Inter vs Atletico Madrid: Reuni Panas Diego Simeone dan Simone Inzaghi

spot_img

Pernah kan, merasakan kerinduan kepada seorang teman yang telah lama berpisah? Apalagi kerinduan itu disertai kenangan manis yang tak terlupakan. Itulah yang akan dialami Diego Simeone dan Simone Inzaghi.

Dua kawan lama yang kini akan segera dipertemukan kembali. Namun, reuni mereka tak hanya sekadar hahahihi nostalgia saja. Mereka akan bertemu kembali, namun dalam balutan persaingan panas di babak 16 besar Liga Champions.

Jarang Bertemu

Atletico Madrid akan dibawa Simeone ke markas yang sempat disinggahinya dulu Giuseppe Meazza. Ia akan menantang mantan klubnya Inter Milan yang kini diasuh oleh bestie-nya dulu, Simone Inzaghi. Duel kedua tim ini kalau dilacak secara head to head, ternyata jarang bertemu, lho.

Mereka baru bertemu dua kali saja selama ini. Dua pertemuan tersebut juga belum melibatkan langsung Simeone maupun Simone Inzaghi. Pertemuan pertama terjadi di Piala Super Eropa 2010. Pasca Nerazzurri perkasa dengan gelar treble winner-nya tahun 2010, mereka malah keok atas Atletico Madrid di Stade Louis Monaco. Inter yang waktu itu diasuh Rafael Benitez, menyerah 0-2 atas pasukan Quique Sanchez Flores.

Barulah pada pertemuan kedua, Simeone mulai terlibat sebagai pelatih Atletico. Namun sayang, di laga persahabatan International Champions Cup (ICC) yang dihelat Agustus 2018, Los Colchoneros takluk 0-1 atas Inter Milan asuhan Spalletti. Meski hanya laga uji coba, namun hasil itu jadi sebuah catatan bagi Simeone. Pelatih asal Argentina itu bahkan masih penasaran hingga sekarang, bagaimana caranya mengalahkan mantan klubnya itu?

Diego Simeone Pulang

Kini pelatih berjuluk El Cholo itu mendapatkan momennya. Atletico Madrid akan bertemu Inter Milan lagi untuk ketiga kalinya sepanjang sejarah. Rasa penasaran Simeone itu pun akan dibuktikan di laga ini.

Namun, laga leg pertama ini bukan perkara mudah bagi El Cholo. Selain harus kerja keras merumuskan strategi yang jitu, Simeone juga harus mengalahkan emosinya ketika kembali menginjakkan kakinya di Giuseppe Meazza. Ya, stadion itu penuh dengan kenangan bagi Simeone. Stadion itu pernah menjadi rumahnya sejak tahun 1997 hingga 1999.

Gelandang bertahan itu banyak tinggalkan prestasi bagi Nerazzurri. Simeone pernah membawa Inter jadi juara Piala UEFA tahun 1998. Bahkan salah satu gol La Beneamata dari Ivan Zamorano lahir berkat asisnya yang ciamik.

Ya, 25 tahun sudah El Cholo meninggalkan Giuseppe Meazza. Nostalgia ini juga terasa spesial baginya. Pasalnya yang akan ditemuinya di Giuseppe Meazza adalah skuat besutan teman lamanya.

Reuni Persahabatan Simeone dan Inzaghi

Simone Inzaghi bukan teman lama Simeone di Inter Milan. Mereka justru berkawan lama di Lazio. Mereka berseragam biru langit ala Biancoceleste pada periode 1999 hingga 2003. Pertama kali mereka bertemu bersama di Olimpico, Simeone sudah di usia matang 29 tahun. Sedangkan Inzaghi masih tergolong bintang muda yang masih berusia 23 tahun.

Keduanya bertemu di bawah gemblengan pelatih Swedia, Sven Goran Eriksson. Banyak kenangan indah dari pertemanan mereka. Termasuk menjadi bagian inti dari skuad The Dream Team Lazio musim 1999/00 yang meraih Scudetto.

Giuseppe Pancaro, mantan pemain Lazio yang pernah satu tim dengan keduanya mengatakan bahwa mereka adalah sosok pemain yang berkepribadian baik dan nggak neko-neko sejak dulu. Hubungan mereka saat menjadi pemain di Lazio dulu juga tak pernah buruk.

Simeone Bisa Curi Poin?

Namun, sebuah pertemanan akrab yang terjalin sejak lama itu akan diuji atas nama persaingan. Bagi kedua pelatih profesionalisme sebagai pelatih akan tetap dikedepankan. Apa artinya sebuah nostalgia, kalau nantinya hanya akan berakhir pilu bagi Simeone. El Cholo bagaimanapun harus memulai perjuangan panjangnya di Liga Champions musim ini dengan langkah pertama yakni mengandaskan mantan klubnya.

Bukan perkara yang mudah memang. Namun, Simeone harus bisa curi poin di Giuseppe Meazza untuk mempermudah jalan kelolosan ke babak berikutnya. Jika melihat track record Atletico di fase grup harusnya mereka yakin bisa mewujudkannya. Di fase grup mereka tak pernah kalah di laga tandang. 17 gol di fase grup juga seharusnya membuat Griezmann dan kawan-kawan pede curi poin di kandang Inter.

Jangan lupa, kekuatan pasukan Simeone musim ini justru terletak pada cara menyerangnya dari pada bertahannya. 42 gol telah dicetak hanya dari trio lini serang mereka yakni Griezmann, Depay, dan Morata. Ya, kekuatan inilah yang akan jadi ancaman bagi jala gawang Yann Sommer.

Inter Perkasa Namun Harus Waspada

Inter harus hati-hati terhadap ancaman tersebut. Simone Inzaghi harus meracik formula ampuh untuk membendung lini serang Atletico Madrid. Apalagi kalau nanti Simeone menggunakan skema serangan balik.

Namun, bagaimanapun pasukan Simone Inzaghi kini tengah pada level percaya diri yang tinggi karena masih perkasa di liga domestik. Itu menjadi modal berharga, ketimbang Atletico yang tak terlalu konsisten di La Liga. Akan tetapi, jangan anggap remeh begitu saja Atletico. Jika teledor dan jumawa terlalu berlebihan, siap-siap saja dihukum oleh pasukan Simeone.

Atletico bukan tim kacangan di Liga Champions. Mereka punya mental berbeda di ajang ini. Apalagi Inter di fase grup saja tak terlalu superior. Masa kalah saing dan hanya jadi runner up di bawah Real Sociedad? Sebagai finalis musim lalu bermain melawan klub seperti Benfica maupun Salzburg saja juga hanya bisa menang tipis.

Berbanding terbalik dengan Atletico. Permasalahan Inter di Liga Champions musim ini terletak pada seretnya lini serang mereka. Mereka suka irit gol. Hanya delapan gol yang dicetak Inter di fase grup.

Duel 3 Bek

Irit gol Inter selama ini tentu berkorelasi dengan konsep tiga bek mereka. Tiga bek inzaghi lebih mengutamakan keseimbangan pertahanan. Mereka akan rapat jika mode bertahan. Tiga bek mereka kokoh, serta jangan lupakan juga mereka punya kiper terbaik. Keberadaan Yann Sommer sangat mendukung format tiga bek Inzaghi. Tingkat penyelamatannya mencapai 90% di fase grup Liga Champions.

Menarik melihat format andalan Simone Inzaghi ini jika bertemu dengan taktik Diego Simeone. Ya, El Cholo ternyata juga punya formasi yang sama yakni tiga bek. Inilah yang patut untuk dinanti. Duel sesama pelatih penganut tiga bek.

Namun ada sedikit perbedaan antara pola tiga bek dari kedua pelatih itu. Simone Inzaghi lebih mempunyai pendekatan penguasaan bola, sedangkan Simeone dengan gaya pressing tingginya maupun serangan balik.

Sama-sama menggunakan dua wing back-nya untuk menyerang, namun Inzaghi lebih sering bermain kombinasi umpan dari kaki ke kaki. Sedangkan Simeone lebih sering melakukan crossing. Lihat saja gol-gol Atletico di musim ini, selalu dimulai dari sebuah upaya crossing.

Ya, sangat menarik melihat duel pelatih penganut tiga bek ini. Apalagi laga ini dibumbui dengan emosi nostalgia. Simeone boleh saja antusias ketika bisa pulang lagi ke rumahnya dulu. Namun, antusiasme itu seketika bisa dirusak oleh temannya sendiri.

Meski berteman akrab bagai kepompong, Simone Inzaghi tentu tak sudi sahabatnya itu dibiarkan tersenyum dengan nostalgianya. Ya, lepaskan dulu baju persahabatan di laga ini. Reuni yang beraroma panas ini akan segera tersaji. Lantas kalau menurut football lovers, siapa nih yang bakal unggul?

https://youtu.be/gFSQHzxuj2s

Sumber Referensi : aiscore, skysportcalcio, uefa.com, tribalfootball, uefa.com

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru