Kebisingan Stadio Olimpico diprediksi akan memuncak pada akhir pekan nanti. Karena di stadion tersebut, Lazio dan AS Roma bakal saling berhadapan dalam laga yang bertajuk Derby Della Capitale.
Roma saat ini berada di peringkat 4 dengan mengumpulkan 25 poin, sedangkan Lazio menempati posisi 5 dengan 24 poin. Maka dari itu, dengan hanya berjarak satu poin laga derby nanti bakal jadi laga yang cukup krusial dalam persaingan untuk menembus zona Liga Champions.
Di tengah performa kedua tim yang tengah meningkat, Derby Della Capitale edisi kali ini tentu kian menarik. Bukan sekadar tiga poin saja yang mereka perebutkan, melainkan skuad Maurizio Sarri dan Jose Mourinho akan berjuang habis-habisan demi memantapkan diri, siapa yang pantas menjadi wajah sepakbola Kota Roma.
Daftar Isi
Derby Della Capitale
Kebanyakan fans sepakbola Italia meyakini bahwa akar permusuhan keduanya adalah saat Lazio menolak untuk bergabung dengan tim-tim sepakbola lain di Kota Roma. Cerita ini bermula dari zaman pemerintahan Benito Mussolini. Sang diktator ingin menghidupkan kembali kejayaan romawi kuno menggunakan klub sepakbola, sebagai alat pemersatu Kota Roma.
Skuad Lazio dan sang pelatih, Maurizio Sarri merayakan kemenangan di Derby Della Capitale bersama elang mereka.
Sedangkan Jose Mourinho mengumpulkan para pemainnya di lapangan seusai laga untuk pembicaraan serius. pic.twitter.com/6F2aKsWfL9
— False9 ID (@False9Id) September 27, 2021
Penolakan Lazio berawal dari intervensi Giorgio Vaccaro. Sebenarnya Vaccaro dan Mussolini sama-sama fasis. Namun, penolakan ini membawa embel-embel status Lazio sebagai klub kalangan menengah ke atas. Identitas ini sangat berlawanan dengan apa yang dibawa Roma, mereka cenderung mewakili semangat para kaum bawah.
Selain itu, meski api kebencian kedua tim sudah berkobar puluhan tahun lamanya, mereka masih harus berbagi Stadio Olimpico. Serigala dan elang sudah berbagi stadion sejak terakhir kali direnovasi tahun 1950-an. Jadi tak heran apabila Roma dan Lazio memiliki persaingan yang sangat panas.
Rivalitas Roma dan Lazio yang telah mendarah daging juga telah menjalar ke tiap hati para fans kedua klub. Ketika laga derby dimainkan, kedua ultras saling melempar nyanyian serta ejekan yang dikemas dengan elegan melalui koreo apik di atas tribun.
Head to Head Kedua Tim
Perseteruan kedua klub asal Ibukota Italia ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lamanya. Namun, dalam beberapa musim terakhir, barangkali Roma jadi tim yang paling sering dibicarakan karena musim lalu baru menjuarai Conference League.
Namun, apabila berbicara piala domestik, Lazio jauh lebih unggul. Dalam kurun waktu sepuluh tahun, Elang Ibukota telah meraih empat trofi domestik, yakni dua Coppa Italia dan dua Italian Super Cup.
Meski demikian, Roma terbilang masih unggul dalam hal head to head pertandingan. Dari 194 laga yang pernah mereka mainkan di semua ajang, Roma masih unggul dengan mengantongi 73 kemenangan. Sedangkan Lazio baru meraih 55 kemenangan atas rival sekotanya itu. Sisanya? Berakhir sama kuat.
Tapi persetan dengan statistik, siapa yang terbaik bakal ditentukan akhir pekan nanti. Kedua tim memang tengah berada dalam performa yang sedang meningkat. Terutama setelah Roma ditangani oleh Jose Mourinho, dan Lazio ditukangi oleh pelatih kawakan asal Italia, Maurizio Sarri.
Dalam lima pertandingan terakhir di semua ajang, kedua tim sama-sama baru menelan satu kekalahan. Namun, Roma lebih baik dengan mengumpulkan tiga kemenangan dan satu hasil imbang. Sedangkan Lazio hanya mengumpulkan dua kemenangan dan dua hasil imbang.
Jadi, bisa dibilang laga Derby Della Capitale edisi kali ini lumayan berimbang apabila melihat performa kedua tim dalam beberapa pertandingan terakhir. Hanya saja, di liga Roma masih unggul satu poin di atas Lazio yang berada di peringkat 5 klasemen sementara Serie A.
Sarri Ball Bakal Bongkar Pertahanan Roma
Beriringan dengan performa Roma yang meningkat, rival sekota juga perlahan melakukan perubahan positif bersama Maurizio Sarri. Kedatangan Sarri musim lalu perlahan membuat Biancocelesti menjelma salah satu tim kuat yang menembus dominasi tim-tim Serie A berjersey garis-garis di papan atas Serie A.
Dan barangkali yang harus diwaspadai oleh Mourinho adalah skema andalan yang diusung oleh Sarri, yakni “Sarri Ball”. Beda halnya dengan skema Mou yang mengandalkan tiga bek, Sarri Ball identik dengan pola 4-3-3. Skema yang identik dengan pelatih doyan merokok ini lebih menitikberatkan pada keseimbangan tim yang dibangun dari cairnya sektor lini tengah.
𝑺𝒂𝒓𝒓𝒊-𝒃𝒂𝒍𝒍: ON!
Poi con questo @F_Andersoon… 😏 #AtalantaLazio | @OfficialSSLazio pic.twitter.com/2tsQKQXAU6— Lega Serie A (@SerieA) October 24, 2022
Dalam sistem tersebut, kemampuan individu dari pemain tengah sangat diandalkan oleh Sarri, sebagai otak permainan. Seperti ketika ia masih menukangi Napoli dan Chelsea, pelatih berkacamata itu mengandalkan sosok gelandang yang juga berasal dari Italia, Jorginho. Pemain berusia 30 tahun itu dipercaya oleh Sarri sebagai motor serangan sekaligus pengatur aliran bola di lini tengah.
Sedangkan di Lazio, Sarri mempercayakan tugas tersebut kepada gelandang berpaspor Serbia, Sergej Milinkovic-Savic. Cara kerja Sarri Ball sederhana, kuncinya adalah pergerakan bola cepat secara vertikal. Bola akan bergerak naik-turun guna memancing pemain lawan, dan ketika pertahanan lawan lengah, dengan cepat Sergej akan mengirimkan bola ke depan. Biasanya, bola akan menyasar Ciro Immobile.
Strategi ini dirasa cukup efektif untuk menghadapi Roma yang cenderung bermain pragmatis dan lebih sering menunggu. Karena apabila Roma terus bermain menunggu, bola jadi lebih sering dipegang oleh Lazio, dan mereka akan lebih mudah menjalankan skema Sarri Ball.
Duel Pemain Kunci
Di laga derby musim 2022/23 kali ini, skuad masing-masing tim sudah diperkuat pemain-pemain yang didatangkan pada bursa transfer musim panas kemarin. Seperti Roma yang telah mendatangkan Paulo Dybala, Georginio Wijnaldum, hingga Andrea Belotti.
Sayangnya, Dybala dan Wijnaldum dipastikan tak bisa tampil akhir pekan nanti, karena masih dibekap cedera. Padahal khusus untuk Dybala, ia berstatus sebagai pencetak gol terbanyak Giallorossi musim ini dengan 5 golnya.
Setali tiga uang dengan AS Roma, Lazio juga pincang karena tak diperkuat oleh bomber andalan, Ciro Immobile. Sang top skor Serie A tahun lalu itu absen lantaran mengalami cedera otot paha. Dan diperkirakan bakal absen hingga awal Desember nanti.
Dengan sama-sama tak diperkuat mesin golnya, kedua tim diperkirakan bakal mengandalkan beberapa pemain lain. AS Roma tentu akan berpangku tangan pada Tammy Abraham dan Lorenzo Pellegrini. Musim lalu, mereka bahu membahu mengantarkan Serigala Roma merengkuh trofi Conference League.
#FaktaUnik Penyerang @OfficialASRoma, @tammyabraham menjadi pemain asal Inggris kedua yang berhasil mencetak gol dalam “Derby della Capitale” 🐺⚽️
Sebelum Abraham, Paul #Gascoigne mencetak gol derbi bagi @OfficialSSLazio di tahun 1992. 🔖#SerieA💎 #WeAreCalcio pic.twitter.com/TdlOKlpGLI
— Lega Serie A (@SerieA_ID) April 8, 2022
Sedangkan Lazio akan mengandalkan Sergej Milinkovic-Savic di lini tengah guna memaksimalkan skema Sarri. Selain itu, ia juga sudah mencatatkan 7 assist dari 12 pertandingan Serie A. Sergej bakal di support oleh Felipe Anderson dan Mattia Zaccagni di lini depan. Dengan 5 gol di Serie A sejauh ini, Zaccagni menjadi pencetak gol terbanyak kedua Lazio setelah Immobile.
Meski tak menampilkan duel Dybala dan Immobile, pertandingan ini tetap layak untuk ditonton. Selain memperebutkan peringkat 4 klasemen Serie A, laga yang diprediksi memiliki tensi tinggi ini akan membuktikan siapa yang pantas menjadi wajah sepakbola Roma musim ini. Karena ada adagium diantara kedua tim yang berbunyi, “Tidak ada gelar paling berharga selain pemenang Derby Della Capitale”
https://youtu.be/iEUhSFD0Iec
Sumber: The Athletic, Totalfootballanalys, Aiscore, Transfermarkt