Hari Kelam Santos Terdegrasi dari Liga Brazil

spot_img

Di alam kuburnya yang tenang, mendiang Pele dikejutkan dengan kabar buruk yang menimpa klub kesayangannya, Santos FC. Sejarah kelam tertulis di akhir tahun 2023 ketika Santos FC untuk pertama kalinya terdegradasi dari Liga Brazil. Pele pasti menangis mendengar kabar ini. Pasalnya klub yang ditinggalkannya ini sejak dulu sudah jadi salah satu klub besar yang bergelimang prestasi di sepakbola Brazil.

Kejayaan Santos Era Pele

Klub berjuluk Peixe yang berdiri sejak 1912 ini adalah klub yang sangat dihormati dan disegani di Brazil berkat kecakapannya menelurkan bintang muda berbakat. Tak heran jika para bakat muda yang dihasilkan oleh Akademi Santos juga menjadi tulang punggung bagi Timnas Brazil.

Tak hanya sebagai pencetak bakat muda potensial saja, Santos juga mampu meraih berbagai prestasi. Terutama di masa keemasan mereka pada tahun 60-an hingga 70-an. Aktornya siapa lagi kalau bukan sang maestro Pele dan pelatih yang terkenal saat itu, Lula.

Bisa dibilang trofi yang memenuhi lemari Santos diperoleh di era tersebut. Seperti 6 gelar Liga Brazil serta 2 gelar Copa Libertadores. Mereka bahkan sempat dicap sebagai simbol bagi lahirnya ciri khas sepakbola Brazil, jogo bonito.

Kesuksesan Santos Pasca Pele

Pasca era kejayaan bersama Pele, Santos masih setia merawat jati dirinya sebagai klub berprestasi yang identik mencetak pemain muda berbakat. Menjadi juara Liga Brazil lagi pada tahun 2002 dan 2004, lalu juara Copa Libertadores lagi di tahun 2011, serta raihan gelar Recopa Sudamericana di tahun 2012, telah jadi bukti bahwa mereka masih perkasa.

Pemain seperti Diego Ribas, Robinho, Elano, Ganso, hingga Neymar adalah beberapa pilar yang sempat memberikan gelar bagi Santos pasca Pele. Namun di saat mereka menikmati kesuksesan di era sepakbola modern seperti sekarang ini, mereka juga diselimuti akan masalah internal yang serius yakni hutang.

Hutang

Hutang tersebut datang dari pembiayaan yang terlampau tinggi untuk membangun infrastruktur di bidang akademi. Pasalnya mereka terus berinvestasi jor-joran untuk meningkatkan kualitas akademi mereka.

Akibat menumpuknya hutang tersebut, Santos sempat kewalahan soal pembayaran gaji pemain. Sehingga pemain-pemain berbakat mereka sempat terpaksa dilepas demi menutupi keuangan Santos.

Dampak kesulitan keuangan tersebut nyatanya perlahan berimbas pada penurunan prestasi. Sejak pilar pemain yang terakhir kali mengangkat trofi di tahun 2012 seperti Neymar, Felipe Anderson, maupun Ganso dilepas, Santos nyatanya hingga sekarang masih puasa gelar.

Masalah Kepemimpinan

Tak hanya puasa gelar, mereka juga mempunyai masalah internal mengenai pergantian presiden klub. Setiap presiden klub berganti, mereka malah meninggalkan hutang baru lagi. Dari Presiden Odilio Rodrigues tahun 2014, Modesto Roma Junior tahun 2015, lalu Jose Carlos Peres pada tahun 2018.

Nah di era Presiden Jose Carlos Peres, pola penyimpangan busuk mulai terendus. Peres dianggap menggelapkan rekening klub untuk keperluan perusahaannya. Akibatnya, Jose Carlos Peres kemudian resmi dimakzulkan pada tahun 2020. Posisinya sementara digantikan wakilnya, Orlando Rollo.

Sampai terpilihlah presiden Santos yang sekarang, Andres Rueda pada awal tahun 2021. Rueda ini akan memimpin Santos hingga akhir tahun 2023. Ia terpilih setelah dianggap transparan dan jauh dari penyimpangan keuangan klub. Rueda sempat berkata bahwa sampai masa jabatannya habis akhir 2023, ia akan membawa Santos lebih baik dari saat ia terpilih.

Gonta Ganti Pelatih Dan Tak Mampu Beli Pemain Bagus

Gejolak internal memang sudah teratasi dengan datangnya Rueda, namun gejolak di dalam lapangan masih dialami Santos. Performa Santos inkonsisten sebab adanya larangan transfer pada tahun 2021 dari FIFA. Larangan tersebut adalah sanksi akibat permasalahan hutang di masa presiden sebelumnya.

Akibatnya pada masa awal kepemimpinan Rueda, Santos hanya mengandalkan para pemain muda dari akademi. Di sisi lain, Santos di tahun yang sama juga bergonta-ganti pelatih sampai tiga kali. Hal itu dikarenakan mereka terus mendapatkan hasil buruk. Namun untungnya mereka masih finis di posisi 10 Liga Brazil.

Gonta-ganti pelatih di era Rueda ternyata tak berhenti di satu musim saja. Musim 2022 kembali terjadi. Bahkan sampai empat kali pergantian pelatih dalam satu musim. Pola seperti ini menurut Atribuna menandakan bahwa Presiden Rueda gagal dalam memanajemen soal penunjukan pelatih. Rueda dikatakan selalu kalah terhadap desakan para fans yang menginginkan Santos selalu menang dan berada di papan atas.

Santos Musim 2023

Sampailah pada musim bersejarah 2023. Pola Santos masih sama di bawah Rueda, yakni gonta-ganti pelatih. Meski sudah bisa beroperasi di bursa transfer, mereka tetap saja kekurangan talenta yang menonjol di klub. Padahal mereka sempat untung besar ketika melepas Angelo dan Deivid Washington ke Chelsea dengan harga mahal.

Tapi mereka malah membeli pemain uzur macam Tomas Rincon maupun Julio Furch. Andalan Santos musim ini mungkin hanya Marcos Leonardo, permata muda sekaligus top skor Santos musim ini yang diincar Real Madrid.

Dengan racikan pelatih caretaker keempat musim ini Marcelo Fernandes, Santos tak kunjung bangkit. Mereka lama terseok di papan bawah klasemen Liga Brazil. Tak seperti musim-musim sebelumnya yang selamat, musim 2023 ini benar-benar menjadi mimpi buruk bagi klub berjuluk Peixe itu.

Degradasi

Diharapkan bisa menang di laga pekan terakhir Liga Brazil melawan Fortaleza, namun apalah daya Santos takluk di hadapan ribuan pendukungnya sendiri di Estadio Urbano Caldeira 1-2.

Hasil tersebut membuat seluruh publik Santos menangis karena harus menerima kenyataan pahitnya terdegradasi. Santos harus puas mengakhiri musim ini dengan finis di peringkat ke-17 dengan torehan 43 poin dari 38 laga. Santos musim ini menelan 17 kali kekalahan, 11 kali menang, dan 10 kali seri. Mereka sebenarnya cuma selisih tipis satu poin saja dari peringkat ke-16 Bahia yang selamat dari jeratan degradasi.

Apa boleh buat klub kecintaan Pele itu kini harus lengser untuk pertama kalinya dari Liga Brazil sejak klub itu didirikan tahun 1912. Setelah 111 tahun lamanya, akhirnya publik Santos harus menerima pil pahit degradasi berkat akumulasi dosa masa lalu mereka sendiri.

Reaksi Santos Terdegradasi

Tak khayal ini jadi sebuah fenomena sejarah yang menghebohkan kancah persepakbolaan Brazil bahkan dunia. Fenomena tersebut tak luput dari tanggapan para pesepakbola terkhusus mantan pemain Santos seperti Neymar Junior.

Neymar yang sedang membela Al-Hilal tak lupa mengirimkan pesan menyentuh kepada klub masa lalunya itu di akun twitternya. Neymar menulis caption “Santos Sempre Santos” yang berarti “Santos Tetaplah Santos”.

Tak hanya reaksi Neymar, reaksi dari fans Santos juga patut dicatat. Bukan lagi berbentuk ucapan, namun berbentuk aksi huru-hara. Aksi tersebut dilakukan para fans pasca laga melawan Fortaleza usai, Rabu 6 Desember 2023.

Para fans mengamuk, mereka membakar bus dan mobil di jalanan. Bahkan kabarnya menurut laporan Marca, sebuah mobil milik striker Santos, Stiven Mendoza ikut dibakar. Akibatnya suasana ketika itu sempat mencekam. Aparat terpaksa memukul mundur para fans yang mengamuk tersebut dengan gas air mata.

Well, akhir yang mengenaskan bagi Santos. Terdegradasinya mereka menyisakan luka sekaligus amarah yang timbul dari publiknya sendiri. Semoga saja peristiwa ini hanya sekali dan mereka bisa bangkit lagi musim depan. Ya, semoga bisa tersenyum lagi Santos.

Santos FC akhirnya terdegradasi untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub berdiri tahun 1912. Lalu apa faktornya, dan bagaimana kisahnya?

Sumber Referensi : ge.globo, marca, transfermarkt, thesun, atribuna, santosfc

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru