Indonesia vs China: Upaya Merebut Poin Penuh

spot_img

Semerbak kebahagiaan pencinta olahraga di tanah air masih terasa. Tim bulutangkis junior berhasil membawa pulang Piala Suhandinata setelah menumpas perlawanan China. Ya, China, pemegang supremasi bulu tangkis dan tuan rumah.

Kegemilangan itu, sekalipun mungkin tak dapat ditiru oleh kakak-kakaknya yang sudah nangkring di ranking BWF, akan menjadi pelecut semangat bagi Timnas Indonesia saat bertandang ke China. Biar publik Tiongkok menangis dua kali.

Namun, mampukah pasukan Shin Tae-yong memberi kebahagiaan ganda di China? Mari kita mengulasnya.

Menggugat Indonesia ke AFC

Setelah mendapat amunisi tambahan para diaspora, Indonesia jadi lawan yang mesti dihindari. Tim-tim di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 meyakini pasukan Shin Tae-yong adalah lawan yang sulit untuk ditundukkan.

Australia dan Arab Saudi sudah membuktikannya. Dan mungkin, ketika kamu menyaksikan video ini, nasib serupa juga dialami oleh Bahrain. China juga tampaknya ikut-ikutan keringat dingin menghadapi Indonesia.

Saking ketar-ketirnya, mereka sampai menyiapkan berbagai siasat agar Indonesia tak memetik poin di China. Teranyar, hampir bersamaan saat China dikalahkan Indonesia di final Piala Suhandinata, lini masa ramai berita tentang China yang akan melaporkan Indonesia ke AFC.

Pelaporan itu berkaitan dengan proses naturalisasi Eliano Reijnders dan Mees Hilgers. Mereka menganggap naturalisasi keduanya tidak sah. Salah satu yang dipermasalahkan adalah pengambilan sumpah WNI yang tidak dilakukan di Indonesia.

Memang, proses pengambilan sumpah WNI kedua pemain tersebut dilakukan di KBRI di Brussel, Belgia. Sementara pemain lain mengambil sumpah WNI di Kantor Kemenkumham Jakarta. Oleh karena itu, China sampai mengancam akan melaporkan Indonesia ke AFC. Apabila keduanya turun di laga melawan China, Indonesia konon bisa disanksi berupa kalah WO dari Tiongkok.

Tuduhan ini jelas tidak berdasar. Terlebih FIFA sudah menyatakan proses naturalisasi Eliano dan Mees sah. Kalau FIFA saja nggak rewel, kenapa China malah sewot? Erick Thohir juga sudah mengonfirmasi, bahwa pengambilan sumpah WNI tak memungkinkan di Indonesia karena kedua pemain sibuk berkarier di Belanda.

Memindahkan Venue ke Qingdao

Sebelum mencari ontran-ontran dengan menyeret AFC, Federasi Sepak Bola China (CFA) sudah lebih dulu mengakali agar Indonesia susah payah ketika datang ke China. Yakni memindahkan venue ke Qingdao. Selain akan menempuh jarak yang lebih jauh, cuaca di Qingdao terbilang dingin.

China memperkirakan para pemain Timnas Indonesia tidak cocok bermain di suhu dingin. Namun, yang mereka tak sadari adalah, sekarang Timnas Indonesia isinya para pemain yang berkarier di Eropa. Suhu dingin tentu bukan masalah. Demikian kata Arya Sinulingga.

Malahan, dengan memindahkan venue ke kota yang jaraknya satu jam lebih perjalanan naik pesawat dari Beijing itu, bisa jadi senjata makan tuan buat Timnas China sendiri. Ketika naskah ini dibuat, Timnas China malah tidak diizinkan untuk mencarter pesawat.

Selama ini Timnas China diberi fasilitas mewah, seperti koki dan pesawat carteran. Namun, performa mereka yang tak kunjung membaik memaksa CFA menarik izin sewa pesawat bagi timnasnya sendiri. Itu juga dilakukan karena desakan para penggemar.

Tentu ini merugikan. China akan menempuh perjalanan jauh ke Qingdao setelah pada tanggal 10 Oktober bertamu di Adelaide, Australia. Jika menggunakan penerbangan komersial, perjalanan dari Adelaide ke Qingdao memakan dua kali transit. Akan jadi perjalanan yang sangat melelahkan bagi Timnas China.

Persiapan Stadion

Terlepas dari itu, China serius menjamu Indonesia di Qingdao. Qingdao Youth Football Stadium telah disiapkan. Pertandingan antara klub lokal Qingdao Hainiu menghadapi Wuhan Three Towns, yang semula akan digelar di Qingdao Youth Football Stadium sampai dipindah ke Qingdao West Coast University City Stadium.

Venue pertandingan Indonesia vs China nanti memang salah satu stadion terbesar di Provinsi Shandong.  Kapasitasnya mencapai 50 ribu penonton. Selain itu, stadion ini termasuk stadion berstandar A FIFA.

Sayangnya, Timnas Indonesia kemungkinan akan bergelut dengan rumput yang menyebalkan di Qingdao Youth Football Stadium. Saat naskah ini ditulis, mengutip Kompas, setelah mengirim tim ke Qingdao, Sumardji mengatakan, kondisi rumput stadion ini kurang baik jelang kehadiran Timnas Indonesia.

Pemain Pilar China Absen

Selain akal bulus yang mungkin akan jadi bumerang bagi Timnas China sendiri, kondisi mereka jelang melawan Indonesia juga sedang koyak di sana-sini. Beberapa pemain pilar berpotensi absen menghadapi Indonesia. Paling tidak saat naskah ini ditulis, ada lebih dari dua pemain yang terancam absen.

Sang kapten, Wu Lei terpaksa tinggal di Shanghai untuk pemulihan cederanya. Ia absen di laga melawan Australia, namun kabarnya akan tetap dipaksa main menghadapi Indonesia. Alan Douglas Borges, pemain naturalisasi China juga diragukan tampil melawan Indonesia.

Selain dua nama itu, media Tiongkok, 163 juga mengabarkan bahwa pemain seperti Yang Zexiang dan Lin Liangming diragukan tampil karena cedera. Branko Ivankovic sedang puyeng mencari penggantinya. Apalagi Stephen Chow dari Team Shaolin dilarang main karena terlalu OP. 

Lemah, Tapi….

Boleh dibilang Timnas China sedang dalam kondisi lemah. Di samping cedera yang mendera, rumah tangga tim sedang tidak harmonis. Susutnya kepercayaan dari publik China turut melunturkan kepercayaan federasi terhadap tim asuhan Ivankovic.

Di kursi kepelatihan juga memanas, seiring dorongan agar Ivankovic mundur, makin keras. Di luar, orang meragukan, dari dalam, para staf sudah kehilangan respek pada Ivankovic. Salah satunya sang manajer, Zheng Zhi.

Perpecahan muncul usai sang pelatih tetap membawa Behram Abduweli di laga melawan Arab Saudi. Padahal Zheng sudah mencoret pemain dari etnis Uighur tersebut. Namun, Ivankovic membangkang. Hasil pembangkangan itu adalah kekalahan dari Arab Saudi.

Selain internal yang ombang-ambing, Timnas China juga terbilang tim ringkih. Di laga melawan Jepang kelemahan itu kelihatan. Selain lemah, para pemain juga seakan tak memiliki fighting spirit di laga tersebut.

Kendati begitu, Branko Ivankovic meyakini bahwa timnya akan meraih hasil positif di laga melawan Indonesia. Mengutip Sohu, ada beberapa strategi yang mungkin akan diterapkan Ivankovic. Salah satunya China akan coba mengontrol permainan dari lini tengah. Pemain seperti Jiang Shenglong, Abduweli, Xie Wenneng, dan Li Yuanyi akan dipaksa bekerja lebih keras.

Inisiatif Menyerang

Indonesia sendiri diprediksi bakal menekan sejak menit awal. Apalagi jika tidak ada masalah di laga melawan Bahrain, Indonesia akan tampil dengan kekuatan penuh. Adanya Eliano Reijnders, serangan bisa lebih cair. Belum lagi ada bek yang juga dapat mengancam pertahanan lawan seperti El Nyengir.

Selain itu, Tae-yong punya opsi juru gedor. Jika Rafael Struick mungkin akan menjadi penyerang palsu atau malah melebar, dan Ragnar Oratmangoen mampet, Malik Risaldi masih bisa menjadi ujung tombak. Menarik dinanti apakah bomber ganas di Liga 1 itu bisa mengonversi umpan cantik dari Calvin Verdonk, Eliano, hingga Thom Haye maupun Jay Idzes menjadi gol.

Hampir semua pemain yang dipanggil STY bisa bermain di segala posisi. Mungkin akan ada kejutan. Asnawi Mangkualam yang gacor parah di posisi gelandang di Port FC, bisa jadi juga akan diterapkan di timnas, mengingat posisi lamanya mungkin akan diisi Sandy Walsh.

Bicara Head to Head

Melihat kondisi sekarang, merebut poin penuh dari China seharusnya bukan perkara rumit. Namun, Indonesia tetap perlu mawas diri, karena dari 17 pertemuan menghadapi China, Indonesia cuma bisa menang tiga kali. The Dragons sudah 11 kali menang.

Selain itu, Branko Ivankovic bagai memedi bagi para pelatih asal Korea Selatan. Hampir semua pelatih dari Negeri Drakor yang berhadapan dengannya, tak mampu memetik kemenangan. Mulai dari Park Hang-seo, Park Sung-hwa, bahkan Shin Tae-yong.

Ya, saat membesut Oman, Ivankovic pernah mengatasi perlawanan Indonesia asuhan STY, pada tahun 2021 lalu. Satu-satunya pelatih asal Korsel yang belum pernah dikalahkan Branko Ivankovic adalah Kim Do-hoon, bekas pelatih interim Timnas Korea Selatan.

Akhirul kalam, mari berdoa agar hasil super positif diraih Timnas Indonesia. Ingat kata Bung Karno, “Jika kita punya keinginan kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu-membahu mewujudkannya.”

https://youtu.be/9i6GvTUURkM

Sumber: dzwww, Sohu, Bandao, 163, Donggiudi, Jawapos, TvOneNews, Bolasport, Kompas

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru