Setiap pesepakbola pasti punya mimpi untuk membela tim nasional mereka di ajang internasional. Tak terkecuali, Deniz Undav. Striker yang namanya tengah jadi omongan di Jerman itu pernah berkata.
“Impian saya adalah bermain di Kejuaraan Eropa. Mungkin saya akan mendapat kesempatan bermain untuk Jerman. Itu akan menjadi impian saya.”
Kini, mimpi tersebut tampaknya akan segera terwujud. Pelatih timnas Jerman, Julian Nagelsmann dikabarkan telah mempertimbangkan untuk memanggil Deniz Undav di jeda internasional Maret 2024. Nagelsmann bahkan dilaporkan telah melakukan kontak dengan striker berusia 27 tahun tersebut.
Kabar menggembirakan itu bisa terjadi gara-gara penampilan impresif yang Deniz Undav tampilkan bersama Stuttgart musim ini. Sebuah performa apik yang tidak disangka-sangka dari seorang striker yang pada awalnya hanya diplot sebagai pemain cadangan.
Berbicara soal Deniz Undav, maka kita tengah membicarakan Jamie Vardy versi Jerman. Jalan hidup Deniz Undav memang agak mirip dengan Jamie Vardy. Undav juga harus mengawali kariernya dengan penolakan pahit, nyambi bekerja untuk menyambung hidup, memulai karier dari divisi bawah, dan terlambat mekar alias “late bloomer”.
Daftar Isi
Dibuang Werder Bremen Karena Dianggap Terlalu Kecil
Deniz Undav lahir pada 19 Juli 1996 di kota Varel, distrik Friesland, di negara bagian Lower Saxony. Undav hanya numpang lahir di sana. Ia dan keluarganya tinggal di kota Achim yang masih berada di negara bagian Lower Saxony. Di kota inilah karier sepak bola Deniz Undav berawal.
Setelah 5 tahun menimba ilmu di tim muda TSV Achim, Undav bergabung dengan akademi Werder Bremen pada tahun 2007. Undav kemudian menghabiskan waktunya di sana selama 5 tahun. Sayangnya, waktunya di Bremen berakhir menyakitkan.
Saat Undav berusia 14 tahun, dirinya mendapat kabar yang menghancurkan hati kecilnya. Pihak Bremen berkata kepadanya bahwa ia tak punya masa depan di Bremen. Alasannya, Undav dianggap terlalu kecil. Ia akhirnya dilepas secara cuma-cuma di tahun 2012.
“Itu sangat menyakitkan. Saya butuh beberapa hari untuk bisa menerima hal tersebut, tetapi kemudian saya hanya melihat ke depan.”
Setelah itu, Deniz Undav ditampung oleh klub tetangga, SC Weyhe yang bermain di divisi 2 Jerman U-19. Di klub inilah bakatnya diselamatkan oleh Matthias Limbach, seorang direktur teknik dari TSV Havelse. Saat itu, Limbach melihat Undav sebagai seorang anak yang kecil, gemuk, dan malas bergerak. Namun, ia mencium ada bakat yang terpendam.
Diselamatkan Havelse dan Nyambi Jadi Buruh Pabrik
Havelse sendiri adalah klub semi-profesional dari Hannover yang bermain di divisi 4 Liga Jerman. Mereka adalah klub yang biasa menampung para pemain yang terbuang dari akademi klub-klub besar di Jerman.
Akan tetapi, tidak mudah bagi Limbach untuk memboyong Deniz Undav ke Havelse. Problemnya, Undav tinggal 100 km dari Hannover dan kedua orang tuanya tidak yakin untuk mengizinkan putranya merantau secepat itu. Problem berikutnya, Undav belum menyelesaikan sekolahnya. Sama seperti di Indonesia, Jerman juga menerapkan wajib belajar 12 tahun.
Akhirnya, setelah dijamin dengan beasiswa pendidikan dan dicarikan apartemen yang dekat dengan tempat latihan dan sekolah, Deniz Undav hijrah ke TSV Havelse di tahun 2014. Namun, hidupnya di sana tidaklah berjalan mulus.
Havelse adalah klub yang berfokus untuk memberi kesempatan kedua bagi pemain buangan. Tapi, mereka hanyalah klub kecil di divisi bawah yang hanya bisa memberi gaji kecil kepada pemainnya.
Perbulan, Deniz Undav hanya digaji €260 saja. Apabila masuk starting eleven dan menang, ia mendapat bonus €120 dan €60 untuk hasil imbang. Namun, apabila hanya duduk di bangku cadangan, ia hanya mendapat setengah dari bonus yang telah ditentukan tersebut.
Matthias Limbach berkata, para pemainnya harus punya dukungan finansial yang kuat dari keluarganya hanya untuk menutupi biaya hidup. Oleh karena itu, persis seperti apa yang dilakukan Vardy di awal kariernya, Deniz Undav memutuskan untuk bekerja paruh waktu sebagai operator mesin di sebuah pabrik untuk menambah gajinya.
Setiap harinya, ia harus bangun pukul 4 pagi dan baru pulang pukul 8 malam setelah selesai latihan. Hal tersebut menjadi rutinitas Deniz Undav selama membela TSV Havelse. Namun, jangan salah sangka. Undav tidak suka latihan. Rekan setim dan pelatihnya semasa di Havelse memaklumi hal tersebut, sebab Undav selalu menjadi pemain yang berbeda ketika di pertandingan.
Kesempatan kedua yang diberikan Havelse dimanfaatkan dengan manis oleh Deniz Undav. Di musim keduanya, ia menjadi pemain reguler dan sukses menyarangkan 16 gol dan 4 asis di Regionalliga atau divisi 4 Liga Jerman. Di musim ketiganya, kontribusinya bertambah menjadi 21 gol dan 11 asis.
Faktanya, Deniz Undav pada awalnya adalah seorang gelandang. Namun, oleh Stefan Gehrke, pelatih Havelse kala itu, Undav yang ternyata punya naluri mencetak gol dipromosikan menjadi penyerang. Catatan gol dan asisnya di musim kedua dan ketiga adalah bayarannya.
Direkrut Union SG dan Debut di Level Profesional
Setelah 3 musim membela Havelse, Undav pindah ke klub divisi 4 lainnya, Eintracht Braunschweig II. Hanya semusim di sana, Undav kemudian direkrut klub divisi 3 Liga Jerman, SV Meppen di musim panas 2018 dan diberi kontrak berdurasi 2 musim.
Singkat cerita, Undav sukses mencetak 17 gol dan 13 asis di musim keduanya. Prestasi itulah yang membuatnya diboyong klub divisi 2 Liga Belgia, Union SG di musim panas 2020. Dari keterangan Matthias Limbach kepada The Athletic, Union SG ternyata sudah memantau Deniz Undav sejak membela Havelse.
Singkat cerita, dengan sumbangan 17 gol dan 5 asisnya, Undav langsung berhasil mengantar Union SG meraih tiket promosi bersejarah ke Liga Pro Belgia dengan status juara divisi 2. Hasil tersebut tak hanya berarti trofi perdana dalam karier Deniz Undav, tetapi juga bakal menandai musim pertamanya berkarier di level profesional.
Tak disangka, Deniz Undav yang baru pertama kali bermain di kasta teratas langsung tampil impresif. Ia berhasil menyarangkan 25 gol untuk mengklaim status top skor dan pemain terbaik Liga Belgia.
Sayangnya, di musim tersebut, Union SG yang sudah memimpin di musim reguler, kandas di babak play-off dan gagal menjadi juara. Andai berhasil membawa Union SG menjadi jawara Liga Belgia di musim pertamanya di kasta teratas, kisah Deniz Undav bakal makin mirip dengan Jamie Vardy yang berhasil mengantar Leicester City menjadi jawara Premier League.
Tersingkir dari Brighton, Bangkit Bersama Stuttgart
Namun, performa apiknya bersama Union SG sudah cukup untuk membuat Deniz Undav pindah ke Brighton & Hove Albion di musim panas 2022. Undav sejatinya sudah ditebus seharga €7 juta oleh Brighton di bulan Januari 2022 dan dikontrak hingga Juni 2026. Namun, oleh Brighton, Undav dipinjamkan kembali ke Union SG yang sama-sama dimiliki oleh Tony Bloom agar bisa mengakhiri musim di Belgia.
Sayangnya, awal karier Deniz Undav di Premier League tak berjalan baik. Sepanjang musim 2022/2023, ia hanya mampu mencetak 5 gol dari 22 penampilannya di Premier League.
Jika menilik menit bermainnya yang cuma 617 menit, tapi mampu menghasilkan 5 gol, rasio gol Deniz Undav sebenarnya jadi yang terbaik di Brighton. Namun, ia tetap tersingkir dari skuad Roberto De Zerbi musim ini.
Akhirnya, pada bursa trasnsfer musim panas 2023, Deniz Undav kembali ke Jerman setelah dipinjamkan ke VfB Stuttgart selama semusim penuh. Stuttgart membayar €700 ribu kepada Brighton dan konon kabarnya Brighton memberi opsi tebus di akhir musim seharga €12 juta.
Di Stuttgart, Undav pada awalnya hanya diproyeksikan sebagai back-up Serhou Guirassy. Rencana tersebut tampak menjadi kenyataan saat dirinya harus absen di 3 pertandingan awal Bundesliga akibat cedera ligamen lutut. Di saat bersamaan, Guirassy menjadi sensasi di Bundesliga musim ini dengan torehan 10 gol hanya dalam 5 pertandingan.
Gemilangnya performa Guirassy membuat Undav harus rela menunggu hingga laga akan segera berakhir untuk dapat bermain sebagai pemain pengganti. Namun, dengan menit bermain yang minim, lagi-lagi Undav mampu memanfaatkannya dengan efisien.
Hingga pekan ke-8 Bundesliga, Undav mampu menghasilkan 3 gol hanya dalam 133 menit bermainnya. Kesempatan besar pun ia dapat ketika Guirassy harus absen karena cedera hamstring. Di momen inilah kebangkitan Deniz Undav terjadi.
Kekosongan Guirassy mampu ditutup oleh Deniz Undav. Dari pekan 9 hingga 12, ia menjadi starter dan menghasilkan 4 gol dan 1 asis. Undav dan Guirassy yang sama-sama sedang on fire akhirnya dimainkan secara bersamaan di laga pekan 13 kontra Werder Bremen. Hasilnya, Stuttgart menang 2-0 berkat sumbangan gol Deniz Undav dan Serhou Guirassy.
Gol tersebut tentu sangat berkesan bagi Deniz Undav yang sebelum pertandingan begitu termotivasi. Pasalnya, Werder Bremen adalah klub yang dulu pernah membuangnya.
“Saya senang dengan setiap gol. Tetapi Werder adalah klub yang mendepak saya dari akademi, dan untuk berdiri di sini sekarang setelah mencetak gol ke gawang mereka – tentu saja, itu lebih memuaskan dari biasanya.”
Gol ke gawang Werder Bremen adalah gol kedelapan Deniz Undav di Bundesliga musim ini. Tanpa terasa, ia sudah duduk di tangga kelima daftar top skor Bundesliga, di bawah Harry Kane, Serhou Guirassy, Lois Openda, dan Jonas Wind.
Pembedanya adalah menit bermain yang dicatat Deniz Undav. Ia baru 10 kali bermain di Bundesliga dan total baru mengemas 542 menit bermain, tetapi ia sudah mampu menghasilkan 8 gol. Artinya, Undav bisa menghasilkan 1 gol di tiap 68 menit penampilannya. Sungguh sebuah performa yang sangat efisien.
Tak hanya itu, 8 gol yang disarangkan Undav di Bundesliga musim ini juga berasal dari anggota tubuh yang berbeda. 3 gol dari kaki kanan, 2 gol dari kaki kiri, dan 3 gol dari sundulan kepala. Semua gol tersebut juga tercipta di open play dan seluruhnya terjadi di dalam kotak penalti lawan. Striker bertinggi badan 179 cm itu tak hanya serba bisa, tetapi juga predator sejati di dalam kotak penalti.
Deniz Undav Mantap Pilih Timnas Jerman!
Kini, performa apiknya di Bundesliga tak hanya membantu Stuttgart bertengger di posisi ketiga, tetapi juga membuatnya dilirik Julian Nagelsmann. Namun, Jerman dan Nagelsmann harus cepat. Pasalnya, Deniz Undaz juga tengah digoda oleh timnas Turki. Garis keluarga menjadikan Undav juga bisa berseragam Turki di Euro 2024.
Meski lahir dan besar di Jerman, Undav adalah keturunan Kurdi. Keluarga besarnya berasal dari kota Viranşehir di Provinsi Şanlıurfa, Turki.
Untungnya, pada 7 Desember kemarin, Deniz Undav kembali mempertegas komitmen serta mimpinya. Ditanya soal keputusannya untuk membela Jerman atau Turki, Undav dengan mantap menjawab, “Einigkeit, Recht und Freiheit”, sebuah motto tidak resmi Jerman dan penggalan dari bait ketiga lagu kebangsaan Jerman, “Das Lied der Deutschen” yang artinya “persatuan, keadilan dan kebebasan”.
Kini, semua tergantung pada Julian Nagelsmann dan Deniz Undav sendiri. Semoga saja Deniz Undav bisa terus tampil apik bersama Stuttgart hingga akhir musim dan dapat mewujudkan mimpinya berbaju “Die Mannschaft” di Euro 2024.
Referensi: The Athletic, Kicker, Transfermarkt, Kicker, Bundesliga, GFNGermany, Bulinews.