Bek Kiri Melimpah, Alasan Cerdas PSSI Naturalisasi Dean James

spot_img

Tiap kali ada nama baru yang diproses, netizen Tanah Air pun dibuat girang. Namun di lain sisi, ekspektasi netizen juga terkadang ikut patah bak ranting yang diinjak. Pasalnya, pemain keturunan yang resmi jadi WNI bukan berposisi striker seperti yang diharapkan. Melainkan kebanyakan pemain belakang yang beroperasi sebagai bek kiri.

Rakyat sepak bola Indonesia pun sampai heran, kenapa PSSI terus menaturalisasi pemain di sektor ini. Padahal sektor bek kiri sudah sangat melimpah. Terbaru ada nama Dean James yang proses naturalisasinya sudah rampung. Sebenarnya, apa sih keistimewaan penggawa Go Ahead Eagles ini?

Apakah Dean James benar-benar jadi pemain yang kelak akan dibutuhkan?

Ambisi besar Timnas Indonesia untuk mentas di Piala Dunia 2026 semakin menggebu-gebu. Hal ini bisa dilihat dari semakin banyak dan ngebutnya proses naturalisasi pemain keturunan.

Dari tiga wajah baru yang kini sudah ber-KTP Indonesia, nama Dean James yang paling membuat netizen berkerut dahi. Lantaran posisi sang pemain di Skuad Garuda sudah disesaki banyak nama. Sebut saja Shayne Pattynama, Nathan Tjoe-A-On, Pratama Arhan dan Calvin Verdonk. Bahkan ada Yance Sayuri yang kali ini nggak dipanggil oleh Patrick Kluivert.

Semua pemain ini merupakan bek kiri yang bisa dan terbukti sudah diandalkan. Kehadiran Dean James pun menimbulkan spekulasi khusus. Mungkin bakal beda cerita kalau di Skuad Garuda saat ini nggak ada sosok Calvin Verdonk. Pasalnya, bek kiri berdarah Aceh ini nggak pernah mengecewakan.

Setelah diberi debut oleh Shin Tae-yong, Verdonk selalu tampil 90 menit penuh. Netizen sampai menyebut pemain yang punya wajah mirip karakter Loopy ini bertenaga badak.

Energi meluap-luap Verdonk saat berjuang bersama Garuda ini pun digambarkan Thom Haye bagai robot yang punya 5 baterai.  Nah kini dengan adanya Dean James, posisi penggawa NEC Nijmegen nggak sepenuhnya aman.

Kehebatan Dean James

Timnas yang baik adalah timnas yang bersaing tapi nggak saling menjatuhkan. Dan sebelum Dean James dan Verdonk bersaing secara sehat di Timnas Indonesia, keduanya sudah saling berhadap-hadapan di Eredivisie Belanda. Bahkan pada pekan ke-15 Eredivisie, Dean James dan Verdonk sama-sama dimainkan sebagai bek kiri. Dua anak bangsa ini sama-sama bermain 90 menit full dan sama-sama mengantongi kartu kuning.

Baik Dean James dan Verdonk sama-sama tampil ciamik. Yang jadi pembeda adalah Dean James menyumbang satu gol penutup untuk pesta gol 5-0 atas klub Verdonk.

Bahkan di laga itu, Dean James disebut membuat Verdonk ngos-ngosan. Namun sayangnya, di laga terbaru antara Go Ahead Eagles vs NEJ Nijmegen, hanya Dean James yang unjuk kehebatan. Verdonk nggak jadi balas dendam atas kekalahan memalukan hari itu.

Di laga itu Verdonk harus absen lantaran akumulasi kartu kuning. Sementara itu, di laga pekan ke-25 Eredivisie ini Dean James kembali menggila dengan cetak satu gol ke gawang tim Verdonk. 

Dua pertemuan terakhir selalu mengungguli Verdonk membuat netizen pun auto menaruh perhatian lebih ke pemain berdarah Semarang ini. Apalagi belum lama ini, doi cetak gol di hari Minggu sebelum disumpah jadi WNI pada hari Selasa. Ibarat besok nikahan tapi masih sempat-sempatnya main PS dan seru-seruan bareng teman tongkrongan.

Alasan Sebenarnya  PSSI Naturalisasi Dean James

Performa gacor Dean James ini sekaligus memberi sinyal kepada Verdonk. Bahwa mulai saat ini, ada pesaing baru yang sangat siap untuk menggoyang tahta Verdonk dari singgasana bek kiri Timnas Indonesia.

Otomatis Verdonk pun bakal mati-matian untuk mempertahankan posisinya dengan terus meningkatkan performa. Karena hal ini jadi syarat mutlak kalau nggak mau cuma ikut latihan dan mendukung rekan dari bangku cadangan.

Namun di lain sisi, kehebatan Dean James ternyata nggak cuma terbatas di bek kiri. Pemain yang punya tato 4 tangkai mawar di tangan ini rupanya multi posisi. James disebut juga mahir saat ditugaskan jadi gelandang dan lincah ketika berada di sektor sayap penyerangan alias winger. Pendapat ini dikemukakan oleh Justinus Lhaksana.

Coach Justin bilang kalau sebenarnya Dean James merupakan winger yang disulap jadi wing back. Selain itu, si kaki kidal ini juga terkenal jago dalam urusan set-piece.

Dean James bisa  memecah kebuntuan dari situasi bola mati. Entah itu sepak pojok atau tendangan bebas. Beberapa gol dan assist yang ditorehkan oleh doi tercipta lewat skema ini.

Nah gaya versatile plus kemampuan set-piece inilah yang sebenarnya dibutuhkan oleh Timnas Indonesia. Itulah kenapa sejak era kepelatihan Shin Tae-yong, PSSI banyak mengincar banyak pemain keturunan serba bisa. Sesuatu yang tak dimiliki para pemain lokal yang notabene cenderung lebih spesialis pada satu posisi. 

Efisiensi dalam pemanggilan pemain juga jadi pertimbangan. Di turnamen  dengan kuota pemain terbatas, pelatih harus jeli memilih nama-nama final yang akan disetor untuk laga resmi. Ketimbang bergantung pada satu pemain spesialis posisi tertentu, memiliki pemain yang bisa bermain di beberapa posisi membuat skuad jadi lebih dinamis.

Selain itu juga memudahkan adaptasi formasi pelatih. Dengan pemain versatile, Patrick Kluivert yang diprediksi bakal main dengan skema 4-3-3 atau 4-3-2-1 bisa lebih mudah mengubah skema permainan tanpa melakukan banyak pergantian pemain.

Jika dibutuhkan, Dean James bisa ditempatkan sebagai gelandang bertahan dalam formasi double pivot untuk memperkuat pertahanan dan distribusi bola dari belakang. Dalam hal ini, kemampuan Dean James bukan kaleng-kaleng.  Fotmob mencatat, sang pemain sudah 48 kali menang duel perebutan bola.

Kemampuan intersep, block bola, dan recoveries Dean James diakui sebagai salah satu yang terbaik di Eredivisie. Soal umpan juga nggak perlu diragukan. Dean James punya akurasi umpan akurat mencapai 84,2 persen. Hal ini sangat berguna saat transisi dari bertahan ke menyerang. Lewat umpan akurat, proses serangan balik bakal lebih efektif.

Selain itu, Timnas Indonesia harus berjaga-jaga andai situasi buruk menimpa. Misalnya saja ada pemain inti yang cedera entah pada saat sesi latihan atau ketika laga yang alot berlangsung. Belum lagi masalah kebugaran.

Di sisa laga ronde ketiga, para punggawa Garuda harus bolak-balik dari Eropa ke Indonesia dan belum lagi ke Australia dan Jepang. Mengutip Skor.id rata-rata  pemain Indonesia di Eropa harus menempuh jarak lebih dari 11.000 km untuk terbang menuju Jakarta.  Waktu tempuh ini mencapai lebih dari 10 jam. Alhasil, kondisi jet lag bisa saja terjadi.

Hal ini pernah dialami Ragnar Oratmangoen dan Calvin Verdonk. Kehadiran Dean James bisa menjawab kebutuhan itu. Pemain yang baru 24 tahun itu punya kondisi fisik yang lebih prima. Selain itu, sejumlah pemain juga absen karena akumulasi kartu seperti Ragnar dan Justin Hubner. Dean James pun bisa mengisi pos winger yang ditinggalkan oleh Ragnar.

Dengan begitu, Verdonk tetap bisa mengawal sisi kiri sayap belakang Garuda. Kalaupun Verdonk kemudian juga terkena akumulasi kartu, karena dia sudah mengantongi satu kartu kuning, Kluivert tak perlu pusing karena James bisa mengisi posisi Verdonk. Posisi yang juga favorit pemain Go Ahead Eagles itu.

Menantikan Debut Dean James

Ketambahan Dean James pastinya nggak bakal disia-siakan oleh Patrick Kluivert. Melihat segenap atribut hebat yang dimiliki sang pemain, nggak ada alasan bagi Kluivert menunda debut sang pemain.

Drama Shin Tae-yong yang ogah mainkan Eliano Reijnders pasca dinaturalisasi tampaknya tak akan terulang.  Kluivert dinilai bakal lebih bijak lagi dalam memberi kesempatan pada amunisi baru.

Dengan begitu, hanya soal waktu saja kita bisa menyaksikan apakah Dean James akan debut di laga kontra Australia atau Bahrain. Yang tak kalah menarik, mari kita nantikan apakah Dean James akan main di sektor bek kiri, gelandang atau winger.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru