya pada Frank Rijkaard. “Dia bahkan lebih lincah,” kata De Boer.

Walaupun Jairo Riedewald punya kelemahan dari segi duel-duel udara. Tapi selebihnya, Jairo mengoleksi lengkap atribut seorang pemain. Secara fisik dia juga kuat. Marc Overmars, direktur sepak bola Ajax saat itu yakin, Jairo akan sukses bersama De Godenzonen.

Awal karier di Ajax Amsterdam, Jairo bermain sebagai bek. Ia menempati posisi bek tengah kiri saat Daley Blind pergi ke Manchester United. Dari segi gaya bermain, Jairo yang memiliki ketenangan mampu mengalirkan bola dengan baik. Ada satu momen bagus yang menandai penampilan terbaik Jairo di Ajax.

Pada 22 Desember 2013, tiga hari setelah penampilan perdananya di Piala Belanda, Jairo memberikan kontribusi spektakuler bagi Ajax di Eredivisie. Ceritanya, Ajax tertinggal 1-0 dari Roda JC. Pada 10 menit sebelum laga berakhir di waktu normal, Frank de Boer memasukkan Jairo. Tak disangka sang pemain bisa mencetak dua gol, termasuk satu gol penentu kemenangan di injury time.

Ia pun seketika dianggap sebagai wonderkid. Pada 2015, Jairo memperpanjang kontrak yang membuatnya bertahan di Ajax hingga 2018. Saat itu, Jairo bahkan hampir membela Timnas Belanda. Danny Blind, pelatih De Oranje saat itu, bahkan memasukkan namanya di daftar sementara skuad Belanda untuk menghadapi Islandia dan Turki di Kualifikasi EURO 2016.

Pergi ke Crystal Palace

Sejak di Ajax, Jairo telah menjadi anak didik Frank de Boer. Tak ayal ketika sang pelatih pergi ke Crystal Palace, Jairo diangkut. Kontrak Jairo masih tersisa setahun di Ajax, namun ia memilih hengkang ke Crystal Palace. Satu-satunya alasan kenapa dia meninggalkan klub yang mendidiknya selama ini adalah karena De Boer.

Meskipun ia juga tidak menampik kalau Liga Inggris adalah liga yang paling hebat dan indah. Jairo pergi ke Selhurst Park pada Juli 2017. Biaya transfernya dirahasiakan. Akan tetapi diyakini berada di kisaran 8 juta poundsterling atau Rp160 miliar kurs sekarang. Tapi waktu Frank de Boer di Crystal Palace hanya sebentar. Hasil buruk dalam lima laga membuatnya dipecat.

Crystal Palace lalu dilatih Roy Hodgson. Jairo masih bertahan. Namun, selama dilatih Hodgson di musim 2018/19, menit bermainnya berkurang. Jairo bahkan tidak diturunkan di Liga Primer Inggris musim itu. Tapi bukan berarti Hodgson tak percaya pada kemampuan Jairo. Pandangannya tetap sama. Bagi Hodgson, Jairo adalah seorang profesional sejati.

Ia mungkin frustrasi, tapi tidak pernah mengeluh. Musim berikutnya, kepercayaan Hodgson membesar. Sang pelatih memainkan Jairo, tapi posisinya tidak seperti yang diharapkan ketika masuk ke Crystal Palace. Singkatnya, alih-alih menjadi bek tengah dengan peran libero, oleh Hodgson ditaruh sebagai gelandang.

Dulu, Peter Bosz, pelatih yang menggantikan De Boer di Ajax juga percaya bahwa Jairo cocok untuk peran gelandang. Kemampuan Jairo dalam mengolah bola pun kian terlihat. Seiring waktu, menit bermainnya di Liga Inggris pun bertambah. Jairo setidaknya turun dalam 17 laga di Liga Inggris musim 2019/20 dan meningkat menjadi 33 laga di Liga Inggris pada musim berikutnya.

Kehancuran di Crystal Palace

Pada Februari 2021, Jairo memperpanjang kontrak di Crystal Palace. Namun pergantian pelatih dari Roy Hodgson ke Patrick Vieira membuat Jairo tersingkir. Selama The Eagles dilatih mantan pemain Arsenal itu, Jairo tak mendapat prospek yang bagus. Jairo memang sosok pemain cerdas dengan profil fisik yang bagus.

Ia mampu secara teknis dan tenang dalam menguasai bola. Namun posisi terbaiknya di Liga Inggris tidak jelas. Ia juga kurang memiliki intensitas. Ditambah menit bermainnya juga tidak banyak. Jairo sempat hendak dipinjamkan ke Paderborn pada musim panas 2019, namun gagal.

Jairo memilih terus berusaha jadi pilihan Vieira. Mantan pemain Timnas Prancis itu pun menaruh respek pada Jairo. Vieira memujinya karena berlatih tiap hari dengan sangat baik. Selain itu, Jairo juga dipuji karena rasa hormatnya pada staf pelatih. Namun usaha keras dan pujian dari pelatih tak selamanya membuat sang pemain diberi kesempatan.

Oleh Vieira, Jairo malah diturunkan ke tim muda yang berlaga di Premier League 2. Hal ini membuat hubungan Jairo dan Vieira merenggang. Mirisnya lagi, di Premier League 2 atau tim U-21 Crystal Palace pun, Jairo malah gagal meningkatkan ketajamannya. Ketika kontraknya habis pada 2024 lalu, Jairo pun tak diperpanjang oleh Crystal Palace.

Pergi ke Royal Antwerp

Berstatus bebas transfer di tahun 2024, Jairo Riedewald akhirnya merapat ke Royal Antwerp. Jairo datang ke Antwerp persis satu musim setelah tim itu meraih treble domestik kala dibesut Mark van Bommel. Dengan kata lain Jairo datang persis ketika Antwerp berganti pelatih ke Jonas De Roeck.

Ironisnya, ketika hijrah ke Liga Belgia, Jairo kembali jarang dimainkan. Bagaimana mau dimainkan, sang pemain justru menderita cedera hamstring yang cukup lama. Musim ini, hingga naskah ini ditulis, Jairo baru bermain dalam sembilan laga bersama Royal Antwerp di seluruh kompetisi.

Nah, saat Jairo masih berjuang mengambil tempat di Royal Antwerp, isu kedatangannya ke Timnas Indonesia kian menguat. Erick Thohir juga sudah membenarkan bahwa Jairo kini sedang dalam proses. Namun dari pihak Jairo sendiri belum memberikan pernyataan apapun.

Dari segi kualitas, Jairo yang versatile akan menjadi tambahan senjata yang bagus buat Indonesia. Namun yang jadi persoalan adalah riwayat cedera yang dimiliki Jairo. Riwayat cedera hamstring akan jadi PR bagi tenaga medis Timnas Indonesia, mengingat cedera ini suka kambuh tiba-tiba. Hal ini juga bisa menjadi bahan pertimbangan sebelum menaturalisasi Jairo Riedewald.

Sumber: TheAthletic, UEFA, SkySports, SuaraSurabaya, Detikcom

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru