Inggris vs Italia: Adu Gengsi dan Ambisi di Final EURO 2020

spot_img

Euro 2020 akhirnya memasuki babak paling akhir. Setelah melewati semifinal yang panas, 2 tim paling kuat akan berjumpa di final, Senin (12/7) dini hari pukul 02:00 WIB. Seperti yang didambakan banyak pihak, Inggris dan Italia akan bentrok di final Euro 2020.

Baik Gli Azzurri dan The Three Lions sama-sama belum tersentuh kekalahan. Inggris sekali imbang dengan Skotlandia di babak grup, lalu selalu menang dari Jerman, Ukraina, dan Denmark. Sementara Italia mampu menyapu bersih babak grup dengan kemenangan. Di fase gugur, mereka melibas Austria, Belgia, dan menang adu penalti atas Spanyol.

Kedua tim juga sama-sama sudah mengoleksi 5 kemenangan. Namun, produktivitas gol berpihak kepada Italia. Pasukan Roberto Mancini telah mengemas 12 gol, sementara pasukan Gareth Southgate baru mengemas 10 gol.

Harry Kane jadi top skor Inggris dengan 4 golnya, mengungguli Raheem Sterling yang sudah mengemas 3 gol. Sementara Ciro Immobile jadi pengoleksi gol terbanyak Italia dengan 2 golnya, sama dengan jumlah gol Matteo Pessina, Manuel Locatelli, Federico Chiesa, dan Lorenzo Insigne.

Final Euro 2020: Adu Gengsi Pendukung Inggris dan Italia

Inggris versus Italia di final Euro 2020 bisa disebut final ideal. Keduanya merupakan rival dan rivalitas mereka di kancah dunia sudah berlangsung lama. Bukan hanya rivalitas antarpemain yang panas, tetapi juga rivalitas antarsuporter kedua tim.

Para pendukung Inggris kompak dengan seruan “football is coming home”. Belakangan, tepatnya usai laga semifinal, para pendukung Italia membalasnya dengan seruan “football is coming to rome”.

Rivalitas mereka di Euro 2020 memang sudah panas sejak awal turnamen. Pundit dari televisi Inggris banyak yang meremehkan Italia. Salah satunya Patrick Vieira. Ia bahkan terang-terangan meragukan kualitas Italia dan memprediksi Italia bakal tersingkir cepat.

Pernyataan itu diamini Gary Neville. Ia memang sangat vokal mengomentari timnas Italia. Neville bahkan menyebut kalau Italia akan kalah ketika bertemu tim kuat.

“Masalah terbesar untuk Italia, bisa jadi mereka belum teruji. Saya tahu mereka mendapat banyak pujian di awal turnamen dengan dua penampilan pertama mereka. Tetapi saya merasa begitu mereka mulai bermain melawan tim yang lebih baik, mereka tidak akan cukup,” kata Neville dikutip dari sportsjoe.ie.

Pendukung Italia tak terlalu menggubris komentar itu hingga akhirnya saat memastikan diri ke final, mereka balik menyerang Neville dan khususnya Vieira. Mereka mengejek habis Vieira menyusul tersingkirnya Prancis dari Euro 2020.

Adu Ambisi Inggris dan Italia di Final Euro 2020

Rivalitas antara Inggris dan Italia memang dapat dipahami. Sebab, keduanya juga dipercaya sebagai tempat asal suporter paling fanatik di dunia. Inggris dipercaya sebagai negara asal hooligans, sementara Italia dipercaya sebagai negara asal ultras.

Baik Italia dan Inggris merupakan kiblat sepak bola dunia. Italia jadi destinasi utama pemain terbaik dunia dan menyandang status liga terbaik hingga awal 2000an sebelum status itu berpindah ke Inggris dengan Premier League-nya.

Secara prestasi, Italia memang lebih mentereng. Mereka juara Piala Eropa sekali dan menjuarai Piala Dunia 4 kali. Sementara Inggris cuma merasakan final sekali di Piala Dunia 1966 dimana mereka keluar sebagai juaranya.

Sejarah prestasi itulah yang membedakan ambisi mereka di partai final nanti. Inggris mengincar juara Piala Eropa perdananya dan trofi internasional keduanya setelah 1966. Sementara Italia mengincar trofi Euro keduanya pasca gagal di final edisi 2000 dan 2012.

Dalam 2 kesempatan final terakhir mereka di Piala Eropa, Gli Azzurri selalu kandas meski telah tampil impresif. Namun, mereka bisa sedikit mengharap tuah dari rekor para tuan rumah Piala Eropa edisi terakhir.

Seperti yang kita ketahui, laga final akan digelar di Stadion Wembley, kandang timnas Inggris. Jadi, Inggris bisa dikategorikan sebagai tuan rumah Euro 2020. Sayang, rekor tuan rumah dalam edisi terakhir euro tak berpihak kepada Inggris. Di Euro 2004, tuan rumah Portugal kandas dari Yunani dan di Euro 2016 tuan rumah Prancis kalah dari Portugal.

Lalu, bagaimana prediksi lineup kedua tim di laga final nanti?

Di kubu Inggris, Raheem Sterling jadi sosok yg paling berbahaya. Pergerakannya yg mampu memecah pertahanan lawan dan caranya mendapat penalti di laga melawan Denmark perlu diwaspadai bek Italia. Sedikit kesalahan bisa berujung penalti.

Inggris diprediksi akan langsung menurunkan pemain terbaiknya. Gareth Southgate juga sudah terbukti cerdik memanfaatkan stok pemain mahal Inggris. Pickford jelas tak terganti sebagai kiper. Lalu Maguire dan Stones akan diapit Shaw dan Walker di kedua sisi pertahanan.

Duet Kalvin Phillips dan Declan Rice akan mengomandoi lini tengah. Kane sebagai ujung tombak. Sterling di sisi kiri sementara Saka di sisi kanan dengan Mason Mount sebagai playmakernya.

Kubu Italia juga diyakini tetap mempertahankan 11 terbaiknya. Di laga melawan Belgia dan Spanyol, Roberto Mancini juga terbukti mampu menjalankan taktik adaptif yang efektif.

Duet gaek Chiellini dan Bonucci akan diapit Di Lorenzo dan Emerson. Keempatnya akan jadi pengawal Gianluigi Donnarumma. Lini tengah Italia jadi milik trio Verrati, Jorginho, dan Barella. Sementara Chiesa, Immobile, dan Insigne jadi trisulanya.

Inggris sedikit diunggulkan. Seluruh pemainnya dikabarkan dalam kondisi fit. Sementara Italia kehilangan Leonardo Spinazzola yang mengalami cedera tendon achilles.

Pertarungan panas akan terjadi di berbagai lini. Lini tengah Italia sedikit unggul dengan adanya Jorginho yang sangat mengenal baik sepak bola Inggris. Gelandang Chelsea itu sudah mendistribusikan 400 bola dengan akurasi umpan 93%.

Meski punya Chiellini dan Bonucci, pertahanan Italia tidak benar-benar aman. Di sisi sayap, Inggris punya Luke Shaw yang sudah mengemas 3 asis. Namun, satu hal yang wajib diwasapadai dari Italia adalah permainan adaptif mereka. Italia mampu bermain high pressing atau menunggu di garis pertahanan untuk kemudian menyerang balik dengan cepat.

Sosok Barella yang kerap menambah target man perlu dijaga ketat Maguire dan Stones yang sudah bermain kokoh sejauh ini. Pergerakan Insigne dan Chiesa yang baik dalam membawa bola dan melepas sepakan jarak jauh sebisa mungkin harus dibendung..

Sementara untuk lini depan, Inggris bisa dibilang lebih unggul. Adanya Kane dan Sterling saja sudah sangat mengancam. Belum lagi pergerakan licin Bukayo Saka. Semisal Saka tak bermain, Grealish yang pandai mengatur tempo dan membawa bola juga kerap memberi perubahan positif.

Inggris memang bisa dibilang sedikit lebih diunggulkan. Bila merujuk pada memori tahun 2012, Inggris juga sangat difavoritkan. Di tahun itu, Chelsea jadi juara Liga Champions dan Man. City jadi juara Liga Inggris. Di tahun itu, Italia juga masuk final euro dan kalah 4-0.

Situasi mirip terjadi di tahun ini. Chelsea juara Liga Champions, begitu juga dengan Man. City yang menjuarai liga. Kebetulan, Italia juga lolos ke final Euro. Bila memakai cocoklogi, Inggris akan menjadi juara Euro 2020.

Namun, bagaimana dengan head to head sebenarnya dari kedua tim sejauh ini?

Sayangnya, head to head berpihak kepada Italia. Keduanya sudah bertemu 27 kali dengan Gli Azzurri menang 11 kali dan The Three Lions menang 8 kali. Kedua tim sudah bertemu 2 kali di Piala Eropa. Yang pertama terjadi di babak grup Euro 1980 di mana Italia menang tipis 1-0. Sementara pertemuan kedua terjadi di perempat final Euro 2012. Keduanya bermain 0-0 hingga babak extra time. Di babak adu penalti, Andrea Pirlo mencetak gol panenka dan mengantar Italia menang 4-2.

Meski Italia unggul head to head, tetapi Inggris memang lebih dijagokan untuk saat ini. Mereka bermain di Wembley, stadion mereka sendiri di depan puluhan ribu pendukungnya. Namun, satu-satunya masalah bagi Inggris adalah mental dan nafsu mereka.

Inggris dikejar mimpi juara setelah puluhan tahun puasa gelar. Mereka juga baru masuk final setelah 1966. Apalagi, meski Italia tak lolos ke Piala Dunia 2018, mereka kembali ditakuti di bawah asuhan Roberto Mancini usai tak terkalahkan dalam 33 laga terakhirnya. Italia juga lebih berpengalaman di partai final.

Jadi, apakah Inggris mampu menjuarai Euro 2020? Atau Italia yang akan membalas kekalahan di final Euro 2000 dan Euro 2012?

***
Sumber Referensi: UEFA 1, UEFA 2, SkySports, Bola, FootballItalia, BBC

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru