Nomor punggung tujuh atau sepuluh barangkali lebih memiliki makna mendalam di skuad Manchester United. Jika tujuh adalah nomor keramat karena beban dan ekspektasi yang melekat di nomor itu acap kali sulit dikendalikan, maka nomor 10 adalah nomor yang dihormati. Hanya pemain-pemain terpilih yang bisa memakai nomor ini.
Selain itu, United juga masih punya nomor punggung 9 yang tak kalah sakral dari kedua nomor itu. Musim 2024/25, nomor tersebut akan dikenakan oleh penyerang muda, Rasmus Hojlund. Tapi, Hojlund seharusnya tahu bahwa pemain-pemain sebelum dirinya yang pernah mengenakan nomor tersebut memiliki nasib yang beragam.
Bahkan, kebanyakan dari mereka gagal total saat diamanahi nomor punggung 9. Mau bukti?
Daftar Isi
Anthony Martial
Sebelum akhirnya nomor punggung sembilan diwariskan ke Rasmus Hojlund, Anthony Martial adalah pemain yang mengenakannya di Manchester United. Di awal kedatangannya ke Old Trafford pada musim 2015/16, Martial langsung dianugerahi nomor punggung tersebut. Dengan harganya yang mahal (60 juta euro) untuk ukuran pemain belasan tahun, banyak orang meragukan kapasitasnya.
Namun, Martial membalasnya dengan gaya. Dirinya bahkan memberikan kejutan dengan mencetak gol debut ke gawang Liverpool. Pemain berkebangsaan Prancis itu juga memenangkan penghargaan Golden Boy di akhir tahun 2015. Namun, setelah gelar itu, Martial seperti kehilangan magisnya.
Nomor sembilan sempat diambil paksa darinya saat Jose Mourinho menangani klub semusim kemudian. Martial dan Mourinho tidak pernah cocok. Performa Martial langsung mengalami kemunduran signifikan setelah itu. Cedera dan krisis kepercayaan diri jadi penyebabnya.
Martial bahkan sempat dijuluki “Duta Jalan Kaki” karena gaya bermainnya yang seakan sudah tidak ada semangat lagi. Ia hanya jogging tanpa mempresing lawan. Meski pada akhirnya meraih beberapa trofi, Martial hanya mencetak 90 gol dari 317 penampilan untuk Setan Merah.
Romelu Lukaku
Didatangkan dari Everton dengan harga yang sama sekali tak murah, Romelu Lukaku juga termasuk yang gagal menaklukan nomor punggung sembilan milik Manchester United. Lukaku memang mencetak 42 gol dari 92 penampilan di semua kompetisi untuk Setan Merah, tapi seharusnya ia bisa melakukan lebih dari itu.
Ditebus dengan bandrol 84 juta euro, Lukaku jadi pembelian termahal MU di musim 2017/18. Kendati demikian, dirinya kurang bisa memaksimalkan peluang. Jika dirinya berusaha lebih maksimal, mungkin akan lebih banyak gol yang lahir dari kaki dan kepalanya. Selain itu, Lukaku tidak bisa menjaga berat badannya saat di MU.
Tubuhnya terlihat sangat gemuk. Beda dengan dirinya saat bermain di Everton atau Inter Milan. Ditambah, ketidakcocokan permainan Lukaku dengan skema yang dimainkan pelatih menjadi alasan lain mengapa Lukaku tidak bersinar di Old Trafford. Penyerang asal Belgia itu hanya bertahan dua musim saja sebelum akhirnya pindah ke Inter Milan.
Radamel Falcao
Jauh sebelum Romelu Lukaku, nomor punggung sembilan pernah dipakai oleh talenta dari Kolombia, Radamel Falcao. Pemain yang sempat moncer bersama AS Monaco, FC Porto, dan Atletico Madrid itu gagal memenuhi ekspektasi saat datang ke Manchester. Falcao bahkan dinilai sebagai salah satu transfer gagal saat itu.
Datang pada tahun 2014 sebagai pemain pinjaman dari Monaco, Falcao kesulitan untuk menembus skuad utama. Baru pulih dari cedera lutut yang parah jadi alasan mengapa performa Falcao tidak semenarik saat berseragam Monaco atau Porto. Falcao pada akhirnya hanya semusim doang di MU.
Mencetak 4 gol dari 26 penampilan di Liga Inggris, Falcao sangat mengecewakan. United pun akhirnya lebih memilih untuk mengembalikannya ke Monaco ketimbang harus mempermanenkannya. Udah gagal di United, Falcao justru dipinjam lagi oleh Chelsea. Mengenakan nomor sembilan di Stamford Bridge, Falcao lagi-lagi gagal membuktikan diri di Liga Inggris. Ia hanya mencetak satu gol dari sepuluh pertandingan.
Zlatan Ibrahimovic
Jose Mourinho melucuti nomor punggung sembilan dari Anthony Martial untuk diberikan ke Zlatan Ibrahimovic awal musim 2016/17. Zlatan pula yang merenggut posisi utama Martial di lini depan Manchester United kala itu. Tapi, keputusan Mourinho terbilang memuaskan, mengingat mantan pemain AC Milan itu tampil gacor di lini depan.
Sebetulnya, secara jumlah gol masih biasa-biasa saja. Dirinya mencetak 27 gol di semua kompetisi musim 2016/17 termasuk dua gol di final Community Shield dan final Piala Liga. Yang istimewa adalah, dirinya melakukan itu di musim debutnya. Apalagi kala itu Ibra sudah berusia 34 tahun.
Zlatan adalah contoh pengguna nomor punggung sembilan yang tergolong cukup sukses. Dirinya membantu Manchester United meraih treble mini, yakni Community Shield, Piala Liga, dan Europa League di musim tersebut. Sayangnya, pemain yang hampir bergabung dengan Arsenal itu hanya mengenakan nomor tersebut selama satu musim saja. Di musim berikutnya ia memilih nomor sepuluh.
Dimitar Berbatov
Penyerang asal Bulgaria itu langsung jadi idola baru saat didatangkan dari Tottenham Hotspur pada tahun 2008. Sejak dari Spurs, Berba memang sudah mengenakan nomor punggung sembilan. Jadi, Sir Alex Ferguson tak segan untuk langsung memberikan nomor tersebut kepadanya.
Berbatov termasuk yang sukses mengenakan nomor punggung sembilan. Dirinya jadi bagian penting skuad Manchester United yang meraih banyak gelar. Setidaknya ada tujuh gelar termasuk dua gelar Liga Inggris yang berhasil disumbangkan olehnya. Namun, jika dilihat dari statistik, Berba sebetulnya tidak begitu istimewa.
Dari 149 pertandingan di semua kompetisi bersama Setan Merah, Berbatov hanya mencetak 56 gol dan 26 assist. Sementara di Spurs, dengan jumlah pertandingan yang lebih sedikit, yakni 102 pertandingan, Berbatov berhasil mendulang 46 gol dan 29 assist. Tapi, mau bagaimanapun dengan gaya bermainnya yang nyentrik, Berba jadi salah satu striker paling dicintai fans saat itu.
Andy Cole
Tanpa mengkerdilkan sosok Sir Bobby Charlton yang telah melegenda karena menggunakan nomor punggung sembilan di Manchester United, Andy Cole adalah pemakai nomor sembilan terbaik di era modern. 121 gol dalam 275 penampilan, meraih lima gelar Liga Inggris, dua Piala FA, dan satu Liga Champions jadi bukti bahwa Cole adalah pawang dari nomor punggung ini.
Di awal kedatangannya pada awal tahun 1995, Cole langsung membuktikan diri dengan mencetak 12 gol dari 18 pertandingan. Dirinya konsisten mencetak dua digit gol selama berseragam Manchester United. Performa puncaknya tercipta kala United mendatangkan Dwight Yorke pada 1998.
Keduanya membangun koneksi yang mematikan di lini depan. Bek-bek lawan dibuat merinding duluan ketika melihat line up Manchester United menampilkan nama Yorke dan Cole di depan. Cole yang bekerjasama dengan Yorke bahkan mampu mengantarkan Manchester United meraih treble yang bersejarah tahun 1999. Itu menjadikan United sebagai klub Inggris pertama yang meraih trofi Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions dalam satu musim.
Bagaimana dengan Hojlund?
Segitu dulu nama-nama besar yang pernah mengenakan nomor punggung sembilan di Manchester United. Di luar nama itu, sebetulnya masih banyak lagi. Ada Louis Saha, Brian McClair, Frank Stapleton. Bahkan, Eric Cantona pun pernah mengenakannya. Tapi ia merasa tak cocok dengan nomor tersebut. Dan akhirnya Cantona pun lebih dikenal dengan nomor punggung tujuhnya.
Lantas, bagaimana dengan Rasmus Hojlund? Dirinya adalah striker dengan sejuta potensi. Tapi, agaknya susah untuk menyamai pencapaian Sir Bobby Charlton atau Andy Cole. Sebagai fans Manchester United, kalian berdoa saja agar penyerang asal Denmark itu tidak berakhir seperti Anthony Martial atau bahkan, Radamel Falcao.
Sumber: Daily Mail, Mirror, GMS, Planet Football